Penerjemah : Momo
“Kapten, haruskah kita memperingatkan mereka?”
Setelah teguran sebelumnya, semua anggota Hua Xiansheng menjadi tetap tenang. Dari sudut pandang penonton, mereka menyadari bahwa Yun Che memang pria yang penuh perhitungan. Dia tahu bahwa Tao Cheng memiliki temperamen buruk dan sengaja memprovokasinya, mencoba membuatnya menerima pertarungan maut. Jika tidak ada yang menghentikan Tao Cheng, dia akan segera mati. Mereka belum tahu metode apa yang akan digunakan Yun Che untuk membantu pemilik kemampuan ruangnya untuk membunuh Tao Cheng.
“Jika kita maju sekarang, itu akan memberi tahu publik bahwa kita berasal dari kelompok yang sama.”
Feng Xinlan juga berada dalam dilema. Ada terlalu sedikit pemilik kemampuan ruang dan kematian mereka akan menjadi kerugian yang sangat besar bagi mereka. Berasal dari pasukan yang sama dan mengetahui niat Yun Che, tapi tidak berusaha menghentikannya, itu jelas tidak masuk akal. Namun, jika dia maju sekarang, itu akan memberi tahu semua orang bahwa Hua Xiansheng dan Xiuluo berasal dari pihak yang sama. Jika mereka terekspos, bagaimana mereka bisa mendekati Dingfeng di masa depan?
“Tapi, Kapten Luo…”
Anggota Hua Xiansheng memandang Luo Huai yang ragu-ragu, dengan khawatir. Ada dua regu lain, Tim Qi Tian dan Fengxiang yang juga menonton lelucon ini. Meskipun mereka semua bekerja sama, kedua tim ini ingin menyaksikan Dingfeng dan Xiuluo saling bertarung sampai mati. Oleh karena itu, mereka berharap Luo Huai akan segera menerima tantangan ini.
“Hei, teman-teman Xiuluo, apakah kalian takut?”
“Ini hanya pertarungan antara dua pemilik kemampuan ruang dan anggota dari Dingfeng hanyalah anak yang lemah. Apa yang kamu takutkan?”
“Kapten Yun sangat kuat! Tim Dingfeng juga kuat!”
“Jika kamu tidak punya nyali, kenapa tidak mengakui saja dan minta maaf? Semakin lama kamu menundanya, semakin kamu akan mempermalukan dirimu sendiri.”
Menyadari bahwa mereka tidak merespon untuk waktu yang lama, Tim Changle yang telah dihalangi oleh mereka selama menjalankan misi dalam beberapa hari terakhir ini, mulai mengejek mereka. Di bawah kepemimpinannya, pemilik kemampuan lain yang telah diganggu oleh Xiuluo sebelumnya juga mulai berbicara. Tempat itu menjadi berisik dalam sekejap. Dingfeng tetap tenang dan tidak mendesak pihak lain untuk mengambil keputusan. Di sisi lain, Xiuluo sangat marah. Bahkan Luo Huai yang biasanya tenang pun, mengepalkan tinjunya.
“Kapten!”
Setiap anggota Xiuluo menatap kapten mereka secara bersamaan. Jika mereka tidak menerima tantangan ini, seluruh tim akan merasa terhina.
“Oh, sangat meriah. Apa yang sedang terjadi?”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Tepat ketika Luo Huai menggertakkan giginya, bersiap menerima tantangan, suara seorang wanita tiba-tiba terdengar. Yun Che menyipitkan matanya dan mengarahkan pandangannya pada Feng Xinlan, yang baru saja keluar dari kerumunan bersama anggota timnya. Tidak tahu kenapa, dia merasa suara wanita itu sangat aneh, seolah-olah…
“Bjwe qjral Bjqafc Tec vjgl Klw Glcuofcu. Cxe Mfcu Wlcijc, Bjqafc Lej Wljcrtfcu. Vfcjcu yfgxfcjijc vfcujcwe.”
Bfalxj Mfcu Wlcijc yfgpjijc wfcvfxja, vlj alvjx wfcsjqj Oeb Lejl afajql wfcueiegxjc ajcujccsj xf jgjt Tec Jtf vfcujc rfcsew mfgjt vl kjpjtcsj.
“Vfcjcu yfgxfcjijc vfcujcwe.”
Tec Jtf wfcujcuuex, ajcqj yfgclja ecaex wfcpjyja ajcujccsj. Cilt-jilt wfgjrj wjie rfqfgal Oeb Lejl, Mfcu Wlcijc wfculcujaxjc Tec Jtf vfcujc rfqfcet tjgl. “Csb yfgpjyja ajcujc.”
Benar saja! Melihat tangannya yang terulur tanpa sadar, Yun Che menyadari bahwa wanita ini adalah pemilik kemampuan suara. Kemampuan ini adalah kemampuan spesial yang dapat memikat, membujuk dan menyerang. Ini merupakan kemampuan serangan dan pertahanan. Yun Che terkejut menemukan musuh dengan kemampuan suara di tempat ini.
“Hehe… bukankah ini hanyalah pertengkaran kecil? Tidak perlu bertarung sampai mati, bukan? Tolong beri wanita kecil ini wajah dan berjabat tangan satu sama lain.”
Setelah memastikan bahwa kemampuannya dapat memengaruhi Yun Che, Feng Xinlan mengalihkan pandangannya di antara kedua pria itu.
“Dia benar, Saudara Che. Itu bukan masalah besar. Kita semua terkadang menjadi impulsif.”
“Yah, Kapten Yun, ini semua salahku. Aku seharusnya tidak mengatakan hal-hal buruk itu.”
“Lihat? Semuanya baik-baik saja sekarang. Mengapa membuang-buang waktu melakukan pertempuran yang tidak memiliki imbalan? Lebih baik memanfaatkan waktu untuk melakukan misi.”
“Kapten Feng benar. Kapten Yun, Kapten Luo, kalian bisa saling berjabat tangan.”
Siapapun yang mendengar suara Feng Xinlan akan segera mengubah pendirian mereka. Anggota Dingfeng pun berinisiatif untuk membujuk Yun Che. Anggota Xiuluo
berinisiatif untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka. Kerumunan juga ikut menyakinkan kedua tim untuk berdamai. Mereka yang berdiri cukup jauh dan tidak mendengar suara Feng Xinlan, cukup tercengan dengan perubahan yang tiba-tiba ini. Beberapa orang yang tidak terpengaruh seperti Leng Yehan dan Jiang Shang, tampak bingung….
Bang!
“Apa yang kamu lakukan?!”
“Lepaskan kapten kami!”
Yun Che tiba-tiba menyerang, meraih leher Feng Xinlan dan menekannya ke panel misi. Layar LCD tiba-tiba retak dan langsung padam. Pada saat yang sama, para anggota Hua Xiansheng segera bergegas mendekat. Zhou Zeyu dan rekan satu timnya, yang telah melepaskan diri dari pesona kemampuan suara, merasa kesal dan tidak lupa menghentikan para wanita itu.
Senyum telah menghilang dari wajah Yun Che, dia menatap para wanita itu dengan dingin, sebelum meremas leher Feng Xinlan lebih keras. “Kemampuan suara memang luar biasa. Aku tidak keberatan jika Kapten Feng menjadi orang yang baik, tetapi menggunakan kemampuanmu untuk memaksa orang lain menyetujui pendapatmu, bukankah itu sangat berlebihan?”
Setelah mendengar perkataan Yun Che, semua pemilik kemampuan yang sempat bertanya-tanya mengapa mereka mengatakan hal itu menjadi marah dan memelototi Feng Xinlan yang wajahnya sudah berubah ungu karena kekurangan oksigen. Tidak ada orang yang suka dikendalikan, terutama di depan umum. Feng Xinlan tidak diragukan lagi telah menyinggung orang-orang ini dengan mengacaukan pikiran mereka. Citra baik yang telah dia bangun selama sepuluh hari terakhir runtuh seketika.
“Aku… aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan…”
Feng Xinlan berusaha melepaskan cengkeraman Yun Che dengan kedua tangannya, tetapi tidak peduli seberapa keras dia berusaha, hal itu tidak berguna. Udara di paru-parunya semakin sedikit dan wajahnya yang cantik menjadi terdistorsi karena kekurangan oksigen. Namun, dia masih tidak mengakui bahwa dia mengendalikan semua orang dengan kemampuan suaranya.
“Jangan berpura-pura, tidak ada orang bodoh di ruangan ini. Aku tidak peduli dengan orang lain, tetapi timku tidak akan pernah mengubah sikap mereka tanpa alasan. Jika bukan karena kamu menggunakan kemampuan suaramu untuk memikat mereka, mengapa tiba-tiba mereka menurutimu? Apakah pesona suaramu cukup hebat, sampai wanita di timku jatuh cinta padamu dengan dalam sekejap?”
Kemampuan suara adalah kemampuan yang menakutkan. Jika seseorang tidak menyadarinya, pikiran orang itu akan dimanipulasi seperti boneka, sama seperti Yun Che pada awalnya. Namun, tidak sulit untuk melawan pesona kemampuan ini, selama dia bisa menjaga pikirannya. Kesalahan Feng Xinlan adalah dia mengujinya terlebih dahulu. Jika dia langsung mengendalikannya, Yun Che pasti telah berakhir.
“Erghh…”
Feng Xinlan tidak bisa bersuara lagi, wajahnya berubah dari ungu menjadi hitam, matanya memucat dan mengeluarkan air mata. Jika Yun Che meremas sedikit lebih keras lagi, dia pasti akan segera mati.
“Tunggu, lepaskan dia. Dia hanya mencoba membantu. Kami berjanji menerima tantanganmu.”
Melihat ini, Luo Huai tahu tidak berani untuk ragu lagi. Tetapi, dia diblokir oleh Leng Yehan dan yang lainnya. Jika Feng Xinlan sampai meninggal di sini, itu akan menjadi masalah besar.
“Jangan membuatnya terdengar seperti kami memaksamu untuk bertarung. Apa kamu lupa kalau orang pertama yang memberi tantangan adalah pemilik kemampuan ruangmu? Dan sekarang, kamu mencoba mendorong semua tanggung jawab ini padaku?”
Bang!
Sambil mencibir, Yun Che melemparkan Feng Xinlan ke tanah dengan keras, tidak menunjukkan belas kasihannya sama sekali.
“Kapten!”
“Kapten Feng!”
“U-uhuk… Uhuk…”
Orang-orang dari Hua Xiansheng dan Xiuluo bergegas menghampirinya satu demi satu. Merasakan gatal dan nyeri di tenggorokannya, Feng Xinlan tidak bisa berhenti batuk. Setelah memastikan bahwa dia baik-baik saja, Luo Huai bangkit dengan cepat. “Terlepas dari siapa yang memulainya lebih dulu, Kapten Feng hanya berusaha membantu. Seorang pria seharusnya tidak pernah melakukan ini pada seorang wanita dan menghormatinya.”
Luo Huai mencoba mengesampingkan topik pertempuran dan menganggap Yun Che bertanggung jawab karena telah menyakiti seorang wanita. Setelah akhir dunia, status wanita menjadi sangat rendah dan kebanyakan pria tidak menghormati mereka. Meski demikian, memukuli seorang wanita merupakan perilaku yang tercela, terutama bagi pria sehebat Yun Che.
“Membantu? Siapa yang akan menggunakan metode tercela semacam ini untuk membantu orang lain? Kamu ingin memintaku menghormatinya, lalu siapa yang akan menjaga martabatku sebagai seorang pria? Kapten Luo, kamu pasti sedang bercanda. Tapi, aku bisa menyimpulkan semuanya dengan jelas. Tampaknya anggota kedua tim kalian saling mengenal atau kalian memang berasal dari kelompok yang sama? Satu lagi, jangan pernah meremehkan wanita. Terkadang, mereka jauh lebih ganas daripada pria.”
Dengan kelihaian Yun Che, bagaimana mungkin dia tidak melihat trik kecil Luo Huai? Pria tercela itu jelas berusaha mempertahankan moral yang tinggi dan menghasut publik untuk menghukumnya. Yun Che tidak akan membiarkan pria semacam itu mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Kapten Yun, tolong bersikap sopan! Hua Xiansheng adalah tim wanita. Kamu tidak bisa menghina mereka seperti itu.” Kata Luo Huai dengan tatapan mendalam, sebelum publik bisa berkomentar.
“Berapa kali lagi kamu ingin melakukan trik yang sama? Aku tidak ingin membuang waktu berbicara dengan orang bodoh sepertimu. Hei Yu, giliranmu sekarang.”
Luo Huai terus menekankan fakta bahwa Hua Xiansheng adalah wanita. Lalu kenapa kalau mereka adalah wanita? Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa dia harus memanjakan para wanita itu dan membiarkan mereka menjadi mendominasi. Dia tidak mendiskriminasi wanita. Sebaliknya, dia bahkan menghormati wanita yang berhasil mendapatkan pijakan di akhir dunia ini. Selama mereka tidak menggunakan trik kotor dan memprovokasinya, Yun Che akan membiarkan mereka, bahkan jika mereka bekerja untuk Tentara Wang atau Tentara Wei. Namun, Feng Xinlan jelas mencoba membantu sekutunya tanpa ingin mengekspos kemampuannya sendiri. Dia seharusnya tidak serakah dan terlalu percaya diri.
“Apakah Tuan bercanda? Aku jelas sama pintarnya denganmu. Bagaimana bisa kamu membiarkanku berurusan dengannya? Bagaimana jika aku menjadi bodoh? Siapa yang akan memberimu nasihat di masa depan nanti?”
Hei Yu menyukai kekacauan. Di manapun dia berbicara, kata-kata tidak baik selalu keluar dari mulutnya. Adegan konyol ini berhasil meredakan suasana yang tegang.
“………”
Yun Che tidak tahu bagaimana membalasnya. Dia terdiam, menoleh ke Zhou Zeyu dan yang lainnya. Tetapi, mereka semua melambaikan tangan dan melangkah mundur, menolak untuk mengucapkan sepatah kata pun. Adengan ini membuat Luo Huai semakin kesal, matanya dipenuhi dengan api kemarahan.
“Kamu ingin pertarungan satu lawan satu, bukan? Ayo lakukan! Aku tidak takut padamu.”
Tao Cheng tiba-tiba bergegas untuk berdiri di antara mereka. Yun Che diam-diam memutar matanya ke arah pria itu, berkata, “Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa kaptenmu mencoba untuk mengalihkan kesalahan kepada kami? Jika kami menerima tantanganmu kali ini dan kalah, itu tidak masalah. Tetapi, bagaimana jika orangku menang dan bahkan membunuhmu secara tidak sengaja? Pasti akan ada desas-desus memfitnahku yang beredar di seluruh pangkalan.”
Dalam keadaan normal, orang tidak akan mengatakan ini dengan lantang meskipun itu benar. Tapi, Yun Che ingin memastikan bahwa semua orang tahu apa yang coba dilakukan musuhnya. Mereka mencoba menjebaknya dan mencoreng nama baiknya.
***
