Penerjemah : Momo
“Apakah itu anjing Kapten Yun?”
“Benar, serigala di belakangnya adalah Raja Serigala. Kapten Yun secara khusus menjinakkannya untuk Ye Xingchen saat mereka menjalankan misi di ibu kota provinsi.”
“Tim Dingfeng adalah tim paling kuat di pangkalan.”
“Yah, kita juga tim pengguna kemampuan yang sama. Tapi, lihatlah perbedaan besar di antara kita dengan mereka.”
“Aku juga bertanya-tanya hal yang sama. Kalau saja kapten kita memiliki setengah kemampuan dari Kapten Yun.”
“Lupakan. Yang paling penting adalah Kapten Yun peduli dengan rekan satu timnya. Bahkan, jika kapten kita memiliki kemampuan, dia tidak akan membantu kita menaklukkan Raja Serigala.”
“Yah…”
Ketika dua binatang raksasa berlari melintasi pemukiman, semua orang melihatnya dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian. Di seluruh pangkalan, siapa lagi tim yang paling menakjubkan selain Dingfeng. Meskipun Chaoyang berada di peringkat pertama, tim tersebut masih kalah terkenal dengan Dingfeng. Selama anggota Tim Dingfeng muncul, mereka akan selalu menjadi pusat perhatian.
“Hei, saudaraku, sudah lama tidak melihatmu. Kamu tidak perlu membukakan gerbang untuk kami. Binatang buas ini akan melakukannya sendiri.”
Suara Hei Yu terdengar sebelum sosoknya mencapai gerbang pangkalan. Sudut bibir para prajurit penjaga gerbang pangkalan mulai berkedut tanpa sadar. “Mengapa binatang ini ada di sini lagi?!”
Hei Yu telah menggoda mereka ketika dia keluar di pagi hari dan hal terakhir yang mereka inginkan adalah bertemu dengannya lagi di sore hari. Mereka tidak menyangka…
“Kapten Yun, Kapten Xing, apakah kalian akan keluar lagi?”
Seorang petugas berpangkat mayor berjalan ke arah mereka dengan ekspresi tertekan. Dia berpikir, “Kenapa Yun Che tidak bisa memberi mereka istirahat sebentar saja?” Pelecehan Hei Yu baru-baru ini, membuat mereka cukup mengalami gangguan mental. Tingkat cuti prajurit jaga di siang hari, jelas sudah meningkat beberapa persen. Jika ini terus berlanjut, diperkirakan tidak akan ada lagi prajurit yang mau ditempatkan di gerbang pangkalan di masa depan nanti.
“Mayor Su, senang bertemu denganmu lagi.”
Meskipun Yun Che jarang pergi keluar untuk menjalankan misi dengan timnya, dia masih mengenal beberapa perwira yang bertugas di gerbang pangkalan. Dengan kepekaannya yang tajam, dia bisa menyadari betapa tertekannya Mayor Su. Tapi, Lao Wei sudah membuatnya tidak berbahagian, jadi dia dengan senang hati akan melampiaskannya ke bawahan Lao Wei.
“Hei, Xiao Su. Binatang buas ini masih berdiri di sini, mengapa kamu mengabaikanku? Kamu berasal dari unit mana, mengapa kamu begitu kasar? Percaya atau tidak, aku bisa mengajukan keluhan kepada pemimpinmu.”
Hei Yu sengaja tinggal di gerbang dan berbicara dengan cara menyebalkan. Sama seperti pepatah, hewan peliharaan seperti pemiliknya. Hei Yu mengikuti tuannya dalam beberapa aspek. Yun Che cenderung menyimpan dendam, begitu pula Hei Yu. Dia masih membenci militer karena membuatnya digunakan sebagai anjing pencari oleh tuannya.
“Buka gerbang untuk Kapten Yun dan Kapten Xing!”
Mengetahui bahwa dia bukan tandingan binatang itu, Mayor Su melambaikan tangannya untuk memberikan instruksi. Tidak peduli dengan semua mata yang mengawasinya, dia hanya ingin sekelompok orang ini keluar secepat mungkin.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Kejc, jqjxjt vlj wfwyfcmlxe vjc wfcmbyj wfcuerlgxe?”
Dexjccsj ijcurecu wfifkjal qlcae, Lfl Te xfwyjil wfcjajq Tec Jtf sjcu rfvjcu vevex vl qecuuecucsj. Tjcu afgjxtlg wfcujcuuex, “Vfqfgalcsj yfulae. Cqjxjt xjwe wfijxexjc rfrejae sjcu wfcsfyjixjc vjc wfcslcuuecu qfgjrjjccsj?”
“Kfcae rjpj alvjx! Gl yjkjt qfcujgetwe, jxe afijt wfcpjvl rfbgjcu qglj afgtbgwja. Vfaljq xjil wfifkjal ufgyjcu, jxe jxjc wfcsjqj vjc wfwepl wfgfxj. Dexjcxjt jxe yjlx?”
Betapa tak tahu malunya Hei Yu. Mayor Su dan para prajurit jaga hanya bisa mengeluh diam-diam. “Pujian macam apa itu? Suaranya saja hampir membunuh mereka. Jika memungkinkan, mereka ingin memohon pada Hei Yu untuk melepaskan mereka.”
“Itu mungkin karena komandan mereka tidak mengajari mereka dengan cukup baik. Di masa depan, kamu harus lebih sering berada di pangkalan. Dan ketika kamu bertemu dengan komandan mereka, jangan lupa untuk mengajarinya cara bersyukur.”
Mendengar perkataan Yun Che, semua prajurit merasa ingin bunuh diri satu persatu.
“Yah, hanya Tuanku yang bisa memahami kebaikan binatang buas ini.”
“Itu sudah jelas bukan. Bagaimanapun aku adalah tuanmu.”
“Tuan, aku mencintaimu!”
Binatang dan tuannya ini tampaknya tidak memiliki rasa malu sama sekali. Semua prajurit penjaga gerbang memiliki kebencian pada sikap tak tahu malu keduanya. Mengapa Tuhan menciptakan makhluk seperti mereka?
“Sudah waktunya untuk pergi.”
“Baiklah. Ayo pergi!”
Diingatkan oleh Xing Feng, Yun Che akhirnya menepuk tubuh Hei Yu. Tubuh besar itu segera melompati tembok setinggi beberapa meter. Raja Serigala juga menendang kakinya dan mengikuti Hei Yu.
“Sangat kuat!”
“Aku sangat iri. Pasti menyenangkan bisa bergabung dengan Tim Chaoyang atau Dingfeng.”
“Kamu? Lupakan saja. Bahkan, para wanita di Dingfeng lebih kuat darimu. Saudara perempuan Kapten Yun juga pengguna kemampuan, tetapi dia hanya diminta tinggal di rumah untuk memasak.”
“Omong-omong, pria yang terlihat persis seperti Kapten Yun adalah adiknya, kan? Apakah dia kuat?”
“Siapa yang tahu. Aku pikir dia juga kuat. Dengan orang yang sekuat Kapten Yun, bagaimana mungkin adiknya lemah?”
“Ke mana mereka pergi?”
“……..”
Setelah mereka pergi, pemilik kemampuan yang berkumpul di gerbang mulai berdiskusi. Para prajurit penjaga gerbang menghela napas lega satu demi satu. Bersyukur akhirnya orang-orang kuat itu telah pergi.
“Apakah para pemimpin kita menyinggung Kapten Yun?”
Menyaksikan bayangan tim itu pergi, Mayor Su mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia telah bertemu Yun Che berkali-kali, tetapi yang terakhir tidak akan pernah dengan sengaja pempersulit mereka.
“Apa yang kamu katakan, Kapten?”
“Bukan apa-apa. Tetaplah semangat!”
“Ya, Kapten!”
Para prajurit penjaga gerbang yang samar-samar mendengar suaranya memandangnya dengan curiga. Mayor Su kembali menjernihkan pikirannya dan berteriak pada prajuritnya. Setiap penjaga segera berdiri. Sekarang setelah binatang buas yang mengganggu mereka pergi, semuanya kembali berdiri tegak dan kuat.
Di tembok kedua, hal yang sama terjadi lagi. Kali ini, Yun Che bahkan berinisiatif memberi tahu bahwa dia akan pergi ke daerah pegunungan. Para prajurit penjaga, pemilik kemampuan dan warga sipil yang membangun tembok pangkalan, memandang mereka dengan tatapan tidak percaya.
“Hanhan, siapa mereka? Sangat jelek!”
Sekitar seratus meter dari tembok kedua pangkalan, kawat baja yang kokoh mencegah zombie yang mencoba mendekat masuk. Zombie-zombie ini yang mengikuti aroma daging segar dari pangkalan. Sebagian dari mereka berada di bawah level tiga. Beberapa mengalami luka yang parah di wajah, beberapa memiliki darah dan daging membusuk pada beberapa anggota badannya. Tak jarang ada juga yang sudah kehilangan tangan atau kakinya. Semua pemandangan itu membuat Yun Cheng yang menyukai kebersihan, mengerutkan keningnya dengan jijik.
“Mereka adalah zombie. Jangan lihat mereka, kamu tidak akan menyukainya.”
Sambil berkata, Leng Yehan membungkus pinggangnya dari belakang dengan satu tangan dan menutupi mata Yun Cheng dengan tangannya yang lain. Yun Cheng menarik tangannya ke bawah dan berkata, “Tidak nyaman. Mereka kotor.”
Sebagai zombie paling canggih, Yun Cheng memiliki indera pendengaran dan penciuman yang sangat kuat. Bahkan jika dia tidak dapat melihatnya, dia masih bisa mencium aroma busuk zombie itu dan membuatnya merasa tidak nyaman.
“Kita akan keluar.”
Setelah mendengar percakapan mereka, Yun Che melihat ke belakang untuk mengingatkan mereka, bermaksud membiarkan Leng Yehan memperhatikan Yun Cheng dan menjaganya tetap aman.
“Ya.” Leng Yehan mengangguk dan memeluk Yun Cheng lebih erat dengan tangannya yang berkeringat. Hei Yu segera melompati tembok sambil meraung saat keluar.
Para zombie di luar yang mendengar itu segera bergegas mendekat, tetapi…
“Pergi! Kalian sangat bau!”
Saat Raja Serigala mendarat di tanah, Yun Cheng yang tidak tahan lagi dengan baunya, meraung dengan marah. Seolah-olah mereka bisa memahami kata-katanya, para zombie yang berusaha mendekat segera berhenti secara bersamaan dan mundur dengan ketakutan. Beberapa bahkan terdorong jatuh dan terinjak yang lainnya. Dalam waktu beberapa detik, semua zombie telah mundur beberapa meter dari mereka.
Adegan ini tidak hanya mengejutkan Yun Che dan teman-temannya tetapi juga orang-orang yang mengawasi mereka dari dalam tembok kedua pangkalan. Mulut mereka terbuka. “Seberapa kuat Kapten Yun dan Kapten Xing hingga membuat para zombie mundur ketakutan?”
“Mundur sedikit. Kalian bau dan kotor. Kembalilah untuk mandi.”
Tanpa menyadari apa yang dia lakukan, Yun Cheng masih melambaikan tangannya dengan jijik. Tapi kali ini, zombie tidak mundur seperti yang dia minta. Jika ada yang melihat lebih dekat, para zombie masih meraung, hanya saja tidak berani mendekat.
“Berengsek! Xiao Cheng, kamu sangat hebat! Bagaimana kamu melakukannya? Zombie-zombie itu terlihat bodoh sekarang.”
Hei Yu berbalik dan menatap Yun Cheng yang ada di punggung Raja Serigala dengan mata berbinar. Jika ini berhasil untuk semua zombie, mereka bisa membawa Yun Cheng pergi keluar bersama di masa depan. Dalam hal ini, tuannya tidak perlu lagi khawatir kelelahan karena menggunakan terlalu banyak kemampuan udaranya. Semakin dia memikirkannya, semakin dia menjadi bersemangat.
“Hah?” Yun Cheng tidak tahu apa yang Hei Yu bicarakan, dia hanya mengerjap bingung.
Setelah keluar dari keterkejutan, Yun Che berbisik kepada Xing Feng sambil tersenyum, “Memang, rasanya berbeda memiliki Kaisar Zombie bersama kita.”
Alasan kenapa para zombie itu mundur bukan karena mereka mengerti kata-kata Yun Cheng, melainkan karena mereka takut dengan paksaannya. Jika mengesampingkan penampilannya, Yun Cheng setidaknya sudah berada di level enam atau tujuh. Tidak heran dia bisa membuat takut, saat berdiri di antara zombie yang memiliki level lebih rendah darinya.
“Kaisar Zombie?”
Yun Cheng masih tidak mengerti, keningnya yang berkerut belum mengendur. Leng Yehan buru-buru melirik Yun Che untuk mengingatkan agar tidak mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya. Mereka tidak pernah memberi tahu Yun Cheng kalau dia adalah zombie dan Yun Cheng juga tidak pernah bertanya mengapa dia memiliki makanan berbeda dari orang lain. Selama ini dia hidup bahagia seperti manusia biasa dan Leng Yehan ingin dia tetap seperti itu.
“Bukan apa-apa. Kami hanya berpikir Xiao Cheng sangat kuat dan berhasil membuat mereka takut. Tapi kamu tidak boleh bermain dengan mereka.”
Bahkan jika Leng Yehan tidak memperingatkannya, Yun Che tidak akan mengatakan apa-apa. Dia ingin saudaranya melihat dirinya sebagai manusia, lebih dari orang lain.
“Aku tidak akan pernah bermain dengan mereka. Mereka bau dan kotor, menjijikkan.”
Setelah mengatakan itu, Yun Cheng bahkan lebih mengernyit jijik. Ketika anggota Dingfeng kembali dari misi, mereka selalu membersihkan diri di dalam mobil sebelum memasuki rumah. Kecuali Chenchen, yang kadang-kadang menjadi kotor saat bermain, semua orang yang dilihat Yun Cheng selalu bersih dan menyegarkan.
Di rumah, Yun Yao dan Wang Suhua juga selalu memastikan rumahnya dalam keadaan bersih dan rapi setiap hari. Ini adalah pertama kalinya Yun Cheng melihat zombie kotor dan obsesinya pada kebersihan membuatnya sangat tidak nyaman.
“Haha… Benar, Xiao Cheng kami selalu menyukai kebersihan.”
Memikirkan obsesi saudara kembarnyanya terhadap kebersihan, Yun Che tidak bisa menahan tawa. Awalnya, dia tidak menyangka bahwa memotong kuku dan sering membersihkan tubuhnya akan membuat saudaranya menjadi zombie yang terobsesi dengan kebersihan. Jika ada orang lain yang tahu tentang hal ini, mereka akan menganggapnya lucu. Setelah akhir dunia, ini adalah hal yang aneh bagi siapa pun, apalagi jika itu adalah seorang zombie.
“Kakak, bisakah kita pergi sekarang? Aku tidak menyukai tempat ini.”
Tidak tahan dengan bau busuk zombie, Yun Cheng mendesak saudaranya untuk pergi dengan suara kekanak-kanakan. Jadi, jangan salahkan dia karena memiliki penciuman yang sangat sensitif.
“Baiklah, ayo pergi.”
Yun Che menepuk Hei Yu dan menyuruhnya pergi. Tanpa mengulur waktu, Hei Yu segera berlari menuju pegunungan yang tidak jauh dari situ. Selama perjalanan, Yun Cheng terus meneriaki para zombie agar mereka menjauh. Hal itu membuat tim dapat menghemat lebih banyak waktu.
Di sisi lain, orang-orang yang berada di tembok pangkalan menatap tim itu dengan terpana. Tak perlu dikatakan, rumor yang menggambarkan Yun Che dan Xing Feng sebagai legenda, sekali lagi akan menyebar di pangkalan dengan sangat cepat
***
