Ekspresi You XiaoMo perlahan berubah melihat kelengkapan emas itu. Apa-apaan ini? Kenapa semuanya compang-camping? Apa dia sudah mengucapkan sesuatu yang salah?
You XiaoMo tak dapat memahaminya bagaimanapun berusaha. Dia ingin bertanya pada Binatang Buas Pelahap Logam, tapi Muka Barut Bermata Satu sudah menyerangnya, tak ada pilihan selain menyingkirkan pertanyaan itu sekarang.
Muka Barut Bermata Satu, yang jiwanya sudah diserang, sekarang sangat waspada.
Tanpa memberi kesempatan pada You XiaoMo untuk beristirahat, Muka Barut Bermata Satu mendadak memperoleh penambahan kekuatan, muncul di hadapan You XiaoMo dengan kecepatan dan momentum yang lebih tinggi, pedangnya mengayun ke bawah ke kepala You XiaoMo dengan kekuatan yang mampu membelah gunung.
Ketika semua orang berpikir You XiaoMo akan mengelak, dia malah mengangkat lengannya untuk menangkis…
Melihat pedang yang hendak membelah You XiaoMo menjadi dua, beberapa orang yang lebih cepat merasa mual menutupi mata dengan ketakutan. XiaoHei dan yang lainnya, yang sedang menyaksikan dari kerumunan, merasa seolah jantung mereka hendak meloncat keluar dari rongga dada mereka.
Klang-
Ketika bilah pedang setajam silet itu membentur lengan You XiaoMo, gelombang kejut energi terlepas, menghembuskan angin yang kuat.
Semua orang berpikir You XiaoMo akan kehilangan satu lengan. Tapi ternyata masih utuh, bahkan tak terpengaruh. Sebaliknya, Muka Barut Bermata Satu yang wajahnya memerah karena tekanan.
Apa… yang terjadi?
Sekilas rasa senang muncul di mata You XiaoMo. Dia benar-benar telah menemukan harta karun. Serangan fisik tidak ada artinya melawan Binatang Buas Pelahap Logam. Dia sudah merasa khawatir bagaimana menangani pedang Muka Barut Bermata Satu. Dan sekarang dia sudah memiliki solusi yang sempurna.
“Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin seseorang dengan kekuatan sepertimu mampu menangkis pedangku?” Muka Barut Bermata Satu membelalakkan mata karena terkejut, sambil bergumam pada dirinya sendiri. Dia selalu merasa percaya diri dengan kekuatan pedangnya.
You XiaoMo menangkap pedang itu lalu berputar, untuk memberi tendangan kuat pada Muka Barut Bermata Satu. Pedangnya terlepas dari tangannya dan dia dibuat melayang.
You XiaoMo dengan santai membuang pedang itu, dan menerjang ke depan untuk mengejarnya.
Muka Barut Bermata Satu akhirnya kembali pada kesadarannya sambil melotot pada You XiaoMo dengan mata merah. Dia mungkin sudah kehilangan senjatanya, tapi dia bukan orang lemah.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Ketika mendarat, Muka Barut Bermata Satu menggunakan tumitnya sebagai titik poros, dengan cepat menyesuaikan kembali posisinya lalu, dengan satu dorongan, melesat ke arah You XiaoMo seperti peluru.
Dia tidak tahu, tanpa pedangnya, You XiaoMo tidak lagi takut padanya sama sekali.
Semburan kekuatan jiwa yang kuat muncul dia atas kepalanya, dengan aura yang membuat jantung orang-orang menciut, kemudian berubah menjadi pedang yang sangat besar, tanpa ampun meluncur ke arah kepala Muka Barut Bermata Satu. Pada saat yang sama, selapis tipis kekuatan jiwa yang hampir tak terasa melesat keluar dari bawah kakinya.
Melihatnya, ekspresi semua orang menekuk.
Tampaknya anak muda ini bukan seseorang yang kau inginkan untuk berada di pihak yang berlawanan. Setelah membuat Muka Barut Bermata Satu kehilangan pedangnya, dia memunculkan pedang yang sangat mirip sampai ke gagangnya. Apa dia sedang berusaha membuatnya meledak marah?
Muka Barut Bermata Satu dengan cepat melompat, kemarahan mengisi matanya. Berani-beraninya dia mencelanya seperti itu? Tak bisa dimaafkan!
Energi rohani yang agung membentuk penghalang di depan Muka Barut Bermata Satu. Sesaat kemudian, pedang yang terbuat dari kekuatan jiwa meluncur ke bawah dengan ganas menghantam penghalang. Benturan itu menyebabkan udara berputar liar, yang membuat debu dan pasir dari tanah melayang ke mana-mana sehingga hampir sulit bagi semua orang menjaga mata mereka tetap terbuka. Tampaknya kedua kekuatan itu setara.
Ketika dua kekuatan saling menegasikan, sosok You XiaoMo seketika menghilang.
Muka Barut Bermata Satu tidak segera mengetahui karena debu yang sudah diterbangkan. Saat menyadarinya, wajah rata-rata yang muda itu tiba-tiba muncul di hadapannya, memberinya senyuman saat dia mengetahui yang diserangnya sudah melihatnya.
Jantung Muka Barut Bermata Satu mencelos. Sebelum dia bisa bereaksi, rasa sakit yang meremas jiwanya muncul di kepalanya, dan dia menjerit keras.
“Ah!”
Ketika debunya menghilang, Muka Barut Bermata Satu sudah berguling-guling di tanah karena kesakitan, sambil memeluk kepalanya, sesekali menghantamkan kepalanya ke tanah, wajahnya yang diselubungi darah terlihat sangat mengerikan.
Kerumunan di situ menatap You XiaoMo dengan terkejut. Apa yang sudah dia lakukan?
Jiwa merupakan pondasi seseorang, dan rapuh.
You XiaoMo tidak memberi ampun ketika menyerang. Seperti kata Ling Xiao, kebaikan hati pada musuh merupakan kekejaman pada diri sendiri.
Saat itulah seorang bawahan Muka Barut Bermata Satu berlari mendekat, dan melihat kondisinya kemudian berteriak marah pada You XiaoMo, “Apa yang kau lakukan?”
You XiaoMo mengusap hidungnya. “Kau tak melihat yang aku lakukan? Ditambah lagi, ini yang terjadi saat kau berduel. Buat apa kau berlari sambil berteriak-teriak padaku? Kau mau membalas dendam?”
Liao Ya, merasa kaget, tak tahu bagaimana merespon kata-katanya. Jika Muka Barut Bermata Satu sudah kalah darinya, maka seseorang yang lebih lemah sepertinya tak akan punya kesempatan. Alasan dia menghambur keluar adalah untuk memperlihatkan kesetiaannya, karena saat pimpinan serikat persaudaraan mereka mendengar kakaknya sudah dilukai, tak mungkin dia akan melepas persoalan ini.
Berpikir begitu, Liao Ya berkata mengancam, “Jangan berpikir ini sudah berakhir. Meskipun bos tak melakukan apapun untukmu sekarang, hanya dia yang membuat janji itu. Pimpinan serikat persaudaraan kami tidak pernah menjanjikan apa-apa. Kau tunggu saja.”
You XiaoMo tidak terkejut. Dalam kenyataan, dia sudah mempertimbangkannya ketika semua ini dimulai. Tapi bisa menangani satu orang yang bermasalah, yang penting adalah dia harus berjanji.
“Aku sudah mengirim orang untuk memberitahu ketua serikat. Dia akan segera tiba di sini. Kau tak akan dapat melarikan diri.” Melihat dia tak tergoyahkan, Liao Ya terus berbicara.
Dia merasa bersyukur sudah berpandangan ke depan dengan diam-diam memberi tahu ketua serikat kejadian, karena khawatir bos akan menyerang dua cecunguk dari Hotel ShuangYu. Ketua serikat adalah seseorang yang tak suka memperlihatkan kesalahan.
Rasa terkejut melintas di mata You XiaoMo. Dewa Elang salah seorang dari sepuluh dewa peringkat TongTian?
Jika benar, tidak baik sama sekali. Waktunya untuk mundur secara taktis!
Melihat niatnya untuk meloloskan diri, Liao Ya nekat membuatnya tetap berada di situ. Sebelum dia bisa bereaksi, dia sudah menghalangi jalan You XiaoMo.
You XiaoMo segera berpikir ini menggelikan. “Ini taruhan atas dasar kesukarelaan. Kekalahannya karena dia tidak sekuat aku. Apa maksudmu bertingkah seperti ini? Apa kau memberitahu semua orang bahwa Serikat Elang dipenuhi pecundang yang tak mau menerima keadaan?”
Wajah Liao Ya memerah. Melihat penghinaan di wajah orang-orang, dia sudah merasa menyesal.
“Bocah, kau benar-benar berani. Kau berani menyakiti kakakku, hebat!” Saat itulah terdengar hembusan napas penuh harga diri dari atas kepala mereka. Suaranya agak rendah, seolah datang dari mana-mana tapi sekaligus tidak dari mana-mana.
Rasa senang melintas di wajah Liao Ya, melihat ke arah You XiaoMo penuh kemenangan seolah berkata, bocah, mati kau.
You XiaoMo mengernyit. Dia tidak pernah mengira Dewa Elang ini akan benar-benar datang. Kalau Ling Xiao ada di sampingnya, dia tidak perlu takut sama sekali. Sayangnya, hanya dia yang ada di sini, dan lawannya adalah tokoh kuat tataran Ilahiah tujuh bintang puncak juga. Kau tak perlu melihat untuk mengetahui dia tidak punya peluang.
Saat dia sedang berpikir, pemilik suara akhirnya muncul di hadapan semua orang.
You XiaoMo mengangkat kepalanya dan memandang ke arah langit. Satu sosok mendadak muncul di sana, mengapung di udara. Melihat wajahnya, You XiaoMo merasa kaget.
Lelaki di udara itu memiliki hawa kecanggihan, tapi raut wajahnya lembut, terutama matanya yang sipit, yang menghancurkan jejak maskulinitas keras pada dirinya. Ini merusak gambaran tentangnya. Dia berlawanan dengan wajah bengis Muka Barut Bermata Satu, yang benar-benar membuat orang-orang bertanya-tanya, apa mereka benar-benar kakak adik?
You XiaoMo mengernyit sambil berkata, “Aku tidak begitu berani, tapi setidaknya aku tahu kematian dan cedera sewajarnya terjadi dalam pertarungan, kecuali kau mempercayai bahwa pertarungan adalah dua orang duduk bersama sambil meminum teh, maka aku benar-benar tak yakin apa yang harus dikatakan.”
“Kau punya lidah perak.” Lelaki itu mendengus.
You XiaoMo berkata, “Ini namanya bukan memiliki lidah perak. Hanya menyatakan kebenarannya.”
Lelaki itu perlahan berkata, “Aku tak peduli ada urusan apa di antara kau dan Si Mata Satu, tapi kau berani melukai kakakku. Kalau aku melepasmu, aku akan kehilangan muka. Aku bisa melepasmu, tapi kau harus membayar dua kali lipat apapun yang telah kau lakukan terhadap kakakku.”
You XiaoMo sudah memahami kepribadian laki-laki ini. Pendeknya, dia hanya sangat arogan dan melakukan apapun yang diinginkankannya. Orang seperti ini pasti bukan seseorang yang pantas dijadikan teman, karena bisa menentang kata-katanya sendiri kapanpun dia merasa jengkel.
Dia pikir Ling Xiao sudah cukup arogan. Siapa sangka ada langit di atas langit dan orang-orang bahkan lebih buruk lagi. Dia benar-benar mempelajari sesuatu yang baru hari ini.
“Melihat perilakumu, aku kaget kau masih salah seorang dari Sepuluh Dewa. Dengan kemurahan hatimu, aku yakin orang-orang mungkin menertawakanmu di belakangmu daripada tidak,” You XiaoMo perlahan bergumam.
“Apa yang kau katakan?” Pandangan lelaki itu menjadi dingin.
You XiaoMo tersenyum. “Tidak apa-apa.”
Liao Ya menghampirinya sambil melotot pada You XiaoMo dan berkata, “Ketua, dia membuat bos dalam kondisi yang demikian buruk, kau tak bisa memaafkannya; balas dendam untuk bos!”
Sudut mulut lelaki itu melengkung dengan kepongahan. “Baiklah, sekarang, kau pilih untuk meninggalkan satu lengan dan kaki di sini atau mati. Pilih.”
Wu Cheng, yang berada di dalam kerumunan, ingin menghambur ke sana, tapi dihentikan oleh kedua orang tua itu.
Lin Tua mencoba untuk membujuknya. “Tuan Muda Wu, kau tak akan bisa melakukan apa-apa soal campur tangan Elang Tua di sini. Tuan tidak akan melawan Elang Tua untuk penyihir sederhana. Lebih baik menonton dan menunggu. Lagipula, lelaki itu masih belum datang.”
Wu Cheng sangat pucat, tapi tahu Lin Tua benar.
