English

Kaleidoskop KematianCh50 - Tiga Tahun yang Lalu

1 Comment

Penerjemah: SelirChu CjEshg

Editor: pontifexjung


Ko Shinobu menolak mengobrol dengan mereka sejak terakhir kali; ia duduk di dalam kelas dan tidak mau bergerak tak peduli apa. Tidak ada yang bisa dilakukan mereka berempat; mereka hanya bisa datang lagi besok untuk mencegah menarik perhatian NPC lain. Saat waktunya tiba, mereka akan mencari kesempatan untuk berbicara padanya dengan layak. Lagi pula, ia kelihatannya memegang petunjuk yang paling penting. 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Kita akan berhenti di sini untuk hari ini. Ayo kembali ke kamar kita lebih awal dan beristirahat.” Ruan Nanzhu mengaku sambil menguap, “Aku juga lelah.” 

“Baiklah.” Li Dongyuan tidak pernah menolak apapun saran Ruan Nanzhu sejak mereka memasuki dunia pintu. Apa yang dikatakan Ruan Nanzhu, ia kerjakan tanpa ragu; dalam artian tertentu, ia cukup perhatian dan lembut.  Fm7TyM

Mereka berempat memakan hidangan sederhana sebelum kembali ke bangunan sekolah, tapi saat tiba di pintu masuk, mereka melihat si wanita pemula berjalan memutar dengan wajah panik. 

“Ada apa?” tanya Lin Qiushi padanya. 

Wanita itu tergagap, ada kekhawatiran besar dalam suaranya, “Itu … Aku punya teman … yang belum kembali.” 

“Kemana kalian berdua pergi?” tanya Ruan Nanzhu.  a3l7ud

“Bangunan sekolah lama,” ucap wanita itu. “Aku ke toilet sebelum kembali dan melihat bahwa ia sudah tiada. Aku mencari ke seluruh bangunan, tapi masih tidak bisa menemukannya. Semakin lama tinggal aku semakin takut, jadi aku kembali setelahnya.” 

“Ia hilang di bangunan sekolah lama?” Li Dongyuan memiringkan kepalanya dan menatap ke luar jendela pada langit yang meredup, “Tidak ada gunanya terburu-buru. Tidak mungkin mencarinya sekarang karena sudah gelap. Kusarankan agar kau istirahat malam ini; kami akan menemanimu untuk mencarinya besok.” 

Meski wanita itu terlihat sangat takut, ia menganggukkan kepalanya. Ia sepertinya juga tidak ingin kembali ke bangunan sekolah lama yang terlihat jahat itu pada waktu seperti ini. 

Jadi, sekelompok orang itu kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.  9upAgj

Semakin banyak pengalaman yang mereka dapat dari dalam dunia pintu, semakin mereka memahami apa tandanya hilang. Saat seseorang hilang di dunia berisi teka-teki kematian, kesempatan mereka hidup berada di antara nol hingga tiada. Kelihatannya, teman wanita itu sepertinya sudah mati. 

Sambil berbaring di ranjang, mereka menganalisa petunjuk yang mereka dapat hari ini. 

Ruan Nanzhu lalu menyebutkan petunjuk vital. “Bukankah mereka akan segera melaksanakan ujian akhir?” 

Lin Qiushi menjawab, “Benar. Kenapa?”  wikBOV

Ruan Nanzhu: “Keadaan saat ini bukan musim dingin; suhunya normal, jika tidak hangat. Dengan begitu, mereka bukan melakukan ujian akhir semester yang biasa dilakukan sebelum liburan musim dingin.” 

Lin Qiushi tiba-tiba memahami apa yang dimaksud Ruan Nanzhu. “Maksudmu mereka akan segera melakukan  ujian masuk perguruan tinggi?” 

“Tepat.” Ruan Nanzhu menyatakan, “Kukira ini adalah momen penting. Setelah ujian akhir tahun selesai, ia tidak lagi menjadi murid sekolah ini.” 

Roda di pikiran Xia Rubei terhubung saat itu pula, “Jadi ujian akhir sebenarnya adalah ujian masuk perguruan tinggi; bukankah ini berarti batas waktu kita? Bagaimana jika .. Bagaimana jika kita masih belum bisa menemukan kuncinya saat itu?”  bPeixu

Ruan Nanzhu tersenyum: “Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada saat itu: Pertama, waktu akan bergerak mundur dan kita akan mengalami beberapa hari terakhir lagi dari awal. Kedua, makhluk supernatural itu akan melakukan pembantaian dan hanya menyisakan satu nyawa yang beruntung.” —Tak peduli situasi manapun yang terjadi, semuanya terasa buruk. 

Xia Rubei tidak berani bicara lagi dan ia menciutkan dirinya menjadi bola. 

Please visit langitbieru (dot) com

“Mengmeng, sudah berapa pintu yang kau lewati?” Li Dongyuan bertanya tiba-tiba. “Kau terlihat sangat berpengalaman.” 

“Tuan Meng, tidakkah seseorang mengajarimu untuk tidak menanyakan kartu truf orang lain?” Ruan Nanzhu bahkan tidak mencoba untuk bersikap sopan, “Lagipula, tak peduli betapa berpengalamannya aku, aku tidak bisa dibandingkan dengan Pemimpin Rusa Putih.”  Zcw1Rd

Li Dongyuan menaikkan sebuah alis, “Belum tentu.” 

Mereka lalu menutup mata setelah berdiskusi. 

Sambil menatap bingung ranjang di atasnya, pikiran Lin Qiushi berkelana ke tempat lain, ia pun perlahan jatuh tertidur. 

Ia mengalami malam tanpa mimpi, malam yang damai juga. Lin Qiushi dengan bahagia menyambut pagi di hari kedua.  VuMQ47

Keempat orang itu bangun tepat pukul tujuh pagi. Setelah mandi, mereka bersiap menemani wanita yang kemarin untuk memeriksa situasi di dalam bangunan sekolah lama. 

“Namaku Luo Xiaoyu.” Pemula itu dengan takut memperkenalkan dirinya. Ia jelas tidak tidur nyenyak semalam. Lingkaran hitam besar tergantung di bawah matanya, rasa takut dan ngeri melingkupinya, “Maksudmu ia sudah mati …?” 

“Kurang lebih.” jawab Li Dongyuan. “Jika ia masih hidup, ia tidak akan bermalam di bangunan sekolah lama.”

Ucapannya masuk akal; Luo Xianyu memeluk lengannya saat keringat dingin membasahi tubuhnya.  p439aF

Mereka tiba di bangunan sekolah lama dan melihat bahwa gerbang besinya masih terbuka lebar. Luo Xiaoyu berkata mereka telah membukanya saat mereka mengunjungi tempat ini sebelumnya. Saat ia pergi kemarin, ia sudah mengganjalnya dengan batu karena takut temannya terkunci di dalam. Ia tidak mengira pintunya akan ditinggalkan tak tersentuh sejak kemarin, tapi setidaknya mereka kini yakin bahwa temannya belum meninggalkan bangunan sekolah. 

“Di lantai berapa kalian berdua terpisah waktu itu?” tanya Ruan Nanzhu. 

“Lantai empat.” Luo Xiaoyu ingat dengan sangat jelas. “Ada sebuah ruang kelas di ujung lantai empat; sepertinya Kelas 2 Tahun Kedua.” 

Mendengar ‘Kelas 2’, Lin Qiushi dan Ran Nanzhu saling menatap di waktu yang bersamaan.  KVGf0O

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Csb cjlx vjc iltja,” epjg Ol Gbcusejc. 

Bfilwj bgjcu lae cjlx xf ijcajl ilwj. Vjwyli afger yfgpjijc, Olc Hlertl wfcvfcujgxjc rejgj vl rfxlajgcsj vfcujc rfgler, ajxea jxjc wfcvfcujg rejgj vfyew sjcu rjwj rfqfgal xfwjglc, xjgfcj lae yfgjgal Vjamtjc yfgjvj vl rfxlajg wfgfxj. Kjql ecaecuijt, rejgj lae alvjx wecmei yjtxjc rfafijt wfgfxj alyj vl ijcajl fwqja. 

Di ujung ruang terdapat plat nama dengan kata ‘Kelas Dua’ yang ditulis besar-besar dalam huruf kanji. Mereka melewati jendela kelas dan melihat apa yang berada di dalamnya. 

Ruang kelas itu tidak begitu besar. Siapapun bisa melihat segala hal dari luar dalam sekali tatap—meja dan kursi berdiri dalam ruang kelas yang kosong, tapi teman yang disebut Luo Xiaoyu tidak ada di sana.  1Odnxr

“Tidak di sini.” Li Dongyuan berkata, “Mungkin ia pergi ke tempat lain? Kenapa kalian berpisah kemarin?” 

Melalui bibirnya yang bergetar, Luo Xiaoyu tergagap takut, “Aku pergi ke toilet saat itu, dan saat aku kembali, ia sudah tiada. Aku bahkan tidak melihatnya lagi setelah itu …” 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Haruskah kita cari ke lantai lain?” Lin Qiushi menyarankan. 

“Tidak ada salahnya melakukan itu.” Ruan Nanzhu mengangguk.  DdpdA

Sambil mereka berlima berjalan menuju tangga, sebuah clang yang memekakan menggema di belakang mereka. Suaranya terdengar seperti sesuatu telah jatuh dari atas dan menabrak daratan dengan keras. 

Semua orang terkejut mendengarnya. Beberapa bahkan mulai mencari sumber suara dan segera setelahnya, mereka menyadari—asalnya dari ruang Kelas 2 yang sebelumnya kosong. 

Di dalam ruang kelas yang sebelumnya hanya terisi meja dan kursi, terletak sebuah mayat berdarah. Mayat itu tampaknya jatuh dari langit-langit, terjatuh hingga mengacaukan meja dan kursi yang sebelumnya tertata rapi. 

Melihat ini, Luo Xiaoyu tidak bisa menahan tangisannya. Xia Rubei agak sedikit lebih baik dari itu, sebab ia tetap diam, hanya melangkah mundur beberapa kali sambil menutupi mulutnya dengan tangan yang bergetar.  SkfmbZ

“Ayo masuk ke dalam dan periksa.” Ruan Nanzhu berkata, sebelum mengeluarkan sebuah jepit rambut kecil untuk membuka kunci. 

Lin Qiushi berdiri di sisi sambil menyaksikannya, terbiasa dengan caranya bekerja.  Xia Rubei-lah yang merasa penasaran dan takut, berjongkok dari jauh dengan dagu ditopangkan ke lututnya sambil memerhatikan, terlihat agak menggemaskan. 

Tidak lama kemudian, sebuah suara ‘klik’ terdengar dan kunci yang tidak ribet milik sekolah terjatuh ke tanah dengan suara ‘klang’. Ruan Nanzhu masuk duluan dan disambut dengan kekacauan di tanah. 

Sisanya juga mengikuti ke dalam ruang kelas, Lin Qiushi langsung menyadari sesuatu yang aneh, “Benda ini …”  Jo2Nrd

Ruan Nanzhu: “Menarik.” 

Ada beberapa buku di tempat si mayat terjatuh. Dari jauh, buku-buku itu kelihatannya seperti materi mengajar. Sangat aneh melihat semua buku ini berserakan mengelilingi mayat yang sudah terjatuh.

Li Dongyuan adalah seseorang yang berani. Ia tanpa takut berjalan ke sisi mayat dan memungut salah satu buku. “Buku ini adalah bahan ajaran.” 

Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu melihat benda di tangan Li Dongyuan sambil mendekatinya.  ihUK5

Tidak diragukan lagi, mereka adalah bahan ajar; setiap buku itu merupakan buku pelajaran. Selain itu, hampir seluruh halaman dalam buku teks ini dinodai dengan coretan yang ditulis dengan tinta merah, dipenuhi kebencian, kutukan tak terbaca semacam “Mati. Mati. Mati.” 

Ruan Nanzhu berlutut untuk mengambil buku pelajaran lain yang mirip dengan yang satu. Singkat cerita, setiap halamannya dipenuhi dengan kutukan. Ruan Nanzhu merenungkannya sebentar dan setelah menutup buku, ia membalik halaman lain. Berdiri tepat di sampingnya, Lin Qiushi bisa membaca dengan jelas kata yang tertulis di halaman pertamanya: Sachiko—ternyata buku-buku ini milik Sachiko!!

Mayat di tengah kelas juga kehilangan satu kaki; sepertinya memang Sachiko dalang di balik semua ini. Hanya, mereka tidak tahu metode apa yang digunakan Sachiko kali ini untuk membuat orang itu membaca lagu yang tidak boleh dinyanyikan dengan lantang. 

  M71mHB

***

Nie Chenghe mengunjungi bangunan sekolah lama dengan Luo Xiaoyu. 

Read more BL at langitbieru (dot) com

Saat Luo Xiaoyu pergi ke toilet, ia hanya berdiri di samping ruang kelas, menunggu dalam diam dan sabar. Seluruh bangunan sangat sunyi dan menyeramkan. Dalam koridor yang kosong, bahkan bisikan terpelan pun bisa menimbulkan gema. 

Nie Chenghe menatap koridor yang tak berujung dan merasa sedikit takut. Ia mengeluarkan ponselnya untuk memainkan beberapa mini-games agar dirinya tenang, ketika wajahnya tiba-tiba membeku di tempat karena suara aneh yang ia dengar. Suara ini muncul dari dalam ruang kelas, menyerupai obrolan pribadi antar-murid dan membuat bulu kuduknya meremang.  M8IGu7

Tidak ada seorangpun dalam bangunan sekolah, jadi bagaimana mungkin ada yang mengobrol? Suara itu semakin keras hingga akhirnya berubah menjadi hiruk pikuk yang memekakan telinga. 

Nie Chenghe berjalan perlahan sambil menghampiri jendela. Ia melewati kaca jendela dan akhirnya tiba di sumber suara—ruang kelas di hadapannya. 

Ia terkejut, kelas yang awalnya kosong tiba-tiba dipenuhi oleh murid. Ada mereka yang berdiri dan ada pula yang duduk, mengobrol dan mendiskusikan sesuatu dengan bersemangat. 

Pemandangan ini terlalu menyeramkan. Nie Chenghe hanya bisa melangkah mundur beberapa kali. Tepat saat ia akan pergi, para murid di ruang kelas mulai menyanyikan sebuah lagu asing: Nama Satchan sebenarnya Sachiko. Tapi ia memanggil dirinya sendiri Satchan sejak masih kecil. Oh, betapa lucunya! Satchan sangat menyukai pisang. Tapi ia hanya bisa memakan separuh pisang kesukaannya. Oh, betapa kasihan. Satchan sudah pergi ke tempat yang jauh. Dan ia akan segera melupakanku. Oh, betapa kesepiannya, Satchan! … mJeG6K

Nie Chenghe tidak pernah mendengar lagu seperti ini sebelumnya. Suara ini membuatnya merasa dingin dan  bertambah dingin, seolah ia tengah berada di tengah musim dingin yang parah. Ia ingin berbalik untuk lari, tapi, tiba-tiba, tubuhnya membeku di tempat. 

Nama Satchan sebenarnya Sachiko. Tapi ia memanggil dirinya sendiri Satchan sejak masih kecil. Oh, betapa lucunya! Satchan sangat menyukai pisang. Tapi ia hanya bisa memakan separuh pisang kesukaannya. Oh, betapa kasihan. Satchan sudah pergi ke tempat yang jauh. Dan ia akan segera melupakanku. Oh, betapa kesepiannya, Satchan! …” Lagu itu terulang sendiri, dan orang-orang di dalam kelas menyadari kehadiran Nie Chenghe. 

Mereka menoleh dan menatap Nie Chenghe dari jendela. Setelah melihat wajah mereka dengan jelas, Nie Chenghe menyadari bahwa para murid ini tidak memiliki mata; hanya ada dua lubang hitam besar yang berada di tengkorak mereka yang tengah balik menatapnya. Lubang kosong itu, ditambah dengan wajah sepucat hantu, menandakan bahwa mereka ini bukan manusia yang hidup. 

Nie Chenghe melompat mundur beberapa langkah karena takut. Dagunya menganga, saat ia menyadari para murid menyanyikan baris terakhir lagu itu: “Kakiku hilang, jadi maukah kau berikan milikmu? Kakiku hilang, jadi maukah kau berikan milikmu …?”  BcIvjw

Baris terakhir itu diulangi lagi dan lagi. Baris yang bukan lagi bagian dari lagu anak-anak, tapi kutukan Iblis yang mengerikan. Mata Nie Chenghe mulai berkaca-kaca, bibirnya sedikit terbuka dan seolah tersihir, ia berucap dengan pelan, Kakiku hilang, jadi maukah kau berikan milikmu? 

Tepat setelah kalimat ini terucap dari mulutnya, seisi kelas menjadi senyap. 

Wajah-wajah pucat itu membentuk sebuah senyum menyeramkan yang aneh. 

Baru saat itulah Nie Chenghe menyadari apa yang ia lakukan. Gawatnya keadaan yang dialaminya saat ini menyadarkannya, dan ia berbalik untuk kabur, namun suara keras dentuman muncul dari belakangnya dan menghentikan langkahnya. Ia langsung berbalik dan melihat bayangan seseorang berdiri di koridor. Saat sosok itu bertahap menghampirinya, suara nyanyiannya menggema di koridor: Kakiku hilang, jadi maukah kau berikan milikmu?  KZe0U9

Nie Chenghe merasakan kesakitan menyengat kakinya saat kegelapan melahapnya. 

***

Setelah keluar dari bangunan sekolah lama, Lin Qiushi dan kelompoknya ingin mencari Ko Shinobu untuk berbincang. 

Tapi, mengingat sikapnya kemarin, Ruan Nanzhu menyarankan agar mereka menghentikannya di gerbang sekolah dan membawanya ke sebuah tempat dimana mereka tidak akan menarik perhatian siapapun untuk menanyakan setiap detail. pNHmge

Li Dongyuan dengan aktif menanggapi saran Ruan Nanzhu. Ia menunjukkan bahwa ia sangat kuat dan hanya dengan dirinya saja sudah mampu untuk membawa Ko Shinobu kepada mereka tanpa bantuan siapapun. 

Lin Qiushi memikirkan bahwa, untung saja, ini bukan kenyataan. Kalau tidak, mereka berempat pasti sudah dicurigai petugas keamanan yang akan menyeret mereka pergi karena mengintai. 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Sudah pukul enam sore saat ini. Para murid mengakhiri kelas dengan sukses dan meninggalkan sekolah …

Biasanya, murid Tahun Ketiga masih harus belajar-mandiri di sekolah saat malam. Tapi, mungkin karena kecelakaan yang terjadi di sekolah ini sebelumnya menyebabkan para murid sudah pulang sebelum pukul 7 malam. Gedung sekolah yang awalnya ramai menjadi lebih sepi daripada kuburan yang sunyi.  oSbB0R

Mereka berempat terus mengawasi gerbang sekolah, dan bahkan setelah setengah hari, Ko Shinobu masih belum muncul. 

Akhirnya, Xia Rubei tidak tahan lagi dan bertanya curiga, “Apa kita melewatkannya? Kenapa kita belum melihat Ko Shinobu hingga sekarang?” 

“Tidak mungkin kita melewatkannya.” Ruan Nanzhu sangat percaya diri dengan penglihatannya, “Ia memang belum keluar.” 

“Lalu haruskah kita masuk ke bangunan sekolah dan mencarinya?” Li Dongyuan menyarankan.  RSCoBQ

“Baiklah.” Ruan Nanzhu berkata, “Kalian berdua tunggu di sini. Yu Linlin, kau dan aku akan masuk ke dalam.” 

Tepat saat Lin Qiushi akan berkata ‘baik’, Li Dongyuan tersenyum paksa: “Mengmeng, itu mungkin tidak pantas.” 

Ruan Nanzhu menaikkan sebelah alisnya, “Kenapa tidak pantas?”

Li Dongyuan berkata, “Bagaimana jika kami bertemu Ko Shinobu di gerbang? Apa kau tidak takut kami akan menahan informasi yang kami kumpulkan darimu?”  MRJDe4

Ruan Nanzhu memberi Li Dongyuan perumpamaan; tapi sudah jelas kalau Li Dongyuan memakai mereka sebagai contoh, walau sebenarnya, ialah yang khawatir kalau Ruan Nanzhu dan Lin Qiushi yang akan menahan informasi dari mereka. Lagipula, mereka adalah orang dari organisasi yang berbeda; wajar saja kalau mereka khawatir. 

“Kenapa tidak kau dan Xia Rubei yang berjaga di sini, dan Yu Linlin serta aku yang masuk ke dalam untuk memeriksa.” Li Dongyuan berkata, “Dengan begitu, baik kau dan aku dapat tenang.” 

Ruan Nanzhu memikirkannya sejenak dan tanpa disangka menyetujui saran Li Dongyuan. “Kedengarannya bagus.” Ia lalu berbalik  untuk menatap Lin Qiushi, “Semakin cepat kau pergi, semakin cepat kau kembali.” 

Lin Qiushi menganggukkan kepalanya.  OaLXTd

Setelahnya, Lin Qiushi dan Li Dongyuan berjalan ke dalam bangunan sekolah, ingin melihat kemana Ko Shinobu pergi. Sepanjang jalan, Li Dongyuan menanyakan banyak hal yang berhubungan dengan Zhu Meng, tentang hubungan Yu Linlin dan Zhu Meng, dan soal posisi Zhu Meng di Obsidian. Lin Qiushi terus terang mengabaikan pertanyaannya tanpa berpikir lagi, menjawab setengah hati dengan “Aku tidak tahu”, “Aku tidak yakin,” dan “Aku tidak terlalu paham.” 

Li Dongyuan tidak marah sedikitpun meski tak diacuhkan seperti itu. Dengan mata tersenyum, ia menatap Lin Qiushi dan berkata, “Kenapa kalian para anggota Obsidian sangat menarik?” 

Lin Qiushi: “Kami tidak begitu menarik, biasa saja.” 

Mereka berdua mencapai lantai dasar bangunan sekolah. Di dalam, kebanyakan orang sesungguhnya sudah pergi, hanya meninggalkan beberapa kelas yang lampunya masih menyala. Di antara mereka adalah Kelas 3 Tahun Ketiga.  VORMA9

“Ayo naik dan lihat,” ucap Li Dongyuan. 

Ia dan Lin Qiushi menaiki tangga bersama dan segera tiba di Kelas 3 Tahun Ketiga. Tepat saat mereka mendekati ruang kelas, sebuah keributan terdengar dari dalam. Didengar lebih dekat, salah satu dari suara itu tampaknya dari Ko Shinobu; sepertinya ia tengah bertengkar dengan seseorang. 

Story translated by Langit Bieru.

“Kau mengetahui sesuatu, kan—” Ini suara yang tidak akrab, kedengaran sangat muda; pemiliknya mungkin seorang murid. 

“Mana kutahu!!! Aku tidak tahu apapun. Jangan cari aku lagi. Setelah ujian akhir selesai, semuanya juga selesai!!” Ko Shinobu berteriak, suaranya amat jengkel.  HoB6Vb

“Selesai?! Mana mungkin selesai! Bagaimana jika ia mengikuti kita hingga ke kampus, huh? Bagaimana mungkin kita tahu kutukannya bahkan akan berakhir?!” Suara orang yang satunya mengeras. Ia kelihatannya sangat kesal hingga bahkan menggebrak meja dengan telapak tangannya, “Apa kau benar-benar tidak tahu apapun?” 

“Aku tidak tahu! Aku tidak tahu apapun!” Ko Shinobu berteriak putus asa. “Kalau aku tahu, apa kau pikir aku hanya akan menyaksikan mereka semua mati tragis?!” 

“Kalau begitu kenapa kau tidak mati—” Orang itu berteriak balik, “Kau—Kau satu-satunya yang hidup dan sehat!”

Kalimat itu membangkitkan amarah Ko Shinobu. Kata-kata kotor tumpah dari mulutnya dan ia meraung marah, “Apa maksud ucapan sialmu, hah! Apa yang kau maksud aku satu-satunya yang hidup dan sehat? Bukankah kau juga hidup!!!”  qMkCnX

“Kalau bukan karena apa yang kau katakan padaku, aku pasti tidak akan hidup. Sekarang mereka semua mati. Apa gunanya aku hidup? Biar kuberitahu kau, Ko Shinobu—jika aku tahu kalau masalah ini berhubungan denganmu bagaimanapun …” Suara itu menjadi sangat dingin dan dipenuhi prasangka, cukup dingin untuk membuat seseorang merinding ketakutan, “Aku bersumpah aku tidak akan melepaskanmu.” 

Ko Shinobu meledak, mengutuk dan mengumpat marah, “Pergi! Enyahlah dari hadapanku, dasar penghianat brengsek!”

Orang itu tertawa dingin dan berkata, “Tidak usah menyuruhku. Aku akan pergi sendiri. Kau … Jaga dirimu.” Dan dengan begitu, ia keluar dari ruang kelas, mengabaikan Lin Qiushi dan Li Dongyuan yang bersembunyi di sekitar sudut, sebelum bergegas menuruni tangga. 

Ko Shinobu mengumpat beberapa kali setelah keluar dari kelas sebelum akhirnya tenang, lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kelas.  mHNBtC

Tapi saat melihat Lin Qiushi dan Li Dongyuan ketika keluar dari sana, wajahnya segera memburuk. “Apa lagi yang kalian mau … Sudah kubilang aku tidak tahu apa-apa!” 

Li Dongyuan tersenyum samar padanya. “Murid Ko, kami bahkan belum menanyakan apapun.” 

Ko Shinobu dengan cerdik menjawab, “Apapun jawaban yang kau harapkan, aku tidak punya. Camkan perkataanku, aku tidak tahu apapun—” Setelah mengatakan ini, ia berbalik untuk pergi, tapi Li Dongyuan menangkapnya pada saat itu juga. 

“Apa yang kau lakukan!” Benang yang menahan kemarahan Ko Shinobu terputus.  bwAZ V

Senyum di wajah Li Dongyuan meredup, “Nak, jangan buat kami memaksamu.” 

Ko Shinobu terkejut, “Kau ..” 

Li Dongyuan menyanggahnya, “Terus terjadi kematian di sekolah ini secara berkala, kan?” 

Mata Ko Shinobu melebar sebesar piring.  PRgWrV

Li Dongyuan melanjutkan, “Kalau kau tiba-tiba menghilang, apa menurutmu mereka akan berpikir kau terbunuh oleh manusia, atau oleh hantu?” 

Ko Shinobu berhenti berbicara. Jelas ucapan Li Dongyuan menancap tepat di tenggorokannya dan mengancam kehidupannya. Ada segudang kejadian yang terjadi di sekolah ini, namun tak satupun dari kejadian misterius tersebut yang sampai pada kesimpulan, tidak ada satupun kecelakaan yang bisa dijelaskan. Bisa dibilang kalau semua orang di sekolah ini tahu bahwa tanah ini dihantui oleh makhluk tak dikenal, makhluk yang melampaui logika dan rasionalitas. 

Read more BL at langitbieru (dot) com

Bukan hanya itu, ia punya identitas spesial, yaitu sebagai murid dari Kelas 2 yang dikenal karena muridnya yang hilang. Bahkan jika ia hilang, sekolah hanya akan menganggap kepergiannya sebagai kejadian supernatural, sebuah masalah yang tidak bisa mereka campuri. 

“Baik kalau begitu, apa yang kau mau?” Ko Shinobu mengukur Li Dongyuan dan melihat fisiknya sendiri, sebelum memutuskan untuk terus berontak, “Aku juga tidak tahu banyak!”  aW8FrJ

Barulah saat itu Li Dongyuan melepaskannya, kembali tersenyum lembut dengan mata membentuk sabit. Lin Qiushi dalam hati berkomentar dari samping, berpikir bahwa Li Dongyuan pasti seorang preman. Meski ia memiliki sejenis kelembutan kapanpun ia tersenyum, ia, tanpa diragukan lagi, adalah ahli, lebih jelasnya, dalam mengancam orang lain. 

“Linlin, jangan menatapku seperti itu~” Li Dongyuan sepertinya tahu apa yang dipikirkan Lin Qiushi. Ia bahkan tidak lupa menjelaskan, “Aku biasanya tidak seperti ini.” 

Lin Qiushi: “Lalu kau biasanya hanya melewatkan ancaman dan langsung berbicara dengan tinjumu?” 

Li Dongyuan: “Haha, selera humormu ternyata tiada duanya.”  BlbdVS

Lin Qiushi: “…” Orang ini bahkan tidak menyangkalnya. 

Ko Shinobu menyilangkan tangan di dadanya menantang, jelas waspada dan tidak menyukai baik Li Dongyuan maupun Lin Qiushi. Ia menyatakan, “Cepat tanya. Aku masih harus pulang.” 

“Apa kau berasal dari Kelas 2? Orang yang tadi itu teman dari Kelas 2, kan?” Li Dongyuan bertanya.

“Benar,” jelas Ko Shinobu. “Ia juga dari Kelas 2.”  eoUk4V

“Berapa banyak anak Kelas 2 yang tersisa?” tanya Li Dongyuan. 

Ko Shinobu menjawab, “Hanya kami berdua.” 

Li Dongyuan: “Jadi, kau tahu apa yang terjadi pada Sachiko di sekolah, kan?” 

Ko Shinobu tidak bisa menyembunyikan rasa takut yang hinggap di wajahnya saat menyebutkan namanya … Sambil gemetar kencang di tempat dan menggertakan gigi, ia mengangguk.  PAb2e

“Beritahu kami ceritamu dengan Sachiko.” Li Dongyuan berkata, “Beserta dengan apa yang kau sebutkan kemarin, kalau ia seharusnya orang yang tidak pernah ada. Jelaskan apa maksudmu.” 

Ko Shinobu menyeka keringat dingin di dahinya. Ia menjelaskan dengan waspada, “Tidak banyak yang perlu dikatakan. Saat ia di kelas kami, ia sering digertak, dan mereka yang sering merundung Sachiko …” 

“Seperti yang tertulis di buku pelajarannya, mereka ‘Mati’, kan?” tebak Li Dongyuan. 

“Bagaimana mungkin kau tahu?” Ko Shinobu ternganga takut dan kaget pada Li Dongyuan.  C1AZ4l

“Bukan hanya itu yang kami tahu.” Li Dongyuan tertawa, “Maka dari itu, pikirkan baik-baik ucapanmu selanjutnya. Jika kami melihat ada perbedaan antara apa yang kau katakan dan yang kami ketahui … Jangan salahkan kami kalau kami bersikap tidak sopan.” 

Ko Shinobu menelan liurnya, susah, suara ‘gluk’nya terdengar jelas. 

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Kau tahu, kadang manusia jauh lebih menakutkan daripada hantu.” Li Dongyuan berkata, “Kalau orang yang bersamaku sekarang memutuskan untuk bergerak, kurasa kau akan lebih memilih mati.” 

Di samping, Lin Qiushi, yang belum mengucapkan apapun selama ini, berpikir sendiri: Li Dongyuan, apa Ruan Nanzhu menginfeksimu dengan keunikan dramatisnya juga? Entah mengapa, pria itu memutuskan untuk memainkan drama dan memberi Lin Qiushi peran penjahat yang tidak bisa dianggap enteng.  lpLEf5

“Iya kan, Linlin?” Li Dongyuan bahkan berani menatap balik Lin Qiushi, dengan sabar menunggu jawabannya. 

Lin Qiushi: “… Benar.” 

Seakan belum cukup, Li Dongyuan yang mengagumkan itu bahkan mengedip padanya, tidak tahu malu. 

Lin Qiushi: “…” Dari sudut pandang tertentu, Li Dongyuan dan Ruan Nanzhu memang serasi.  AewIao

Akan tetapi, apa yang membuat situasi ini makin menyedihkan adalah bahwa Ko Shinobu percaya pada perkataan Li Dongyuan. Ia menatap Lin Qiushi dengan pandangan ngeri dan panik, bahkan mundur beberapa langkah karena takut. Ia dengan gelisah menekankan, “Aku benar-benar tidak tahu sebanyak itu …” 

Li Dongyuan menuntut, “Jadi, bagaimana Sachiko mati? Kenapa semua teman sekelasmu mati, tapi disinilah kau, sebagai pengecualian, hidup dan sehat?”

Ko Shinobu memulai, “Semuanya berawal dari tiga tahun lalu …” 


Catatan Penulis:  qbo7Za

Aku juga menonton ‘Another’ sebelumnya dan tahu jalan ceritanya, tapi maksud dari ‘orang yang seharusnya tidak ada’ di cerita ini tidak sama dengan yang di anime. Semua orang akan memahaminya saat mereka membacanya. Sementara aku membicarakannya, biarkan aku mempromosikan anime ini. Animenya sangat bagus untuk ditonton.

Translator's Note

 Hai, maaf aku terlambat update. Belakangan ini aku sering terlambat update karena jadwal UAS-ku sudah mendekat dan banyak yang harus kukerjakan. Omong-omong, selamat menikmati chapter ini! 

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

1 comment