English

Merebut MimpiCh127 - Kembali ke Beijing

2 Comments

“Saat kamu keluar nanti, tolong jangan beri tahu siapa pun kalau kamu itu muridku, aku tidak bisa menahan rasa malu…”

Penerjemah: mrssoondae
Editor: AdaRa
Proofreader: Jeff WPavUq


Satu setengah jam kemudian, Yu Hao kembali ke Ibukota dan menelepon Jin Weicheng di luar toko Persewaan Mobil dan Sepeda Motor. Hidung tampan Zhou Sheng memerah karena tiupan angin dingin. Dia melepas topi wolnya dan memakaikannya pada Yu Hao. Yu Hao menyuruh Jin Weicheng untuk berkumpul kembali di Ibukota dan mereka harus berusaha sebaik mungkin untuk pergi hari itu.

Jin Weicheng menemukan tempat untuk mengisi daya ponselnya. Yu Hao memeriksa jadwal kereta; tidak ada lagi Kereta ke Beijing, mereka harus menunggu sampai jam 7 besok untuk keberangkatan berikutnya. Mereka harus pergi dari sini secepat mungkin.

Langit Bieru.

Zhou Sheng mengambil kembali kartu identitas yang ditinggalkannya di toko penyewaan mobil dan menatap Yu Hao dengan linglung. Sudah 36 jam sejak dia naik pesawat, cuaca sangat dingin dan Zhou Sheng tidak tidur nyenyak selama beberapa hari berturut-turut, jadi otaknya terasa seperti bubur pasta sekarang. Dia mengendarai Sepeda Motor dan menderita derangan angin dingin selama hampir 5 jam saat dia berkeliling ke mana-mana mencari dengan panik dan dia sedikit mengigau sekarang. Ketika dia melihat Yu Hao, Yu Hao juga melihatnya. Mereka berdua saling memandang, namun tidak mengatakan apapun untuk sesaat.

“Apa kamu lapar?” Yu Hao berkata, “Tunggu di Beijing ah, mengapa kamu datang jauh-jauh kesini?” OKwvdX

Zhou Sheng berteriak histeris, “Jika aku menunggumu di Beijing, apa kamu bisa kembali?! Apa kamu tidak melihat betapa berbahayanya tadi itu?!”

Ketika Zhou Sheng meraung, bos mengira dia akan memukul seseorang. Yu Hao dengan cepat menariknya ke sudut dan berkata, “Aku salah, aku salah… Jangan berteriak kepadaku! Tidak mudah bagiku untuk mendapatkan wawancara ini!”

Tangan beku Zhou Sheng menutupi wajah Yu Hao, dia memiringkan kepalanya sedikit untuk menciumnya. Yu Hao tidak bisa bergerak sama sekali dan hanya bisa memeluknya. Setelah Zhou Sheng selesai dengan ciumannya, dia dengan paksa memeluk Yu Hao.

“Apa kamu lapar?” Yu Hao bertanya lagi, “Sudah berapa lama kamu tidak makan? Makan sesuatu dulu, kita akan segera menuju Beijing. Disini terlalu tidak aman.” MgKjeX

Yu Hao mengeluarkan roti untuk dimakan Zhou Sheng. Dia ingin pergi ke toko guna membeli air, tapi Zhou Sheng menariknya dengan wajah pucat, “Mulai sekarang, kamu tidak bisa meninggalkan pandanganku.”

Yu Hao berkata dengan cepat, “Aku cuma mau beli air.”

Saat itu mereka tengah ada di ujung Ibu Kota. Toko Persewaan Mobil sudah tutup. Yu Hao dan Zhou Sheng berdiri di tempat antah berantah tanpa angin. Zhou Sheng meminum air mineralnya, menelan coklat dan mulai melahap roti abon daging. Dia merasa lebih baik dan mendapatkan kekuatannya kembali.

“Kamu bahkan membawa ini bersamamu.” s7xyan

“Ini untuk memberi makan anjing.” Yu Hao melihat keluar dan berpikir kalau mereka harus bergegas ke stasiun. Ketika dia berbalik, dia melihat Zhou Sheng tiba-tiba berhenti di tengah jalan, memakan rotinya.

Mata Zhou Sheng melolot padanya, mulutnya penuh dengan roti. Dia menatap roti abon daging, lalu menatap Yu Hao, ekspresinya tampak sangat suram.

“Hahahaha!!”

Yu Hao tidak bisa menahan tawa. Dia melihat sebuah Mobil dan dengan cepat menarik Zhou Sheng ke dalamnya, “Kakak, cepat antarkan kami ke stasiun. Kami tidak bisa mendapatkan taksi di tengah cuaca bersalju ini, sebutkan saja nanti berapa harga sewanya.” qGnpK4

Lin Ze mengajari Yu Hao cara mengamati plat nomor dan model mobil, serta cara menumpang mobil pribadi tanpa peduli apakah itu legal atau tidak. Zhou Sheng akhirnya sadar setelah masuk ke mobil, “Aku menyewa sepeda di Ibukota dan pergi kesini. Aku tidak melihat kalian saat aku melewati Pabrik Baterai, jadi aku berkeliling di desa. Saat aku melihat sekelompok orang berteriak perihal memukuli dan membunuh orang, aku mengikutinya.”

Yu Hao mengangguk. Jari-jarinya bergesekan dengan tangan Zhou Sheng yang besar dan dingin, saling bertautan. Dia mendekat ke telinga Zhou Sheng dan berbisik, “Kita akan kembali sekarang.”

Yu Hao khawatir akan ada polisi yang menyamar di luar stasiun juga. Setelah Pabrik menerima berita itu, mereka pasti memberi tahu Ibukota. Tapi tiba-tiba, salju turun dan bagian luar stasiun sepi. Yu Hao berkata, “Ayo cari tempat tinggal dulu.”

Zhou Sheng menghabiskan roti yang awalnya ingin diberikan untuk makanan Anjing dalam satu gigitan dan minum seteguk air setelah itu. Dia akhirnya berhasil pulih sedikit, “Aku akan melihat jadwalnya. Laoshi-mu benar-benar brengsek, dia meninggalkanmu dan kabur sendirian?” x8adlW

“Aku memintanya untuk melarikan diri dulu.” Kata Yu Hao, “Kami mendiskusikannya sebelum keluar. Aku mahasiswa, dia Reporter; tingkat kesulitan setelah tertangkap berbeda… mau menginap di pemandian?”

Zhou Sheng berkata, “Ada kereta ke Hohhot jam 9 nanti, beli yang itu. Lakukan seperti yang kukatakan.”

Please visit langitbieru (dot) com

Yu Hao berpikir kalau dia benar, jika mereka bisa kabur, maka mereka harus kabur dan mendiskusikan hal-hal lain setelah kabur. Zhou Sheng mengambil ponsel Yu Hao dan membeli tiket untuk 3 orang. Ketika memasuki stasiun, mereka melihat Jin Weicheng duduk di Snack Bar, makan mie instan.

“Halo Laoshi.” Zhou Sheng memegang tangan Yu Hao, tidak berkenan melepaskannya. Dia berjabat tangan dengan Jin Weicheng menggunakan tangan satunya lagi, “Laoshi, berhentilah makan, ayo cepat pergi!” Saat dia berbicara, dia meraih mie instan Jin Weicheng dan membuangnya langsung ke tempat sampah, lalu berbalik dan membawa Yu Hao pergi. ZfiSoE

Yu Hao, “…”

“Apa ada polisi?” Yu Hao bertanya dengan suara lembut setelah memasuki stasiun.

Zhou Sheng menyahut, “Pasti. Jangan lihat sana sini di ruang tunggu nanti, jangan gugup juga.”

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Tatapan Zhou Sheng menyapu dengan cepat. Yu Hao tidak tahu. Tidak banyak orang di ruang tunggu. Zhou Sheng menunjuk seseorang yang punggungnya menghadap ke mereka, lalu menunjuk toilet dan berakhir menunjuk jam tangannya sendiri. pdSCYn

Yu Hao melihat waktu, masih ada 20 menit. Mereka bertiga masuk ke toilet. Zhou Sheng dan Yu Hao bersembunyi di satu bilik yang sama, sementara Jin Weicheng ada di bilik lain. Ini adalah persinggahan dari Lanzhou ke Hohhot, mereka akan naik setelah kereta tiba di stasiun. Yu Hao menghela napas lega untuk saat ini dan bersandar pada Zhou Sheng. Keduanya tidak berani berbicara.

Untungnya, toilet dibersihkan dengan cukup baik.

Zhou Sheng mengerutkan kening dalam-dalam. Dia menarik tangan Yu Hao dan melihat jari-jarinya. Setelah musim dingin tiba, Yu Hao kekurangan vitamin, banyak hangnail yang terlepas dari kukunya. Tatapan Zhou Sheng tampak mencela. Zhou Sheng menatapnya lekat, dia membungkuk untuk mencium Yu Hao lagi. Yu Hao membelai jarinya ke rambut Zhou Sheng, yang sudah sedikit panjang.

“Dingin?” Yu Hao melihat Zhou Sheng hanya mengenakan satu kemeja dengan setelah jas di atasnya. Jas dan celana jeans, serta sepasang sepatu AJ yang kotor dengan lumpur di sekitar tubuhnya. lCNwXb

Zhou Sheng menggelengkan kepalanya, membuka jaket dan membiarkan Yu Hao memeluk pinggangnya. Keduanya saling berpelukan erat. Yu Hao bisa merasakan bahwa mereka berdua tegang, tapi saat ini dia tidak memiliki emosi lain selain pemikiran ringan di benaknya; ini benar-benar hebat.

Dengan 3 menit tersisa, Zhou Sheng membuka pintu bilik toilet dan mengetuk bilik Jin Weicheng. Mereka bertiga berjalan keluar dengan cepat, tetapi melambat saat hampir mencapai Ruang Tunggu. Zhou Sheng berkata, “Laoshi, tolong berjalan dari sisi sebelah sana, aku akan menarik perhatian mereka.”

Jin Weicheng bergumam, “un” sebelum berjalan ke arah lain. Zhou Sheng menyampirkan tas Yu Hao di bahunya dan melingkarkan satu tangan di pinggang Yu Hao. Yu Hao membalik jaket bawahnya ke luar, memperlihatkan sisi berwarna cerah dan mengenakan topi wol, tampak seperti seorang gadis.

Mereka berjalan lurus melewati polisi yang menyamar. Zhou Sheng menunjukkan tiketnya, memegang tangan Yu Hao dan melewatinya. 5R7k2d

Pakaian polosnya sedikit meragukan. Tatapannya mengikuti Zhou Sheng, melihat ke bawah untuk membandingkannya dengan foto, tetapi dia tidak terlihat seperti target.

Dengan memanfaatkan beberapa detik itu, Jin Weicheng berhasil melewati gerbang tiket juga. Kereta berhenti. Mereka naik secara terpisah, bel berbunyi dan pintu akhirnya tertutup. Yu Hao hampir pingsan. Zhou Sheng berdiri di pintu kereta dan melihat keluar melalui kaca. Dia melihat ada satu polisi yang menyamar mengikuti mereka ke peron, tapi karena terlalu dingin, dia kembali lagi.

Kondektur menutup pintu, membuka kunci kamar mandi dan pergi.

Zhou Sheng berkata, “Yang mereka fokuskan pasti yang berangkat jam 7 pagi besok, keretanya akan kembali ke Beijing. Saat ini, hanya ada satu orang yang ditugaskan untuk bergiliran bertugas di ruang tunggu.” teW5J

Yu Hao menarik-narik jari Zhou Sheng. Zhou Sheng mengangkat alisnya, mengisyaratkan Yu Hao untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan, tapi Yu Hao hanya tersenyum.

“Direktur kecil Zhou selalu luar biasa.” Yu Hao berkata sambil tersenyum.

Story translated by Langit Bieru.

“Direktur kecil Zhou hampir menderita stroke setelah marah padamu!” Zhou Sheng berkata dengan dingin.”

Jin Weicheng berkata. “Kalian mengobrol lah, aku akan pergi ke kereta makan.” JZNqXH

“Jangan pergi.” Zhou Sheng melihat arlojinya, lalu membandingkan dengan ponselnya dan memeriksa jadwal, “Tunggu disini.”

Yu Hao mengeluarkan kameranya dan ingin mencoba mentransfer foto. Jin Weicheng menyalakan sebatang rokok dan menelepon Lin Ze di persimpangan Kereta. Zhou Sheng berkata kepada Yu Hao, “Foto-foto itu diambil dengan sangat baik.”

Yu Hao menjawab, “Bagaimana bisa buruk, Kameranya aja seharga 110.000?”

Zhou Sheng tertawa. Keduanya saling berpandangan, lalu Yu Hao lanjut mentransfer foto. Zhou Sheng tidak lagi melihat arlojinya. Setelah 3 pemberhentian dan 2 jam kemudiaan, Yu Hao sudah mentransfer sebagian besar fotonya saat mereka tiba di Taiyuan. Zhou Sheng berkata kepada Jin Weicheng, “Turun dan pindah.” Saat dia mengatakan itu, dia membawa tas dan turun Bersama Yu Hao. qO52 S

Setelah tiba di Taiyuan, Zhou Sheng membeli tiket lagi untuk 3 orang. Mereka harus menunggu sampai jam 2 pagi untuk berangkat dengan Xining Express yang akan menuju ke Beijing. Yu Hao berkata, “Aku mau makan, perutku sangat lapar, aku tidak bisa bergerak lagi.”

Zhou Sheng, “Ayo makan pangsit?”

Yu Hao melihat KFC 24 jam dan berkata, “Aku mau makan KFC.”

“Kurang-kurangi makan gorengan,” kata Zhou Sheng, “Ada hangnail yang terkelupas di tanganmu, kamu tidak boleh makan itu!” GZigok

“ENGGAK!” Yu Hao yang mengantuk dan lapar hampir meledak, “Aku terus makan makanan ringan Shaxian selama 2 minggu! Aku mau makan daging!”

Zhou Sheng berhenti mengomel. Yu Hao berkata, “Aku harus makan ayam goreng!”

Zhou Sheng berkata dengan tidak percaya, “Bukankah aku mentransfer uang kepadamu? Kenapa kamu makan Shaxian 2 minggu berturut-turut?!”

Zhou Sheng memasang ekspresi cemberut saat memasuki KFC Bersama Yu Hao. Baru kemudian mereka akhirnya bisa santai. Yu Hao berkata, “Jangan pergi dari pandanganku juga.” KNun74

Zhou Sheng mendorong Yu Hao untuk duduk di kursinya. Dia membeli 2 Family Bucket dan memberikan satunya kepada Jin Weicheng, jangan sampai dia mulai mengomel lagi, lalu memberikan Yu Hao yang satunya lagi. Yu Hao akhirnya hidup kembali setelah dia makan ayam goreng. Bukankah hidup itu perihal tentang Pacaran dan Makan? Dia akhirnya berhasil memenuhinya sekarang.

“Makah ah.” Yu Hao berkata, “Makan yang ini, paha ayamnya enak.”

Zhou Sheng berkata, “Tuan Muda, kamu benar-benar akan membunuh Laozi. Aku merasa sangat buruk sekarang. Bagaiman kamu bisa begitu tidak manusiawi?”

Yu Hao, “Apa lagi yang kulakukan?” PYfGSy

Zhou Sheng berkata dengan letih, “Bukan apa-apa, sungguh. Semuanya baik-baik saja sekarang, makanlah.”

Yu Hao berhenti berbicara. Saat dia melihat Zhou Sheng, dia secara bertahap mulai menjadi semakin tidak seperti dirinya, seolah-olah dia telah kembali ke hari-hari ketika mereka bersama. Yu Hao dengan lembut menendang Zhou Sheng dari bawah meja. Zhou Sheng sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi menahan diri dengan mempertimbangkan kehadiran Jin Weicheng, dan pada akhirnya tidak mengatakan apa-apa.

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Kenapa kamu menatapku?” tanya Zhou Sheng, “Aku bukan Ayam Goreng.”

“Kamu itu lauk-ku.” Jawab Yu Hao. 2LD6EB

Zhou Sheng makan 2 potong, mereka menghabiskan seluruh paket Family. Ketika saatnya tiba, mereka naik Kereta lagi. Zhou Sheng menyerahkan tiket tempat tidur kepada Jin Weicheng dan berkata, “Laoshi, istirahatlah dengan baik.” Kemudian dia membawa Yu Hao ke gerbong hard-seat untuk duduk dan menghela napas lega.

“Aku menyadari sesuatu.” Yu Hao memulai percakapan, “Sikapmu terhadap Jin Laoshi persis sama dengan para pemimpin di surat kabar.”

Bahkan Zhou Sheng pun seperti itu— dia sangat menghormati Jin Weicheng tapi secara halus mengungkapkan semacam ketidaksukaan.

“Sayang,” Zhou Sheng berkata dengan sungguh-sungguh, “Sudah 3 bulan kita tidak bertemu. Apa kamu yakin mau mendiskusikan orang yang tidak relevan sekarang?” BXwRsD

Yu Hao tertawa. Lampu di gerbong hard-seat sedikit meredup. Semua penumpang sudah tidur, jadi Yu Hao dengan berani menciumnya. Dia punya banyak hal yang mau diceritakan, tapi ada banyak pikiran juga di benaknya, dia tidak tahu harus mulai dari mana.

“Kapan kamu akan kembali?” Yu Hao bertanya.

Tatapan Zhou Sheng tidak pernah meninggalkan Yu Hao barang sesaat. Dia merenung sebentar, lalu bertanya, “Kapan kamu mau aku kembali? Sebutkan tanggalnya, dan aku akan kembali saat itu juga.”

Yu Hao, “Bagaimana dengan pekerjaan? Apa berjalan dengan baik? Lebih baik jika kamu tidak pergi terlalu lama, aku khawatir…” yKs9rh

Zhou Sheng mengutuk. Dia tampak tak berdaya dan menoleh ke Yu Hao. Yu Hao menyentakkan dasinya dan menariknya kembali. Zhou Sheng menatap Yu Hao layaknya mereka bermusuhan, matanya dipenuhi amarah.

Yu Hao menepuk-nepuk debu di jasnya, “Akan kukirim ini untuk dicuci kering saat kita kembali nanti, ini sangat kotor.”

Zhou Sheng masih menatap Yu Hao dengan tatapan penuh kebencian.

Yu Hao, “Apa? Mau makan Istrimu? Hati-hati, aku bisa berteriak.” C FYpb

“Aku sangat mencintaimu,” bisik Zhou Sheng ke telinga Yu Hao, “Tapi lihatlah, kamu sangat membenciku. Oke, aku akan kembali besok.”

Yu Hao tahu bahwa Zhou Sheng kali ini pasti akan tinggal sampai ulang tahunnya sebelum kembali. Dia berkata, “Kamu tidak bisa membeli tiket, ID card-mu ada padaku.”

“Aku benar-benar akan pergi besok,” ucap Zhou Sheng serius, “Aku cuma punya tiga hari cuti, tapi semuanya kacau karena kamu seperti ini. Saat kita tiba di Beijing pagi nanti, aku harus terbang lagi kembali. Tidak mudah bagiku untuk meluangkan waktu, jadi coba lihat dirimu sendiri? Kamu tidak merasa malu?”

Yu Hao tiba-tiba merasa sangat buruk. ZTtjzp

“Oh,” kata Yu Hao.

Zhou Sheng, “Lupakan, mari berhenti bicara.”

Langit Bieru.

Yu Hao menghela napas. Dia memikirkannya sebentar, membungkuk dan menyandarkan kepalanya di bahu Zhou Sheng. Zhou Sheng menatapnya dengan wajah penuh ketidaksenangan, dia mengangkat tangan dan menyampirkan di bahunya.

Ketika tiba di Stasiun, ada seorang ibu dengan bayi di gendongannya yang naik. Dia membeli tiket tanpa tempat dudukZhou Sheng mendongkak, lalu bangkit. Dia membantu meletakkan barang bawaanya dahulu, lalu menyerahkan kursinya untuk ibu tersebut. Yu Hao juga bangkit. Mengetahui ini, Zhou Sheng duduk, lalu Yu Hao duduk di atas kaki Zhou Sheng dan memeluk lehernya. Dia membenamkan kepalanya di dekat telinga Zhou Sheng dan dengan lembut membelai rambutnya yang gelap nan tebal dengan jari-jarinya. lC6YNr

Inilah orang yang kusuka. Dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali.

“Pergi dan tanyakan pada seluruh Yun Lai Chun,” bisik Zhou Sheng, “Siapa yang berani menyentuh kepala Direktur Zhou.”

Yu Hao menjawab, “Aku berani.”

Lampu redup, kereta berguncang. Paman di seberang mereka tidur begitu nyenyak hingga mendengkur. Yu Hao tertidur dan terbangun saat dia merasakan guncangan yang membuat kepalanya bergeser. Dia mengumpulkan dirinya, pandangannya mengarah langsung ke telinga Zhou Sheng. vpyOd5

“Tidurlah,” Zhou Sheng menoleh ke samping, bibirnya sangat dekat dengan Yu Hao.

“Tidak mau,” Yu Hao menatap mata Zhou Sheng, “Toh pagi nanti kamu sudah pergi.”

Zhou Sheng menatap mata Yu Hao dan mencium bibirnya. Yu Hao membalas ciumannya. Mereka berciuman beberapa kali, lalu Zhou Sheng berkata, “Aku tidak akan pergi di pagi hari, tidurlah.” Saat dia mengucapkan itu, dia menakankan satu tangan ke dahi Yu Hao, “Selamat malam.”

“Kalau begitu, datanglah ke mimpiku,” bisik Yu Hao. 8UdpHZ

Yu Hao benar-benar tidak tahan lagi, dia tertidur lelap di bahu Zhou Sheng.

Tapi tidak ada Mimpi yang datang di tidurnya. Kereta tiba di Stasiun barat Beijing. Saat mereka meninggalkan Stasiun pada jam 10 pagi, sinar matahari yang menyilaukan seperti panah acak yang hampir menembak mati Yu Hao. Salju tebal turun di China Utara selama dua hari dua malam. Bangunan hiasan dunia ditutupi hamparan putih salju.

“Akan kuantar kamu ke bandara.” Kata Yu Hao.

Zhou Sheng tidak bisa membuka matanya karena dibutakan cahaya matahari, “Aku sudah mengubah jadwal penerbanganku, aku akan pergi besok ba.” roLFPY

Hati Yu Hao berbunga-bunga dalam sekejap, “Benarkah? Bisa begitu?”

Zhou Sheng tampak lesu, “Ya, bisa, nyonya muda! Ayo katakan apa yang mau kamu katakan! Sebut apa yang mau kamu makan!2 Family Bucket lagi?”

Yu Hao tidak lagi tertarik dengan Family Bucket. Zhou Sheng melirik Jin Weicheng, yang berdiri di sampingnya. Tatapannya berkata ‘kenapa kau masih disini?’ tapi dia harus menahan dirinya, “Laoshi, kami akan pergi dulu.”

“Aku akan menyerahkan pena perekamnya.” Kata Yu Hao, “Aku tinggal di dekat perusahaan.” FXIjN0

Lin Ze dan Situ Ye sedang ada di Kantor, duduk bersama di dekat kompor kecil 400 watt untuk mendapatkan kehangatannya. Yu Hao melemparkan memori ke Situ Ye. Situ Ye memasukkannya ke Card Reader dan mengekspor kumpulan foto terakhir.

Zhou Sheng berkata, “Tidakkah menurutmu kantormu ini terlalu menyedihkan?”

Read more BL at langitbieru (dot) com

Lin Ze, “Yah, mau bagaimana lagi, penggunaan daya terlalu tinggi jadi kami takut sirkuitnya terbakar.”

Zhou Sheng, “Lalu, jika musim panas datang?” obw2gH

Lin Ze, “Kami pakai kipas angin listrik.”

Situ Ye, “Kami itu orang Chongqing, jadi perkara begini bukan masalah.”

“Dage! Istriku bukan dari Chongqing!” kata Zhou Sheng.

Lin Ze berkata, “Akan selalu ada jalan keluar, ini bahkan belum musim panas, ‘kan? Jin Laoshi, biarkan aku melihat naskahmu… Yu Hao, aku akan memberimu 3 hari libur, istirahatlah dengan baik.” RHDMpv

Yu Hao berkata, “Benarkah?”

Situ Ye berkata, “Kamu belum pernah libur sejak mulai bekerja disini, ambillah cuti ba.”

Yu Hao mengambil kartu memori dan meletakkannya di tasnya. Zhou Sheng tengah menyesap kopi di luar saat salju mulai turun. Yu Hao berkata, “Lalu… apakah ada instruksi lain? Aku bisa pergi begitu saja?”

Situ Ye berkata sambil melihat-lihat foto, “Ada satu hal terakhir yang ingin kuminta darimu.” cy1T6u

Yu Hao, “Oke.”

Situ Ye dengan tulus berkata, “Saat kamu keluar nanti, tolong jangan beritahu siapapun kalau kamu itu muridku, aku tidak bisa menahan rasa malu…”

Yu Hao, “…”

“Aku bercanda.” Situ Ye tersenyum pada Yu Hao, “Tembakan itu cukup bagus, serahkan sisanya padaku!” dhT0xH

Yu Hao menyelesaikan serah terima tugas dan memiliki 3 hari libur. Setelah dia pergi, tiba-tiba segenggam bola salju menghantam wajahnya, disertai dengan “HAHAHAHA” nya Zhou Sheng yang berlebihan.

Yu Hao meraung dengan marah, “Tunggu saja!”

Langit Beijing tidak pernah sebiru sekarang. Yu Hao sudah berada di sini selama 3 bulan, namun dia tidak pernah benar-benar memperhatikan langit. Zhou Sheng tersenyum padanya dari jalan yang tertutup salju dan senyumannya turut membuat seluruh dunia menjadi cerah.

Bahkan apartemen sewaan yang gelap dan suram tampak ditumpahi sinar matahari dalam sekejap. DaXqW4

Yu Hao berkata, “Kita punya waktu kurang dari 20 jam!”

Mereka baru kembali ke apartemen sewaan itu setelah Zhou Sheng mengajak Yu Hao keluar untuk makan. Yu Hao sangat cemas. Zhou Sheng membuka pintu, melihat ke kamar dan menghela napas lagi.

Story translated by Langit Bieru.

Yu Hao, “Tempat ini sedikit lembab…”

Zhou Sheng menggulung seprai, membungkus pakaian kotor Yu Hao di dalamnya dan membawanya ke balkon untuk dicuci. Yu Hao berbaring di tempat tidur dan tiba-tiba teringat kalau tidak ada pelumas di tempat ini. Lupakan saja, siapa peduli, gunakan krim tangan saja sebagai gantinya ba, waktu itu sangat penting… jMD8zy

“Apa kamu masih pria yang pernah mencucikan pakaianku? Kenapa sekarang kamu hidup seperti ini?” Zhou Sheng mengamati mesin cuci di balkon.

Yu Hao berteriak dari kamar, “Apa?!”

Zhou Sheng mencari deterjen cucian kemana-mana dan hanya melihat bungkusan yang hampir habis di samping wastafel. Dia menuangkan deterjen yang tersisa, memutar tombol air, tapi tidak ada yang terjadi. Dia menekan tombol ‘cuci’, tetap saja tidak terjadi apa-apa.

“Zhou Sheng!” Yu Hao berteriak dari kamar. Ad7gaW

Zhou Sheng menjawab dan berkata dengan tidak sabar, “Kamu mau apa?”

Yu Hao berkata, “Aku mau kawin denganmu!”

Zhou Sheng menendang mesin cuci sampai tombolnya copot. Sementara dia membuka kancing bajunya, dia mengutuk saat dia masuk. Yu Hao sendiri sudah tidak memakai apapun. Dia memeluk selimut dan duduk di kepala tempat tidur, menatapnya dengan cemas. Dia agak malu, seperti pertama kali mereka di kapal saat mereka masih muda.

Zhou Sheng membuka bajunya lebar-lebar, masih mengenakan dasinya saat dia membungkuk untuk membuka koper Yu Hao. Dia mengeluarkan sebotol pelumas dari salah satu lapisan di dalamnya. Rr7Sc9

“Kapan kamu…” Yu Hao belum menyelesaikan kalimatnya ketika Zhou Sheng sudah naik ke tempat tidur. Dia mengangkat selimut dan menekannya dengan biadab, meraih tangannya, lalu menundukkan kepala untuk menutup bibirnya.

Translator's Note

Plainclothes/pakaian sipil=polisi yang memakai pakaian biasa untuk menyamar.

Translator's Note

Hangnail: Sepotong kulit kecil yang robek di dekat kuku jari tangan

Translator's Note

CardReader, istilah lokalnya Pembaca Kartu Memori, itu adalah Perangkat yang dipakai untuk membaca kartu memori, termasuk MMC, MicroSD dll

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

2 comments

  1. Gemes bgt sih sama yuhao pas bilang “enggak”
    Biasanya liat Zhousheng yg manja sekarang yuhao..

    Bener2 semua disiapin sama zhousheng ya smpe pelumas pun gk ketinggalan