Xiao Lan menghela nafas sedih saat melihat potret Edmund. Tiba-tiba, dia mendengar seorang wanita sedang menangis di sampingnya.
Darimana wanita ini datang?
Karena bingung, dia pun menolehkan kepalanya dan terkejut saat mengetahui bahwa dia tidak lagi berada di ruang piano yang tertutup debu itu.
Ruangan tempat dia berada saat ini adalah sebuah kamar tidur indah yang memiliki suasana hidup. Kamar ini telah didekorasi dengan banyak pita, dan dindingnya ditutupi dengan wallpaper bunga yang tipis.
Jika ditinggalkan sebentar lagi, ruangan ini akan menjadi seperti kamar Annie, yang telah mereka lihat sebelumnya.
Xiao Lan baru saja ingin pergi melihat-lihat ketika dia menemukan bahwa garis pandangannya tidak dapat digerakkan, seolah-olah dia sedang menonton film dan dia hanya bisa mengikuti pergerakan dari lensa kameranya.
Pemilik garis pandangan ini melihat ke depan dan Xiao Lan mengikuti tatapannya yang mengarah ke seorang anak yang sedang mengenakan piyama. Anak itu sedang berbaring di tempat tidur kecil yang lembut dengan tirai berenda.
Anak ini benar-benar terlihat sedikit mengerikan. Kepalanya mirip seperti boneka tanah liat yang dibuat dengan asal-asalan oleh seorang pengrajin ceroboh untuk menghasilkan suatu bentuk yang tidak beraturan. Matanya telah menjadi bentuk yang sangat berbeda karena tekanan dari tulangnya yang cacat dan lehernya sangat bengkok seperti monster. Kemungkinan besar, pasti sangat sulit baginya bahkan hanya untuk tidur seperti ini.
Meskipun dia belum pernah melihat foto Annie, Xiao Lan bisa menebak dengan cepat bahwa anak ini adalah Annie.
Dia berusaha sebaik mungkin untuk senyum sembari dia berbicara dengan nada yang lembut dan kekanak-kanakan kepada wanita yang duduk di ujung tempat tidurnya. “Sebenarnya, Annie tidak kesakitan sama sekali.”
Tetapi siapa pun juga dapat melihat bahwa otot-otot di wajahnya berkedut karena rasa sakit.
Mendengar kalimat Annie, wanita itu juga menahan tangisnya. Ada sedikit senyuman yang dipaksa dalam suaranya ketika dia memberi tahu Annie bahwa mereka akan pergi ke suatu tempat untuk bermain setelah dia sembuh, dengan bebas berimajinasi mengenai adegan-adegan dimana mereka berlari di sekitar lereng bukit, tempat bunga-bunga segar bermekaran dengan berlimpah.
Hanya punggung milik sosok wanita manis dan anggun yang duduk di ujung tempat tidur itu yang bisa dilihat.
Dia mengenakan gaun putih panjang dengan sepasang sarung tangan sutra panjang yang menutupi seluruh lengannya. Dia juga mengenakan syal bulu besar jadul yang menutupi tubuh bagian atasnya dengan pas.
Wanita itu mengenakan topi yang elegan dan berlebihan dengan lapisan dekorasi yang sangat detail di atasnya. Dari sudut pandang penonton, hanya rambut pirang platinum panjang dan keriting yang menjuntai di punggungnya yang bisa dilihat.
Pada saat itu, wanita itu mendengar ada suara langkah kaki dan menoleh.
Profil sampingnya sangat indah dan memberikan kesan pucat dan lemah, seolah-olah dia adalah dewi pendiam yang lembut dan cantik di bawah paparan sinar bulan, tapi itu hanyalah separuh wajahnya; separuh lainnya ditutupi oleh dekorasi-dekorasi indah di topinya dan sama sekali tidak bisa dilihat.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Edmund.” Air mata wanita itu jatuh sekali lagi.
Vl qfcbcabc, sjlae Svwecv, vfcujc ifwyea wfcbqjcu kjclaj rfvlt lae. “Dfiij, rfwejcsj jxjc wfcpjvl ifylt yjlx, vjc Ccclf peuj jxjc yjlx-yjlx rjpj.”
Dfiij wfcbift ecaex wfiltja Ccclf, sjcu afijt afgalveg, rfyfiew yfgxjaj vfcujc ifwyea vjijw xfqeaerjrjjc, “Glj alvjx jxjc rfwyet. Glj alvjx jxjc qfgcjt rfwyet. Ccclf jxjc wfcpjvl rfqfgal jsjt…xjgfcj rlxrjjc qfcsjxla jcft lcl, vlj jxjc qfgul wfclcuujixjcxe.”
Dia bersandar pada Edmund, suaranya terdengar hampa dan mati. “Apakah keluarga Anotti dikutuk? Mengapa Dewa tidak menyelamatkan kita? Ayah berkata bahwa selama kita berdoa dengan tulus, Dewa pasti akan membantu kita. Tetapi Dewa bahkan tidak akan menyelamatkan Annie. Kita adalah garis keturunan keluarga Anotti yang terakhir…Apakah Dewa ingin melihat keluarga kita mati?”
Bella melepas sarung tangannya dan mengulurkan tangannya yang mulai berubah bentuk ke Edmund. “Lihat Edmund, aku akan segera pergi bersama mereka juga. Aku akan mati seperti monster dalam kesedihan. Ini adalah takdir kita.”
Edmund menghiburnya. “Kita bisa memikirkan cara lain; kita bisa mencari dokter dari daerah yang jauh atau penyihir-penyihir dari legenda. Pasti selalu ada jalan.”
Sayangnya, hiburan ini jelas sangat lemah dan tidak berdaya dalam menghadapi keputusasaan semacam ini.
Bella menggelengkan kepalanya dan tersenyum pedih sembari dia berjalan ke depan. “Tidak ada gunanya. Keluarga Anotti telah berjuang selama ratusan tahun, namun kami masih berakhir seperti ini. Aku tidak pasrah kepada penyakit ini.”
Adegan terakhir dari peristiwa ini adalah Bella melihat ke belakang dengan tangannya terletak di kusen pintu, memperlihatkan setengah dari wajahnya yang cantik. “Apakah kau akan meninggalkanku seperti bagaimana ibuku meninggalkan ayah, Edmund?”
Edmund dengan serius menjawab, “Tidak akan. Aku bersumpah.”
–
Setelah itu, pemandangan itu pun lenyap.
Yang terjadi selanjutnya adalah pemandangan kegelapan dan keheningan yang seketika sebelum adegan lain muncul. Adegan itu adalah aula yang luas dan kosong yang sepenuhnya dibangun dari batu bata. Adegan saat itu gelap, lembab dan dingin, dan ada altar yang menjulang tinggi di tengahnya.
Mengenakan pakaian yang berbeda, Bella berdiri di altar dengan sisi kiri wajahnya, yang mulai berubah bentuk karena penyakitnya, diperlihatkan. Di sampingnya ada Annie yang berbaring; Xiao Lan tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.
Ada lubang di dinding yang mengeluarkan darah tanpa akhir, yang berbau amis. Darah itu mengalir di sepanjang alur yang didesain khusus di tepi-tepi altar untuk membentuk lingkaran sihir yang rumit.
Bella melafalkan mantra yang panjang lebar dan rumit. Setelah suaranya berakhir, lingkaran sihir itupun perlahan-lahan aktif.
Ada mata merah yang muncul di udara dan mengunci tatapannya pada Bella. “Perempuan manis dari keluarga Anotti, kenapa kamu memanggilku?”
Bella mengangkat kepalanya untuk melihatnya dan dengan tenang berkata, “Aku bersedia menandatangani kontrak denganmu sebagai ganti untuk kesehatan dan harapan keluarga Anotti.”
Mata itu tertawa dari suatu tempat yang tidak diketahui. “Heehee… Kamu bisa merasakannya sekarang ba. Manusia memang lemah; hanya penyakit kecil saja sudah bisa membuatmu putus asa. Perjuanganmu tidak berarti apa-apa. Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu, termasuk Dewa yang dingin itu.
“Hanya Otey yang bisa. Otey sangat murah hati. Kamu dapat memilih antara kehidupan yang indah namun sederhana atau kehidupan kekal yang jelek namun kuat.
“Ayo, Nona cantik. Apakah kamu ingin terus menjadi domba nasib, atau seorang pemburu yang memiliki kekuasaan?”
Bella memandang Annie, yang napasnya sudah sangat lemah. Dia menarik napas dalam-dalam dan memutuskan: “Aku memilih kekuatan.”
“Heeheehee…” Otey mulai tertawa. “Aku akan memberimu kehidupan kekal dan sebagian dari kekuatanku. Aku juga akan menyelamatkan Annie kecilmu. Harga yang harus kamu bayar adalah menawarkanku pengorbanan orang-orang yang tergila-gila cinta denganmu setiap bulannya.”
“Sepakat.” Bella mengangguk dan segera menutup matanya, menunggu sebuah keajaiban untuk turun.
Mata merahnya mengeluarkan sinar cahaya yang menutupi Bella dan Annie. Suara Otey yang tersenyum muncul dari dalam pancaran cahaya. “Aiya~ tubuh Annie kecil sudah sangat rusak sampai tidak bisa digunakan lagi. Apa yang harus dilakukan ne? Apakah kamu mau meninggalkannya?”
Bella terkejut dan berseru, “Kamu bisa memberinya tubuhku!”
“Seperti yang kau inginkan.”
Setelah itu, di bawah tatapan Bella yang penuh ketidakpercayaan, Otey menyatukan tubuh Bella dan Annie.
Tubuh yang disatukan ini tinggi dan kuat dengan fitur-fitur yang jaraknya sangat lebar dan tersebar, kedua matanya memiliki warna dan bentuk yang sangat berbeda satu sama lain—satu milik Bella dan yang lainnya milik Annie.
Tapi proses ini belum berakhir. Wajah yang disatukan secara paksa ini menumbuhkan hidung tinggi yang mengarah ke atas dan gading; setengah dari wajah itu seperti milik babi hutan.
Otey mengalami kesenangan busuk dalam menghancurkan hal-hal yang dulunya indah, dan dia juga suka mencampurkan keputusasaan dan manisnya harapan bersama-sama.
“Heeheehee…”
Bola mata merah di udara itu menghilang di dalam tawa, meninggalkan Nyonya Bella yang telah berubah sampai tidak bisa dikenali lagi.
–
Dengan kilatan cahaya, Xiao Lan menyadari bahwa dia telah kembali ke ruang piano sekali lagi. Dia melihat ekspresi orang-orang di sekitarnya dan melihat realisasi muncul di wajah mereka; sepertinya mereka semua telah melihat dua kenangan itu.
Yang satu jelas milik Edmund, sementara yang satu lagi…Mungkinkah itu milik Bella?
Ini juga pertama kalinya mereka menyaksikan sendiri penyakit keturunan keluarga Anotti. Membayangkan diri mereka mati dalam kesedihan seperti itu benar-benar membuat rambut seseorang berdiri tegak. Tidak sulit untuk memahami bagaimana Bella akhirnya disesatkan oleh Otey.
Tepat pada saat itu, ada bayangan tak berbentuk yang muncul di dekat piano. Bayangan itu hampir bercampur dengan cahaya dan hanya karena berkat konstitusi para pemain yang diperkuat oleh permainan itu, mereka bisa melihatnya dengan jelas—bayangan itu adalah Edmund.
Edmund ini tampak jauh lebih tidak bernyawa daripada yang ada di potret. Rambut pirangnya tergerai lemas dan kusut, dan bergerak mengikuti gerakannya. Dia sangat langsing dan hampir bisa disebut kurus kerempeng.
Jari-jarinya yang kurus menari-nari di atas tuts, dan pianonya yang telah terkikis oleh waktu, tampak hidup kembali pada saat itu. Suaranya jernih dan bersih, dan mengalir lah keluar sebuah melodi yang indah. Komposisinya lembut dan emosional, seperti puisi cinta untuk seorang kekasih.
Tingkat keterampilan seperti ini membuat Wang Taidi terpukul berkali-kali.
Begitu lagunya berakhir, tangan Edmund berhenti bergerak dan dia berbalik untuk melihat para pemain.
“Ini adalah movement yang aku tulis untuk Bella. Lagu ini pernah menjadi kenangan terindah kami.
“Dua jiwa yang menyatu itu menyebabkan dia untuk bertindak semakin di luar kendali. Awalnya, dia sementara menjadi Bella lalu sementara menjadi Annie. Setelah itu, dia menjadi semakin gila dan mulai membunuh para pelayan di manor serta terus-menerus mengirimkan undangan kepada para pria untuk memasuki manor untuk dibunuh.
“Untuk sekian waktu, aku bahkan curiga bahwa bukan hanya Bella dan Annie yang ada di tubuh itu, dan pasti ada sesuatu yang aneh dan kejam di dalamnya.
“Dia bukan lagi Bella. Dia hanyalah monster yang menghinggapi tubuh Bella.”
Edmund tampak sangat sedih. Ada ketakutan pada istrinya yang dulunya cantik dan lembut yang telah menjadi monster gila, serta dia menyalahkan dirinya sendiri atas ketidakmampuannya untuk menyelamatkan Bella dan rasa bersalah atas mereka yang telah meninggal secara tragis di tangan Bella.
“Aku pernah mencoba melarikan diri dari tempat ini untuk mencari bantuan yang kuat untuk menyelesaikan semua ini; sayangnya, Bella pada akhirnya tahu. Dia mengurungku di ruang piano ini yang dipenuhi dengan kenangan indah kami.” Dia menunjuk ke lantai di bawah piano. “Setelah itu, aku bunuh diri, dan dia menempatkan tubuhku di sana.
“Kamu bisa pergi dengan mengambil rute jalanku.
“Cara untuk melarikan diri adalah melalui ruang bawah tanah, dan kunci untuk membukanya adalah kalungku.” Dengan kalimat itu, sosok Edmund menghilang.
Luo melangkah maju dan membuka kompartemen yang tersembunyi di bawah piano.
Di dalamnya ada kerangka manusia meringkuk yang mengenakan pakaian yang sama dengan hantu Edmund. Benar saja, ada kalung tipis di sekitar leher mayat itu.
Saat liontin itu dibuka, ada potret kecil di dalamnya. Potret itu adalah Bella dan Edmund ketika mereka berumur tujuh belas atau delapan belas tahun. Wanita muda yang cantik dan elegan serta pria muda yang tampan tersenyum sembari mereka bersandar satu sama lain; siapa pun tahu bahwa mereka sangatlah dekat.
😭😭
Kasian si edmund. Giliran ada cowok tulus yg mau nerima apa adanya malah mati 😥