English

PenawarCh14 - Menginap

0 Comments

“Kau lupa membawa kunci?” Chen Qing bertanya dari dalam mobil.

“Aku tidak pernah,” Cheng Ke mengerutkan dahinya, “harus membawa kunci saat keluar rumah.” KDeTvu

“Huh?” Chen Qing tertegun, “Daerahmu pasti punya keamanan yang sangat bagus sampai kau tidak mengunci pintu…”

Jiang Yuduo menampar dahi Chen Qing, mencegah kata-kata yang akan keluar dari muutnya, ia lalu mengatakan padanya, “Masuk mobil dulu.”

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Cheng Ke membukap pintu dan duduk di kursi belakang. Ia telah berdiri menghadap angin untuk waktu yang lama dan hampir diterbangkan. Ia merasa seperti yang ia tunggu hanyalah kata-kata dari Jiang Yuduo.

Meski begitu, saat mobilnya baru melaju sebentar, ia merasa pusing dan mual. Ia buru-buru membuka jendela. e3W9EG

Dia tidak merasakan apa pun saat Xu Ding mengatakan ia ingin mengantarnya pulang sebelumnya. Sekrang, ia tidak tahu apakah itu pengaruh alkohol atau angin, namun ia merasa tidak nyaman.

“Kau minum?” Chen Qing bertanya dari depan.

“Yeah,” jawab Cheng Ke..

“Bagus, kau bau alkohon dan aku bahkan tidak tahu.” Chen Qing menoleh ke belakang, “Apa kau dewa anggur?” uEQRXN

“Mengemudilah dengan baik,” ujar Cheng Ke.

“Mengemudilah.” Jiang Yuduo tidak melihat ke belakang.

Biasanya, minum beberapa gelas anggur tidak memperngaruhinya. Hari ini adalah pengecualian karena ia minum dengan perut kosong.

Cheng Ke menghela nafas. Dia memanggil Xu Ding untuk minum bersama. Namun mungkin karena sebulan ini sangat panjang untuknya. Dia lupa bahwa jika ia mengatakan minum, maka ia hanya akan minum tanpa makan. CaxhBd

Ia lupa hingga waktu makan telah berbalu dan Xu Ding belum tiba.

Ketika ia ingin memanaskan makanan sisanya, Xu Ding telah berada di gerbang apartemen.

Dia harus melupakan makanannya dan segera pergi keluar. Ditambah lagi, ia terlalu malu untuk memberi tahu Xu Ding bahwa ia belum makan malam.

Sebenarnya, ia tidak punya teman. Namun jika harus lebih jujur, ia hanya punya satu teman yaitu Xu Ding. Dia tidak inign Xu Ding memadangnya sebagai idiot karena minum dengan perut kosong. zYEfV9

Alhasil, ia minum-minum bersama Xu Ding dengan perut kosong selama dua jam dan hanya makan sepotong kue. Saat wajah Xu Ding menunjukkan “Kau bisa makan lebih”, ia tidak malu untuk makan satu lagi.

Jika ia tahu ia harus berjalan untuk waktu yang lama tanpa kunci, ia akan makan tiga atau lima potong kue.

Mengesalkan.

Ia pusing. Cheng Ke meletakkan sikunya di lutut dan mengusap wajahnya. iLToK2

Chen Qing membawa mereka ke tempat Jiang Yuduo. Cheng Ke masih sedikit gugup saat ia keluar dari mobil, ia takut ia akan pingsan.

Untungnya ia masih bisa berdiri.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Setelah memasuki ruangan, seluruh otot di tubuhnya yang tegang karena dinginnya udara, tiba-tiba menjadi rileks dan pusing kembali melandanya. Cheng Ke hampir membanting dirinya sendiri ke sofa.

Meow, yang tengah duduk di atas sofa langsung melompat dan bersembunyi di bawah kabinet saking takutnya. lXPAvZ

“Apa yang harus kita lakukan?” Chen Qing bertanya, “Apa ia tidur di sofa malam ini?”

“Yeah,” jawab Jiang Yuduo.

Cheng Ke terkejut mendengarnya, “Apa?”

“Bukankah kau lupa bawa kunci?” Tanya Chen Qing. wlXTEq

“Jiang Yuduo punya, kan?” Cheng Ke bertanya.

“Kuncinya ada di tempat kakak perempuannya,” ujar Chen Qing.

“Ah?” Cheng Ke menatap Jiang Yuduo

“Bukankah kau…memintaku untuk tidak sembarangan memasuki rumahmu. Aku juga sudah mengeluarkan barang-barangku,” Jiang Yuduo berkata, “Aku kembalikan kuncinya ke Lu Qian.” F1b7LS

Cheng Ke merasa logika Jiang Yuduo sangat menyentuh. “Apa kuncinya beracun? Memangnya kalau kau memegang kunciku, kau harus memasuki rumahku? Tidak bisakah kau menyimpannya saja?”

“Yeah.” Jiang Yuduo mengangguk.

“Jadi, bisa kau ambil kunci dari kakakmu?” Cheng Ke menghela nafas.

Jiang Yuduo tidak berbicara. Dia mengambil lalu melihat ponselnya. Chen Qing juga mengeluarkan ponselnya. “Sudah hampir tengah malam, tidak, aku tidak bisa pergi.” hFtszV

“Kenapa?” Tanya Cheng Ke.

“Dia akan memarahimu habis-habisan,” ujar Chen Qing. “Kita tidak akan pergi dan itu bukan karena kita tidak mau. Tapi tidak berani.”

Ponsel Chen Qing berbunyi dan ia pergi ke kamar tidur untuk mengangkatnya.

“Mungkin kau…”  Jiang Yuduo menunjuk sofa, “Aku akan ke sana besok pagi dan mengambil kuncimu. “ J7thqc

Cheng Ke terbengong-bengong untuk waktu yang cukup lama. Ia tidak punya ketentuan dimana ia harus tidur, namun ia tidak bisa menerima fakta bahwa ia harus tidur di sofa orang yang tidak ia kenal dengan baik. Akhirnya, ia bersandar dan menutup matanya. “Lupakan saja, aku akan ke hotel dan memesan kamar.”

“Okay,” Jiang Yuduo menunjuk keluar jendela, “Ada satu di seberang sana…”

Langit Bieru.

“Aku pergi dulu,” Chen Qing keluar dari kamar tidur, “Aku akan kembali ke toko. Manajernya mau datang memeriksa dan aku bertugas hari ini.”

Jiang Yuduo melambai padanya. lf84 F

“Apa ia mau ke hotel?” Chen Qing bertanya saat ia menghampiri pintu.

“Yeah.” Cheng Ke menutup matanya dan menjawab.

“Dia miskin tapi masih suka pamer.” Chen Qing berkata, “Ada sebuah motel di persimpangan jalan. Di sana cukup bersih.”

“Kenapa kau peduli dia tinggal di hotel atau motel?” Jiang Yuduo berkata, “Diamlah dan pergi.” uiqH75

“Besok aku akan mengantarmu untuk melepas gips.” Chen Qing membuka pintu. Sebelum pergi, ia menambahkan, “Kau harus menyiapkan ember untuknya. Aku rasa ia akan muntah.”

Setelah pintunya tertutup, Cheng Ke masih menutup mata, namun ia bisa mendengar Jiang Yuduo mendekatinya. Sepertinya ia tengah menatapnya.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Glj wfwyexj wjajcsj vjc wfiltja Aljcu Teveb rjwqjl wfwyecuxex ecaex wfcjajqcsj. Pj wfcuerjq kjpjtcsj. “Cxe alvjx jxjc wecajt. Cxe tjcsj…rfvlxla tjer. Dbift wlcaj jlg?”

“Kfcae,” epjg Aljcu Teveb. NL70iS

“Kfglwj xjrlt,” epjg Jtfcu Bf.

Vfafijt yfgylmjgj, wfgfxj yfgvej rjilcu yfgajajqjc ijul. Vfafijt rfxlajg ilwj vfalx xfwevljc, Aljcu Teveb yfgxjaj, “Cwyli rfcvlgl. Cqj sjcu xje aecuue?”

“…Maaf.” Cheng Ke berdiri dan mengambil air. Sebenarnya ia bukannya tidak terbiasa. Meski pun ia tidak akan meminta seseorang menuangkan air untuknya saat ia baik-baik saja, ia biasanya akan memanggil asisten rumah tangganya di kondisi seperti ini.

Jiang Yuduo bersandar di meja, mengambil Meow yang melompat dari meja dan mengusap bulunya di lengannya. Ia menatap Cheng Ke yang berdiri di depan dispenser. ANSzxv

“Hanya ada satu cangkir.” Katanya.

“Yeah, aku juga hanya punya satu.” Cheng Ke mengambil cangkirnya, “Apa kau menggunakan kaleng bir untuk minum air?”

“Kenapa? Kau ingin aku mencarikanmu gelas anggur?” Jiang Yuduo bertanya.

Cheng Ke tidak berbicara. Ia memegang cangkirnya dan membungkuk untuk melihat dispensernya. Mungkin karena rasa pusing yang melanda, ia harus menopang dirinya sendiri di dinding. bQhFrH

“Kau tidak tahu cara menggunakannya?” Jiang Yuduo bertanya, “Merah untuk air panas dan biru air dingin. Airnya akan keluar jika kau mendorongnya.”

Cheng Ke meletakkan tangannya di dinding dan berbalik, berkata kata ke kata. “Aku. Tahu.”

Read more BL at langitbieru (dot) com

Jiang Yuduo tersenyum. “Aku pikir kau biasanya minum air kemasan. Ketika aku ke rumahmu, aku lihat banyak sekali botol.”

“Penyaring airnya belum dipasang waktu itu.” Cheng Ke menuang setengah gelas air dan menghabiskannya. o93lPc

“Kau memasangnya?” Jiang Yuduo mengernyit, “Kenapa kau tidak memberi tahuku?”

“Haruskah?” Cheng Ke menatapnya.

“Aku sudah memberi tahumu, kan. Telepon aku jika kau mengubah sesuatu di rumah itu,” ujar Jiang Yuduo.

“Kau tidak perlu jadi jenius untuk memasang penyaring air,” ujar Cheng Ke. “Letakkan saja di bawah wastafel dan sambungkan ke keran.” qQv20M

“Oh.” Jiang Yuduo mengangguk. Ekspresi serius Cheng Ke membuatnya ingin tertawa.

Fuck, kau bermain-main denganku?” Tanya Cheng Ke kesal.

“Tidak,” ujar Jiang Yuduo, “Aku tidak pernah menggunakannya jadi aku tidak tahu cara memasangnya.”

“Aku juga tidak tahu. Tapi itu tidak mengubah apa pun.” Cheng Ke menghampiri sofa dan duduk. “Jika kau tidak minum air panas, benda itu lebih praktis.” dNeVzh

“Yeah.” Jiang Yuduo menurunkan Meow dan pergi ke kamar tidur untuk mengambil baju dan mandi. Meski pun ada gips di tangan dan kakinya, itu tidak merubah aktivitasnya sehari-hari. Alasan utama kenapa dia harus mandi karena ia berkeringat sepanjang hari. Rasanya sangat tidak nyaman jika ia tidak mansi.

“Aku pergi dulu,” Cheng Ke terlihat canggung. Ia melirik baju yang dipegang Jiang Yuduo dan berdiri. “Aku hanya sedikit pusing.”

“Aku tidak mengusimu,” Jiang Yuduo bertanya, “Kau tidak akan pingsan lagi, kan?”

“Aku tidak pusing lagi.” Cheng Ke mengangguk, “telepon aku saat kau sudah mendapatkan kuncinya. Aku akan datangt dan mengambilnya.” eHNksG

“Ok.” Jiang Yuduo tersenyum.

Cheng Ke membuka pintu, keluar dan menutup pintu dengann lembut. Suara langkah kakinya juga sangat pelan.

Jiang Yuduo mengarahkan ponselnya ke jendela dan melihat Cheng Ke dari celah gorden. Ia ingin tahu kapan Cheng Ke akan sadar ia butuh kartu indentitas untuk menginap di hotel.

Cheng Ke keluar dari pintu, setelah beberapa langkah, ia menunduk dan batuk dua kali. ia mengangkat kerah jaketnya lagi, menarik sletingnya dan berjalan maju. mvfxA1

Dia bahkan tidak menoleh sekali pun.

Jiang Yuduo menghela nafas dan menelpon Cheng Ke.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Ada apa?” Cheng Ke menjawab teleponnya.

“Apa kau bawa kartu identitasmu?”Tanya Jiang Yuduo. DUET1P

“Tidak,” jawab Cheng Ke. “Kenapa aku butuh kartu identitas? Aku keluar hanya untuk minum dengan teman.”

“…pernahkah kau tinggal di hotel?” Jiang Yuduo menghela nafas.

“Tentu saja pernah!!!” Cheng Ke terdengar kesal, “Apa kau pikir semua orang selain dirimu itu idiot?!”

“Apa kau selalu menyuruh orang memesan hotel untukmu?” Tanya Jiang Yuduo. “Bagaimana bisa kau mendapat kamar tanpa kartu identitas?” 1RKH6y

Cheng Ke, di seberang sana, terdiam dan menutup panggilannya setelah dua detik.

Jiang Yuduo berdiri di samping jendela dalam diam dan melihat keluar dari jendela. Setelah beberapa menit, ia melihat Cheng Ke berlari kecil ke sebuah belokan dengan wajah yang tersembunyi dibalik kerah jaket.

Namun ketika ia berada di seberang jalan, ia berhenti, terlihat ragu.

Tuan muda ini benar-benar ingin mempertahankan harga dirinya. PVXpN4

Jiang Yuduo mendecakkan lidahnya. Berpikir apakah ia harus menelponnya lagi atau tidak. Cheng Ke tiba-tiba memiringkan kepalanya ke sebelah kanan. Jiang Yuduo mengikuti garis pandangnya dan melihat sesosok orang kabur ke gang gelap.

Lagi!

Apa orang ini mengenal Cheng Ke?

Alis Jiang Yuduo menyatu, menatap Cheng Ke. crKjke

Beberapa detik kemudian, Cheng Ke menunduk dan menyebrang jalan. Lalu, ada sebuah ketukan di pintu.

Jiang Yuduo tidak bergerak. Ia berdiri di samping jendela dan menatap gang itu untuk waktu yang cukup lama lalu membuka pintu.

“Maaf.” Cheng Ke berdiri di luar dengan canggung, “Aku akan tinggal denganmu malam ini.”

“Okay.”  Jiang Yuduo mengangguk dan membiarkannya masuk. MSgXn5

Sejujurnya, Cheng Ke masih pusing. Dia sangat bersyukur karena dengan pusingnya ini, ia dapat mengabaikan kecanggungan yang ia rasakan.

Jika ia tahu hal ini akan terjadi, ia tidak akan pergi ke hotel. Ia bisa tidur di sini untuk satu malam. Karena ia telah keluar lalu kembali lagi, atmosfirnya berubah.

Langit Bieru.

“Kau tidak perlu memikirkanku,” Cheng Ke duduk di sofa, dengan santai menagmbil Meow, yang tengah tidur dan meletakkannya di pangkuannya. “Bukankah kau ingin mandi? Sana.”

“‘Kay.” Jiang Yuduo mengangguk dan mengambil bajunya, namun ia tidak pergi ke kamar mandi dan hanya berdiri sambil menatapnya. duTrib

Cheng Ke meliriknya dan melihat gips di lengan dan kakinya, tiba-tiba ia menyadari sesuatu. “Apa kau butuh bantunku…”

“Tidak perlu,” Jiang Yuduo membalas dengan cepat, “Namun tentu saja, jika kau ingin membantu, aku tidak akan-“

“Aku tidak memikirkannya sama sekali,” ujar Cheng Ke.

“Lagipula kau sudah melihatnya.” Jiang Yuduo mengambil bajunya dan pergi ke kamar mandi. Rxpvwl

Cheng Ke terdiam. Ia bersandar di sofa dan menghela nafas, menutup mata dan mengusap bulu Meow.

Ia tidak tahu apa akrena Meow masih anak kucing, namun bulunya sangatlah lembut. Meow sangat enak untuk dipegang. Terutama dengan ekornya yang bergerak dan menyapu pergelangan tangannya, itu bisa membuat orang-orang merasa sedikit rileks.

Ketika Jiang Yuduo selesai mandi, ia hampir tertidur.

“Kalau mau cuci muka, pakai punyaku saja,” ujar Jiang Yuduo. h4pJKf

“Huh?” Cheng Ke membuka matanya, kantuk dan pening karena mabuk membuat pandangannya kabur ketika ia melihat Jiang Yuduo. Setelah beberapa kedipan, ia bisa melihat Jiang Yuduo berdiri di depannya. Hanya memakai celana dalam. “Terima kasih.”

Untungnya, ia memakai celana dalam. Jadi ia tidak sepenuhnya telanjang.

Mungkin karena perbedaan keadaan, Cheng Ke tidak bisa sebebas Jiang Yuduo. Sejak ia kecil, ia tidak pernah bertelanjang dada di rumah. Selain pada beberapa kesempatan, ia tidak akan pernah muncul seperti ini di depan orang asing.

Jiang Yuduo perlahan menghampirinya dan berhenti. Pandangan Cheng Ke tiba-tiba terdokus pada celana dalamnya. Ia bersandar ke sofa dan menatapnya. “Apa yang ingin kau lakukan?” o9J7L

“Meow,” Jiang Yuduo mengangkat Meow dari pangkuannya, “Aku ingin tidur dengan Meow.”

Cheng Ke tidak berbicara. Ia lega ketika ia melihat Jiang Yuduo memasuki kamar tidur dengan Meow di pelukannya.

Meski begitu, Jiang Yuduo tidak menutup pintu kamar tidur dan berbaring di kasurnya. Mungkin ini kebiasaannya juga. Cheng Ke berdiri, berencana mencuci wajahnya lalu segera tidur.

Setelah memasuki kamar mandi, ia akhirnya mengerti apa yang Jiang Yuduo katakan sebelumnya. Dua handuk dan sebuah sikat gigi berada di cangkir pembersih mulut. yw7Vu4

Dia harus keluar lagi. Lampu di kamar tidur telah mati, namun ia berbisik dari samping. “Jiang Yuduo?”

“Apa?” Balas Jiang Yuduo.

Please visit langitbieru (dot) com

“Apa yang kau bilang dapat kugunakan untuk mencuci wajah?” Tanya Cheng Ke.

“Gunakan punyaku,” ujar Jiang Yuduo. w0LPkI

“Handukmu?” Cheng Ke terkejut.

“Yeah, yang ada di sebelah kiri itu untuk cuci muka,” jelas Jiang Yuduo.

“Sikat gigimu?” Cheng Ke masih terkejut.

“Sungguh, tuan muda,” Jiang Yuduo menghela nafas, “Kau masih ingin menyikat gigi di situasi seperti ini?” QqbLVK

Cheng Ke kembali ke kamar mandi, berencana mencuci wajahnya lalu mengeringkannya dengan tisu. Di situasi seperti ini, mencuci wajah dengan air hangat harusnya tidak masalah.

Meski begitu ketika ia membuka kedua keran dan menunggu beberapa saat, ia tidak merasakan air panas keluar. Ia benar-benar tidak ingin bertanya pada Jiang Yuduo lagi, jadi ia membasuh wajahnya dengan air dingin.

Ketika ia kembali ke ruang tamu, ia merasa segar. Ia merasa begitu segar hingga ia rasa ia bisa pergi jogging pagi sekarang.

Dia berbaring di soda dan menyadari bahwa ia bisa melihat kamar tidur dari posisi itu. karena pintunya tidak tertutup rapat, ia bisa melihat kasur dan orang di atasnya. gk 9Bx

Cheng Ke menghela nafas, duduk lagi dan mengubah posisi tidurnya.

“Selimut dan bantal ada di kursi.” Jiang Yuduo berkata dari kamar tidur.

“Ah,” Cheng Ke melihat selimut dan bantal di kursi di sampingnya. “Terima kasih.”

“Sama-sama,” ujar Jiang Yuduo. ifuLmj

Cheng Ke menarik bantal dan selimutnya. Ukuran bantalnya pas di sofa, namun selimutnya sedikit besar dan terus jatuh menyentuh lantai.

Akhirnya, Cheng Ke menyelipkan setengah selimut itu di bawah tubuhnya dan memaksa dirinya sendiri untuk tertidur.

Setelah berbaring untuk beberapa saat, ia masih belum mengantuk meski ia sangat lelah.

Ruangannya sangat hening. Di luar ada sinar matahari dan semuanya sangat tenang. Orang-orang yang tidak bisa tidur akan tenggelam dalam banyak pikiran. 7W8uAq

Cheng Ke menutup matanya.

Hari ini sebenarnya tidak seburuk itu. Dia menagtakan banyak hal pada Xu Ding. Ia tidak sadar sebelumnya, namun ia menemukan bahwa Xu Ding adalah pendengar yang sangat baik.

Please visit langitbieru (dot) com

Dia tidak akan memberikan pendapatnya begitu saja, menunjukkan mana yang salah dan mana yang benar atau menilai perilakunya. Ia bahkan tidak akan memarahinya. Yang ia lakukan hanyalah mendengarkan dengan baik.

Namun, ia tidak akan ingat apa yang ia katakan. KChTU

Mungkin ia menceritakan masa kecilnya, bagaimana ia tumbuh, menceritakan orang tuanya, dan adik laki-lakinya. Lagi pula, hidupnya sangat monoton. Bahkan teman-temannya tersebar dimana-mana. Hanya itu yang bisa ia katakan.

Mungkin ada juga kekhawatirannya. Ketidak puasannya.

Apa ada?

Mungkin ia hanya berangan-angan. y 48tU

Kenapa semuanya jadi seperti ini? ia melihat segalanya, namun tidak mengerti. Ia mendengar segalanya, namun ia tidak mengerti apa pun.

Pada akhirnya, semuanya terlihat kabur.

Jika ia tidak meninggalkan rumah, ia hanya perlu menunggu segalanya berlalu. Lalu ia bisa lanjut hidup tanpa memikirkan apa pun. Situasi dimana orang berkata ini dan melakukan itu, mungkin tidak akan pernah terjadi.

Dalam 27 tahun hidupnya, ia akhirnya kehilangan segalanya. Dan sekarang, orang yang tidak mempedulikan hidupnya tidak bisa mentoleransi dirinya. d GMbW

Jiang Yuduo meringkuk dibalik selimutnya dan meletakkan ponselnya di perut Meow untuk membaca novel. Ia terus membaca hingga ada chapter yang harus dibayar, keluar dari aplikasi dan melirik jam.

Jam 2, mungkin malam ini akan menjadi malam tanpa tidur.

Ia menyelipkan ponselnya di bawah bantal, mengeluarkan kepalanya dari selimut dan menghirup udara. Ia lalu mengambil Meow dan meletakkannya di atas bantal. Namun ia ogah untuk kembali ke dalam selimut.

“Kau bau. Tidakkah kau tahu bahwa bulumu juga’” Jiang Yuduo berkata dengan suara pelan. “Aku baru menghirup udara sekali dan sekarang hidungku penuh dengan bulumu…” KNBjyv

Meow tidak mempedulikannya, memeluk ekornya lalu tertidur.

“Kau…” Jiang Yuduo ingin menghukum Meow, namun suara rendah terdengar dari ruang tamu.

Ia terkejut, tangannya masuk ke bawah bantal untuk mengambil pisau sebelum akhirnya ingat bahwa Cheng Ke tidur di sofa.

Dia terdiam dan mendengarkan lagi. Lalu mendengar suar yang seperti isakan dari Cheng Ke. euMr1d

Apa ia sakit?

Tidak mungkin, selimutnya cukup tebal. Ia memberikannya pada Cheng Ke karena ia tidak suka.

Langit Bieru.

Ketika ia memikirkannya, Cheng Ke terisak lagi. Kali ini, ia mendengarnya dengan jelas. lalu ia mendengar Cheng Ke menarik tisu dari kotaknya.

“Jangan gosok hidungmu di selimutku,” ujar Jiang Yuduo. ZbSpgU

Cheng Ke, yang masih di luar, terdiam. Setelah beberapa saat, ia terisak lagi. “Tidak.”

Jiang Yuduo hanya berbicara secara asal karena ia tidak bisa tidur dan bosan. Ia tidak menyangka Cheng Ke akan menjawab. Pada saat itu, ia mungkin terbangun untuk membuang ingusnya, orang normal tidak akan bisa mendengarnya berbicara jika masih setengah tidur.

Terlebih lagi, suaranya terdengar tebal dan tertahan. Jika ia flu, pastilah sangat parah…

Jiang Yuduo duduk, mengangkat selimutnya lalu keluar bangun dari kasur. Kemudian ia pergi ke ruang tamu. K92sIL

Ruang tamu gelap dan gordennya tertutup rapat. Ia hanya melihat Cheng Ke terbungkus menjadi taung dan terbaring di sofa.

“Apa kau flu?” Tanyanya.

“Sialan!” Cheng Ke terkejut. “Kenapa kau kemari?”

“Aku takut kau mati di sini,” Jiang Yuduo berkata, “Apa di sini dingin? Pemanas di ruang tamu tidak bekerja. Jika kau kedinginan…tidurlah di kasurku.” fUqo G

Cheng Ke menoleh padanya.

Ia tidak bisa melihat ekspresi Cheng Ke dengan jelas, namun ia bisa menebaknya, jadi ia menambahkan, “Aku akan tidur di sofa.”

“Aku tidak flu,” ujar Cheng Ke.

“Kau tidak flu, tapi suaramu seperti ini?” Ucap Jiang Yuduo. M0PQTe

“Aku hanya…” Cheng Ke ragu, “sedikit flu.”

Jiang Yuduo berdiri di sana sebentar, lalu mengangkat tangan dan menyalakan lampu ruang tamu.

Ketika lampunya menyala, Cheng Ke mengangkat lengannya untuk menutup matanya. “Sialan, matikan!”

Jiang Yuduo terkejut melihatnya, namun ia mematikan lampunya. Setelah beberapa saat, ia bertanya, “Apa kau menangis?” kvFazg

“Aku menangisi Liu Sha Bao sialanmu!” Cheng Ke kesal. “Tidur..”

“Apa yang salah dengan Liu Sha Baoku?” Tanya Jiang Yuduo.

Langit Bieru.

Fuck!” Cheng Ke sangat kesal. Dia mengangkat selimutnya, mungkin ingin melompat dari sofa.

Jiang Yuduo mundur selangkah. Meski ia bisa melepaskan gipsnya sebentar lagi, dengan tenaga Cheng Ke, ia mungkin harus memakai gipsnya lagi untuk sebulan karena satu tendangannya. QtupWa

Meski pun begitu, Cheng Ke gagal melompat dari sofa dan meninjunya. Mungkin karena selimut itu dengan sempurna membungkusnya, ia tidak bisa lepas dari selimutnya setelah mencoba dua kali.

Pada akhirnya, ia harus berguling dari sofa sebelum ia bisa keluar dari gulungan selimut yang membungkusnya erat.

“Apa kau dibungkus seperti bayi?” Jiang Yu Dao tertawa.

Fuck,” Cheng Ke berdiri dan duduk lagi setelah berdiri sejenak. “Selimutmu terlalu besar. apa pun yang aku lakukan, selimutnya menyentuh tanah. “ qVXvPU

“Lantainya bisa mencuri selimutmu?” Jiang Yuduo berkata, “Apa salahnya selimut menyentuh lantai.”

“Aku takut selimutnya jadi kotor,” ujar Cheng Ke.

“Itu memang tidak bersih. Chen Qing memakainya kemarin-kemarin,” ujar Jiang Yuduo.

“…tiba-tiba aku tidak mau menggunakannya lagi.” Cheng Ke mendongak dan melihatnya. zT0E9o

“Kau tidak telanjang. Kenapa kau peduli itu kotor atau bersih?” Jiang Yuduo mneghela nafas.

“…Kau benar.” Cheng Ke tersenyum.

Tak satu pun di antara mereka berbicara. Setelah beberapa saat, Cheng Ke bertanya dengan lembut. “Apa kau mendengarku menangis?”

“Tidak,” Jiang Yuduo berkata, “ Aku menebaknya. Namun aku tidak tahu kau benar-benar menangis sampai lampunya menyala.” YQ4T7y

Cheng Ke tidak berbicara, ia lalu meraba tubuhnya, mengeluarkan sebatang rokok dan mengapitnya di bibirnya. “Korek?”

Jiang Yuduo mengambil pemantik api di atas meja dan melemparnya.

Cheng Ke menekan pemantik api tersebut. Menatap api yang menari-nari sejenak lalu menyalakan rokoknya. “Pernahkah kau melihat orang yang lebih buruk dariku?”

“Banyak,” ujar Jiang Yuduo. UkMnhY

“…jawabanmu membuatku ingin berhenti bercerita.” Cheng Ke tersenyum.

“Tidak pernah,” Jiang Yuduo mengganti jawabannya. “Kau orang terburuk yang pernah kutemui.”

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Kau tidak bisa tidur juga, kan?” Cheng Ke merokok. “Mau mengobrol?”

auvkDp

Ey, Yuduo sudah menganggap Cheng Ke sebagai teman tapi Cheng Ke tidak!!!!!

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!