English

NO.6Ch1.2 - Nezumi, Basah Kuyup

2 Comments
We're recruiting an editor for this novel.
Join us!

“Jangan bergerak,” katanya.

Ia lebih pendek dariku. Dicekik dari arah bawah, aku berusaha keras untuk melihat matanya. Matanya berwarna gelap, di saat yang bersamaan, terang, abu-abu. Aku tak pernah melihat warna seperti itu sebelumnya. Jarinya mengepal. Ia tak terlihat kuat sama sekali, tapi aku sama sekali tak bisa bergerak. Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang normal. tR0F6c

“Baiklah,” aku berhasil berkata lirih, “sepertinya kau terbiasa melakukan ini.”

Sepasang mata abu-abu itu tidak berkedip. Tatapan matanya tajam, semakin tenang layaknya ombak lautan yang jinak. Aku tak melihat satu pun ancaman, ketakutan, atau pun niat membunuh dari kedalaman warna matanya. Kedua matanya begitu tenang. Aku bisa merasakan rasa panikku mereda.

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Aku akan mengobati lukamu,” aku membasahi bibir, “kau terluka, bukan? Akan kuobati.”

Aku bisa melihat bayanganku di bola mata si penyusup. Untuk sesaat, aku merasa aku bisa tenggelam dalam kedalaman matanya. Aku mengalihkan pandang, menundukkannya, mengulangi perkataanku. j7VenI

“Aku akan merawat lukamu. Kita harus segera menghentikan pendarahan. Diobati. Kau mengerti apa yang kubicarakan, kan?”

Cengkraman di leherku sedikit melonggar.

“Shion.”

Suara Mama terdengar dari interkom, “kau membuka jendela, ya?” ihfnZC

Nafasku tercekat. Aku tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa, aku meyakinkan diri. Aku bisa berbicara dengan suaraku yang biasa.

“Jendela? Oya, aku membukanya.”

“Kau bisa masuk angin kalau kau tak menutupnya.”

“Aku tahu.” rec94M

Aku bisa mendengar tawa Mama di seberang.

“Kau ulangtahun ke-12 hari ini, tapi kau masih bertingkah seperti anak kecil.”

“Oke, aku mengerti… Oya. Ma?”

“Apa?” 9AXBxw

“Aku punya laporan untuk ditulis. Apakah Mama bisa membiarkanku sendiri sebentar saja?”

“Laporan? Bukannya kau sudah diterima di Kelas Berbakat?”

“Huh? Oh… Yah… Aku masih punya banyak tugas untuk dikerjakan.”

“Mama mengerti…. Jangan kecapekan. Turunlah untuk makan malam nanti.” M5XGx3

Tangan yang dingin itu menjauh dari leherku. Tubuhku bebas. Aku mengulurkan tangan untuk memulai kembali sistem kontrol udara. Aku memastikan untuk tetap membiarkan sistem keamanan mati. Jika tidak, sistem pasti akan mendeteksi penyusup ini sebagai kehadiran orang asing, dan alarm pasti akan menyala dengan suara nyaring. Jika yang terdeteksi adalah penghuni legal No.6 alarm jelas tidak akan berbunyi, tapi aku tak bisa membayangkan si penyusup basah kuyup ini mempunyai identitas legal.

Jendela sudah tertutup dan udara hangat mulai menyebar ke seluruh ruangan. Penyusup bermata kelabu itu setengah jatuh terduduk dan bersandar pada tempat tidur. Ia mengambil nafas panjang dalam-dalam. Terlihat jelas ia melemah dengan cepat. Segera aku mengambil kotak P3K. Pertama aku memeriksa denyut nadinya. Kemudian membuka paksa bajunya dan segera membersihkan luka.

Please visit langitbieru (dot) com

“Ini…”

Aku tak tahan untuk tidak menatap tajam. Aku sama sekali tidak familier dengan tipe cedera seperti ini. Luka ini menghasilkan semacam parut dangkal yang menghujam daging di persendian bahu. sX0HG6

“…. Luka tembak?”

“Ya,” jawaban yang begitu santai, “hanya meleset. Apa istilahmu untuk ini? Luka gores?”

“Aku bukan spesialis. Hanya seorang siswa.”

“Dari Kelas Berbakat?” 0HzAgr

“Mulai bulan depan.”

“Wow. IQ-mu tinggi, ya?” ada sarkas terdengar di suaranya.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Aku mengangkat pandangan dari lukanya, dan menatapnya tepat di mata.

“Bje wfculcjxe?” bIAJCY

“Zfcutlcj? Bfalxj jxe rfvjcu xje byjal? Klvjx jxjc. Ajvl, jqj rqfrljilrjrlwe?”

Cxe wfwyfglajtecsj rqfrljilrxe fxbibul. Cxe sjcu yjge rjpj vlafglwj vl Bfijr Dfgyjxja. Sxbibul. Dfcjg-yfcjg ajx jvj teyecujccsj vfcujc wfcubyjal iexj afwyjx. Pcl qfcujijwjc qfgajwjxe. Vfvlxla wfcfujcuxjc.

Dljg xelcuja, jqj sjcu tjger vlijxexjc qfgajwj xjil? Zfwyfgrltxjc, wfwyjiea, …. bt, lsj. Cxe tjger wfcutfcalxjc qfcvjgjtjc.

“Apa yang kau lakukan?” ia menatapku yang mengambil jarum suntik dari disinfecting kit. sPhbNm

Aku menelan ludah.

“Anastesi lokal. Baiklah, ini dia.”

“Sebentar. Sebentar! Kau akan membekukan darahku, lalu?”

“Menjahitnya.” Wc3Ne8

Katanya aku mengatakan ini dengan senyum begitu lebar, menandakan aku begitu menikmati momen tersebut. Sesuatu yang kuketahui jauh di kemudian hari.

“Menjahitnya! Apa kau tidak bisa lebih primitif lagi?”

Langit Bieru.

“Ini bukan rumah sakit. Aku tak punya peralatan canggih. Lagipula, kupikir luka tembak sendiri cukup primitif.”

Tingkat kriminalitas di kota ini nyaris nol. Kota ini aman, tidak ada alasan bagi orang biasa untuk membawa senjata api. lH3phS

Jika pun ada, pasti hanya digunakan untuk memburu. Dua kali per tahun, peraturan dicabut untuk musim perburuan. Dengan senapan antik dipanggul di atas bahu, para penghobi akan menjelajah bagian utara pegunungan.

Mama tidak menyukainya, dan beliau tidak sendiri. Dalam sebuah sensus rutin, 70% masyarakat menyatakan ketidaknyamanan terhadap berburu sebagai satu jenis olah raga. Membunuh binatang kecil tak berdaya… Begitu kasar. Begitu bengis. Begitu sadis.

Tapi makhluk hidup yang berdarah di depanku bukanlah rubah atau rusa. Ini manusia.

“Aku tak bisa mempercayainya,” aku berbisik pada diri. gRqQoe

“Percaya apa?”

“Kalau ada seseorang yang bisa menembak orang lain… Atau jangan-jangan… Jangan bilang seseorang dari klub berburu tidak sengaja menembakmu?”

Bibirnya terangkat, melengkung. Ia tersenyum.

“Klub berburu, huh. Yah, kau bisa menyebut mereka dengan itu. Tapi mereka tidak salah menembak.” gkK73L

“Mereka dengan sadar menembak manusia? Itu melanggar hukum.”

“Benarkah begitu? Sebagai ganti rubah, mereka hanya kebetulan memburu manusia. Pemburuan manusia. Aku pikir itu tidak menyalahi hukum.”

“Apa maksudmu?”

“Ada pemburu, ada yang diburu.” x 7IgA

“Aku tidak paham apa yang kau katakan.”

“Kupikir kau pasti tidak paham. Kau tidak perlu memahami. Apa kau benar-benar akan menyuntikku? Bukannya kau seharusnya menggunakan anastesi semprot atau semacamnya?”

“Aku selalu ingin mencoba menyuntik seseorang.”

Aku mendesinfeksi lukanya. Kemudian mengaplikasikan anastesi dengan tiga suntikan di sekitar luka. Tanganku sedikit bergetar karena gugup, tapi entah bagaimana semua berjalan lancar. 6r gKk

“Ini akan mulai terasa kebas, lalu…”

“Kau akan menjahitnya.”

Story translated by Langit Bieru.

“Ya.”

“Apa kau punya pengalaman?” YBOLWc

“Tentu saja tidak. Aku tidak masuk bidang kesehatan. Tapi aku punya pengetahuan dasar untuk menjahit pembuluh darah. Aku melihatnya di video.”

“Pengetahuan dasar…” ia menarik nafas dalam-dalam. Kemudian menatapku tepat di mata.

Ia mempunyai bibir tipis yang pucat, pipi cekung, dan kulit kering yang sama pucatnya. Wajahnya menunjukkan ia bukanlah seseorang yang hidup dengan layak. Ia benar-benar terlihat seperti binatang buruang yang tak henti dikejar, kelelahan, tanpa punya tempat untuk berlari lagi.

Tapi matanya berbeda. Tak ada emosi, tapi aku bisa melihat kekuatan dahsyat meluap dari sana. Apakah itu kemauan untuk hidup? Aku bertanya-tanya. Aku tak pernah bertemu seseorang dengan mata semengesankan miliknya. Dan kedua bola mata itu menatapku tak berkedip. tINWh9

“Kau aneh.”

“Kenapa kau bilang begitu?”

“Kau bahkan tidak menanyakan namaku.”

“Oh. Ya. Tapi aku pun belum memperkenalkan diri.” 830dxI

Shion, bukan? Seperti nama bunga?”

“Ya. Mamaku menyukai pepohonan dan bunga liar. Kamu?”

Nezumi.”

“Huh?” 7E FpS

“Namaku.”

“Nezumi… bukan itu.”

“Bukan apanya?”

Warna bola matanya bukan warna dari tikus manapun. Sesuatu yang lebih elegan. Seperti langit persis sebelum terbit fajar –bukankah terlihat seperti itu? lL1mQi

Wajahku merona. Malu menyadari diriku mengutarakan kata layaknya membuat puisi yang buruk.

“Oke. Ini dia,” dengan sengaja aku menaikkan nada suara.

Read more BL at langitbieru (dot) com

Ingatlah tahapan dasar menjahit luka, aku mengingatkan diri. Letakkan dua atau tiga benang yang seimbang, gunakan sebagai benang pendukung untuk membuat jahitan yang tidak berhenti… Ini harus dilakukan dengan ketelitian dan presisi tingkat tinggi… Jahitan yang tidak berhenti…

Jemariku bergetar. Nezumi menatap ujung jariku dalam diam. Aku begitu gugup, tapi sedikit senang juga. Apa yang sebelumnya hanya pengetahuan dalam buku, kini menjelma menjadi tindakan di bawah jemariku. Benar-benar menyenangkan. 9A6kb7

Jahitan selesai. Aku menekan sepotong kain kasa bersih ke luka tersebut. Sebutir keringat mengalir dari dahiku.

“Jadi kau memang pintar,” dahi Nezumi juga basah oleh keringat.

“Aku hanya terampil menggunakan tanganku saja.”

“Bukan hanya tanganmu. Otakmu juga. Kau baru berusia 12, kan? Dan kau akan masuk ke Kelas Berbakat dari institusi pendidikan tertinggi. Kau adalah orang super elit,” kali ini tidak ada nada sarkas disana, maupun sedikit saja rasa kagum. CEqmUp

Dalam diam aku membuang kain kasa yang terkena bercak darah, dan menyimpan kembali peralatan.

10 tahun lalu, aku menduduki peringkat teratas pengujian kecerdasan yang diselenggarakan pemerintah kota untuk anak berusia 2 tahun. Pemerintah kota menyediakan pendidikan terbaik bagi seseorang yang menduduki peringkat teratas untuk ketrampilan tertentu atau kemampuan atletis. Hingga usia 10 tahun, aku mengikuti kelas di dalam lingkungan yang dilengkapi dengan fasilitas mutakhir bersama dengan teman-teman sekelas yang sama denganku.

Di bawah pengawasan sederet instruktor yang ahli di bidangnya, kami diberikan pendidikan dasar yang solid dan menyeluruh. Setelah itu setiap dari kami diberikan satu set instruktor tersendiri ketika akan beranjak ke bidang spesialisasi yang cocok bagi kami. Sejak hari dimana aku diakui sebagai pemegang peringkat tertinggi, masa depanku sudah terjamin di depan mata. Itu adalah fakta tak terbantahkan. Tak ada kekuatan yang bisa menggoyahkannya.

Atau, itu yang seharusnya terjadi. qYgd8M

“Terlihat seperti tempat tidur yang nyaman,” Nezumi menggumam, masih bersandar di sampingnya.

“Kau bisa menggunakannya. Tapi ganti bajumu dulu.”

Aku melemparkan baju bersih, handuk, dan sekotak antibiotik ke pangkuan Nezumi. Dan tiba-tiba saja aku memutuskan untuk membuat coklat hangat. Kamarku mempunyai peralatan memasak dasar yang bisa digunakan untuk membuat satu atau dua gelas minuman hangat.

“Tidak terlalu fashionable, ya?” Nezumi mendengus sembari mengangkat kemeja bermotif kotak-kotak. mF61Kd

“Menurutku, baju itu lebih baik daripada pakaian kotor, sobek, dan bernoda darah.”

Aku memberikan secangkir coklat panas padanya. Untuk pertama kalinya di malam ini, aku melihat sekelibat emosi di mata abu-abunya. Kepuasan. Nezumi menyesap sedikit dan berbisik, “enak.”

“Ini enak. Lebih baik dari jahitanmu.”

“Tidak adil membandingkan keduanya. Kupikir jahitanku berjalan lancar untuk percobaan pertama.” Pr6hCx

“Apa kamu selalu seperti ini?”

“Huh?”

Please visit langitbieru (dot) com

“Apa kau selalu membiarkan dirimu terbuka lebar? Atau itu normal bagi kalian, para elit hasil percobaan, tidak punya sense of danger?” Nezumi melanjutkan, sembari memegang cangkir dengan kedua tangan, “kalian bisa berkenalan, berteman dengan penyusup tanpa merasakan takut atau bahaya, huh?”

“Aku pun bisa merasakan bahaya. Dan takut. Aku takut dengan hal-hal berbahaya, dan aku tak ingin punya urusan dengan hal-hal seperti itu. Aku juga tidak senaif itu hingga menganggap seseorang yang masuk lewat jendela balkon lantai dua-ku adalah warganegara yang terhormat.” sVaqZQ

“Jadi, mengapa?”

Dia benar.

Mengapa?

Mengapa aku merawat luka si penyusup ini, bahkan memberinya secangkir coklat panas? Aku bukan monster berhati dingin. Tapi aku pun bukan seseorang yang kaya oleh kasih dan punya cukup kebaikan untuk mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan. Aku bukan orang suci. Aku membenci berurusan dengan sesuatu yang merepotkan dan perselisihan. PXYkKj

Tapi aku menarik masuk si penyusup ini.

Jika pihak berwajib mengetahui ini, aku akan berada dalam masalah besar. Mereka mungkin akan melihatku sebagai seseorang yang tidak bisa mengambil keputusan yang bijak. Jika itu terjadi…

Mataku bersitatap dengan sepasang bola mata abu-abu. Aku merasa bisa melihat sebuah bayangan tawa  disana. Seperti kedua mata itu bisa melihat aku yang sesungguhnya, seluruh hal yang kupikirkan, kemudian menertawakanku. Aku menguatkan diri, kemudian balik menatap tajam.

“Jika kamu seseorang bertubuh tinggi, agresif, aku pasti akan membunyikan alarm saat itu juga. Tapi kamu pendek. Dan terlihat seperti anak perempuan. Dan seperti akan pingsan. Jadi…. Jadi aku memutuskan untuk merawatmu. Dan…” rhyM4W

“Dan?”

Dan matamu sewarna dengan sesuatu yang ganjil dan tak pernah kulihat sebelumnya. Dan mereka menarikku dalam.

“Dan… Aku ingin tahu rasanya menjahit luka.”

Nezumi mengedikkan bahu, kemudian menghabiskan seluruh coklat yang tersisa. Menyeka mulut dengan bagian belakang tangan, lalu mengusap lembut sprei dengan telapak tangannya. oK pTl

“Apakah aku benar-benar bisa tidur disini?”

“Tentu saja.”

“Terima kasih.”

Itu adalah kata terima kasih pertama yang ia ucapkan sejak menerobos masuk ke kamarku. biofSB

 

 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

******

  hzEj4u

(T/N)

Maafkan nggak bisa mengunggah apapun minggu kemarin.

Bentar lagi mid. Masa2 kayak gini jadi pingin isekai.

8g6MyS

Translator's Note

Bunga Aster Ada laman menarik yang membahas arti nama Shion: https://shionsdays.tumblr.com/post/49624872633/astershion-aster-tataricus-family-asteraceae

Translator's Note

artinya tikus

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

2 comments