Jing Huan tertegun kembali. Dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk ingat kalau dia belum membalas.
[Sekarang] Xiao Tianjing: Kk… Kk ngomong kepadaku?
[Sekarang] Hati Merindu: Memangnya ada siapa lagi di sini?
Orang yang lewat: “…”
[Sekarang] Xiao Tianjing: Tapi aku belum membeli equipment yang bagus…
[Sekarang] Hati Merindu: Kamu kabur aja.
[Sekarang] Xiao Tianjing: ? ?
Maksudnya apaan? Jangan bilang ini orang mau nyuruh dia kabur-kaburan di arena sepanjang malam?
Waktu Jing Huan baru saja mau mencibir dan menyindir tajam, dia melihat portal teleportasinya kembali bersinar. Ternyata orang-orang Guild Paviliun Nganggur yang sedang menunggu di luar gerbang baru saja menyadari ada sesuatu yang salah dan datang untuk memeriksa situasi.
Xiang Huaizhi melirik ke arah orang tersebut kemudian mengirimkan undangan pembuatan tim.
[Sekarang] Hati Merindu: Ayo masuk.
Sang cewek rubah tersebut berdiri dengan cepat. Karakter gamenya menepuk-nepuk pantatnya, menolehkan kepalanya, dan bergabung degan tim Hati Merindu.
Keduanya kemudian terbang pergi bersama.
Anggota Guild Paviliun Nganggur yang menyaksikan hal itu terkejut. Dia kemudian segera melaporkannya di guild.
[Guild] Lihat Rusa Di Dalam Hutan: Lapor — Xiao Tianjing baru saja bergabung dengan tim Hati Merindu!!
[Guild] Lihat Rusa Di Dalam Hutan: Semuanya, hati-hati ya! Jangan terburu-buru mengajukan PK kepada Xiao Tianjing!
[Guild] Kasih Dalam Diam: ? ? ?
[Guild] Gadis Dalam Hatiku: Kenapa dia bisa ada di dalam tim Hati Merindu [kaget]?
[Guild] Jangan Tanya Kapan Pulang: Temanku memberitahuku… Kemarin Xiao Tianjing dan Hati Merindu melakukan misi bersama.
[Guild] Waktu Adalah Uang: …Masa sih? Jangan bilang kalo mereka beneran pacaran? Apa Hati Merindu tergerak hatinya mendengar pernyataan cinta Xiao Tianjing?
[Guild] Moe Abadi: Ga mungkin.
[Guild] Moe Abadi: Selera Hati Merindu itu tinggi tau. Pasti Xiao Tianjing yang merengek-rengek minta diajak melakukan misi. Tenang saja, sepuluh menit lagi Hati Merindu pasti akan bertanding di arena. Pada saat itu, kalian bisa dengan tenang membunuh Xiao Tianjing.
[Guild] Bintang di Langit: … Itu…
[Guild] Bintang di Langit: Aku baru saja melihat Hati Merindu membawa Xiao Tianjing ke arena 2V2.
[Guild] Jangan Tanya Kapan Pulang: …
[Guild] Gadis Dalam Hatiku: …
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Seluruh pemain di layar pun terdiam saking terkejutnya.
[Guild] Kasih Dalam Diam: …Tenang saja, paling jelek juga paling kita harus menunda rencana membunuh Xiao Tianjing malam ini. Sisi baiknya, Hati Merindu sudah pasti kalah kalau membawa Xiao Tianjing ke arena. Jadi wakil ketua guild kita bisa memanjat naik ke puncak ranking master.
[Guild] Bintang di Langit: Benar sekali. Aku lihat beberapa bulan belakangan poin Hati Merindu jatuh terus menerus. Wakil ketua pasti bisa menyalip dia hanya dengan menang beberapa pertandingan saja.
[Guild] Moe Abadi: Bintang di Langit, maksudmu apa?
[Guild] Bintang di Langit: ?
[Guild] Bintang di Langit: Memangnya aku ngomong apaan…
[Guild] Moe Abadi: Maksudmu Hati Merindu kehilangan poin beberapa bulan ini karena membawaku ke arena kan?
[Guild] Bintang di Langit: [tercengang] Bukan, dari mana aku tahu dia beberapa bulan ini selalu membawamu ke arena?
[Guild] Moe Abadi: Kami selalu bersama setiap hari, masa kamu ga tahu?
[Guild] Bintang di Langit: Memangnya kenapa kalo kalian bersama tiap hari? Memangnya kalian menikah? Lihat tuh sekarang Xiao Tianjing juga bertarung bersama Hati Merindu di arena? Apa itu artinya mereka bersama juga?
【Guild: Dewa Naga Admin Moe Abadi mendepak Bintang di Langit dari Guild Paviliun Nganggur karena alasan “.”】
[Guild] Jangan Tanya Kapan Pulang: Astaga apa… Ga perlu sampe segitunya kali.
【Guild: Buta Cinta sudah menutup pesan guild untuk semua anggota.】
[Guild] Buta Cinta: Jangan bertengkar. Moe, dinginkan kepalamu sedikit.
[Guild] Buta Cinta: Hari ini pesan guild ditutup. Kerjakan apa yang harus dikerjakan. Besok aku akan buka lagi pesan guildnya.
Jing Huan bahkan tidak tahu kalau fakta bahwa dia masuk ke dalam tim Hati Merindu sudah membuat Guild Paviliun Nganggur ribut. Sebelum dia bisa menolak, dia sudah dibawa ke arena oleh Hati Merindu.
Bjije ybift vlylijcu, kjijeqec Alcu Lejc wjall-wjaljc yfgerjtj wfcvfxjal Ljal Zfglcve, vlj alvjx gfij ecaex xftlijcujc qblc vl jgfcj xjgfcj wfcfwjcl vlj.
Dengan equipmentnya sekarang, kalau dia nekat bermain di arena, dia hanya akan menjadi target bulan-bulanan lawannya. Apalagi dia masih belum sepenuhnya mengerti seluruh skill dari sekte Gua Huxian. Ada banyak sekali skill dari sekte sial ini sampai dia merasa kepalanya berdenyut kesakitan. Dia membutuhkan waktu lebih dari setengah bulan untuk benar-benar mengerti seluruhnya.
“Bjxjx,” Glj gjue-gjue vjc yfgqegj-qegj xfajxeajc, “Djujlwjcj xjije xx wjcuuli bgjcu ijlc rjpj? Cxe, jxe alvjx qfgcjt yfgwjlc vl jgfcj rfyfiewcsj.”
“Xj qjqj. Cxe mewj yeaet ybcer qblccsj,” Wljcu Lejlhtl yfgxjaj.
Jing Huan: “…”
Kalau bukan karena aku tidak bisa membunuhmu, aku pasti sudah memburumu tiap hari.
Melihatnya terdiam, Xiang Huaizhi berpikir sejenak sebelum akhirnya menambahkan: “Kamu tidak akan kehilangan poin.”
Setiap orang pada awalnya akan memiliki poin pertama sebanyak 1000 poin.
Sebenarnya, Jing Huan tidak terlalu peduli dengan jumlah poinnya. Walaupun dia kehilangan seluruh poinnya, dia masih bisa mendapatkannya kembali setelah dia membeli equipment.
Dia hanya tidak suka kalah.
Bermain game seharusnya membuat orang bahagia. Kalau di dalam game dia masih dikejar-kejar dan dibunuh, untuk apa dia masih bermain game.
“…Oke deh.” Jing Huan berkata, “Aku pergi dulu untuk membeli obat.”
Begitu dia selesai berbicara, banyak notifikasi bermunculan di layarnya. Semuanya merupakan pemberitahuan bahwa Xiang Huaizhi memberikan obat kepadanya.
“Aku yang mengajakmu kemari jadi aku yang akan menyediakan obatnya.” Kata-kata Xiang Huaizhi sangat padat dan singkat.
“Terima kasih, kakak.” Jing Huan menegakkan badannya. Dia sudah lama sekali tidak bermain di arena. Sekarang ketika dia tiba-tiba sudah kemari, sedikit banyak dia merasa bersemangat.
Dia melihat-lihat ke sekeliling tanpa sadar dan tiba-tiba dia terdiam.
Sebagian besar pemain yang berdiri di samping mereka adalah orang-orang dari Guild Pavilun Nganggur.
Sesungguhnya, apa yang dikatakan Xiang Huaizhi ada benarnya juga. Bermain di arena malam ini bisa menjadi cara dia untuk melarikan diri dari kejaran guild tersebut.
Untungnya, arena di desain untuk memilih lawan secara acak. Jika pemain bisa memilih lawannya sendiri, mereka mungkin tidak akan punya waktu untuk bernapas malam ini.
Pada pukul 7:30, arena secara resmi dimulai. Begitu Xiang Huaizhi mengklik tombol Match, mereka pun langsung dipasangkan dengan lawan pertama mereka hari ini.
Keduanya merupakan pemain cowok, satu healer dan satu penyerang, komposisi yang agak mirip dengan tim Jing Huan.
Orang di pihak seberang tidak menyangka akan melawan Hati Merindu dan membeku di tempat. Sebelum dia sempat bereaksi, dia melihat Hati Merindu langsung menerjang healer mereka sambil mengayunkan pedangnya.
Healer tersebut terkejut setengah mati dan tanpa sadar menghindar ke arah kanan. Tak disangka, Hati Merindu justru mengayunkan pedangnya dari arah kanan. Hati Merindu tanpa malu-malu langsung melancarkan serangan dua kali berturut-turut.
9113.
Angka merah besar pun muncul ke layar seraya healer tersebut mati terbunuh.
Jing Huan: “…”
Buset.
Damage macam apa itu?
Walaupun lawan mereka bukan pemain kuat, tapi bukan berarti juga…. bisa dengan mudah membunuh healer sekali tebas…
Ini semua pasti karena Equipment Dewa yang dipakainya! Pemain yang bakar uang seperti dia memang bukan manusia!
Jing Huan yang membeli karakter kosong tanpa equipment seharga puluhan ribu Yuan menggerutu dalam hati.
[Sekarang] Sampah Macam Apa Kamu: [Ketakutan]
[Sekarang] Sampah Macam Apa Kamu: Dewa Besar, poinku cuma 2200, kenapa aku bisa dipasangkan denganmu…
Di dalam arena, sistem akan otomatis memasangkan lawan yang memiliki kekuatan berimbang dengan cara melihat jumlah poin mereka dan mencocokkannya. Karena poin Jing Huan terlalu kecil dan karakter Xiang Huaizhi sudah kehilangan banyak poin sebelumnya, mereka akhirnya dipasangkan dengan lawan yang memiliki poin rendah.
Hati Merindu tidak menjawabnya. Dia berbalik dan kembali menyerang penyerang tersebut. Penyerang tersebut sadar dia tidak akan bisa menang, jadi akhirnya dia menyerah dan membiarkan Hati Merindu membunuhnya.
[Sekarang] Sampah Macam Apa Kamu: Dewa Besar, kamu bisa tunggu sepuluh detik ga sebelum pencet Match lagi? [nangis] Aku ga mau ketemu kamu lagi.
Ketika serangan terakhir diluncurkan, Sampah Macam Apa Kamu tidak punya kesempatan berbicara lebih banyak lagi dan langsung terlempar keluar arena PK.
Jing Huan terpana. Setelah beberapa saat, ketika mereka sudah kembali ke ruang tunggu, barulah dia berbicara: “…Wow, kk, kamu hebat banget.”
Tentu saja tidak ada jawaban yang terdengar dari earphone. Hati Merindu hanya berdiri diam tak bergeming.
Jing Huan baru saja akan bertanya ketika layar pemasangan lawan muncul dan mereka ke dalam pertarungan selanjutnya.
…Ternyata tadi dia sedang menunggu sepuluh detik.
Beberapa pertarungan setelahnya mirip sekali dengan pertarungan pertama mereka. Equipment yang digunakan Hati Merindu terlalu kuat, bahkan kalau dia memanggil orang yang baru main sekalipun untuk mengoperasikan karakternya, dia masih bisa menang dengan mudah.
Lawan-lawan mereka kalau bukan disiksa sampai mati oleh Hati Merindu, pasti mereka akan menyerah sebelum pertarungan bahkan dimulai. Dalam tiga pertarungan selanjutnya, Jing Huan tidak melakukan apapun selain melemparkan kolam darah.
Setelah pertarungan, Channel Arena mengeluarkan pengumuman pertamanya malam itu.
【Selamat kepada Hati Merindu, Xiao Tianjing telah mengalahkan Mendengar Suara Hujan dan Ditemani Angin, dan berhasil mendapatkan kemenangan tiga kali berturut-turut!】
Chun Xiao melirik waktu yang sudah berjalan: “… Arena baru saja dimulai tujuh menit dan mereka sudah menang tiga kali berturut-turut?”
“Poin Xiao Tianjing masih kecil. Mereka semua masih pemula, tentu saja sangat mudah untuk menang.” Suara cewek yang agak lembut terdengar dari earphone, diselipi sedikit nada kesal, “Kenapa kamu malah merhatiin Xiao Tianjing lagi?”
Chun Xiao menjawab pasrah: “Aku cuma kebetulan lihat saja.”
“Lalu ketika terakhir mereka membunuh Raja Setan? Kamu juga kebetulan doang membantu dengan menyumbangkan material dari guild kita?” Pemilik suara ini adalah Buta Cinta. Mendengar penjelasan Chun Xiao, dia tidak hanya tidak menjadi tenang, tapi dia malah semakin kesal.
Chun Xiao: “Kalo kita tidak memberikan material, nanti guild kita kebanjiran perampok.”
“Kalo gitu biarin aja mereka merampok! Paling-paling kita hanya akan kehilangan lahan tanaman obat saja!”
Chun Xiao mengernyitkan dahi. Setelah pertarungan mereka selesai, dia mengikat rambutnya yang panjang dan menjawab dengan sabar, “Tidak mudah bagi kita untuk memperluas lahan tanaman obat. Kalau masalahnya bisa dihindari, kenapa tidak menghindar saja? Kamu yang baik ya. Baru sekarang kamu bisa online lagi, aku tidak mau bertengkar denganmu.”
Buta Cinta meleleh setelah mendengar ini. “…Tapi aku cuma kesal, memangnya dia siapa? Sudah menipu senior Guild kita, masih berani untuk merayumu. Cewek cowok semua dimakan, ga takut keselek apa?”
“Itu masalah pemilik sebelumnya, kali ini karakternya sepertinya benar-benar sudah berpindah tangan.”
“Bukannya terakhir kali juga mereka bilangnya begitu? Ternyata masih sama aja si penipu, aku tidak akan percaya lagi.” Buta Cinta cemberut, “Kamu tidak boleh melihat dia!”
Chun Xiao tertawa, “Iya, iya, aku ga akan lihat deh…”
Begitu dia selesai berbicara, layar game berubah tiba-tiba dan mereka dipasangkan dengan lawan baru.
Chun Xiao melihat jubah hitam dan kilauan Equipment Dewa di hadapannya.
[Sekarang] Buta Cinta: ? ?
[Sekarang] Buta Cinta: Teh Hijau Kecil, merayu cowok baru untuk meningkatkan poin?
[Sekarang] Xiao Tianjing: …
[Sekarang] Xiao Tianjing: Aku ga berani jadi Teh Hijau…
Sebelum Jing Huan selesai mengetik, dia melihat Buta Cinta mengayunkan tongkat sihirnya dan melemparkan Sihir Lima Petir ke arahnya.
