Jing Huan meminum seteguk air untuk menghilangkan perasaan aneh itu. Dia terbang ke portal guild, siap untuk melihat-lihat guild barunya.
Begitu dia masuk ke dalam guild, dia melihat cewek ular putih di sampingnya, berbaring malas di kursi kayu berwarna cokelat. Dia dengan lembut menggoyangkan kipas daun palem di tangannya, ekornya menggelantung santai ke tanah. Dia adalah pengemudi kereta guild yang paling mahal.
Pemandangan guild mereka didesain indah, dengan air terjun, pelangi, paviliun antik, dan benda-benda besar lainnya. Pemandangan itu tidak kalah indah dengan desain beberapa tempat suci yang ada di game, dan hanya cewek yang perhatian dengan detail yang bisa membuatnya sebagus ini.
Dia tiba-tiba teringat dengan guildnya di server yang lama. Pemimpin guild tersebut adalah orang yang barbar dan pemandangan guild mereka hanya tanah kosong.
Tidak ada apapun kecuali ladang tanaman obat.
Karena sangat jarang bisa melihat pemandangan sedemikian indah, Jing Huan berpikir sejenak dan memutuskan untuk tidak menggunakan kereta sama sekali. Dia berencana akan berjalan kaki. Setelah berjalan dua langkah, tiba-tiba muncul satu orang lagi disampingnya, dengan rambut merah dan jubah hitam sambil menggenggam pedang hitam panjang yang berkilauan di tangannya.
Langkah kaki cewek rubah itu pun terhenti seketika.
[Sekarang] Xiao Tianjing: Kakak~~ [Bersemangat]
Di saat yang bersamaan ketika kalimat ini dikirimkan, Hati Merindu menghilang sekejap dengan “swosh”. Sepertinya dia langsung menaiki keretanya begitu dia keluar dari portal, meninggalkan Jing Huan sendirian. Jing Huan yang berdiri sendirian dengan kalimat sapaan yang masih menggantung di atas kepalanya jadi terlihat bodoh.
…Dasar cowok sialan, ga sopan banget sih.
Jing Huan tidak bisa menahan diri untuk mengetikkan dua emoticon di pesannya.
[Sekarang] Xiao Tianjing: [Mencibir] [Cuih]
Di saat yang bersamaan ketika kedua emoticon itu dikirimkan, cowok berjubah hitam yang sudah pergi itu datang dan muncul kembali di samping keretanya.
Xiang Huaizhi datang untuk memurnikan obat. Dia sedang mengobrol dengan Lu Hang tadi. Dia tidak memperhatian gamenya dengan seksama dan gerakan tangannya sangat cepat. Ketika dia bereaksi, dia sudah ada di dalam ruangan pemurnian obat.
Ketika dia berpikir tentang sosok yang sepertinya dia lihat tadi, dia ragu-ragu dan akhirnya kembali ke tempat semula.
Dia menyipitkan matanya sedikit dan melihat dua emoticon kasar yang muncul di atas kepala Xiao Tianjing selama tujuh detik, sebelum akhirnya perlahan-lahan menjadi transparan dan menghilang.
[Sekarang] Hati Merindu: ?
Xiao Tianjing membeku selama sepuluh detik.
[Sekarang] Xiao Tianjing: [Mencibir] Aku mencibir diriku sendiri, kakak, kenapa kk balik!
[Sekarang] Hati Merindu: Kenapa kamu mencibir dirimu sendiri?
[Sekarang] Xiao Tianjing: [Cuih] Pasti karena penampilanku terlalu biasa dan bajuku terlalu jelek, makanya kakak langsung terbang pergi tanpa melihatku.
[Sekarang] Hati Merindu: …
[Sekarang] Xiao Tianjing: Aku benar-benar tidak berguna! [Menampar Muka]
Jing Huan dengan muka tebal mengetik dan menjelek-jelekkan dirinya sendiri.
[Sekarang] Hati Merindu: …Aku yang terbang terlalu cepat, kamu lagi ngapain di sini.
[Sekarang] Xiao Tianjing: Pemandangan di guild ini sangat indah, jadi aku berencana untuk jalan-jalan sebentar. [Imut]
Xiang Huaizhi menjawab “en” kemudian baru akan terbang pergi.
【Xiao Tianjing mengajakmu untuk bergabung dengan timnya. Iya, Tidak.】
[Sekarang] Xiao Tianjing: Kk, mau lihat bareng-bareng?
Xiang Huaizhi sudah bermain Nine Heroes selama bertahun-tahun tetapi jarang sekali menyempatkan diri untuk mengagumi pemandangan dalam game tersebut. Padahal Nine Heroes pada awalnya sangat terkenal sebagai game dengan grafik tinggi dan desain jaman kuno yang sangat indah. Dua tahun yang lalu, pengembang gamenya bahkan sempat mengeluarkan animasi yang berhasil mendapatkan banyak sekali views.
Tetapi dia tidak tertarik, dia masih lebih suka sistem PK di Nine Heroes.
Lu Hang sedang mengobrol dengan orang-orang lain di channel guild. Dia adalah orang yang mudah bergaul dan bisa mendapatkan teman di mana saja.
Di tengah-tengah percakapannya, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia mendongkakkan kepalanya untuk bertanya dan melihat kalau Xiang Huaizhi sudah membawa laptopnya ke tempat tidur.
Xiang Huaizhi duduk bersila dengan punggungnya bersandar ke tembok, sambil melihat laptop di pangkuannya. Dia mengenakan headphone dengan tatapan bosan.
“Xiang Xiang.”
“Lao Xiang.”
“Xiang Huaizhi!”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Lu Hang berteriak tiga kali, dan Xiang Huaizhi hanya menaikkan matanya: “manggil setan?”
“Vljqj reget xjwe cujmjculc jxe… Rubwbcu-cubwbcu, vl afcujt yeijc vfqjc yexjccsj jvj ilyeg fwqja tjgl sj? Xlwjcj xjib xlaj qfgul wjlc rfijwj vej tjgl?”
Wljcu Lejlhtl: “Rjcal vlbwbculc ijul vft.”
“Bjije yfulae pjcujc ieqj jujg mfqja-mfqja vlqeaerxjc sj. Bjije afgijie afija cjcal xlaj alvjx jxjc ylrj wfwyfil alxfa.” Oe Ljcu yfgxjaj. “Bjwe vl wjcj? Vlcl yjcae jxe wfijxexjc wlrl. Zlrl lcl wfwyeaetxjc vej bgjcu ecaex ylrj vlyexj.”
Xiang Huaizhi melihat cewek rubah yang sibuk melompat-lompat di sekitarnya: “Aku sibuk, kamu ajak aja orang lewat untuk melakukannya.”
Lu Hang terpana: “Kamu sibuk apaan?”
“Memurnikan obat.”
Lu Hang berkata “Oh”: “Ya udah kalo gitu.”
Jing Huan mengajak Hati Merindu melihat-lihat pemandangan sekitar. Ketika dia menemukan sungai, dia berhenti sejenak.
“Wow, kakak, lihat sungai ini.” Sang cewek rubah pun berjongkok di tepian sungai, “Ada banyak ikan!”
[Tim] Hati Merindu: En, aku lihat.
Jing Huan bertanya sepenuh hati: “Hebat banget ya, habis berapa ya untuk membuat pemandangan besar seperti ini?”
[Tim] Hati Merindu: Beberapa puluh ribu yuan.
Jing Huan menghela napas: “Ketua guild benar-benar kaya raya, ga heran dia rela mengeluarkan banyak uang untuk memburuku dulu.”
Xiang Huaizhi tidak bisa menebak apakah dia sedang memuji atau sedang mengeluh.
Dia bimbang sebelum akhirnya mengetik.
[Tim] Hati Merindu: Maaf.
Jing Huan tertegun sejenak: “Ada apa? Kenapa kk tiba-tiba minta maaf…”
[Tim] Hati Merindu: Aku salah paham dan menyebutmu penipu dulu.
“Ga papa lah, kalau aku jadi kakak, aku juga tidak akan percaya waktu itu.” Jing Huan terhenti. “Kakak, kk ga bisa berbicara?”
[Tim] Hati Merindu: En, ada teman kamar.
“Oh.”
Jing Huan duduk dengan bosan. Dia berencana untuk melihat-lihat pemandangan, tetapi dia hanya ingin melihat-lihat sekilas saja, bukan benar-benar berjalan mengitari seluruh tempatnya.
Dia berpikir sejenak sebelum akhirnya tiba-tiba berkata, “Kakak, aku boleh tanya sesuatu?”
[Tim] Hati Merindu: Apa?
“Kakak dan Moe Abadi…” Jing Huan menjilat bibirnya, “Apa hubungan kk dengan dia? Kenapa dia sampai mengejar-ngejar untuk membunuhku?”
[Tim] Hati Merindu: Tidak ada hubungan apapun.
Jing Huan menunggu dalam diam selama beberapa saat, tetapi tidak ada penjelasan lanjutan dari Hati Merindu.
Gitu doang?
Dia menggertakkan giginya dan bertanya, “Aku dengar seseorang berkata kalau ada orang lain bernama Ran Xin sebelumnya… Sebenarnya apa yang terjadi?”
[Tim] Hati Merindu: Aku tidak kenal.
Ga kenal nenekmu!
Berandal! Untungnya kamu ada di dalam game sekarang! Kalau kamu ada di sebelahku, aku akan mengganti nama keluargaku dengan namamu kalau aku belum memukulimu sampai habis!
Jing huan sangat marah dan tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya tersebut. Setelah menahan amarahnya selama ini, dia tiba-tiba mengontrol karakternya untuk berdiri dan menggunakan aksi “melempar diri” kepada Hati Merindu.
Sang cewek rubah itu menjatuhkan cambuknya dan melemparkan dirinya ke arah Hari Merindu. Karena sudut lemparnya sangat bagus, dia langsung jatuh ke pelukan Hati Merindu.
Jing Huan menggunakan gerakan ini lagi dan lagi, sambil berpikir dalam hatinya——Kubunuh kau! Kutendang selangkangamu! Kuinjak kakimu! Kupukul kepalamu! Kujambak rambutmu!
Xiang Huaizhi tidak menyangka kalau dia ternyata sangat terbuka seperti itu sehingga untuk sejenak dia lupa menghindar. Keduanya berdiri bertatap muka sambil mengulangi aksi mesra itu terus menerus.
Sampai seorang scholar dengan jubah putih muncul di sudut kanan layar.
[Sekarang] Qiu Feng: …
[Sekarang] Qiu Feng: [Tutup Mulut]
[Sekarang] Hati Merindu: …
[Sekarang] Xiao Tianjing: [Kaget]
[Sekarang] Qiu Feng: Apaan, aku cuma lewat, kalian berdua ternyata….
Dua orang langsung berbicara bersamaan.
[Sekarang] Hati Merindu: Ngga.
[Sekarang] Xiao Tianjing: Kami sedang memperdalam hubungan kami *^0^*
[Sekarang] Qiu Feng: Aku cemburu sekarang, aku pergi deh, ga akan ganggu kalian.
Sang cewek rubah tersebut akhirnya berhenti melemparkan dirinya ke pelukan Hati Merindu, dan melambaikan tangan ke arahnya.
Qiu Feng melihat karakter familiar ini bermanja-manja dengan orang lain, untuk sejenak tidak mengerti perasaan yang melingkupi hatinya ketika melihat pemandangan tersebut. Dia mengalihakn pandangannya, mengambil tangkapan layar keduanya, dan mengirimkan gambar tersebut ke WeChat grup guild mereka.
Qiu Feng: [Gambar] Mulai sekarang yang bermesraan di pemandangan guild akan dikenakan biaya! 20 emas untuk satu kali! Kita akan menggunakannya untuk membeli makanan anjing bagi orang-orang yang masih single di guild!
Takdir Bahagia: Aku setuju dengan sepenuh hati!
Mimpi Besar: Aku juga setuju!!
Buta Cinta: ?
Qiu Feng: Tentu saja ada pengecualian untuk ketua guild dan wakil ketua guild. Tetapi ngomong-ngomong tentang ini, mereka berdua kenapa belum masuk sini?
Chun Xiao: Hati Merindu bilang mereka akan masuk nanti.
Qiu Feng: OK.
Lu Hang sudah ada di dalam grup tersebut terlebih dahulu. Dia mengirimkan pesan “Setuju” dulu, baru dia dengan pelan menggeser ke atas untuk melihat gambar yang dikirimkan oleh Qiu Feng.
Kenapa kedua orang yang menempel berdekatan di gambar ini terlihat sangat familiar ya?
“…Hah? Lao Xiang?” Lu Hang memutar layar laptopnya dan bertanya kepada Xiang Huaizhi yang ada di ranjang seberang, “Jadi ini yang katamu lagi ‘memurnikan obat’?”
Xiang Huaizhi menaikkan kepalanya untuk melirik dan dengan tenang berkata: “Setelah memurnikan obat, lalu jalan-jalan, memang ada masalah?”
Lu Hang: “…Ga masalah sih. Kamu sudah selesai jalan-jalannya? Sudah cukup pelukannya? Sudah waktunya untuk melakukan misi nih.”
“En.” Xiang Huaizhi berkata, “Aku akan tanya dia.”
[Tim] Hati Merindu: Sudah cukup jalan-jalannya?
[Tim] Xiao Tianjing: [Kepala Kelinci Mengangguk]
[Tim] Hati Merindu: Berikan posisi pemimpin timnya padaku, kita pergi melakukan misi.
[Tim] Xiao Tianjing: Oke.
Dulu Hati Merindu memiliki tim tetap untuk melakukan misi. Ketua tim tetap untuk misi tersebut adalah booster penipu itu. Setelah booster penipu itu kabur, timnya pun tentu saja bubar.
Ketiganya pun berkumpul di kota utama. Lu Hang memanggil Cinta Adalah Sesuatu yang Kamu Makan untuk bergabung, tetapi mereka masih kekurangan 1 anggota lagi.
[Guild] Jalan Panjang: Ada yang mau melakukan misi “Mengacaukan Dunia Langit“? Q1!
[Guild] Qiu Feng: Aku mau, di mana?
[Guild] Jalan Panjang: Kota Utama.
Qiu Feng segera bergabung dengan tim. Setelah bertukar sapa ringan selama beberapa saat, mereka pun memulai misinya.
Sebelumnya Jing Huan baru saja berbicara mengenai kakak sepupunya dengan Hati Merindu sehingga mood Jing Huan pun sangat buruk. Dia tidak ingin bertingkah manja-manja lagi untuk hari ini. Setelah memulai misi, dia tidak pernah mengatakan apapun lagi.
Tetapi Lu Hang tidak berniat untuk melepaskan mereka begitu saja.
[Tim] Jalan Panjang: Xiao Jingjing, kamu online?
[Tim] Xiao Tianjing: Online kok.
[Tim] Jalan Panjang: Kamu tadi baru jalan-jalan lihat pemandangan dengan XiangXiang?
[Tim] Xiao Tianjing: 0.0 En, kok kamu tahu?
[Tim] Jalan Panjang: Ada yang kirim di grup WeChat guild.
[Tim] Xiao Tianjing: Oh Oh
[Tim] Jalan Panjang: Kamu kenapa malam ini, lagi ga mood?
Di waktu normal, bukannya seharusnya muncul satu set emoticon malu-malu sekaligus?
[Tim] Xiao Tianjing: Ngga, aku lagi nonton video.
[Tim] Jalan Panjang: Oke deh, misi ini ga susah kok. Kamu nonton aja, kamu bisa idle trus pake follow aja.
Jing Huan baru akan memulai game baru untuk menghabiskan waktu, ketika sebuah pesan muncul di channel tim.
[Tim] Qiu Feng: Kapan kalian menikah?
[Tim] Hati Merindu: ?
[Tim] Jalan Panjang: ? ?
[Tim] Xiao Tianjing: [Kaget] Siapa?
[Tim] Qiu Feng: Kamu dan Hati Merindu.
[Tim] Xiao Tianjing: Kami ga berencana untuk menikah….
[Tim] Qiu Feng: [Curiga] Kalau begitu tadi kalian lagi?
[Tim] Xiao Tianjing: [Tutup Mulut] Tadi cuma jalan-jalan aja. Bagaimana bisa kakak mau menikahiku?
Jing Huan baru mengetikkan kata-kata: Walaupun aku sangat ingin sekali tetapi kakak belum menyukaiku sedalam itu——
[Tim] Qiu Feng: Oh [Haha]. Berarti aku masih ada kesempatan ya?
[Tim] Hati Merindu: ?
[Tim] Xiao Tianjing: ? ?
[Tim] Jalan Panjang: Ngga, bro, maksudnya apa, kesempatan apaan? [Kaget]
[Tim] Qiu Feng: Kesempatan untuk mengejar Xiao Tianjing.
Channel tim pun langsung membisu.
Xiang Huaizhi baru mengetikkan tanda tanya dan akan mengirimkannya. Setelah berpikir mengenai hal itu, dia menghapus tanda tanya tersebut.
Dia melihat gadis rubah yang berdiri di sampingnya, yang juga berdiri terpaku untuk waktu yang lama, jelas sekali sangat terkejut.
[Tim] Qiu Feng: Haha, kenapa kalian semua diam?
[Tim] Xiao Tianjing: Aku pikir kita belum saling kenal…
[Tim] Qiu Feng: Itu terlalu menyakitkan untuk dikatakan, bukannya kita sudah pernah ngobrol-ngobrol bareng beberapa kali [Sedih]
[Tim] Xiao Tianjing: ? Tapi kita bukan ngobrol-ngobrol dengan senang gitu kan?
[Tim] Qiu Feng: Ngga lah, aku pikir kamu imut kok.
[Tim] Xiao Tianjing: …Kamu belum kena PTSD waktu lihat karakterku?
[Tim] Qiu Feng: Dia ya dia, kamu ya kamu. Lagipula, kita kan baru mulai kenal, apalagi kita satu guild. Kita punya waktu panjang untuk saling mengenal satu sama lain.
Jing Huan menarik napas panjang.
Qiu Feng melihat sosok belakang dari sang cewek rubah, dan melihatnya seperti ini, dia berpikir Xiao Tianjing terlihat sangat menarik.
Dia tertawa dan baru akan menggoda Xiao Tianjing lagi.
[Tim] Xiao Tianjing: Kamu adalah orang baik yang tidak layak untukku. Aku harap kamu bisa menemukan yang lebih baik.
