Jing Huan tertegun dan ingin melanjutkan bertanya, tetapi Jalan Panjang tidak bersedia menjawab lebih detil lagi.
Sikapnya yang seperti cewek ingin bergosip tetapi tidak jadi memberitahunya itu malah membuat Jing Huan menjadi lebih penasaran——sebenarnya apa yang terjadi yang membuat dia tidak ingin berteman di dalam game?
Jing Huan berkata, “En, en, itu masalah pribadi kk sih.”, tetapi dia membuka tempat suci untuk seluruh pecinta gosip——Forum Nine Heroes.
Forum Nine Heroes adalah tempat yang ajaib. Jumlah pengunjung yang masuk ke forum tersebut setiap harinya sangat luar biasa banyaknya, bahkan orang yang tidak bermain gamenya pun akan datang kemari untuk melihat-lihat.
Tidak ada alasan lain mengenai jumlah pengunjung yang spektakuler ini selain banyaknya gosip yang ada di forum ini. Hampir selalu ada post 818 yang muncul setiap dua tiga hari. Selain gosip yang tidak terpikirkan orang, tidak ada gosip yang tidak muncul di sini. Gosip yang muncul selalu seru dan mengasyikkan, bahkan banyak yang jauh lebih menarik daripada gosip di dunia entertainment.
Jing Huan jarang sekali mengunjungi tempat ini ketika dia masih bermain Nine Heroes. Ketika gosip kakak sepupunya mencuat beberapa waktu yang lalu, dia sangat marah sehingga dia mengunjungi forum ini beberapa kali sehari untuk membaca-baca post di forum ini. Hanya dalam waktu beberapa hari saja dia sudah familiar dengan semua fungsi yang ada di dalam forum.
Dia diam-diam sudah mencari tahu, Hati Merindu sudah bermain sejak server Mirage dibuka dan sudah terkenal sejak dulu. Jika terjadi sesuatu dengan Hati Merindu, masalah tersebut pasti akan muncul di dalam forum ini.
Jing Huan login ke dalam forum tersebut dengan akunnya, masuk ke fungsi pencarian, dan mengetikkan kata “Hati Merindu”.
Setelah beberapa detik, hasil pencarian pun keluar.
Dua puluh delapan halaman penuh dengan beberapa topik yang hot. Jing Huan sangat terkejut melihat jumlah post yang muncul. Dia tahu kalau Hati Merindu sangat terkenal, tapi dia tidak menyangka kalau ternyata akan sehebat ini.
Dia mengabaikan semua post mengenai Hati Merindu dan Moe Abadi, dan mengklik langsung ke halaman terakhir untuk melihat post dari yang paling awal.
【Pemain nomor satu server Mirage yang paling baru: Hati Merindu, Sekte Gunung Qiya. 】
【Mengapa Hati Merindu sangat jago memainkan Sekte Qiya? Waktu SPK antar server dulu, Sekte Gua Huxian nomor satu di seluruh server benar-benar dibantai olehnya. 】
【Laporan——Equipment Dewa yang berhasil dibuat oleh Hati Merindu! Atributnya masih belum diketahui, apakah ini akan menjadi equipment fisik pertama di Nine Heroes?!】
【Padahal cuma set pakaian normal, tapi kenapa kalau dipakai Hati Merindu jadi kelihatan keren banget?】
Setelah membaca beberapa halaman yang hanya berisi pujian saja, Jing Huan merasa sedikit kebingungan.
Di dalam forum yang berisi banyak gosip panas seperti ini, Hati Merindu memiliki beberapa halaman penuh yang isinya hanya pujian terhadap dirinya. Orang yang bisa mendapatkan hal seperti ini hanya Hati Merindu seorang.
Jing Huan juga mencari ID dari beberapa Dewa-dewa Besar di server lainnya, dan isi post mengenai mereka dipenuhi internet trolls dan gosip sensasional mengenai hubungan mereka dengan orang lain. Ada beberapa juga yang menjadi tokoh utama dalam gosip tersebut.
Tetapi sebelum insiden tersebut, tidak ada bercak sama sekali pada reputasi Hati Merindu. Reputasinya bersih dan semua orang mengaguminya.
Jing Huan tersadar kembali dari lamunannya dan terus mengklik ke halaman selanjutnya.
Semuanya masih penuh dengan pujian.
Dia melihat sekilas dengan buru-buru dan sudah siap membuka halaman selanjutnya tanpa semangat ketika dia melihat post terakhir di halaman tersebut.
【Aku dengar Hati Merindu membubarkan guildnya?】
Mata Jing Huan langsung bersinar, ini dia!
Ada 300 post di dalam topik ini. Semua post tersebut dipost enam tahun yang lalu. Dengan adanya lebih dari 300 post mengenai topik ini, topik ini pasti menjadi topik paling populer pada masanya.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Jing Huan menscroll mouse whiieel nya.
【TS: Ada seseorang yang bisa kasih tahu apa yang terjadi? Aku penasaran banget!】
1L: Aku dari server yang sama mau bilang kalau aku tidak begitu tahu. Aku sudah mengirimkan permintaan bergabung beberapa kali, tapi tidak pernah disetujui. Tetapi jelas sekali kalau mereka tidak pernah penuh. Mungkin syarat dari guild Dewa Besar terlalu sulit. [Menyeka Air Mata]
13L: Ngga, ngga, aku sudah melihat beberapa anggota guild mereka dan mereka ga gitu jago kok. Kebanyakan dari mereka sepertinya hanya untuk membantu misi, jadi kemungkinan guild mereka mungkin hanya menambahkan orang yang sudah mereka kenal saja?
45L: Aku anggota di guild akan buka suara, aku hanya pemain pemula kecil yang tidak mengenal Dewa Besar yang ada di dalam guild. Aku hanya asal mengirimkan permintaan, dan mereka menerimanya. Aku baru saja menerima notifikasi kalau guildnya dibubarkan pagi ini tetapi aku juga tidak begitu mengerti apa yang terjadi.
57L: Iya… Aku juga baru tahu kalau guildnya sudah bubar waktu aku bangun T^T. Aku tidak bisa melihat Dewa Besar dari dekat lagi nanti!
99L: Kenapa anggota guild yang muncul-muncul di sini semua tidak tahu kalau guildnya dibubarkan? Bukannya kalau begitu Hati Merindu sangat tidak bertanggung jawab ya? Lalu bagaimana dengan poin kontribusi para anggota?
111O: Zfwyjijr 99O, xjwe rjijt. Gfkj yfrjg rjcuja yfgajcuuecu pjkjy. Qjijeqec vlj alvjx wfwyfglajte ifylt jkji, vlj wfwyfglxjc xbwqfcrjrl ecaex rfwej bgjcu vfcujc xblc fwjr rfrejl vfcujc xbcaglyerl wjrlcu-wjrlcu, vjc vlj wjijt wfwyfglxjc ifylt, yexjc xegjcu.
172L: Jadi, setelah sekian banyak post, alasan guildnya dibubarkan itu apa?!
Alcu Lejc peuj yfgajcsj-ajcsj wfcufcjl tji sjcu rjwj.
Bfcjqj yjtxjc vl abqlx rfqfgal lcl qec wjrlt yjcsjx sjcu wfwepl-wepl vlj?!
Dia membuka langsung halaman terakhir dan akhirya menemukan petunjuk di 377L, yang juga merupakan post terakhir dari topik ini.
377L: Sebenarnya bukan alasan yang serius sih. Sepertinya Dewa Besar ditipu oleh teman baiknya dan kehilangan banyak uang. Terlebih lagi, Dewa Besar sendiri juga sedang sibuk dengan sekolah, jadi dia membubarkan guild nya karena dia terlalu sibuk untuk mengurusnya.
Tidak ada balasan lagi setelah post itu karena administrator forum menutup topik ini sehingga orang lain tidak bisa memberikan balasan lagi.
Setelah membaca topik ini, Jing Huan menjadi kehilangan minat dan menutup halaman tersebut sambil menopang dagu.
‘Teman baik’, dalam dunia Nine Heroes itu sama artinya dengan saudara tersumpah (sworn brothers).
Toh dia hanya ingin membaca mengenai cerita cinta Hati Merindu, dia tidak berminat dengan perselisihan antara Hati Merindu dan saudaranya.
Di minggu kedua, Nine Heroes pun mendapatkan update dan misi guild akan diluncurkan di seluruh server pada jam 12 siang di hari Selasa.
Orang-orang berlalu lalang di kantin universitas dan wangi makanan pun tercium semerbak.
“Huanhuan.” Gao Zixiang merangkul bahu Jing Huan, “Kamu kosong ga besok siang? Keadaan gawat darurat butuh bantuan nih!”
Jing Huan melihat ada tambahan bakso di paket makan siangnya. Dia menunduk dan tersenyum kepada ibu penjaga kiosnya. “Makasih ya, Bu.”
Kemudian dia menegakkan badan dan berkaga: “Ngga.”
“Jangan gitu dong, kamu nanya aja kaga ada gawat darurat apaan.”
Memangnya masih perlu ditanya lagi?
Jing Huan duduk dan membuka paket makanannya: “Kamu ngomong deh.”
“Besok di tengah hari, misi guild akan diluncurkan dan guildku kebetulan lagi kurang orang…” Gao Zixiang berkata, “Kamu mau kan bantu kita untuk melakukan misinya?”
Jing Huan tertawa: “Aku bahkan tidak punya akun, gimana caranya aku membantu kalian?”
“Kamu pakai akun istriku aja! Istriku mau pergi manicure pedicure besok, jadi dia ga bisa ikutan, lagipula cara bermain dia kurang stabil.” Gao Zixiang berhenti sejenak. “Ngga, kamu pakai akunku saja, kamu jago bermain DPS. Akun istriku itu healer, jadi kamu mungkin ga gitu bisa pakainya.”
Jing Huan menaikkan alisnya: “Siapa yang bilang aku ga bisa main jadi healer?”
“Ah? Kalo kamu mau main jadi healer ya oke aja sih.”
“Aku ga bisa ikut.” Jing Huan mulai memakan makanannya, “Besok aku benar-benar harus melakukan sesuatu jadi aku ga bisa ikut.”
Gao Zixiang langsung lemas: “Ada urusan apaan? Ga bisa ditunda aja ya?”
“Ngga, urusannya penting juga soalnya.” Jing Huan mengelap mulutnya dengan tisu dan melirik toko milk tea di kantin. “Kamu mau milk tea? Aku mau beli.”
Gao Zixiang: “Mau, titip satu buat Hao’er juga. Dia sedang berlatih keras menggunakan Sekte Gua Huxian di asrama demi misi besok. Kamu pikir dia gila ga sih? Aku udah suruh dia main sekte dia sebelumnya. Tapi dia malah ga mau trus malah pilih sekte Gua Huxian… Kamu ngapain?”
Jing Huan mengulurkan tangan ke arahnya: “Aku ngantri buat kamu, Hao’er juga sedang berusaha keras buat kamu, ga masalah kan kalo kamu membelikan kita segelas milk tea?”
“…” Gao Zixiang memberikan kartu kantinnya tanpa bersuara.
Ada banyak orang yang mengantri di depan toko milk tea tersebut. Kalau bukan karena Jing Huan lagi ngidam, dia tidak akan bersusah payah untuk mengantri. Dia berdiri di ujung antrian dan melihat-lihat menunya sambil memikirkan apakah sebaiknya dia membeli milk tea atau kopi.
Di depan dia berdiri seorang gadis yang mengenakan celana panjang dan suspender. Tidak bisa dikatakan dia berpakaian seperti itu dalam rangka apa, tetapi setelah dilirik lagi, cocok juga kombinasinya.
Gadis itu memiliki rambut panjang sepinggang dengan baju sabrina yang menampilkan bahunya yang putih dan ramping. Tubuhnya menyebarkan harum yang ringan.
Jing Huan merasa malu karena berdiri terlalu dekat, jadi dia berusaha untuk menjaga jarak dari gadis tersebut. Dia mengeluarkan hapenya untuk menanyakan Lu Wenhao minuman apa yang dia inginkan.
Gadis itu bergurau dengan temannya, tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan ketika mereka mulai saling menggelitik satu sama lain.
Gadis tersebut tidak bisa menahan kegeliannya dan dengan tersenyum dia mundur beberapa langkah.
Jing Huan awalnya merasa kalau wangi yang dia cium tiba-tiba menjadi semakin kuat, dan ketika dia mendongkak dan melihat rambut hitam yang panjang, barulah dia menyadari kalau ternyata wangi harum tersebut adalah wangi shampo.
Jing Huan takut dia bertabrakan dengan sesuatu yang tidak sepatutnya dia sentuh, jadi dia mundur secara otomatis. Baru saja dia mundur dua langkah, dia sudah menabrak orang di belakangnya, dan kaki kirinya menginjak sepatu orang di belakangnya dengan keras.
“Hiss….” Orang dibelakangnya menarik napas sambil menahan sakit.
Jing Huan terkaget-kaget dalam sekejap sebelum akhirnya dia mengangkat kakinya, memutar badan dan berkata, “Maaf, maaf… senior?”
“En.” Xiang Huaizhi melihat ke arah sepatunya. Karena diinjak dengan keras, ujung sepatunya pun penyok.
Setelah menabrak orang tersebut dua kali, Jing Huan jadi merasa sangat malu: “Maaf ya, aku tidak memerhatikan orang di belakangku.”
Jing Huan mengikuti arah pandangannya dan melihat ujung sepatu putihnya ternodai dan merasa lebih bersalah lagi: “Aku ambilkan tisu ya…”
Baru saja dia beranjak pergi, Xiang Huaizhi mengulurkan tangannya dan menarik lengan Jing Huan: “Ga perlu dilap, ga papa kok.”
“Ga bisa, sepatu sneakermu itu kan mahal.”
“Beneran ga usah.” Untuk mengalihkan perhatiannya, Xiang Huaizhi melihat ke atas kepalanya, “Kalau kamu ga maju, nanti ada yang memotong antrian.”
Jing Huan secara otomatis menjawab “Oh” kemudian dia maju dua langkah.
Dia sudah yakin waktu mereka bertemu di lapangan basket. Itu bukan ilusi karena dia ketakutan setengah mati dengan kecoak, tapi suara Xiang Huaizhi memang mirip sekali dengan suara Hati Merindu.
…..Kalau berpikir begini, bahkan nama mereka juga mirip.
“Senior.” Jing Huan menolehkan kepalanya dan bertanya sambil lalu, “Senior juga mau beli milk tea?”
Xiang Huaizhi menunduk untuk menatapnya: “Kopi.”
Jing Huan baru sadar kalau Xiang Huaizhi jauh lebih tinggi dari dirinya, mungkin sekitar 185cm. Tubuhnya jelas-jelas lebih besar dari dia. Ketika Xiang Huaizhi berdiri di hadapan Jing Huan, dia hampir tidak bisa melihat orang yang berdiri di belakang Xiang Huaizhi.
“Senior mau kopi apa? Aku traktir.” Jing Huan berkata, “Sebagai permintaan maaf.”
Xiang Huaizhi tidak memiliki kebiasaan ditraktir orang jadi dia menggelengkan kepalanya: “Ga usah, aku beli sendiri aja.”
“Americano?” Jing Huan bertanya. “Atau Mocca?”
“…Americano.”
“Oke.” Jing Huan memiringkan badannya untuk memberikan jalan kepada Xiang Huaizhi. “Berdiri di sampingku saja, Senior. Biar nanti lebih gampang ambil kopinya.”
Xiang Huaizhi ragu-ragu untuk sejenak sebelum akhirnya dia melangkah ke depan.
Setelah menerima kopinya yang dibayar oleh Jing Huan, Xiang Huaizhi berkata, “Terima kasih.”
“Sama-sama, aku yang seharusnya berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku di tangga waktu itu.” Jing Huan tertawa.
Ketika dia tertawa, matanya menyipit membentuk bulan sabit dan giginya terlihat putih dan rapi, membuat wajahnya terlihat enak dipandang mata.
Xiang Huaizhi tidak pernah melihat cowok yang memiliki senyum lebih baik daripada dia.
Jing Huan tiba-tiba mengingat sesuatu dan mengeluarkan hapenya: “Ngomong-ngomong, senior, boleh saling menambahkan teman di WeChat? Kapan-kapan kita bisa main bareng… ato apa gitu.”
Xiang Huaizhi tersentak dari lamunannya dan mengangguk: “Boleh.”
Jing Huan membuka aplikasinya. Begitu dia memberikan QR codenya kepada Xiang Huaizhi, dia melihat Xiang Huaizhi memegang hapenya dan menekan tombol powernya dua kali sambil mengerutkan kening.
“Maaf.” Xiang Huaizhi menyimpan kembali hapenya, “Hapeku baru saja mati abis baterai.”
Jing Huan tidak begitu peduli. Cowok biasanya tidak punya kebiasaan untuk mengingat ID WeChat mereka sendiri, jadi dia mematikan QR Codenya dan berkata: “Kalau begitu nanti aja, kalau kita bertemu lagi baru kita saling menambahkan teman.”
Penulis punya sesuatu untuk dikatakan:
Hampir saja nyawamu melayang, kamu tahu ga, anakku.
Jiayou kaka!
makasih.. >_<