DI DUNIA DEWA
Seorang wanita sedang berdiri di depan kolam besar berisi air yg jernih. Wanita itu berwajah biasa, rambut pendeknya berwarna hijau muda, dan mata birunya terlihat lebih bersinar dari batu permata. Selain dia, ada banyak orang lain yang menonton adegan Choe Ho yang sedang berlangsung, semua orang memiliki ekspresi yang aneh di wajah mereka, kadang-kadang mereka melihat wanita itu dan di lain waktu gambar Choe Ho.
Seorang pria tinggi dan kuat bertanduk naga menghampiri wanita yang sangat menyukai pemandangan yang diperlihatkan di dalam air itu.
“Ayana-Noona, apakah Noona yakin akan memilih orang ini?” Pria bertanduk naga itu berbicara dengan sangat sopan. Meskipun wanita itu setengah ukuran tubuhnya dan terlihat lebih lemah darinya.
Dia memiliki wajah yang sangat tampan, dengan pedang alis, hidung mancung, dan dagu yang kuat. Matanya tajam dan iris keemasannya sangat dekat. Rambut hitamnya tergerai di punggungnya yang lebar hingga ke pinggul, tanduk naganya yang besar berwarna gading dan memiliki kilau keemasan yang istimewa.
Wanita berwajah biasa ini adalah dewi Ayana, pencipta peri dan dipuja oleh orang-orang karena memberikan panen yang baik dan perlindungan hutan. Sayap peri cantiknya berwarna perak dan memiliki cahaya merah muda pucat, telinganya yang runcing cantik memiliki beberapa cincin kecil dengan perhiasan berkilau dan dia memiliki tiara perak yang indah, mirip dengan yang diperoleh Choe Ho di awal permainan.
Wanita itu tersenyum pada si pria tinggi bertanduk naga, pria itu sangat senang melihat senyum itu dan hampir kehilangan fokus pembicaraan. Meskipun dia memiliki wajah yang biasa-biasa saja, sifat Ayana lembut dan tenang, dapat membuat siapa pun merasa nyaman.
“Kenapa tidak dia? Dia terlihat sangat baik di mataku.” katanya sambil melihat gambar Choe Ho di dalam air.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Karena dia tidak terlihat seperti peri lainnya. Dia tidak tampan, dia tidak begitu berbakat, dan dia terlihat sangat lemah.” Pria jangkung bertanduk naga berbicara dengan langsung. Dia bukanlah orang yang sangat memikirkan perasaan orang lain, dia tampak sedikit kasar, tetapi Ayana menyukai orang-orang tulus yang tidak memiliki perkataan yang berbunga-bunga (orang yang meluangkan waktu untuk langsung ke intinya).
“Zbbc Gjf, rfwej jcjx afgiltja ifwjt qjvj jkjicsj, rfijwj jxe wfcbibcucsj, vlj jxjc aewyet wfcpjvl xeja. Ufcjwqlijc iejg sjcu alvjx afgijie ajwqjc wjijt ifylt yjlx. Ujgj qfgl-xe sjcu ijlc rjcuja wevjt vlxfcjil vjgl pjet, tji lae wjijt wfwqfgreila wfgfxj wfcsfifrjlxjc wlrl, xjgfcj gjxsjaxe rfijie wfcpjvl lcmjgjc cfujgj ijlc. Cqjijul, vlj wecuxlc alvjx wfwqecsjl yjxja yfrjg, ajql vlj qfxfgpj xfgjr. Bjwe tjcsj wfiltja yjtkj vlj alvjx wfwqecsjl yjxja sjcu qjgj qfgl ijlc qecsj, ajql bgjcu lcl peuj wfwqecsjl yjxja sjcu qjgj qfgl ijlc alvjx qecsj, vjc lae wfgeqjxjc tji yjlx.”
Ayana tersenyum lembut saat menjelaskan kenapa dia memilih pemain lemah ini sebagai juaranya.
“Selain itu, sistem terlihat sangat menyukainya. Sistem juga lebih mendukungnya.” Ayana memiliki senyum seperti seorang kakak perempuan ketika dia melihat adik laki-lakinya bertanya tentang mengapa burung terbang dan ikan berenang. Kesabaran tanpa batas.
“Tapi dia… Dia omega, Noona, bukankah omega berharga? Akankah Noona membiarkan omega mewakili Noona di persidangan?” Moon Dae tidak dapat mengingatkan Ayana tentang detail ini. Semua orang tahu bahwa peri mengalami kesulitan dalam membesarkan anak-anak dan omega yang dilahirkan pun semakin sedikit (baik pria maupun wanita).
“Karena dia adalah omega, para peri akan mendengarkannya. Seperti katamu, omega bagi para peri sangat berharga,” Kata Ayana dengan sangat tenang sambil tersenyum sedikit geli melihat pemikiran tentang Choe Ho yang saling bertentangan.
Moon Dae memandang Ayana dan menghela napas, dia tidak mengerti pikiran dewi peri, tapi karena Ayana telah memilih Juaranya; dia hanya bisa kembali ke tempatnya dan mengamati pemain lainnya, karena dia sendiri harus memilih Juaranya.
“Myung Ji, apakah kamu sudah memilih Juaramu?” Moon Dae bertanya saat dia kembali ke kursinya. Teman di sampingnya memiliki telinga serigala perak, rambut putih seperti salju di bulan Januari, mata berwarna berlian, dan setinggi pohon pinus. Dia memiliki wajah yang tampan namun galak; taringnya terlihat saat dia tersenyum. Alis pedangnya membuatnya terlihat bermartabat dan serius, meskipun telinga serigala membuatnya terlihat cerdik.
Myung Ji adalah salah satu dari lima dewa yang mengurus beastmen, keturunannya adalah jenis beastmen berjenis serigala dan anjing. Dia dianggap sebagai dewa keberanian, kesetiaan, dan perburuan. Serigala dianggap ras paling setia di antara para beastmen. Mereka hanya berpartner sekali seumur hidup.
“Saya memiliki beberapa kandidat untuk menjadi Juara saya. Saya sudah memberikan misi kepada mereka semua. Dan Hyung, apakah Dae-Hyung sudah memilih seseorang?” Kata Myung Ji sangat serius. Gambar di kolam dengan cepat berubah menjadi lima layar lebih kecil yang menampilkan lima pemain berbeda. Para pemain tampaknya memiliki kebangsaan yang berbeda, baik dari warna kulit dan mata yang berbeda atau dengan jenis rambut dan tingkah laku. Satu-satunya kesamaan di antara mereka adalah telinga serigala dan taring yang menonjol, yang melambangkan bahwa mereka adalah beastmen tipe serigala.
“Saya belum melihat pemain yang menarik. Semua pemain yang lahir dari garis keturunan naga adalah… Bagaimana saya mengatakannya, orang-orang ini sedikit gila. Pemain yang paling menarik sepertinya sedikit bodoh, tetapi dia memiliki bakat yang hebat. Naga hitam tidak berada di dunia fana selama bertahun-tahun…Saya tergoda untuk menjadikannya Juara saya, tetapi dia sangat… Haruskah saya mengatakan bodoh atau sangat polos?” Kata Moon Dae, sedikit cemas.
Layar berubah lagi dan menunjukkan pemain dengan kulit gelap warna teh hitam, mata bulat dengan bulu mata panjang, iris berwarna coklat warna wiski, dia memiliki bibir lebar dan tebal, dagu lebar dan alis tebal, dia melihat sedikit garang dengan tanduk naga putih di atas kepalanya. Rambut ikal hitam panjang turun ke pinggang, tergerai karena basah.
Pemain ini cukup tinggi dan memiliki tubuh yang kuat, dengan bahu lebar dan kaki berotot, lengannya kuat dan bertato. Saat dia mandi di dekat danau, dia tampak ceroboh dan membiarkan ekor naga tebal panjangnya terlihat.
“Dia adalah alpha dan memiliki garis keturunan naga hitam. Tubuhnya bisa dibilang tidak bisa ditembus, dia cepat dan sihirnya luar biasa. Dia hanya memiliki satu kekurangan, dia sangat baik yang membuatnya terlihat sedikit konyol. Ji, kamu tahu bahwa bersikap baik kepada semua orang bisa membawa bencana.”
Semua dewa di sekitar mendengar percakapan itu dan mereka setuju dalam hati mereka, bersikap baik hanya akan menjadi bencana ketika Anda harus menghadapi pelenyapan terakhir.
“Mari kita lihat lebih lanjut. Kami tidak memiliki mata sebaik dari Ayana-Noona, jadi kami hanya dapat mengamati lebih lama baru kami dapat memilih. Namun, kami harus melakukannya sebelum Night Hunt berikutnya, ketika portal ke Nether terbuka.” Ucap Myung Ji sedikit lelah.
Di sampingnya ada empat dewa lagi dari beastmen. Satu orang dengan telinga kelinci, yang dianggap sebagai dewa kesuburan dan kemakmuran. Satu orang dengan telinga harimau yang dianggap sebagai dewa perang, strategi, dan kekuatan. Satu dengan sayap burung merah, yang dianggap sebagai dewa kelahiran kembali, api, dan keindahan. Seorang dengan mata reptil, dengan wajah yang sangat cantik dan ekor buaya, dia adalah dewa kebijaksanaan dan keberuntungan.
Keempat dewa ini juga ikut memutuskan Juara yang akan mewakili mereka di Battle of the Nether, selain itu, ada Cronos yang sedang mengumpulkan ksatria mereka untuk menaklukkan dunia fana.
Para dewa lain menghela nafas bersama, hanya Ayana yang sudah memilih Juaranya. Tiba-tiba semua dewa cemburu di hati mereka karena tidak memiliki mata dewi peri, kini mereka hanya bisa menguji para pemain untuk memilih yang terbaik.
Tentu saja, tidak ada yang tahu bahwa yang diamati oleh dewi Ayana bukan hanya bakatnya, tetapi karakter sang Juara. Ketika dia melihat seorang yang lemah yang hampir tidak bisa menjaga dirinya sendiri, ketika dia berhenti dan membantu orang lain meskipun mengganggu misinya saat ini, Ayana merasa tersentuh. Saat kamu bagus meski lemah, saat kamu menolong meski tidak mendapat bantuan balasan, karakter seperti itu tidak bisa dibentuk oleh kekuatan dewa, maka Ayana memilih Juara jenis ini.
Catatan Penulis:
- Terima kasih atas komentarnya!
- Ini adalah selingan singkat dan bagi Anda untuk melihat apa yang akan datang.
- Siapa yang menebak dari faksi dewa mana ML kita berasal?
- Saya ingin memperingatkan Anda bahwa saya menulis dalam urutan berikut: seks terlebih dahulu dan kemudian baru kita akan menjadi manis dan mengembangkan perasaan.
Cermin air yang dilihat para dewa terlihat seperti ini.
