English

Rumah Penganan - Sarang Kecil ~Chapter 26

1 Comment

Ketika Kase terbangun, dia sudah terbaring di tempat tidur rumah sakit. Agi dan yang lainnya segera menghampiri tempat tidur, tapi sisa anestesi dari operasinya masih ada dalam sistemnya, sehingga Kase tidak sepenuhnya sadar.

Agi terlihat sangat cekung. Dia masih mengenakan seragam toko roti, tapi dasi pita yang biasanya rapi sudah terlepas dan menggantung di satu sisi. xteNXZ

Kase tanpa sadar mengulurkan tangannya. Rasa sakit yang menusuk menjalar di bahunya hingga mencuri napasnya. Sesakit ini sudah dikurangi efek anestesi. Tak diragukan lagi, pasti akan jauh lebih sakit saat sisa anestesinya hilang.

“…Hiro-kun.”

Please visit langitbieru (dot) com

Rio memperlihatkan diri dari balik punggung Chise. Tampaknya dia telah menangis terus-menerus karena matanya merah dan bengkak.

“Kase-kun, aku berterima kasih padamu dan Mutou-san yang sudah melindunginya sehingga Rio tidak terluka sedikit pun.” 7d5i96

Di sebelah Chise, Rio berdiri dengan air mata menggenang di matanya yang terbuka lebar.

“Hiro-kun, apakah kau kesakitan? Aku minta maaf, kau terluka karena aku. Terima kasih sudah menyelamatkan aku.”

Ada isakan dan air mata dalam suaranya. Dia mengulang, “Maafkan aku, maafkan aku,” saat tangan kecilnya yang hangat menyentuh pipi Kase.

“…Aku senang,” Kase bergumam linglung. “…Aku tidak melempar mereka… ke dalam tungku…” ST8XOA

Dia memikirkan mimpi buruk yang menyeramkan ketika dirinya menginginkan rumah yang terbuat dari gula-gula dan melempar Chise dan Rio ke dalam tungku. Bagaimana jika dia benar-benar melakukannya pada mereka? Pikiran itu membuatnya sangat takut. Namun, tangannya tak hanya bisa menyakiti orang lain. Dia mampu melindungi Rio. Sekadar mengetahui fakta itu sudah cukup—

“Hiro-kun?

Rio mengintip ke arah Kase dengan wajah kecilnya yang dipenuhi air mata. Kase ingin menepuk kepalanya, tapi tidak dapat mengangkat tangannya. Dan dia sangat mengantuk. Dalam keadaan setengah terbangun dan setengah tertidur, dia tersenyum tipis lalu tertidur lagi.

~~~~~ 3KtkoW

Keesokan harinya baru dia sadar sepenuhnya. Dokter menjelaskan padanya, dia telah tertembak di bahu. Lebih rendah sedikit saja, nyawanya sudah terancam. Dia harus dirawat di rumah sakit selama tiga minggu dan polisi akan datang untuk meminta keterangan darinya nanti.

Setelah dokter itu pergi, Kase menyalakan TV. Berita mengudara yang melaporkan kejadian kemarin. Penembakan antar anggota dalam organisasi kriminal. Tersangkanya kabur menggunakan mobil dan seorang pekerja dari tempat makan di lokasi kejadian penembakan terjebak menjadi korban tambahan dan terluka parah. Pagi ini, seorang laki-laki menyerahkan diri, dan polisi sedang dalam proses menanyainya.

Kase terlibat dalam adegan penembakan itu, tapi agak terasa tak nyata baginya. Dia menonton berita seperti seorang pemirsa yang tak ada hubungannya dengan kejadiannya. Kemudian terdengar suara ketukan di pintu. Pintu terbuka lalu Mutou masuk ke dalam kamar.

“Bagaimana perasaanmu?” k4nKjP

“Kesakitan,” Kase menjawab tanpa ekspresi sehingga Mutou menautkan alisnya saat dahinya mengerut.

Pintunya terbuka lagi. Dua orang laki-laki masuk membawa karangan bunga mawar raksasa. Terlalu besar untuk mejanya, jadi mereka menaruhnya di lantai. Lalu mereka membungkukkan badan tanpa suara pada Mutou sebelum meninggalkan kamar. Aroma bunga memenuhi ruang itu sehingga membuatnya tidak cocok sebagai kamar rumah sakit.

“Aku minta maaf telah melibatkanmu dalam situasi yang begitu berbahaya.”

Kase merasa bingung atas permintaan maaf sambil membungkukkan badan yang ditujukan Mutou padanya. Dia merasa kesakitan untuk menggerakkan kepalanya karena gerakan itu mempengaruhi bahunya, jadi Kase hanya melirikkan mata pada Mutou. Saat dia dapat melihatnya, ada lebam hitam biru di sudut mulutnya. ErSmG2

“Ini hanya sedikit hadiah dari Agi…”

Mutou melihat pandangan Kase dan mengangkat tangannya pada luka memar itu.

Story translated by Langit Bieru.

“Dia memberitahu aku, jika sesuatu terjadi pada hidupmu, dia akan memukulku sampai mati. Sudah agak lama sejak terakhir kali aku melihatnya begitu murka. Dia sudah menyembunyikan bagian dirinya itu jauh-jauh sejak kejadian yang menimpa Yuzuru.”

Ada suara ketukan lagi di pintu. Agi muncul. zmvXGT

“Hei, kau sudah bangun. Aku membawa baju ganti untukmu.” Agi mengangkat kantung kertas di tangannya sambil berjalan masuk ke dalam kamar. Dia melirik sekilas pada Mutou. Kemudian pandangannya mendarat pada sekeranjang besar mawar di lantai lalu dia mengerutkan dahi.

“Apa ini? Besar amat, seperti karangan bunga buat pemakaman atau pembukaan tempat permainan pachinko. Kau satu-satunya yang tak berakal untuk membawa sesuatu seperti ini ke kamar rumah sakit.”

“Perempuan pasti senang mendapatkannya.”

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Mana ada perempuan di kamar ini?” Pandangan Agi berputar mengelilingi kamar, lalu dia menghentikan tatapannya pada Kase. rjqL8d

“Bagaimana perasaanmu?”

Kase mengangguk. “Lumayan sekarang. Lebih baik daripada kemarin.”

Mutou bergumam di bawah napasnya, “…Beda banget sikapnya.”

“Kau terlihat lebih baik juga.” u53h4w

Jari-jari kasar menyentuh pipi Kase. Kase tanpa sadar setengah memejamkan mata, merasakan sensasi kasar itu.

“Ini kamar pribadi, jadi kau tenang saja memulihkan diri di sini. Mutou akan mengurus semua pengeluaran perawatan rumah sakit”

“Iya, lakukan seboros yang kau inginkan,” Mutou menambahkan. Agi memandang tak percaya ke arahnya.

“Ini rumah sakit, bangsat. Seberapa boros yang bisa dilakukan di sini? Hiroaki, pastikan kau mendapat uang penghiburan darinya juga. Aku berencana melakukan tuntutanku sendiri untuk semua bisnis yang hilang yang telah dia sebabkan karena membuat kita masuk dalam berita.” PO943M

Agi menyentakkan dagunya ke arah TV, yang masih menyiarkan tentang kejadian itu.

“Polisi bahkan memeriksaku habis-habisan soal aku menjadi anggota sebelumnya. Untungnya, soal itu tidak bocor ke media, jadi entah bagaimana toko bisa tetap buka. Tapi aku jadi berkeringat peluru karenanya.”

Pukulan dari publik sangat keras untuk berbagai hubungan dengan organisasi kriminal. Jika terungkap pemiliknya merupakan mantan anggota yakuza, akan sangat sulit untuk melanjutkan bisnis toko rotinya di kota kecil.

“Jadi Mutou,” Agi berbalik menghadap ke arahnya. “Ini artinya kau dilarang berada di lokasi mulai sekarang.” 8J2t0p

Mutou menyipitkan matanya. Suasana di situ cukup tegang dengan peperangan saraf.

“…Hmmph. Jangan bilang kau ketakutan setelah selama ini?” Dia menyeringai tipis.

Langit Bieru.

Agi menerima provokasi terbuka dari Mutou tanpa perubahan ekspresi.

“Iya, aku takut. Seseorang yang penting bagiku hampir mati di depan mataku. Aku ingin lihat siapa yang tidak akan ketakutan setelah melalui peristiwa seperti itu. Dan ini yang kedua kalinya. Aku sangat ketakutan sampai aku pikir jantungku akan berhenti.” XIk1Yf

Seseorang yang penting baginya

Kase menatap Agi.

“Tapi Hiroaki bukan satu-satunya alasan. Ketika aku meninggalkan keluarga, ketika aku memutuskan akan melindungi Chise dan Rio—seharusnya aku memutus segalanya dari dunia itu, termasuk kau. Yuzuru adalah orang yang harus membayar harga kebodohanku waktu itu, dan Hiroaki yang harus membayarnya saat ini. Rasanya mengerikan.” Agi mengerutkan alisnya.

“Bagaimana dengan janji yang kau buat denganku untuk menaklukkan puncak suatu hari?” ey76Jz

“Aku tak bisa memenuhinya.”

Sebuah kalimat pendek dan sederhana. Mutou memasang muka masam pada Agi. Agi menerimanya.

“Aku sudah menemukan sesuatu yang ingin aku lindungi lebih daripada janjiku padamu.”

Suasananya begitu tegang sehingga bahkan Kase merasa sulit untuk bernapas. Tak seorang pun ingin mundur. Kase bertanya-tanya, apakah mereka akan saling bertatapan seperti ini selamanya. 0nuw6s

Mutou yang berpaling duluan. Dia memandang ke luar jendela, tapi Kase tahu dia tidak melihat pemandangannya. Apa yang tercermin di mata Mutou? Apakah waktu yang pernah dia luangkan bersama Agi dan Yuzuru? Ataukah masa depan yang harus dia hadapi mulai saat ini? Sosoknya terlihat tanpa pertahanan sama sekali, dan itu tidak cocok dengannya.

“…Heh, jadi pada akhirnya aku sendirian,” Mutou bergumam dengan datar.

Agi mendaratkan tangan di bahu yang dibungkus setelan dengan jahitan yang rapi. “Kau akan baik-baik saja, Mutou. Kau bisa terus berjalan meskipun sendirian.”

“Aku tak ingin mendengarnya darimu.” aKR489

Mutou mendecakkan lidah pada Agi, yang hanya tersenyum getir sambil mengedikkan bahu.

“…Yah, sudahlah,” Mutou berkata. “Lagipula kau sudah bukan dirimu sendiri lagi sejak Yuzuru meninggal. Kalau kau sudah menemukan seseorang yang penting bagimu, tak peduli siapa atau apakah mereka, maka aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku tidak perlu megandalkan janji yang kita buat sewaktu masih bocah bandel.”

Agi tampaknya ingin mengatakan sesuatu setelah kata-kata terakhir yang tampaknya mendorongnya menjauh, tapi dia malah tersenyum. Keheningan menyelimuti dan mereka berdua memandang ke luar jendela bersama.

“…Aku harus pergi kalau begitu,” Mutou bergumam. Dia mengangkat dagunya sedikit, dan profilnya kembali pada Mutou yang normal seperti biasanya. wDIby6

Agi mengubah nada suaranya. “Ke pengumuman penerus keluarga?” dia bertanya.

“Iya, aku akan menghadirinya dengan wajah yang sudah kau pukuli.”

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Jangan khawatir, kau lebih tampan dari biasanya.”

Mutou mendengus dongkol dan berbalik ke arah pintu. FSQ Xd

“Mutou, jangan mati sebelum kau menaklukkan puncak. Pemakamanmu hanya satu-satunya yang aku tolak untuk hadiri.”

Mutou melambaikan tangannya tanpa berbalik dan meninggalkan kamar rumah sakit. Dia tidak melihat senyuman dengan air mata yang terpatri di wajah Agi. Pintunya tertutup. Kase menatap kosong pada Agi.

“Ada apa? Kau lelah?” Agi duduk di kursi sebelah tempat tidur.

“…Kau tidak menikahi Chise-san dan kembali ke keluarga itu?” Kase bertanya dengan ragu-ragu. 2GJ7UA

Agi memperlihatkan ekspresi yang tak dapat dijelaskan di wajahnya.

“Aku mendengarnya dari Mutou juga kemarin. Aku yang seharusnya bertanya. Aku sangat terkejut. Bagaimana bisa kau menduga sesuatu seperti itu?”

“…Rio bilang…”

“Rio?” mPqGdg

“…Kau memberi Chise-san cincin pertunangan. Dan sebelumnya, aku mendengar Mutou-san mengatakan kau seharusnya menikahi Chise-san dan kembali ke keluarga, karena itulah aku…”

“Kau mendengar percakapan itu?”

Setelah menatap kosong pada Kase, Agi menjatuhkan bahunya dengan lemas.

“Sialan… Itukah kenapa kau bertindak begitu aneh akhir-akhir ini?” DIq0op

Agi bersandar sepenuhnya ke punggung kursi, seluruh kekuatannya terkuras.

“Semuanya salah paham. Chise masih belum bisa melihat siapapun kecuali Yuzuru, dan cincin itu dari Yuzuru juga. Kalau dia masih hidup, sekarang ini Kesepuluh Manis mereka, ulang tahun pernikahan mereka yang kesepuluh.”

“…Kesepuluh Manis?”

“Iyaa. Yuzuru berhasil memenangkan Chise dan bahkan menikahinya. Tapi dia harus menghabiskan seluruh kekayaannya untuk mendapatkan sebuah rumah baru bagi mereka dan pergi berbulan madu yang singkat. Dia tidak mampu memberinya cincin pertunangan. Bawahan muda di dasar tiang totem tidak bisa menghasilkan uang banyak.” wkFnuX

Agi tertawa dengan pandangan jauh di matanya seolah dia sedang mengingat masa lalu.

“Tapi Yuzuru benar-benar sangat mencintai Chise, dan dia sudah menetapkan diri pada gagasan memperoleh cincin untuknya atau dia bukan laki-laki ‘sejati’. Aku dan Mutou menawarkan untuk meminjamkan uang padanya untuk membeli cincin, tapi dia harus menjadi orang dewasa soal ini dan berkeras cincin itu tidak akan bermakna sama kalau dia mendapatkannya dengan cara itu.”

Langit Bieru.

Pada akhirnya, mereka berdua menikah dengan mengenakan cincin pernikahan yang sangat sederhana. Tapi setiap Yuzuru mabuk, dia akan selalu meracau pada Agi dan Mutou bahwa dia akan mengejutkan Chise dengan sebuah cincin berlian yang cantik di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kesepuluh.

“Kalau Yuzuru hidup, dia pasti seorang suami yang sangat hebat untuknya. Chise dan Rio tidak akan pernah merasakan kesepian seperti sekarang ini. Kalau aku berpikir tentang semua hal yang berbeda seperti ini, setelah selama ini, tak peduli apapun yang aku lakukan, tidak akan pernah sama.” VYHvbi

Agi menatap keranjang besar mawar di lantai. Suaranya terdengar jauh, dan tak ada perubahan khusus dalam ekspresinya. Karena itulah terlihat lebih jelas Agi sedang menanggung sesuatu.

“…Apakah kau akan meninggalkan rumahku?”

“Hah?”

Percakapannya tiba-tiba melenceng. Kase bertanya balik. RQZTW0

“Aku membuka tasmu karena aku ingin mengambil kartu asuransimu untuk rumah sakit dan melihat brosur-brosur dari agen perumahan di dalamnya.”

“Itu…”

Kase menyimpannya karena dia pikir Agi dan Chise akan menikah. Sekarang setelah dia tahu itu semua salah paham, dia bertanya-tanya apakah tidak perlu pergi sekarang. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia telah merepotkan Agi. Suatu hari dia harus pergi—

“Tinggallah,” Agi bergumam. fvXr01

“Hah?”

“Jangan pergi ke mana-mana. Tinggal bersamaku.” Agi menatap Kase tanpa tersenyum. “Hari itu, aku berencana untuk berbicara dengan serius bersamamu saat kita pulang ke rumah. Aku masih memikirkan Chise dan Rio, tapi akhirnya menyadari aku perlu memikirkan tentangmu secara terpisah dari mereka. Tapi ketika kembali dari mengantar pesanan, yang aku lihat adalah adegan mengerikan dari neraka—”

Agi menautkan alisnya. Dia berpaling dan berhenti berbicara. Dalam keheningan, Kase dapat mendengar suara troli didorong melalui lorong di balik pintu.

“…Aku tahu sudah membuatmu menderita karena pengalaman mengerikan ini, dan aku tidak bisa cukup dengan meminta maaf karenanya, tapi…” 8sb6Ze

Agi perlahan memalingkan tatapannya kembali pada Kase.

“Aku membutuhkanmu. Tolong jangan pergi ke mana-mana dan meninggalkan aku sendirian.”

“…Agi-san.”

Kase menatap Agi dengan linglung. Apakah dia bermimpi sekarang ini? Atau mungkin dia sudah mati, dan dia berada di surga. Sesuatu semudah ini tidak pernah terjadi padanya. LQdlv5

Namun, wajah dan suara Agi sepenuhnya tersesat, dan tampaknya ini bukan surga. Kase mengulurkan lengannya dengan ketakutan. Ujung jarinya menyentuh Agi. Dia tidak menghilang. Ini bukan mimpi.

Kase menguatkan otot perutnya dan mencoba untuk duduk. Tapi rasa sakit yang luar biasa menyerang bahu kirinya. Itu tidak penting sekarang. Kase duduk di tempat tidur. Dengan hanya lengan kanannya, dia menarik kepala Agi ke dalam pelukannya.

Please visit langitbieru (dot) com

“Aku akan di sampingmu. Selama-lamanya. Aku akan selalu bersamamu.”

Suaranya pecah saat dia mengekspresikan hasratnya. Bahu Agi berguncang di tubuhnya. 5vPcE

“K-kalau kau memutuskan ingin melindungi Chise dan Rio, aku tidak apa-apa. Aku akan merawat mereka juga. Aku tidak akan menghalangimu. Kau tidak perlu tinggal bersamaku jika tidak ingin, dan kau bisa memanggilku untuk mendatangimu kapan pun kau menginginkannya. Aku akan meninggalkan segalanya untuk datang menemuimu.”

“…Kata-kata bodoh apa yang kau ucapkan?”

Suara Agi terdengar ganjil karena penuh emosi.

Kase dengan putus asa mencoba merangkai kata-kata. “Tak apa-apa kalau itu bodoh. Aku tak peduli sepanjang bisa bersamamu.” aUGFbs

Dia hanya memerlukan satu hal yang penting baginya. Dia tidak memerlukan hal-hal lainnya. Lagipula dia tidak akan bisa memegang semuanya.

Dia hanya membutuhkan Agi, dan itu tak jadi soal untuknya. Dia tidak membutuhkan yang lainnya.

“Kau dapat melakukan apapun yang kau suka. Tak masalah buatku. Aku akan melakukan apapun yang kau katakan.”

Ini pertama kalinya orang yang dia cintai membutuhkannya. Cukup untuk membuatnya merasa dapat melakukan apapun. X2aCeq

Waktu berlalu saat Kase memeluk Agi erat. Tiba-tiba, sesuatu yang hangat menyentuh lengan Kase. Bentuknya seperti tangan Agi—bentuk yang selalu diinginkan Kase.

“…Kalau kau keluar dari rumah sakit nanti, kita akan memasang namamu di papan nama pintu apartemen.”

Kase mendengarkan kata-kata yang terasa seperti dalam mimpi.

SRGQMv

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

1 comment