He YunTing menaruh meteorit itu di tangannya dan langsung menarik tangannya lagi.
Benda di telapak tangan Lin Han masih membawa kehangatan He YunTing, sementara dirinya masih setengah tak sadar setelah ucapan ‘Selamat Ulang Tahun’ darinya.
Sudah terlalu lama… Dia belum pernah mendengar kata-kata sederhana itu lagi dalam waktu yang lama.
Kepalanya tertunduk memandangi batu berbentuk unik, yang jelas tidak cantik, namun dadanya dipenuhi sesuatu yang terang dan lembut.
Karena hatinya sudah kosong terlalu lama, dan mendadak dipenuhi dengan sesuatu yang lain, dalam momen yang aneh namun lembut ini emosinya membuncah, kemudian menyebar, ke sekujur tubuh hingga ujung jari Lin Han.
Lin Han menggenggam batu kecil itu, menurunkan pandangannya, kemudian berbisik, “Terima kasih, Jenderal.”
Dia pikir jika memberitahu He YunTing tentang Qi Jiaze, dia akan memberitahunya tentang omega dengan kelenjar yang dirusak. Tapi hanya karena dia memberitahu He YunTing secara suka rela, bukan berarti orang ini harus bertindak menentang prinsip-prinsipnya dan mengungkap rahasia padanya.
Lin Han mengerti pemikirannya, tapi tak menduga He YunTing akan muncul di depannya begitu hati-hati, hanya karena dia pikir dirinya akan marah.
Karena Lin Han tidak berbicara untuk waktu lama, dan suasana yang aneh itu masih belum menghilang, He YunTing salah paham dan mengira Lin Han tidak menyukai hadiahnya. Dia terdiam sejenak, sebelum menjelaskan, “Tn. Lin, jangan perhatikan tampilan buruknya.”
Lin Han tersenyum, menatapnya, dan ingin mengatakan tidak begitu.
“… Itu benar-benar sebuah bintang. Aku tidak berbohong padamu.” He YunTing tidak menunggu Lin Han mengatakan apa-apa dan menambahkan, “Kalau Tn. Lin tidak menyukainya, aku akan mencari yang lain kalau punya kesempatan.”
Lagipula masih ada banyak kesempatan.
Ketika Lin Han mendengarnya, perlahan dia memahami perkataan He YunTing, lalu akhirnya menaikkan bibirnya untuk tersenyum, mata hitamnya yang murni berkilat cahaya, lebih baik daripada jejak bintang terang yang dilihat He YunTing hari itu.
“Terima kasih, Jenderal, untuk bintangnya,” Lin Han memegang hadiah sejauh puluhan ribu tahun cahaya, “Aku sangat menyukainya.”
He YunTing kemudian tampaknya menenangkan hatinya — dan, sebagai tandanya, setelah menyingkirkan kegugupannya, ekspresinya menjadi tak acuh lagi.
Tapi Lin Han tak lagi berpikir wajah ini tak dapat didekati. Dia malah merasakan nuansa kegirangan karena dapat mengenali emosi yang rentan dan lembut di balik dinginnya He YunTing.
Aku satu-satunya yang mengetahui rahasia-rahasia kecil ini.
Lin Han melihatnya masih berdiri di tempat yang sama, tampaknya sedang memikirkan sesuatu.
“Jenderal?” Lin Han memanggilnya, “Ada apa?”
Dia melihat ada keraguan dalam ekspresi He YunTing.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Lin Han teringat Lu AnHe pernah mengatakan bahwa Jenderal tidak pernah berulang tahun, dan bahkan tidak ingat hari ulang tahunnya sendiri.
He YunTing bertanya padanya, “Hari seperti ini… Apa ada cara lain untuk menjalaninya selain memberi hadiah?”
Dengan berbicara begitu, tampaknya He YunTing tidak pernah mendapatkan hari ulang tahun yang membahagiakan juga. Bukan hanya tidak mendapatkan saat yang menyenangkan, dia juga hampir ditikam dan dibunuh, yang menyebabkan luka di pundaknya memburuk.
Lin Han sesaat menyesali karena merasa begitu emosional terhadap He YunTing pada hari itu, setidaknya, dia seharusnya tetap bersamanya sedikit lebih lama.
Lin Han mengenang, “Aku rasa tak banyak hal lain. Sewaktu ibuku masih hidup, dia akan membeli kue ulang tahun dan mengizinkan aku membuat permintaan,” Lin Han berkata, sedikit malu, “…Tapi itu bertahun-tahun yang lalu dan tampaknya cukup kekanak-kanakan. Permintaan-permintaanku saat itu juga sederhana, bahkan banyak yang aku tak ingat lagi.”
Dia melengkungkan sudut mulutnya sambil menatap He YunTing lagi, yang ekspresinya tetap tak berubah, tapi matanya tampak berpikir. Dia tidak ingin He YunTing terlalu memikirkannya, jadi dia mengambil inisiatif untuk berkata, “Kita akan pergi besok, Jenderal pasti sangat sibuk sekarang. Sudah sangat menyenangkan diberi ucapan selamat ulang tahun,” kata Lin Han, “tak perlu mempersiapkan apa-apa lagi.”
“Tapi,” He YunTing berbicara, nadanya rendah dan dalam, seolah sedang membuat pernyataan paling sederhana, “… Tn. Lin, kau belum meminta apapun. Aku dengar orang mengatakan bintang jatuh dapat mengabulkan permintaan,” kata He YunTing.
Lin Han melihat He YunTing memegang gelasnya. Jemarinya secara berirama mengetuk-ngetuk pinggiran gelas, membuat air di permukaan gelasnya beriak dalam lingkaran, selaras dengan napasnya sekarang. “Tn. Lin bisa mencoba,” He YunTing menoleh ke arahnya, “jika mungkin, aku mungkin bisa membantu mewujudkannya… aku harap permintaan Tn. Lin akan menjadi kenyataan.”
Pernyataan terakhir ini akhirnya terdengar sedikit memiliki rasa He YunTing yang eksklusif dan canggung, dalam urat darah yang sama seperti memberi tahu Lin Han untuk minum lebih banyak air hangat selama masa berahinya. Dia tak tahu bahwa membuat permintaan adalah sesuatu yang disimpan sendiri, dan hanya ingin membantunya mewujudkannya.
Lin Han menatap He YunTing dan banyak pertanyaan berangsur menumpuk.
Misalnya, ‘Apa sebenarnya yang kau pikirkan tentang aku?’
‘Kenapa kau bersikap baik padaku lagi?’
Tapi ketika teringat kekosongan yang didengarnya di masa rentan He YunTing, kata-kata yang ditanyakannya secara impulsif, dan jawabannya ‘aku tak tahu’ sehingga Lin Han tak dapat bertanya lagi.
Lin Han menatap He YunTing lama sekali, dan hanya ketika dia melihatnya berpaling tak nyaman, barulah dia memejamkan matanya.
Tiga detik kemudian, Lin Han membuka kembali matanya, tersenyum pada He YunTing, sambil mengatakan, “Oke”.
Dia tidak mengerti kenapa Lin Han tidak ingin mengatakan apa yang dimintanya, namun pada akhirnya tidak bertanya, tapi tetap tinggal di dalam kamarnya sedikit lebih lama sebelum bersiap pergi. Sebelum pergi, He YunTing memastikan sekali lagi pada Lin Han, “Kalau Tn. Lin benar-benar tidak ingin berpartisipasi dalam putaran keempat latihan praktik, masih belum terlambat untuk membatalkan.”
“Jenderal, ini pekerjaanku.” Lin Han menatapnya tanpa daya, tapi masih bertanya dengan penasaran, “Tapi kira-kira berapa lama latihannya berlangsung? Aku akan membawa lebih banyak nutrisi.”
He YunTing berpikir sejenak, “Kalau semuanya berjalan lancar, sekitar setengah bulan.”
Lin Han mengangguk. Setelah He YunTing pergi, dia mulai bersiap. Dia belum pernah pergi ke banyak tempat. Dia tinggal di Distrik Q dengan ibunya saat masih kecil, lalu datang ke Distrik Inti ketika sudah tumbuh dewasa, dan hanya melihat tempat-tempat lain lewat video dan berita.
Daerah perbatasan kedengarannya sedikit menakutkan, tapi ada rasa senang yang samar akan melihat langit malam yang berbeda.
Pagi sekali esok harinya, basis waspada sepenuhnya.
Baik berpartisipasi maupun tidak, semua tentara mengenakan seragam resmi dan berdiri tegak untuk persiapan terakhir sebelum naik ke pesawat.
Lin Han tidak termasuk dalam pasukan manapun sehingga hanya berdiri di luar lapangan.
Wen TianYao memang ada di sana seperti yang dikatakannya, tapi karena kapal perang basis belum diaktivasi, meskipun memiliki darah kerajaan, dia harus naik kapal bersamaan dengan yang lainnya. Dia berpakaian bagus dan terhormat, dengan jepitan kerajaan yang halus di manset dan kerahnya. Dia berdiri tak jauh dari alun-alun, tanpa berkata-kata.
Meskipun hanya latihan, aktivasi kapal perang sama dengan berbaris pergi. Para tentara akan bersumpah setia pada Kekaisaran sebelum pergi, untuk hidup selamanya.
Keheningan meliputi, dan tak seorang pun menganggap ringan peristiwa ini.
Sejenak kemudian, terdengar suara langkah bot militer yang teratur, mata semua orang bergerak menuju ke arah suara itu.
Lin Han melihat seragam hijau pucat He YunTing saat dia berjalan masuk. Wajahnya dingin, punggungnya selurus poplar bawang hijau, sambil membawa simbol kehormatan tertinggi tongkat kekaisaran di tangannya, melakukan setiap langkah dengan keagungan mutlak, kemudian berdiri tegak di hadapan semua orang.
Dia melihat medali-medali dan pita-pita di seragamnya, dan juga tanda pangkat di bahu Jenderal yang berkilauan dengan dingin. Dia melihat tangan kiri He YunTing menggantung di sisi tubuhnya, sambil perlahan namun pasti mengangkat tangan kanannya dengan sikap yang teguh dan khidmat ke atas jantungnya, matanya keras dan bibir tipisnya sedikit bergerak.
“Kami bersumpah dengan hidup kami——”
Ribuan tentara dengan khidmat, dengan postur yang sama di atas jantung mereka, pada saat ini jantung semua orang bertemu di satu tempat, dada bergelora, saat mereka berikrar sumpah umum bersama—
Kami bersumpah dengan hidup kami—
Keyakinan dan kesetiaan pada Kekaisaran, dengan cahaya untuk menempa pedang, dengan bintang-bintang sebagai tombak, dengan darah sebagai bilah, berjalan melintasi galaksi kekacauan, melangkah melalui jurang api merah. Kebodohan dan dosa akhirnya akan berubah menjadi abu, hanya keagungan dan kejayaan akan menjadi milikku!
“Hanya keagungan dan kejayaan akan menjadi milikku—”
Sumpah para tentara bergema di basis, dan Wen TianYao juga melepas topinya, merapatkan bibirnya, dan melakukan ritual kerajaan pada semua tentara.
Di ujung upacara, Lin Han juga mengikuti semua orang berjalan ke bagian paling utara basis dan mulai menaiki pesawat.
Belfast adalah kapal perang Kekaisaran paling megah, yang mampu membawa kapal-kapal kecil dan meka yang tak terhitung jumlahnya. Senjata dan kekuatannya juga tidak dapat dianggap rendah. Sehari sebelumnya, meka kapal itu telah dipersiapkan, dan untuk berjaga-jaga, M2743 berkekuatan serang unggul yang banyak memenangkan pertempuran dan Aegis berkekuatan pertahanan tertinggi juga dibawa ke atas kapal, serta semua peserta telah melalui pemeriksaan yang paling teliti sebelum diperkenankan menaiki kapal dan memasuki area berbeda menurut posisi dan status mereka.
Lin Han mengikuti He YunTing dan Lu AnHe langsung ke kabin kapten Belfast, sementara Wen TianYao tidak berada di antara mereka dan pergi ke tingkat komando lebih rendah. Dibutuhkan waktu tiga hari untuk melakukan perjalanan dari basis ke area perbatasan. Para rekrut baru yang berpartisipasi dalam seleksi tak dapat menyembunyikan kegairahan mereka dan terus hilir mudik di area yang diperbolehkan dengan wajah-wajah merah.
Hanya wajah Qi Jiamu yang tegang, lebih serius dari biasanya tanpa gairah sedikit pun.
Lin Han menatapnya melalui monitor di ruang kapten.
Ini pertama kalinya baginya menaiki kapal perang setingkat ini, dan karena He YunTing sudah memerintahkannya, dia selalu mengikutinya sebagai perkara istimewa.
He YunTing juga kapten Belfast, dan kopilotnya bukan hanya Lu AnHe, tapi juga wakil kapten kapal perang Ye Ling.
Setelah berkomunikasi dengan konsol diiringi deru mesin yang besar, kapal perang itu meninggalkan tanah, menuju jalur bintang eksklusif ke arah daerah perbatasan.
Ini momen paling seru dalam satu tahun bagi rakyat Kekaisaran. Mereka tidak punya maksud berperang, hanya merasa bangga pada Belfast, dan yang membuat kapal perang ini terbang adalah putaran keempat latihan praktik untuk para pilot.
Meskipun mereka tidak dapat mendekati kapal perang, tak terhitung jumlah orang yang masih datang secara spontan ke posisi terdekat jalur bintang itu dan memperhatikan kapal perang besar itu lewat. Sebagian bersorak, sebagian mengagumi, dan sebagian orang begitu bergairah sehingga mereka meneteskan air mata. Dan setelah perasaan tanpa bobot, Belfast akhirnya melayang menuju jalur bintangnya sendiri, dan kapal perang itu mulai dipercepat dan melesat, membawa para pejabat tak ditugaskan dan orang-orang, yang saat ini dan di masa depan, paling elit menuju bagian alam raya yang tak dikenal.
Perjalanan yang penuh sensasi, seperti pengembaraan besar dan mulia. Semuanya berlangsung dalam sikap yang teratur, dan setelah penambahan kecepatan yang mulus, Belfast akhirnya stabil. Penjelajahan otomatis dinyalakan, dan semua orang dapat menghembuskan napas lega.
Kapal perang itu dilengkapi dengan spesifikasi yang sama seperti pengurus rumah tangga basis, dengan pasokan dan ruang yang memadai, sehingga membuat para pilot mendapatkan relaksasi yang telah lama dinantikan dalam tiga hari ini.
Lin Han masih merasa penasaran.
Ini pertama kalinya dia menaiki kapal dan pertama kalinya mengarungi ruang angkasa.
Terlebih lagi, dia ada di dalam ruang kapten, memandang semuanya dari perspektif yang lebih tinggi.
Serupa tapi tak sama dengan yang telah dibayangkannya.
Kesamaannya adalah bahwa alam raya seluas dan seromantis yang dipikirkannya, sehingga meskipun tak dapat melihat terlalu jauh karena jalur bintangnya, dia masih merasa antusias.
Dan perbedaannya adalah keadaan pikirannya.
Hari pertama perjalanannya tenang dan lancar, karena jarak jalur bintang, masih berada dalam wilayah kekuasaan kekaisaran Bintang M.
Dan hari itu, ketika Lin Han ingin kembali ke ruang santai, dia dipanggil oleh He YunTing yang sudah sibuk sepanjang hari.
“Lin Han,” Nada He YunTing begitu dalam ketika memanggil namanya, “kau mau melihat langit berbintang dari dekat?”
***
Penulis ingin mengatakan:
Sepenuhnya fiksi! Murni dibuat-buat! Jangan dianggap serius!
Ini pertama kalinya menulis isi di pertengahan semacam ini, jadi aku gugup dan gelisah, tapi juga senang pada saat yang sama.
Belfast, kapal pelayaran ringan kelas Edinburgh yang dibangun oleh Angkatan Laut Kerajaan di tahun 1930-an, adalah kapal No. 2. Aku hanya meminjam namanya, jadi jangan menghakimi.
