Lin Han memandang dirinya sendiri di dalam mata He YunTing.
Dia berantakan, dan lemah.
Bagaimana bisa cantik? Pikirnya.
Tapi tangan He YunTing masih tetap hangat dan kuat. Meskipun dia baru saja menggunakan lebih banyak darinya dalam hal kekuatan fisik dan mental sekaligus.
Lin Han anehnya tidak merasa tak nyaman mendengar perkataan seperti itu, dan tidak ingin melepas tangannya. He YunTing hanya mengenakan kemeja tanpa jaket, jadi masih rapi. Tapi rambutnya begitu berantakan dengan keringat di keningnya.
Dia juga terlihat tampan.
Pikiran ini muncul di benak Lin Han begitu saja.
Dan ketika pikiran ini muncul, hatinya mengerut hebat, seolah kehilangan tenaga, dan seolah sedang diisi oleh hal lain. Rasanya seperti berjalan di awan lembut tanpa batas, dan mengkhawatirkan setiap langkahnya akan menyentuh jurang ketidakpastian.
Dia mulai merasa setiap gerakan He YunTing berbeda. Tangannya lebar dan aman. Bahkan matanya yang dingin dan tak acuh menjadi seperti telaga yang baru saja memecah es di awal musim semi, dengan kelembutan di setiap inci yang dilaluinya.
Lin Han mulai memikirkan debu nebula yang dilihatnya hari itu.
Jika semua debu di alam raya dapat ditelusuri, maka dalam mata biru He YunTing, mungkin ada sungai bintang-bintang yang telah dikuburnya tanpa suara dalam hatinya.
“Aku sedikit lelah,” Lin Han menengadah menatapnya, “Apa ada Zerg lain?”
Suara He YunTing menegaskan, “Tak ada lagi.”
Lin Han teringat yang baru saja dikatakannya. Dia jelas menginginkan He YunTing mengulurkan tangan padanya. Dia tahu He YunTing telah menyalakan sistem uji diri pascaperang meka, dan mereka sekarang akhirnya mendapatkan istirahat pendek. Dia mengerti seharusnya pergi dan mencuci wajahnya sekarang, tidak baik selalu berantakan sepanjang waktu.
Tapi Lin Han mendadak ingin sedikit bersenang-senang dan menautkan tangan He YunTing, “Bolehkah aku istirahat dua menit? Hanya dua menit,” Tanpa menunggu persetujuan He YunTing, Lin Han menambahkan, “Jangan lepaskan tanganku.”
Pegang saja aku seperti ini, selama dua menit.
Lin Han mengerti dia bukan orang yang gegabah. Sejak masih kanak-kanak, dia tahu dia hanya memiliki ibunya. Sebagai omega yang ingin membesarkannya sendiri, kesulitan yang dihadapi tak terbayangkan. Jadi dia selalu tahu bagaimana bersikap, tidak bertengkar dengan orang lain, tidak berkelahi dengan mereka, hanya belajar dan hidup dengan tenang, dan hanya berbicara pada ibunya tentang segalanya.
Dia selalu menjadi siswa paling patuh dan terbaik di sekolah, dan dialah satu-satunya yang disukai semua guru. Mereka semua mengatakan Lin Han adalah ‘yang paling bebas dari masalah’. Dia tidak pernah melampaui batas dan tidak pernah membuat kesalahan.
Terkadang ibunya akan memandanginya dengan pandangan berduka dan menyesal sambil mengatakan, “Terkadang aku berharap Lin Han bisa sedikit lebih gegabah.”
Pada saat itu, dia bahkan tidak tahu arti menjadi gegabah. Ketika secara samar memahaminya, dia tak punya kesempatan lagi. Tapi sekarang mendadak dia ingin menjadi gegabah dengan orang di hadapannya.
Seolah… Dia akhirnya tahu apa sesungguhnya maksud ‘gegabah’.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Dia ingin membuktikan melalui saat-saat duniawi ini bahwa He YunTing akan melakukan apa yang diinginkannya pada saat ini. Makna sesungguhnya dari yang disebut merisak, mungkin juga membutuhkan seseorang yang bersedia menolerirnya.
Lin Han merasa sedikit konyol. Dia tak pernah memiliki pemikiran mewah seperti ini. Apalagi dia dapat dengan jelas mendengarkan suara hati orang ini, tapi masih tetap merasa tak yakin. Tapi He YunTing akan tetap dengan patuh mendekatinya setiap kali — persis seperti sekarang.
Dia tidak pernah berkata tidak pada Lin Han. Dia hanya mengatakan, “Iya,” dengan lirih.
Lin Han memejamkan matanya. Dalam dua menit yang singkat itu, semua sel perabanya diperbesar lebih dari dua kali.
Sebagian pemikirannya menjadi jelas. Tapi sekarang bukan saatnya untuk duduk membisu dan memikirkan semua pikirannya. Dia juga sangat letih. Saat dia memejamkan kelopak mata, seluruh tubuhnya terasa seperti terjatuh ke dalam mimpi yang gelap dan dalam. Dia hanya ingin terjatuh dalam tidur yang nyenyak.
Tapi dia masih dapat merasakan kehangatan telapak tangan He YunTing, dan setiap inci kulitnya.
Lin Han telah terlalu sering menyentuh tangan ini, dari ketidakpercayaan awal hingga kebutuhan menggunakan muslihat licin sekarang, baru beberapa bulan berlalu. Dia sudah sejak lama mengenali dengan baik jalur urat darah di tangan ini, lokasi kapalannya, dan setiap inci uratnya.
Tak peduli apa, ini rahasianya, tak seorang pun yang dapat merebutnya darinya.
Lin Han ternyata menebus kantuknya dalam dua menit yang singkat. Pikirannya berkelana, ingin tertidur, tapi tak berani.
Setengah tertidur, setengah terbangun. Ketika dua menit hampir berakhir, Lin Han merasa tangan He YunTing yang lain bergerak, akhirnya menyentuh wajahnya dengan sangat lembut, membelainya dengan lembut.
【Kenapa Tn. Lin begitu manis?】
Pipi Tn. Lin yang manis memerah. Tapi untungnya wajahnya sudah kotor sekarang, jadi He YunTing tidak melihatnya. Dia menghembuskan napas dan mulai melanjutkan percakapan yang baru saja dilakukannya.
“Aku akan memeriksa apa saja kerusakan mekanya,” Dia tidak menatap He YunTing, takut dia akan melihat wajahnya yang tak begitu wajar saat ini.
He YunTing menjawab dan mengikuti Lin Han, mengamati sekitar mereka saat Lin Han mulai bekerja, membuka peta antarbintang dan terus menghubungi kapal perang.
Karena partisipasi Lin Han, waktu untuk menuntaskan Zerg lebih cepat dari yang diperkirakan. Jika kondisi meka dapat dinyalakan untuk perjalanan dengan kecepatan penuh sekarang, mereka mungkin dapat mengejar kapal perang dan melompat kembali ke Kekaisaran bersama.
Lin Han berjalan ke bagian yang dilubangi oleh cacing pasir, menggabungkannya dengan energi yang tersisa sekarang, menghitungnya dengan cermat kemudian memberitahu He YunTing.
“Kerusakannnya tidak parah dan bisa diperbaiki, tapi itu bukan kunci masalahnya,” kata Lin Han. “Konsumsi energi pertempuran hebat tadi benar-benar tinggi. Aku memperhitungkan, jika kita menyalakan kecepatan penuh, akan menghabiskan waktu dua jam untuk mencapai titik lompatan.”
He YunTing mendengarkannya tanpa suara.
“Tapi harus dicatat bahwa konsumsi energi kecepatan penuh itu sangat tinggi, yang harus memastikan bahwa meka dapat menyediakan dukungan energi yang cukup saat mencapai titik lompatan. Kalau tidak, tidak akan ada energi sama sekali — dengan kata lain, kapal perang masih di sana, dan titik lompatan masih di sana. Satu tanpa yang lainnya sia-sia tanpa memuaskan satu sama lain,” Lin Han menyelesaikan perkataannya dan bertanya dengan khawatir pada He YunTing, “Apa kau bisa menghubungi kapal perang?”
Dia melihat alat komunikasi He YunTing menyala merah dan berkeresak.
Sisi lain gagal memberinya jawaban positif.
“Kalau begitu aku akan lihat apakah kita bisa memperbaiki mekanya dulu,” Lin Han tidak menanyakan soal itu lagi, “Lagipula, sekarang mekanya rusak dan lingkungan di luar terlalu keras. Kita tak bisa berdiam seperti ini untuk waktu lama.”
“Oke,” kata He YunTing.
Lin Han berjalan ke kokpit pertama dan mengambil jaket yang digunakan He YunTing untuk menutupi lubang itu.
Begitu terpapar angin yang kuat dari matahari, Lin Han tanpa sadar berlindung.
Lagipula, ini bukan Institut. Tak ada bahan-bahan di tangannya. Jadi sangat sulit untuk memperbaikinya ke dalam kondisi yang sama seperti sebelum pertempuran. Dia menunduk dan merenung sebentar, mengevaluasi kerusakan dan mulai merumuskan rencana.
Lin Han memandang jasad Zerg yang hancur dan kepingan logam di luar melalui layar.
Di daerah perbatasan, yang sangat kekurangan sumber daya, satu-satunya hal yang penting adalah mencapai titik lompatan secepat mungkin.
Sampai saat itu, mereka harus berusaha memperbaiki sebisa mungkin, pikir Lin Han.
Pada saat itu, komunikator He YunTing akhirnya menyala, dan Lin Han mendengar suara cemas Lu AnHe.
“Bos, bagaimana di posisi Anda? Ada luka-luka?” Suara latar Lu AnHe ribut, dan dia berbicara dengan cepat.
“Tidak apa-apa. Semuanya sudah diselesaikan,” He YunTing menjawab, “Kami sedang bersiap-siap untuk pergi ke titik lompatan.”
Reaksi Lu AnHe terhadap jawabannya adalah gelisah, “Jangan datang! Jangan datang ke titik lompatan!” Lu AnHe menarik napas cepat-cepat, “Anda benar. Titik lompatan telah dikepung Zerg sejak lama, setidaknya ada tiga puluh di sini…”
Tangan Lin Han berhenti bergerak.
Dia melihat pandangan suram He YunTing dan tidak memotong Lu AnHe.
“Sekarang semua sersan dengan meka di luar sana. Zerg pasti sudah mengetahui sejak lama kita akan kembali dari titik lompatan ini. Saya tak tahu sudah berapa lama mereka menunggu di sini!”
“Situasi kematian dan luka-luka?” Nada He YunTing menjadi semakin dingin.
Lin Han mendengar Lu AnHe menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri, “Saat ini… Dua pilot cadangan yang datang untuk berpartisipasi dalam latihan telah terbunuh dan satu orang luka-luka parah. Yang lainnya… Masih belum diketahui.”
“Di mana omega yang tadi itu?”
“Adik Qi Jiamu? Tiga tembakan Anda tidak membunuhnya. Kekuatan pemulihannya mengagumkan. Lubang-lubang peluru itu hampir tertutup, dan setelah diperiksa, dia sudah memiliki ciri-ciri genetik awal Zerg, tapi tidak ada waktu untuk memahaminya. Jadi kami hanya dapat menunggu sampai pulang dan melakukan interogasi. Sekarang Qi Jiamu telah dapat mengendalikannya, jadi dia tidak menyebabkan terlalu banyak kerusakan lagi.”
“Hmm,” gumam He YunTing, yang sudah memahami situasi dasarnya. Dia mungkin mengetahui alasan Lu AnHe melakukan komunikasi dengannya dalam situasi perang yang begitu sengit.
Dan memang, detik berikutnya Lu AnHe berkata dengan suara gemetar, “Sekarang… sekarang kami berencana menggunakan meriam cahaya partikel nuklir tipe P-1, dan telah memanggil semua pilot yang masih mampu bertindak, dan berencana menarik Zerg ke satu tempat. Setelah mereka semua melompat dengan energi yang tersisa…” Lu AnHe tampaknya masih berusaha menenangkan nada suaranya, “…kami akan meledakkan titik lompatan.”
Jadi dua kemungkinan yang telah diajukan Lin Han menghilang, dan titik lompatan harus menghilang bersama Zerg agar sebagian besar orang dapat pulang. Kapal perang akan pergi dengan energi terakhirnya, dan titik lompatan, yang selalu meregenerasi energi, pada akhirnya akan menjadi tumpukan rongsokan.
Lu AnHe terdiam sejenak saat Lin Han mendengar ledakan dan suara tembakan melalui komunikator.
“Bos, Anda dan Tn. Lin… Tak perlu bergegas kemari.”
Namun, He YunTing lebih tenang dari biasanya, “Mengerti.”
Lu AnHe masih melapor pada He YunTing, termasuk kelompok dan waktu keberangkatan bala bantuan.
Mereka berdua saling memahami. Terkadang He YunTing bahkan tidak perlu bertanya. Lu AnHe dengan kompeten menjelaskan segalanya.
“Bala bantuan telah menerima pesan. Tapi jika tidak ada Zerg lain, mereka tidak akan mengirimkan kapal perang untuk menjemputnya. Jadi akan lebih lambat,” Lu AnHe akhirnya berkata, “tapi seharusnya tidak akan lama. Kalian…”
Lu AnHe terpotong.
Mungkin memasuki pertarungan lagi. Sisa perkataannya soal menjaga diri tidak diselesaikan.
Nada suara He YunTing tidak berubah, seolah dia hanya melaporkan hasil latihan yang paling sederhana. Lin Han tahu setelah komunikasi ini, titik lompatan yang telah ada sejak lama akan dihancurkan.
Secara mengejutkan, dia menemukan dirinya setenang He YunTing.
Meskipun situasinya mereka untuk sementara waktu terdampar di daerah perbatasan hanya dengan M2742 yang rusak.
Komunikasi akan terputus pada satu saat. Ke mana mereka harus pergi sekarang. Dan berapa lama mereka bisa bertahan jika menyalakan konsumsi tenaga minimal. Tanpa suara dia memandangi ketandusan di depannya.
Langit tampaknya berangsur menjadi gelap, perlahan menjadi damai setelah segalanya berakhir, seolah semua kematian dan asap itu tidak pernah ada sebelumnya. Lin Han tidak bertanya apa-apa lagi dan hanya melanjutkan perbaikan.
“Tn. Lin,” Setelah beberapa saat, He YunTing mendadak memanggilnya.
Lin Han masih memikirkan soal bagaimana mengurangi konsumsi energi meka sebanyak mungkin. Ketika mendengar suara He YunTing, dia menoleh untuk memandangi sistem dan program meka, “Ada apa, Jenderal?”
Bukannya langsung menjawab, He YunTing melontarkan pertanyaan langka, “Apa kau ingat apa yang aku katakan padamu tentang Nebula Erinnerung Nebula sebelum kita datang kemari?”
Lin Han mengangguk tanpa berpikir, “Iya, tapi aku tidak dapat melihatnya saat tiba di daerah perbatasan, sayang sekali.”
Dia mengatakan itu pemandangan yang hanya dapat dilihat dari daerah perbatasan.
“Jangan menyesalinya,” He YunTing masih berbicara dengan cara dan canggung, tapi berusaha memberitahu Lin Han kebenarannya, “Angkat kepalamu dan lihatlah.”
Lin Han kemudian tanpa sadar mematuhi dan mengangkat kepalanya, melihat langit ungu berbintang yang cerah dan romantis yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
“——Ini Nebula Erinnerung.”
