Setelah Ning Jing-DaoShi pergi, Ling Xiao tiba dan berjalan ke arah You XiaoMo, “Bukankah kau mengatakan dia memberimu diska giok? Keluarkan dan lihat apakah informasi kakek tua itu ada di situ.”
“Oh iya, aku hampir melupakannya.” You XiaoMo teringat, dan langsung mengeluarkan diska giok itu. Dengan menggunakan sedikit kekuatan jiwa, dia mencari informasi dalam diska giok sebelum memberikannya pada Ling Xiao.
Diska giok dari Ning Jing-DaoShi tidak hanya mengandung profil semua penyihir tingkat tinggi, namun juga termasuk informasi DaoShi lainnya. Sebagian besar DaoShi disebutkan di dalam diska, dan datanya cukup lengkap.
Selain data itu, diska giok juga meliputi potret beberapa guru. You XiaoMo mengingat informasinya, tapi tidak menemukan gambar yang sesuai dengan kakek tua itu. Sebagai tambahan, penyihir tingkat tertinggi yang dimasukkan di dalamnya adalah penyihir tingkat sembilan. Kakek tua itu mengatakan dia penyihir tingkat sepuluh, tapi diska gioknya tidak mengandung informasi penyihir tingkat sepuluh satu pun.
“Apakah kakek tua itu berbohong padaku?” You XiaoMo jadinya bercuriga.
“Dia tidak berbohong padamu. Dia benar-benar penyihir tingkat sepuluh,” kata Ling Xiao. Meskipun tingkatnya tersembunyi begitu dalam, Ling Xiao langsung melihatnya ketika mereka bertemu pagi tadi.
“Lalu kenapa profilnya tak ada di diska giok? Dari nadanya, tampaknya dia dari Akademi Dao Xin,” tanya You XiaoMo.
“Apa yang aneh soal itu? Qiu Ran juga dari Akademi Dao Xin. Sangat mungkin shifunya juga dari akademi ini. Tingkat kakek tua itu cukup tinggi. Ning Jing-DaoShimu mungkin tidak memiliki wewenang untuk mengenalnya,” Ling Xiao bermalasan di kursi tanpa indikasi keterkejutan.
You XiaoMo berjalan ke arahnya dan duduk di kursi sebelahnya, “Kalau begitu apakah sebaiknya aku mengambilnya sebagai shifu?”
Orang tua itu sangat aneh dan tak menentu. You XiaoMo benar-benar tidak tahu apakah menjadikannya shifu baik atau buruk. Dia sekarang ini sangat waspada soal menjadi murid dari seorang guru.
“Menurut pendapatku…” Ling Xiao mengelus dagunya.
“Ya?” You XiaoMo segera mendekat dan menatapnya penuh harap.
Ling Xiao menyeringai padanya, dan mendadak meraih lehernya. Sebelum You XiaoMo bisa berseru, Ling Xiao menciumnya, dan mengambil kesempatan dari terbukanya mulut You XiaoMo, langsung memasukkan lidahnya.
Ketika You XiaoMo melihat Ling Xiao tersenyum padanya, pikirannya membunyikan nada peringatan. Orang ini pasti punya tujuan tertentu! Tapi, You XiaoMo tidak punya waktu untuk menarik diri sebelum lehernya tertangkap, dan sepotong lidah memasuki mulutnya. Secepat kilat, semburan kenikmatan yang intens menyebar ke seluruh tubuhnya, dan hanya setelah dia megap-megap Ling Xiao melepasnya.
Ling Xiao menjilat air liur dari sudut mulutnya, dan dengan puas berkata, “Kakek tua itu akan sangat berguna untukmu sekarang ini. Tak ada salahnya menjadi muridnya. Kalau kau benar-benar tidak menyukainya, tunggu saja sampai dia tak ada gunanya sebelum menendangnya jauh-jauh.”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
You XiaoMo memutar matanya. Apa kau pikir menjadi murid seperti main rumah-rumahan? Jika dia benar-benar melakukan hal seperti itu, dia harus menanggung beban tuduhan kriminal ‘menipu shifu, mempermalukan leluhur’ selama sisa hidupnya. “Kita kesampingkan saja dulu urusan menjadi murid ini. Aku merasa Ning Jing-DaoShi kenal kakek tua itu. Aku akan mencari kesempatan untuk menanyainya. Pertama-tama, aku perlu meminta maaf pada guru Kelas Tiga.”
“Aku ikut denganmu,” kata Ling Xiao, dan tanpa menunggu jawabannya, langsung menggendong You XiaoMo lalu berjalan keluar dari paviliun.
You XiaoMo mulai meronta ketika melihat Ling Xiao ingin berjalan keluar sambil menggendongnya, “Turunkan aku, aku akan berjalan sendiri.” Jika seseorang melihat adegan ini, kesan dan reputasinya, yang sudah dibangun dengan susah payah, akan hancur.
Ling Xiao melonggarkan pegangannya, dan You XiaoMo terjatuh. Untunglah dia sudah bersiap-siap. Tapi dengan ketinggian kurang dari lima puluh sentimeter, sulit untuk sampai terjerembap.
You XiaoMo berusaha keras untuk menemukan kediaman DaoShi karena tidak tahu di mana tinggalnya.
Para DaoShi dan tetua dalam akademi tinggal di area yang berbeda dengan murid-murid. Namun, kedua area itu tidak berjarak terlalu jauh. Daoshi untuk Blok Dua tinggal di Halaman Seruni. Tempatnya sangat permai, dengan pegunungan di satu sisi dan perairan di sisi lain. Lingkungan dan kondisi kehidupan di sini jauh lebih baik daripada Halaman Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, dan Musim Dingin.
Ketika DaoShi Kelas Tiga mendengar bahwa murid yang membolos pagi ini mencarinya, dia tidak ingin menemui You XiaoMo, dan ingin mempertunjukkan kewenangannya. Tapi ketika teringat potensi You XiaoMo, dengan enggan dia mengizinkan You XiaoMo masuk.
You XiaoMo tidak dengan sengaja menyembunyikan tingkatnya. Karena itu, ketika dia masuk, DaoShi itu mengetahui kenaikan tingkatnya. Rencananya untuk menghardik You XiaoMo dengan keras terganggu, dan detak jantungnya menjadi lebih cepat. Apakah karena You XiaoMo sudah naik tingkat, dia pergi ke Kelas Empat untuk mendapatkan pelajaran?
You XiaoMo tidak memiliki kemampuan membaca pikiran, tapi dia tahu apa yang dipikirkan DaoShi itu. Hanya saja You XiaoMo tidak berani berbohong, karena kebenaran persoalan ini dapat dengan mudah diketahui. Karena itu dengan tulus dia meminta maaf dan menjelaskan semuanya yang terjadi pagi tadi.
Pada akhirnya, DaoShi itu bereaksi sama dengan Ning Jing-DaoShi. Ekspresinya berubah, dan dengan tak sabar membuat You XiaoMo pergi. Karena DaoShi itu tampaknya tidak berminat untuk mempersoalkan bolosnya, You XiaoMo sangat senang dan santai saat meninggalkan kediaman DaoShi itu bersama Ling Xiao.
Batas waktu tiga hari berlalu secepat kilat. You XiaoMo bahkan tidak punya waktu untuk menyelidiki identitas orang tua itu sebelum dia mendatangi pintu mereka dini hari.
Karena orang tua itu tidak dapat memasuki paviliun, dia berdiri di luar dan memanggil-manggil nama You XiaoMo dengan keras. Akibatnya, dia membangunkan orang yang masih meringkuk di tempat tidur dan sedang bermimpi indah. Arus kutukan yang keras (dari tim Qiu) tiba-tiba terdengar, sehingga membuat You XiaoMo ketakutan sampai turun dari tempat tidur. Dengan tergesa-gesa dia memasukkan orang tua itu ke dalam paviliun.
SheQiu dan yang lainnya dimasukkan ke dalam dimensinya, hanya Ling Xiao dan dirinya yang tetap tinggal di paviliun.
Melihat Ling Xiao yang sedang menguap turun dari tangga dengan pakaian kusut, mata orang tua itu membelalak dan menunjuk-nunjuk Ling Xiao sambil berteriak marah, “Siapa kau?! Kenapa kau ada di paviliun muridku?!”
You XiaoMo tiba-tiba menyadari peristiwa ini jadi jauh dari baik.
Tapi Ling Xiao sudah diberi tenaga oleh teriakan itu. Dengan malas dia bersandar di tangga sambil melirik ke arah kakek tua itu dengan senyum berseri-seri, sambil berkata, “Karena aku tidur di sini lah!”
“Tidur? Bukankah ini paviliun muridku?” Orang tua itu tidak menangkap maksud tersirat Ling Xiao.
“Tapi ini juga paviliunku,” Ling Xiao membual dengan keriangan sangat besar.
Orang tua itu masih belum memahami petunjuknya, “Bukankah ini paviliun satu orang?”
Ling Xiao tersenyum dan menggangguk, “Iya, ini paviliun satu orang.”
Orang tua itu menatap kosong, “? ? ?”
“Karena itu kami tidur di tempat yang sama.”
“…” Orang itu terdiam sedetik, sebelum meledak tiba-tiba, “Kau, kau, kau… Kenapa kau tidur di tempat tidur yang sama dengan muridku?! Ambisi apa yang kau punya?! Sebaiknya kau memperhatikan peringatanku dan pindah segera! Jika tidak, akan ada konsekuensinya!!”
Ling Xiao tersenyum menyebalkan, “Yah, kalau begitu, aku minta maaf harus mengatakan bahwa aku tak hanya tidur bersama, aku juga…”
“Ling Xiao, kau tutup mulut!” You XiaoMo berteriak karena akhirnya dia terlalu marah.
Kali ini, Ling Xiao dengan patuh menutup mulutnya. Istrinya terlihat seolah akan menembakkan api padanya jika dia tidak diam.
Orang tua itu dikagetkan oleh raungan You XiaoMo dan kehilangan temperamennya. Tapi dia merasa sangat senang, karena orang yang dibentak muridnya bukan dia. Orang tua itu begitu bersyukur sehingga kehilangan tolok ukur dan berlagak menikam Ling Xiao dengan kata-kata, “Kau dengar itu? Dia bilang kau tutup mulut, kan. Kau bisa keluar dari sini sekarang.”
“Kau juga tutup mulut!” Dari samping, suara mengancam You XiaoMo segera melayang ke arahnya.
Orang tua itu segera menutup mulutnya. Temperamen muridnya bahkan lebih buruk darinya.
Melihat kedua orang itu akhirnya diam, You XiaoMo menenangkan temperamennya dan berjalan ke arah meja teh untuk menuangkan secangkir teh. Orang tua itu menyangka You XiaoMo ‘melihat cahaya’ dan memutuskan untuk menjadi muridnya. Dia membersihkan tenggorokannya sambil menunggu You XiaoMo menawarkan tehnya dan mengangkat tangan untuk menerima cangkirnya… tapi pada saat berikutnya, hati kacanya pecah berkeping-keping.
You XiaoMo mendengar suara tawa. Dia menoleh dan melihat Ling Xiao bersandar di susuran tangga. Pundaknya bergetar, dan terlihat seolah akan meledak dalam gelak tawa. Mengikuti arah pandangan Ling Xiao, You XiaoMo melihat ekspresi orang tua itu setelah mendapat pukulan berat. Dia langsung merasa bingung, lalu meletakkan cangkir teh yang sudah diteguknya, dan bertanya terkejut, “Apa yang terjadi?”
“Tak ada. Kapan kau akan menerimaku sebagai shifumu?” Orang tua itu khawatir Ling Xiao akan mengoceh soal kesalahannya, dan buru-buru mengubah topiknya.
You XiaoMo merapatkan bibirnya, “Aku bisa menjadi muridmu, tapi kau harus bersungguh-sungguh mengajariku!” Dia secara spesifik menegaskan kata ‘sungguh-sungguh’, dengan harapan orang tua itu akan segera menurunkan Buku Suci Jiwa Surgawi.
Orang tua itu langsung menepuk dadanya dan menjamin, “Jangan khawatir, kalau kau jadi muridku, aku tidak akan membuatmu menderita kerugian.”
Kata-kata itu tidak memberi jaminan, tapi You XiaoMo tidak khawatir dia tidak ‘sungguh-sungguh’. Seperti yang dikatakan Ling Xiao, jika kakek itu benar-benar membohonginya, dia hanya perlu memecat shifunya.
You XiaoMo tidak tahu formalitas menjadi murid, jadi dia hanya kowtow beberapa kali pada orang tua itu, yang tidak rewel dengan perilakunya dan sangat senang membuatnya menjadi muridnya. Dia juga memberi You XiaoMo hadiah ‘pertemuan pertama’. Hadiahnya sebuah kotak giok putih yang indah dengan isi tak diketahui.
Setelah mengantar shifunya, You XiaoMo kembali ke paviliun dan segera membuka hadiahnya.
Hanya membuka tutupnya sedikit, aroma herba yang sangat kaya meruap keluar. Mata Ling Xiao yang mengantuk langsung membelalak dan menggumam, “Pil ajaib tingkat sembilan?”
You XiaoMo membuka tutup kotak giok itu ke satu sisi. Di dalam kotak tersimpan sebutir pil ajaib berwarna kuning terang. Sekali pandang, kemungkinan besar pil ajaib tingkat sembilan bermutu menengah.
“Kakek tua itu benar-benar cukup berbaik hati menyerahkan sebuah pil ajaib tingkat sembilan pada muridnya tanpa syarat apapun,” Ling Xiao menarik napas dalam-dalam – hanya pil ajaib tingkat sembilan ke atas yang berguna untuknya.
You XiaoMo menelan air liur. Perubahan kejadian yang tak terduga, tampaknya memang merupakan keputusan yang baik mengambil kakek tua itu sebagai shifunya. You XiaoMo kemudian menyodorkan kotak giok itu kepada Ling Xiao.
Ling Xiao mengangkat alisnya terkejut, “Kau memberikan ini padaku?”
You XiaoMo tersipu dan menggosok hidungnya, “Aku tahu tingkatku masih terlalu rendah dan pil ajaib yang aku murnikan tidak banyak gunanya bagimu. Bagaimanapun, karena aku belum memerlukan pil ajaib tingkat sembilan ini, sebaiknya aku berikan saja padamu.”
Ling Xiao tanpa suara menatapnya, dan tiba-tiba menarik You XiaoMo ke dalam pelukannya. Dengan nada lembut dia berseru, “Aku sangat tersentuh kau memberikan pil ajaib ini padaku. Untuk membayarmu, aku sudah memutuskan, malam ini kita akan melakukannya sekali lagi, ya.”
“…”
Kepala You XiaoMo selama beberapa saat dipenuhi tumpukan jaring laba-laba.
––––––––––––––––––––––––––––––
Catatan:
Menerima shifu artinya memberi mereka minuman teh atau air atau anggur sebelum dirimu. Jadi ketika You XiaoMo menuangkan teh, gurunya berpikir dia akan memberikan cangkirnya kepadanya. Tapi dia malah meminumnya sendiri, yang membuktikan pikirannya salah.
