English Translators : Melimeli, reiyuu, TeaAddict, iced.
Pendek, kaya, dan tampan, Lin Feiran selalu menjadi pusat perhatian. Tapi setelah pindah sekolah di kelas dua SMA, dia menyadari bahwa pusat perhatiannya telah direnggut oleh Adonis di kelasnya, Gu Kaifeng.
Lin Feiran sangat kesal; dia dan Gu Kaifeng menjadi musuh bebuyutan (secara sepihak). Meskipun keduanya hidup bersama, mereka seperti orang asing.
Ketika Lin Feiran kembali ke rumah untuk menghadiri pemakaman kakeknya, dia secara tidak sengaja mewarisi mata Yin Yang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setelah mendapatkan kemampuan untuk melihat hantu, Lin Feiran yang penakut menyadari bahwa asrama berpenghuni dua orang miliknya ternyata adalah kamar berisikan enam belas orang (hantu). Setiap hari dia ketakutan sampai hampir pingsan.
Hal yang lebih menakutkan adalah karena konstitusi tubuh bawaan Gu Kaifeng, dia memiliki jumlah energi Yang yang melimpah. Li Feiran menemukan bahwa setiap kali dia menyentuh Gu Kaifeng, energi Yang orang itu dapat menonaktifkan mata Yin Yang miliknya untuk sementara waktu. Sentuhan ringan akan menonaktifkannya selama lima menit, ciuman selama satu jam, dan seterusnya ….
Lin Feiran tidak punya pilihan selain melemparkan dirinya ke pelukan musuh bebuyutannya. Sikap intim yang dia lakukan pada Gu Kaifeng, yang pada dasarnya tidak biasa ini, terjadi setiap hari dari pagi hingga malam.
Saat tidur dia harus menyelusup di tempat tidur yang sama dengan Gu Kaifeng. Pergi ke toilet? Dia harus menyeret Gu Kaifeng bersamanya. Mengerjakan pekerjaan rumah? Dia harus berpegangan tangan dengan Gu Kaifeng … dia juga harus berusaha sebaik mungkin untuk membujuk guru agar membuat dia menjadi teman semeja Gu Kaifeng. Setiap hari di kelas, di bawah meja, kakinya menggosok kaki bagian bawah Gu Kaifeng ….
Melihat bahwa si brengsek kecil yang lengket itu tiba-tiba mengubah kepribadiannya, Gu Kaifeng yang awalnya terkejut perlahan-lahan menjadi kepincut. Setiap hari dia mengejar Lin Feiran untuk balik merayunya, membuat pengakuan gila, dan bahkan secara rutin mendorongnya ke dinding dan menciumnya ….
Gu Kaifeng, “Bukankah kamu menyukaiku? Aku menyukaimu, jadi ayo pacaran.”
Lin Feiran, “Aku tidak menyukaimu! Jangan mendekat!”
Gu Kaifeng, “……”
Lima menit kemudian, untuk menghindari hantu, Lin Feiran diam-diam menyentuh Gu Kaifeng.
Gu Kaifeng berbalik, menghentikan tangannya, “Setelah kamu menolakku, kamu datang untuk merayuku!?”
Lin Feiran, “Siapa yang merayumu! Aku tidak sengaja menyentuhmu; jangan berpikir kalau aku menyukaimu balik.”
Oh, itu dia.
