Xu Zhiheng tidak terkejut mereka muncul di sini, dan ketika melihat mereka, dia menyapa, “Semula, saya khawatir mengganggu Anda semua, jadi berencana datang sendirian, maaf.”
Lin Han juga membungkukkan badan ke arahnya, “Profesor Xu.”
Lu AnHe sedikit tertarik soal ini sehingga tidak berbelit-belit, “Profesor Xu, Anda mengenalnya?”
Xu Zhiheng tidak menyangkal, mengangguk, suaranya rendah, “Saya menganggapnya sebagai… separuh kerabat.”
Persoalannya tidak rumit, Ji Meng lebih mempedulikan orang lain daripada dirinya sendiri, jarang menyebut urusannya sendiri. Manajemen sekolah militer ketat, setelah lulus ujian politik dan kontak dengan kerabat berkurang, dia sendiri tidak berkata apa-apa, jadi tidak banyak orang yang tahu.
Lu AnHe terlihat jelas menegang, “Apa Anda orang yang dibicarakannya…? Tapi dia tak punya orang tua sendiri.”
“Ketika pertama kali bekerja, karena alasan pribadi, saya menghabiskan waktu yang singkat di daerah sipil,” kata Xu Zhiheng, dengan nada tak berdaya yang terdengar jelas, “Saya memungutnya saat itu. Saya tidak begitu tertarik pada anak-anak, apalagi meskipun saya meninggalkannya sendirian, seharusnya dia dapat tumbuh dengan baik.”
Perbedaan antara yang kaya dan yang miskin begitu drastis. Para omega di daerah sipil dan daerah kaya hampir merupakan dua jenis makhluk yang berbeda. Yang satu bertahan hidup dengan tubuh dan feromon mereka, yang lainnya dijaga dan dirawat baik-baik, seperti karya seni yang indah dan luar biasa.
Gerakan aksi afirmatif sedikit mengangkat situasi ini, tapi gagasannya tidak pernah dapat dihapus sekaligus. Jadi masih ada banyak omega yang akan bertahan hidup dengan menyerahkan tubuh mereka, yang diidamkan, pada sembarang alfa. Sebagian alfa tak punya kualitas maupun rasa tanggung jawab, benar-benar tak tahu apa itu rasa iba, dan bahkan dengan serampangan membuahi para omega ini — selama mereka tidak sepenuhnya ditandai, maka mereka masih selalu dapat mencari lebih banyak.
Kemudian Istana mulai merevisi berbagai tindakan untuk memperbaiki situasi ini, dan kehidupan baru, bagaimanapun, paling berharga, tanpa mempedulikan soal kebangsawanan.
Jadi perlindungan kesejahteraan untuk bayi-bayi yang baru dilahirkan menjadi semakin baik. Sebagian omega, yang tak dapat menghidupi diri sendiri, akan menyerahkan anaknya pada badan kesejahteraan untuk membesarkannya secara seragam, dan akhirnya menjadi darah segar lagi bagi negara.
“Tapi saya pada akhirnya tidak mengirimkannya ke sana. Mungkin karena saya sedang mempelajari ilmu pengetahuan kehidupan,” Xu Zhiheng mengenang, “atau mungkin karena matanya begitu cerah saat itu, sehingga saya tak sanggup meninggalkannya sendirian. ——Bahkan meskipun saya sendiri tak punya kemampuan itu.”
Ketika Xu Zhiheng berbicara mengenai masa lalu, matanya mengandung sedikit melankolis, seolah tak peduli berapa lama sudah berlalu, hal-hal ini akan selalu terukir dalam hatinya, mengulurkan tangan untuk menyapu bersih debu yang menutupi dengan berlalunya waktu, ketika semua kenangan teringat kembali.
Pada dasarnya, dalam zaman gender kedua ini. alasan pertalian kekeluargaan yang kuat seringkali adalah warisan dan keturunan genetik dan feromon. Seorang omega yang ingin membesarkan anak sendiri pasti akan menerima pandangan aneh dan hubungan tanpa komitmen.
“Tapi Xiao Meng benar-benar patuh,” kata Xu Zhiheng, “Dia adalah anak paling patuh yang pernah saya temui. Saya membesarkannya selama lima belas tahun.” Dia menghela napas, “Saya belum pernah membesarkan anak sebelumnya, jadi saya ingin memenuhi apapun yang diinginkannya. Dia mengatakan menyukai bunga cranberry. Saya tak dapat menemukannya, jadi saya membuatnya sendiri untuknya; dia tak menyukai profesi saya, saya tidak memaksanya; dia mengatakan ingin memiliki meka dan menjadi tentara di masa depan, saya tak pernah menghentikannya. Dia memanggil saya ayah dan mengatakan dia merasa bahagia setiap hari. Hanya saja… saya masih menyembunyikan hubungan saya dengannya dari publik.”
Beberapa orang membisu.
Sebenarnya, Xu Zhiheng tak bisa disalahkan karena melakukannya, meskipun dalam dunia akademik, setelah pembagian hierarki, orang-orang kelas atas tidak tertarik pada kisah-kisah semacam omega yang selibat membesarkan anak, mereka hanya akan berspekulasi jika Xu Zhiheng memiliki cerita sebelumnya dan dapat menggunakannya sebagai topik saat minum teh.
“Tapi Xiao Meng tak pernah keberatan. Dia bahkan mengatakan, selama dapat membantu saya, apapun tak jadi masalah.”
Tangan Xu Zhiheng tanpa sadar mengepal, suaranya terdengar penuh penyesalan, “Sampai omega yang pernah melahirkannya mengetuk pintu… Dia mengatakan, sekarang sudah memiliki pasangan dan hidup yang sempurna, dan pasti akan memperlakukan Xiao Meng dengan baik dan mengatakan ingin membawanya kembali. Saya menyetujuinya. Pada saat itu, saya pikir itu akhir yang mungkin paling baik, apalagi Xiao Meng tidak menolak. Dengan kembalinya keluarganya, saya juga dapat melanjutkan penelitian dan menemuinya jika saya punya waktu.”
Yang terjadi selanjutnya, Xu Zhiheng tidak memerinci, karena mengatakan dirinya sendiri menjadi seperti orang luar. Dia tak tahu bagaimana orang tua biologisnya memperlakukannya, dan Ji Meng memasuki sekolah militer, dengan manajemen yang ketat, dan Xu Zhiheng hampir tak pernah menghubunginya. Kemudian, Ji Meng langsung ditugaskan ke daerah perbatasan begitu lulus, sehingga sangat sedikit komunikasinya.
Xu Zhiheng mendengar kabar kematian Ji Meng dari orang lain.
Setelah hening yang panjang, Xu Zhiheng berbicara perlahan, “Maaf. Persoalan ini tidak dilaporkan pada Anda. Saya bahkan tidak memiliki prosedur adopsi dengannya, terkadang saya bahkan merasa tidak pantas disebut ayahnya. Tapi dia masih seorang anak laki-laki yang sangat baik dan patuh. Sampai pada akhirnya.” Xu Zhiheng berakhir menyalahkan diri sendiri, “Semuanya kesalahan saya, karena begitu muda dan terburu napsu sehingga yang bisa saya pikirkan hanya penelitian dan kemajuan, tak ada apa-apa lagi. Saya pikir, dia lebih membutuhkan keluarganya, dan saya hanya dapat berjalan bersamanya beberapa saat.”
Setelah mendengarnya, Lin Han kehilangan konsentrasi sesaat.
Xu Zhiheng terus meminta maaf, sampai sebelum emosi di matanya menghilang, tak seorang pun tega menyalahkannya. Karena Lu AnHe sudah menemuinya, untuk menjamin keselamatan lab Xu Zhiheng, dia mengubah jadwal dan tidak mengikuti He YunTing kembali.
Mereka berdua berjalan berdampingan, tak seorang pun berbicara beberapa waktu.
“Aku akan mengantarmu,” mendadak He YunTing berkata.
Lin Han berkata, “Bukannya kau perlu kembali ke basis…?”
“Tak perlu terburu-buru.”
Bagaimanapun, dia masih belum menerima pesan Qi Jiamu, dan Lu AnHe juga sudah pergi duluan.
He YunTing tak dapat mengatakan seperti apa suasana hatinya. Jalan di depan masih belum diketahui. Bahaya yang bersembunyi masih tetap ada. Kebahagiaan saat ini tidak dangkal dan sia-sia, tapi tak seorang pun tahu.
Kalau begitu, mengambil waktu setengah hari dari pelatihan yang dimekanisasi tampaknya tidak keterlaluan.
“Oke.” Lin Han tidak banyak bertanya dan hanya menganggukkan kepala. Dia masih memikirkan perkataan Xu Zhiheng sebelumnya. Dia pernah mengikuti kuliahnya lebih dari satu kali, dan semula mengira yang membuatnya tertarik adalah capaian akademiknya dan sikapnya terhadap orang-orang, tapi tak pernah menduga dia sudah merawat seorang anak sendirian begitu lama.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Xu Zhiheng memanggilnya Xiao Meng dan mendukungnya apapun yang dilakukannya. Meskipun dia tahu pilihannya terlalu berbahaya, dia tak tega menentangnya. Kalau begitu, bukankah dia seperti ibunya, yang dengan lembut mengatakan banyak hal yang masuk akal pada seorang remaja, memberitahunya aturan Pameran Galaksi, dan memberitahunya untuk mencari barangnya yang paling berharga?
Apa barang paling berharga Ji Meng? Apakah cranberry yang tidak benar-benar ada di tangan Xu Zhiheng?
Xu Zhiheng sangat terkenal dalam dunia akademik, gender keduanya juga diketahui semua orang. Dia seorang Omega. Tapi seperti yang dikatakannya, penelitian adalah satu-satunya yang dia lakukan. Dia tak punya pasangan, apalagi anak.
Lin Han terbiasa membayangkan masa depannya ketika mendengarkan kuliahnya di universitas, membayangkan apakah dia akan sama dengan Xu Zhiheng di masa depan.
Menemukan seorang alfa bukan hal yang begitu penting baginya, dan dia berencana menghabiskan hidupnya mengandalkan penghambat saja. Meskipun dia hanya punya alat seks untuk perusahaan, dia juga bersedia menderita.
Dengan pemikiran seperti itu, Lin Han sedikit bergerak, memiringkan kepala untuk melirik He YunTing. Seperti yang diperkirakan, wajahnya setegang seolah tak ada yang dapat membuatnya bahagia.
Tapi dalam kenyataannya, bukan itu kebenarannya.
Begitu memikirkannya, diam-diam dia merasakan kebahagiaan dalam hatinya, dan untuk sesaat, mendadak berpikir memang baiknya dia menyembunyikan hubungan dengan He YunTing.
Dia memikirkan sejenis binatang tertentu yang disebut hamster. Mereka hidup di lingkungan yang keras, di alam terbuka, seringkali tak dapat menemukan makanan dalam waktu lama, bahkan tak pernah tahu kapan makan selanjutnya. Jadi evolusi biologis memperkenankan mereka untuk menumbuhkan sesuatu yang disebut kantung pipi, yang di dalamnya mereka dapat menyimpan semua makanan kesukaan mereka dan menyimpannya dengan kering sampai mereka menemukan tempat yang aman, kemudian dengan hati-hati mengeluarkannya.
Dia tak punya alasan untuk merasa dirinya mungkin mirip dengan mereka.
Lin Han seperti seekor hamster yang merasa gelisah mengetahui perasaan orang lain, dan ketika memperoleh jawaban pasti, dia ingin mengangkat He YunTing dengan kedua tangannya, dan bahkan merasakan kekhawatiran memperlihatkannya, jadi dia menyembunyikannya dengan diam-pdiam. Seluruh wajah kecilnya menggembung penuh, tapi dia harus melindunginya dengan telapaknya sendiri, dan barulah ketika berada di tempat yang terpencil, dia akan mencium dan memeluknya seolah harta bendanya yang paling berharga.
He YunTing tidak tahu dirinya telah dibandingkan dengan makanan hamster, tapi seolah tahu Lin Han sedang memandanginya, dia menoleh. Hamster kecil itu, yang tengah berpikir, sedikit menegang, dan karena takut pikiran absurd seperti ini akan disadari oleh He YunTing, berkedip untuk menutupi sambil tersenyum padanya.
He YunTing tak tahu apa yang sedang dipikirkannya, tapi tampaknya ingin merespon Lin Han juga, hanya saja masih belum menemukan lengkungan senyumannya.
Mereka berdua masuk ke dalam pesawat, dan Lin Han menunggu He YunTing untuk menyesuaikan program sebelum berbicara padanya.
“He YunTing,” tanyanya, “seperti apa orang tuamu?”
Lin Han pernah mendengar sebelumnya bahwa He YunTing berasal dari keluarga militer, hanya saja kedua orang tuanya meninggal lebih cepat dalam peperangan, dan kotak data meka mereka tak dapat diperoleh lagi. Seperti paramiliter kali ini, banyak di antaranya menghilang sepenuhnya ke ruang angkasa tanpa kata, sebelum mereka memiliki kesempatan beradaptasi dengan pertempuran sesungguhnya.
Teringat terkaannya bahwa orang ini ‘hanya teringat yang ingin diingatnya,’ dia menambahkan, “Kalau kau lupa atau tak ingin membicarakannya, tidak apa-apa.”
“Aku tak lupa.” Kali ini He YunTing tidak ragu-ragu, “Hanya saja pastinya tak ada bedanya dengan yang pernah kau dengar.”
Lin Han menghentikannya berbicara dan mengulurkan tangan untuk mendengarkan ucapannya yang tak selesai.
Orang tua He YunTing keduanya ketat, ibunya seorang Beta, mantan bawahan ayahnya, yang lebih keras dan kurang begitu perhatian — meskipun dia sudah memperlihatkan kemampuan yang jauh melebihi lainnya sejak masih muda, orang tuanya selalu merasa tak puas.
Mereka memperlakukannya dengan sikap militeristik, menginginkannya menjadi sersan terbaik di Kekaisaran, menjadi orang terkuat yang dikagumi semua orang. Segalanya berjalan seperti yang diharapkan orang tuanya; He YunTing selalu menjadi yang terbaik dari yang terbaik, tenang, arif, kuat, memasuki sistem militer lebih cepat dari orang lain, dan lebih dingin dari siapapun.
Mereka pikir, perasaan pasti dapat dikultivasi perlahan-lahan, tak peduli apakah anak mereka akan menyalahkan mereka, lagipula, sebenarnya tak ada yang salah dengan niat awal mereka. Sayangnya ada terlalu banyak variabel dan mereka tak dapat menunggu hingga saat itu.
Dia akhirnya menjadi yang mereka harapkan, sama sekali tak pernah menyalahkan orang tuanya karena terlalu keras padanya.
Lin Han menggaruk telapak tangan He YunTing dengan tangannya.
Lelaki itu menoleh dan menatapnya dengan bingung.
“He YunTing, kau perlu lebih banyak tersenyum,” kata Lin Han dengan serius, “Aku berlum pernah melihatmu tersenyum.”
Dia tak tahu kenapa Lin Han akan mendadak menyebut hal ini, tapi tak akan pernah menyangkal Lin Han. Meskipun ekspresi itu tampaknya berada di luar kemampuannya.
He YunTing menggerakkan sudut mulutnya, hendak dengan patuh berusaha membuat ekspresi ini, ketika Lin Han mengulurkan jarinya lagi untuk menekan sudut bibirnya, menghentikan lengkungan kaku yang hendak dibuatnya, “Tapi tak perlu sekarang.”
Jari telunjuk Lin Han bersuhu sedikit dingin, memperlihatkan ekspresi yang belum dapat dipelajari He YunTing, “Tenang saja.”
Lin Han pikir, tampilan dungu membeku He YunTing sangat lucu, dan terlihat jelas senyuman yang merekah di wajahnya. Matanya juga sedikit menyipit, terlihat cantik dan menonjol. Kulitnya putih, raut wajahnya cantik, manik matanya berair dan hitam legam, dan ketika tersenyum bulu matanya yang lentik dan panjang melengkung dengan mulus. Alisnya menonjolkan bibirnya yang merah dan giginya yang putih menjadi lembut dan cerah.
Jika tidak mengatakannya sendiri, orang lain hanya mengira dia seorang omega yang dimanjakan dalam masyarakat kelas tinggi, dan tak dapat melihat dia juga menghabiskan waktu di daerah sipil, berusaha membebaskan diri dari kurungan itu.
Kekaisaran sebenarnya cukup buruk penampilannya.
Setperti apel yang indah dan menggoda, menguarkan aroma buah yang manis, tapi hanya mereka yang di dalam tahu bahwa daging buahnya telah sejak lama berjamur dan dipenuhi cacing. Kekaisaran adalah salah satu dari yang terbaik dalam setiap aspek perkembangan dalam galaksi, dengan ekonomi dan persenjataannya yang terbaik di seluruh planet yang ada. Tapi berbagai persoalan di dalam daerah-daerah sipil masih tetap ada, dan kesejahteraan sosial, yang tampaknya menarik, sebenarnya beragam pada setiap orangnya.
Yang lemah hanya bisa mendapatkan sedikit manfaat, dan mereka yang tak mampu dan tak punya status merupakan minoritas. Jika mereka tak dapat mengandalkan kemampuan untuk keluar dari daerah sipil, ke daerah-daerah universitas dan inti, maka mungkin seluruh hidup mereka hanya dapat bergulat dalam tempat yang sama.
Kelas lebih atas sedemikian glamor dan berkecukupan, sementara mereka yang berjuang menghidupi diri begitu cemas dan ketakutan. Di permukaan, sistem parlementer mapan, dan orang-orang dari setiap fraksi memiliki suara, tapi dalam kenyataannya, satu-satunya orang yang benar-benar memiliki kekuasaan adalah Putra Mahkota.
Di permukaan, para pembuat perdamaian dan para radikal terlihat memiliki ‘perdebatan kecil’ di muka umum, tapi mereka tidak menyadari keduanya bersiap untuk berperang di dalamnya.
Lin Han tidak terlihat seperti orang yang keluar dari daerah sipil — banyak orang yang telah bekerja keras untuk keluar dari sana. Sebagian besar menjadi bersikap bermusuhan, terutama ketika mereka berhubungan dengan daerah makmur dan inti yang canggih, tempat pesawat pribadi berseliweran di mana-mana, dan segalanya diatur dengan tertib. Berbagai hal baru seperti ini membuat mereka dipenuhi kebencian. Kenapa mereka harus bekerja begitu keras untuk menjadi alas hierarki di sini, sementara orang-orang yang disebut kelas atas hanya perlu dilahirkan dengan baik dan semuanya bahagia?
Tapi Lin Han tidak begitu. Dia tampaknya tak mempedulikan asalnya, tak pernah memiliki emosi semacam itu dalam matanya, begitu tenang dan lembut hati ketika bersama orang-orang, dan penuh cinta ketika menatap He YunTing.
Jari Lin Han masih berada di sudut bibirnya, He YunTing tak dapat mengatakan dorongan apa yang ada dalam hatinya, hanya merasakan tekanan kecil dan kesejukan. Matanya menggelap, dan dia tak dapat menahan diri untuk menjulurkan lidahnya. Ujung lidahnya membelit jari Lin Han.
Satu sentuhan kemudian menghilang.
Mereka berdua mematung. Lin Han bahkan lupa menarik jarinya lagi, tapi malah menekuknya karena rangsangan tindakan He YunTing, dan setelah bimbang sesaat, bergerak dari sudut mulutnya ke bibirnya.
Jantungnya berdegup saat ini, dan sebelum dapat menarik senyumnya, matanya yang gugup bertemu dengan mata He YunTing.
Seperti pertanyaan, seperti tes, seperti… menyemangati.
Apa yang sedang kita lakukan… bisakah kita melangkah lebih jauh?
Mode pilot otomatis pesawat dilanjutkan, jendela di kedua sisi tertutup rapat, He YunTing tidak perlu menyelip di jalur penerbangan pesawat umum, mereka melayang di udara, hanya dikelilingi oleh angin yang tak begitu bising dan beberapa awan yang tak terlihat, tak ada apa-apa lagi.
Saat berikutnya, jari Lin Han yang ditekan di bibir bawah lelaki itu mendadak merasakan basah yang hangat. He YunTing mengambil telunjuknya ke dalam mulutnya dan dengan lembut menggigiti buku jarinya yang pertama.
Napas mereka berdua terhenti sejenak, sampai Lin Han juga mencoba masuk sedikit lebih dalam, dan karena suhu tubuhnya sedikit lebih rendah, suhu ujung jarinya juga sama. Dia hampir mendapat ilusi terbakar ketika menyentuh He YunTing.
Jemari Lin Han putih dan panjang, tanpa kapalan, dan berkulit lembut yang merupakan khas omega. He YunTing tidak begitu baik dalam hal seperti ini, sehingga gerakannya tidak erotis, bahkan sampai pada titik membuat senang dengan hati-hati.
Lin Han merasa ujung jarinya digerogot dengan lembut sehingga dibanjiri rasa gatal yang aneh.
He YunTing berusaha menutup giginya dan mulai menyentuhnya dengan bagian paling lunak, tapi tak bisa melakukannya dengan benar. Pada akhirnya berubah menjadi jilatan yang tentatif.
Jantung Lin Han berdebar semakin cepat. Dia menggoyang telunjuknya pada He YunTing, yang mulutnya kemudian merespon dengan cara tak lazim.
Ketika yang kedua ditambahkan, dan ketika digantikan oleh yang lain, satu-satunya suara adalah suara kemudi dan angin yang bertiup di udara, menenggelamkan suara di dalam pesawat.
Ketika Lin Han akhirnya terdorong dari He YunTing dengan tangan di pundaknya, He YunTing mengulumnya dengan sangat lembut.
He YunTing tidak lama menciumnya, tapi untuk pertama kalinya, Lin Han merasa ciuman ini berbeda dari hari-hari sebelumnya, mungkin karena dimulai dengan cara berbeda daripada ketika dia memastikan dengan pikirannya, dipenuhi gairah dan hasrat.
Lin Han semula merasa pening dan tidak bereaksi. Dia juga tak tahu kenapa He YunTing mendorongnya, sampai saat melihat kilauan kecil di jarinya, ketika yang baru saja terjadi diputar kembali dalam benaknya.
Wajahnya perlahan terbakar sedikit demi sedikit, dan dia menatap dengan malu lama sekali sebelum memalingkan wajahnya, siap untuk melihat reaksi He YunTing.
Namun, He YunTing tidak setegang atau tak terpenuhi seperti yang diperkirakannya. Alisnya terpaut erat, bibirnya merapat setelah ciuman, dan ada sesuatu dalam matanya yang tak dapat dipahami Lin Han, tapi dia tak memandanginya. Dia kemudian berhenti mempedulikan wajahnya yang merona, dan ketika tangannya hendak menyentuhnya lagi, dia bertanya dengan tentatif dan sopan, “Bolehkah aku menyentuhmu?”
He YunTing bersandar di kursi pengemudinya dengan satu tangan di wajahnya, tak memandanginya, tapi masih mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangan dan menaruhnya di tangan Lin Han.
Ketika menyentuh jemarinya yang basah, Lin Han melihat kerutan di kening He YunTing semakin dalam, seolah dia berusaha mengekang sesuatu.
【Aku benar-benar… tak berguna.】
【Aku hanya ingin menciumnya dengan benar, tapi aku bahkan tak dapat mengendalikannya.】
【Bagaimana kalau aku menyakitinya?】
Lin Han tidak menarik tangannya, tapi menggenggam kelima jari He YunTing lebih erat lagi.
He YunTing merasakan berahi terhadapnya.
Dia sudah mengetahuinya sejak pertama kali mereka bertemu.
Lin Han tidak merasa ada yang memalukan soal reaksi fisik, bahkan sejak melihat He YunTing tersesat dalam kamar itu, dia tak pernah memikirkan konsekuensinya, maupun merasakan penyesalan.
Karena He YunTing tak punya rahasia lagi di hadapannya, kenapa dia tak dapat memberikan dirinya seutuhnya? Tapi He YunTing tampaknya memiliki kekhawatiran mengenainya entah kenapa.
Lin Han teringat ketika berada di daerah perbatasan, setelah penandaan, He YunTing bergegas turun dari meka sendirian untuk menenangkan diri lama sekali, dan jika dia tak menyusulnya, mungkin He YunTing sudah sakit saat dia kembali.
Seolah dirinya orang yang terbuat dari kaca tipis, bahkan kekuatan sekecil apapun akan meninggalkan jejak, dicubit sedikit merasa sakit, digigit akan hancur, dan dijatuhkan sambil lalu akan rusak berkeping-keping tak bisa dipulihkan.
Memang benar begitu untuk periode rentannya yang pertama kali, memang benar begitu untuk penandanya, dan memang benar begitu sekarang ini.
He YunTing tahu gairahnya mengerikan, dan meskipun membiarkan Lin Han mendengarkan pikirannya, dia masih tak berani memandanginya, seolah khawatir membuatnya ketakutan atau ingin berpikir ulang. Lin Han bergeser mendekat lalu memeluknya, merasakan napas lelaki itu akhirnya melambat sedikit demi sedikit, kemudian menepuk punggungnya sambil berbisik di telinganya.
“Jangan khawatirkan aku,” kata Lin Han menenangkannya, “Aku sudah kembali dari daerah perbatasan bersamamu. Aku tak takut apapun.”
Sistem pilot otomatis pesawat mulai mengindikasikan hendak mencapai tujuan, jadi Lin Han melepasnya sambil mengatakan, “Kita sudah sampai.”
He YunTing menjawab lalu mengikuti Lin Han pulang untuk menjemput Grr pergi ke kebun binatang. Lin Han merenung beberapa menit tanpa mengatakan apa-apa. Dia ingin tahu apa yang dikhawatirkan He YunTing.
Jelas dia dapat mendengar pikirannya, tapi tampaknya masih ada keraguan yang tak dapat dipecahkan.
He YunTing sendiri tidak menyangka dirinya akan menemani Lin Han dan si kecilnya ke kebun binatang dalam liburan setengah harinya, yang langka didapatkannya.
Kebun binatang itu ada di distrik Q. Populasinya sangat padat. Jika Jenderal muncul begitu saja, manajemen taman akan cukup ketakutan untuk menutup tempat itu. Tapi Lin Han benar-benar ingin He YunTing ikut, sehingga segera mengunjungi toko daring terdekat untuk membeli beberapa pasang pakaian, lalu cepat-cepat mengambil barangnya di pintu.
Pada saat ini, He YunTing yang berseragam militer di rumah bersama Grr, menatap dengan mata membelalak dan dingin pada pakaian Lin Han, wajahnya akhirnya memperlihatkan ekspresi yang berbeda.
Lin Han mengedipkan sebelah mata padanya lalu menggoyangkan topi bisbol dan kacamata hitam yang penting sekali, “Sekali ini saja, maaf.”
He YunTing akhirnya berkompromi untuk mengenakan pakaian bergaya baru, yang tak pernah dikenakannya sebelumnya, milik si anak muda. Tekstur ringan lapisannya, dengan jaket setengah jubah yang lembut berwarna hijau dan berbunga. Lin Han membeku pada pandangan pertama.
“Sangat bagus, sangat bagus.” Dia tak bisa berkata apa-apa, “Pemandangan yang langka.”
He YunTing masih terlihat sedikit gelisah, jadi tidak segera merespon.
Pesawat melanjutkan perjalanan ke arah zona Q. Karena kali ini ada tambahan Grr, Lin Han merasa khawatir dia akan merasa pening seperti di dalam meka, sehingga memeluknya dan berbicara dengannya sepanjang perjalanan.
Ada orang-orang Kekaisaran yang juga merawat makhluk Oddbound, sehingga ketika mereka berdua tiba di gerbang, tak seorang pun merasa terkejut melihat makhluk kecil di pundak Lin Han.
Sebelum He YunTing bersiap masuk, mendadak dia ditarik oleh Lin Han.
“Tunggu sebentar,” kata Lin Han, menariknya dengan lembut, ke balik bayangan, kemudian dengan sangat tegas menciumnya.
Grr kaget oleh gerakannya yang tiba-tiba, tapi untungnya dia berpegangan erat sehingga tidak terjatuh.
Lokasinya tidak bising tapi juga tidak tersembunyi. Seseorang yang lewat hanya akan terkejut, kemudian tersenyum dan memalingkan pandangan, sambil memberitahu kawan-kawannya, memang menyenangkan masih muda dan merasakan cinta.
Tak seorang pun menyadari bahwa lelaki tinggi dengan mantel lebar, topi bisbol, dan kacamata hitam itu adalah Pedang Kekaisaran yang menjadi inspirasi semua orang, Jenderal yang tak pernah tersenyum, selalu dingin dan berjarak.
He YunTing dapat menyingkirkan semua kejayaan, tapi juga dapat hanya menjadi diri sendiri.
Jadilah kecintaanku saja.
Grr terlihat tercengang. Dia semula tak ingin pergi ke kebun binatang, tak peduli soal binatang-binatang, tapi kemudian dihantam kejutan dan ketakjuban. Dia begitu kewalahan, sehingga hanya mencengkeram kerah Lin Han, dan bahkan lupa menggosokkan diri.
Lin Han mencium dengan serius dan aktif, sama sekali tak polos, sambil mengalungkan lengan di leher He YunTing dan menengadah, berusaha mengambil inisiatif, membiarkan dirinya mengklaim dan menjelajah, kemudian melanjutkan lebih dalam, memerah karena suara meneguk.
Segera dia merasakan perlawanan He YunTing lagi, tapi Lin Han proaktif kali ini, tak membiarkan He YunTing memalingkan pandangannya. Dia memaksanya untuk menatap matanya.
“Kau mencintaiku,” kata Lin Han menegaskan.
Bibir Lin Han, yang dicium, mengkilat oleh air liur, memperlihatkan lidah menggoda yang lembut dan manis ketika berbicara. Dalam situasi sekarang ini, setiap kata tambahan yang diucapkannya seolah sedang merayu lelaki di hadapannya di siang bolong.
“Seks dan cinta tak pernah dapat dipisahkan sepenuhnya,” Lin Han menambahkan di bawah napasnya, sambil bersandar pada He YunTing, “apa kau tak ingin mencintaiku seutuhnya?”
