English

Kaleidoskop KematianCh93 - Kuil

4 Comments

Penerjemah: SelirChu

Editor: feiyourarthur 4UIA08


Setelah memastikan fungsi payung, Ruan Nanzhu menyembunyikannya di laci kamar. Lalu, ia melenggang ke kasur Lin Qiushi. Setelah memasuki pintu ini, tubuhnya terus merasa dingin, sepertinya merupakan efek samping dari cederanya. Lin Qiushi membiarkan Ruan Nanzhu bergelung dalam lengannya, separuh menutup matanya dan tertidur ringan. 

Hujan di luar terlalu bising, tapi Lin Qiushi tidak mau menyumbat telinganya dengan kertas karena takut melewatkan sesuatu. Maka ia tidak benar-benar tertidur. Hampir tiap malam, ia hanya setengah tidur. 

Langit Bieru.

Malam ini juga bukan pengecualian. Meringkuk dalam lengan Lin Qiushi, Ruan Nanzhu dengan cepat tertidur. Tapi tepat ketika Lin Qiushi merasa akan tidur juga, ia terjingkat karena jeritan keras. 

“Ada apa?” Ruan Nanzhu yang berada dalam pelukan Lin Qiushi juga membuka matanya. Ia pasti juga mendengar teriakan dari luar, dan menanyakan ini.  9MvSjw

“Seseorang dalam masalah,” kata Lin Qiushi. Sebenarnya, ia bukan hanya mendengar teriakan. Ia juga mendengar sesuatu bergulir di lantai, kedengarannya seperti bola basket yang menabrak pintu mereka semalam, tapi juga terdengar lebih berat.

Ruan Nanzhu bangun, mendekati pintu dan membukanya sedikit. 

Lin Qiushi, mengikuti di sampingnya, mengintip. Ia melihat sumber jeritan itu dari ujung sebuah sudut di lorong. 

Si teru teru bozu. Benangnya yang tergantung di langit-langit lorong entah mengapa terputus. Ia jatuh ke tanah dan terus berguling-guling. Wajah pucat bengkaknya berkerut dengan mulut terbuka lebar, mengeluarkan rintihan menyedihkan: “Sakit, tolong aku, tolong … seseorang tolong aku …” o0fwCO

Lin Qiushi pernah mendengar suara ini sebelumnya. Setelah dipikirkan baik-baik ia menyadari bahwa kepala itu milik anggota kelompok yang menghilang pada hari kedua. Dengan kata lain, ia adalah korban yang kepalanya dipotong kemarin dan diubah menjadi teru teru bozu. 

“Tolong, tolong …” Teru teru bozu itu masih menggelinding di lorong sekali lagi, kemudian suara nyanyian dimulai di halaman. Anak-anak muncul dalam gelap sambil bergandengan tangan, sekali lagi menyanyikan nada yang menyeramkan itu: “Anyaman bambu, anyaman bambu, burung di dalam sangkar, kapan oh kapan akan keluar, saat malam dini hari, burung jenjang dan penyu tergelincir …”

Mereka berputar, mengelilingi orang itu di tengah. Suara renyah mereka membuat hujan kala malam semakin mengerikan. 

Sepertinya yang lain juga terbangun karena jeritan itu—setidaknya, Lin Qiushi mendengar empat atau tiga kali pintu dibuka pelan.  ZqP8mc

Teru teru bozu itu terus bergulir. Tepat sebelum ia mencapai mereka, Ruan Nanzhu bergerak cepat, langsung menutup pintu. Beberapa saat kemudian tangisan mengerikan itu muncul tepat di luar: “Tolong aku, tolong aku, dimana tubuhku, tubuhku dimana …” 

Lin Qiushi sangat ingin menjawab, tubuhmu ada di halaman. Tapi ia tidak berani—tidak ada yang tahu apa konsekuensinya. 

Teru teru bozu tersebut, begitu saja terus menggelinding, hingga akhirnya membentur sesuatu. Seluruh suara menghilang. Saat Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu sekali lagi membuka pintu perlahan, seluruh jejaknya sudah menghilang dari lorong, dan yang tersisa hanyalah anak-anak yang bermain riang dalam hujan. 

Lin Qiushi berkata, “Seseorang baru saja melewati lorong.” Ia mendengarnya dengan jelas, setelah tangisan teru teru bozu terhenti, terdengar langkah kaki dari lorong.  3ohapA

Ruan Nanzhu bertanya, “Kemana perginya?” 

Lin Qiushi menjawab, “Ke arah kamar pemilik kediaman.” Untung saja ia sangat sensitif terhadap suara, jadi tanpa melihat pun ia lebih tahu dari orang biasa. 

“Ah, begitu.” Ruan Nanzhu berkata, “Ayo tidur.”

Mengatakannya adalah satu hal, tapi untuk benar-benar tidur adalah hal lain. Lin Qiushi terus memikirkan hubungan antara teru teru bozu tersebut dengan kediaman ini, kemudian payung itu dan anak-anak yang bermain di luar.  YTyrhS

Ia baru merasa sedikit mengantuk ketika hampir fajar, saat ia mendengar Ruan Nanzhu terbangun. 

“Tidak tidur?” tanya Ruan Nanzhu. 

Story translated by Langit Bieru.

“Mh.” Lin Qiushi berkata, “Aku tidak tidur terlalu lama.” Tapi ia merasa cukup bersemangat. Setelah mandi dengan air dingin ia merasa lebih hidup. “Apa kita akan ke hutan bambu hari ini?” 

“Apa kau masih ingat bagaimana lirik lagu itu?” Ruan Nanzhu berkata, “Anyaman bambu, anyaman bambu …” Ia memiringkan kepalanya. “Sesungguhnya, dalam lagu yang asli, bait pertamanya bukanlah anyaman bambu, tapi ‘burung yang terkurung’. Tapi lagu ini memiliki banyak terjemahan yang memungkinkan. Aku mengira ini hanya perbedaan dalam penerjemahan, tapi kini, mungkin saja bukan …”  I6EJWV

“Jangan-jangan ini petunjuk?” Lin Qiushi menyelesaikan gagasan Ruan Nanzhu. 

“Ya, sebuah petunjuk.” Ruan Nanzhu berkata, “Di seluruh kota, hanya ada hutan bambu yang tersisa. Kita harus memeriksanya hari ini.” Ia membuat isyarat pada payung di tangannya. “Karena kita punya payung, jadi tidak masalah kalau kita pulang agak terlambat hari ini.” 

Lin Qiushi mengangguk setuju, “Ayo pergi bersama.” 

Kemarin ia sudah melihat bahwa celah yang dibentuk payung ini cukup untuk dua orang. Lagipula, ia tidak enak membiarkan Ruan Nanzhu pergi sendiri. Kalau berdua, jika terjadi sesuatu pun setidaknya mereka bisa membantu satu sama lain.  U8jH0d

“Tentu.” Ruan Nanzhu mengangguk, menyetujui saran Lin Qiushi. 

Keduanya pergi untuk sarapan sekadarnya. Di aula luar mereka melihat sebuah teru teru bozu baru di ujungnya … bagaimana mereka tahu itu baru? Karena wajah yang tergambar sedikit berbeda, seolah mereka begitu saja diberitahu bahwa bonekanya sudah diganti. 

Suara yang muncul semalam terlalu berisik—semua orang pasti telah mendengarnya, karena suasana di aula makan sangat muram. 

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Zfrxl Olc Wlcuqlcu wjrlt wfcsjqj wfgfxj vfcujc rfwjcujacsj sjcu yljrj.  7IFSvw

Olc Hlertl yjilx wfcsjqjcsj vfcujc rjcajl. 

“Cqj lae ybcfxj sjcu yjge? Vljqj ijul? Cqj rfwej bgjcu sjcu xfwjglc xftepjcjc vlxegyjcxjc xf vjijw ybcfxj?” Gl jcajgj xfibwqbx, rfwej bgjcu wfcvlrxerlxjc lcl. Eejc Rjchte vjc Olc Hlertl, vl rlrl ijlc, alvjx ylmjgj rjwj rfxjil; xfvej bgjcu lcl, vfcujc kjpjt pfifx wfgfxj, rjilcu wfcsejqxjc wjxjcjc vfcujc gljcu, wfwyeja plplx bgjcu-bgjcu sjcu ijlc. 

Tentu saja, kata kunci ‘orang yang lain’ merujuk pada Lin Xingping dan rekan-rekannya. 

“Oh, sayangku, ada nasi di bibirmu.” Ruan Nanzhu membungkuk mendekat dan mengecup ujung mulut Lin Qiushi. “Kau ceroboh sekali.”  oDnpeX

Lin Qiushi berkata, “Iya sayang, kalau kau tidak menjagaku, aku tidak akan tahu bagaimana caranya hidup.” 

Lin Xingping tidak tahan lagi, dengan paksa mengangkat topik baru: “Semalam, apa kalian mendengar sesuatu?” 

“Iya.” Ruan Nanzhu memasang wajah kaget dan takut. “Apa ya yang berteriak? Seram sekali … aku tidak bisa tidur semalaman.” 

Padahal, Ruan Nanzhu tetap mempertahankan kemampuan tidurnya yang seperti anjing dengan sempurna selama sisa malam.  73d5yK

“Aku membuka pintunya sedikit untuk mengintip, dan melihat boneka penangkal hujan sudah jatuh ke tanah. Ia berteriak dan menggelinding, tapi aku tidak tahu kemana ia pergi akhirnya.” Lin Xingping berkata, “Kalian berdua harus berhati-hati dan menjauh dari makhluk itu ….” 

“Ya, ya, terima kasih pengingatnya Lin-jie.” Ruan Nanzhu berterima kasih dengan penuh syukur.

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Lalu, kita akan terus mencari petunjuk hari ini. Apa kalian berdua akan ikut dengan kami atau pergi ke hutan bambu?” 

Tepat setelah Lin Xingping mengatakan ini, Cue Xueyi menambahkan di sisi, “Untuk apa mengajak mereka? Mereka tidak melakukan apapun. Kalau begini aku tidak akan pernah membawa mereka lagi—mereka tidak berguna. Lin-jie, berhenti membujukku. Kau sudah cukup menjadi orang yang baik. Kau tidak bisa terus-terusan melindungi mereka.”  MDrmcn

Ia terdengar lumayan masuk akal. Pemula normal akan merasa malu karena ini, dengan demikian akan setuju untuk memeriksa hutan bambu.

Lin Qiushi harus bertepuk tangan atas metode mereka. 

“Baiklah, aku dan manisku akan memeriksa hutan.” Ruan Nanzhu berkata pasrah, bersikap manis pada Lin Xingping. “Lin-jie, jangan marah, kami pasti akan bekerja keras. Kau harus membawaku lagi nanti.” 

Lin Xingping tersenyum, “Asalkan kalian bekerja cukup keras, kami tidak akan melepaskan kalian.”  VAg qm

Jadi Ruan Nanzhu tersenyum puas.

Lin Qiushi duduk di samping mereka dengan wajah malu, memakan sarapannya. 

Xiao Cha, yang mengkritik Lin Xingping kemarin sepertinya mendengar percakapan mereka, dan menatap Lin Xingping seolah ingin mengatakan sesuatu. Tapi akhirnya ia tidak mengatakan apapun, hanya menghela napas ringan. 

Masuk akal. Dunia dalam pintu dipenuhi dengan marabahaya; melindungi dirimu sendiri sudah cukup sulit, siapa yang mau repot mengurus orang lain? BJ30WN

Setelah makan, beberapa dari mereka pergi bersama. Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu setuju untuk menyusuri hutan bambu, dan dibawah mata Lin Xingping yang terus mengawasi, mereka membawa tas mereka dan mengikuti jalan tersebut menuju hutan. 

“Hah. Semoga mereka tidak pernah kembali.” Cue Xueyi mengawasi keduanya dari belakang dan mengatakan hal yang begitu dengki. 

“Yah, semoga mereka tidak kembali.” Lin Xingping menatap Gu Yuansi, yang seperti burung ketakutan sejak mereka memasuki pintu. “Kau harus segera terbiasa dengan apa yang terjadi di dalam pintu. Kau masih bisa mendapat bantuan di pintu berlevel rendah, tapi kau hanya bisa mengandalkan diri sendiri dalam pintu level tinggi.” 

Mendengar ini, Gu Yuansi berhasil mengeluarkan dua hembus tawa yang garing, mengangguk, namun tidak berbicara.  bMBnzV

Lin Xingping juga tidak meneruskan saran ini. Tidak semua pencuri pintu tergabung dengan organisasi mereka. Orang seperti Gu Yuansi, contohnya, hanyalah seorang pemberi kerja. 

Ruan Nanzhu dan Lin Qiushi terus menyusuri jalan kecil, dikelilingi oleh hutan bambu yang lebat. 

Jalannya terjal. Saat menapakinya, mereka tampaknya mendaki ke arah puncak gunung. 

Ruan Nanzhu masih agak lemah dan kelelahan setelah berjalan sebentar. Jadi Lin Qiushi menggendongnya dan lanjut berjalan. Ruan Nanzhu menyandarkan dagunya di bahu Lin Qiushi, “Aku berat tidak?” O3paUd

“Tidak.” Kepala Lin Qiushi menengadah saat ia melihat ke depan. “Seringan bulu. Kau mungkin akan terbang kalau ditiup angin.” 

Ruan Nanzhu tertawa. 

Story translated by Langit Bieru.

Jalan yang mereka lewati seolah tiada akhir; pemandangan di sekitar mereka pada dasarnya identik, hingga Lin Qiushi merasa seolah mereka berputar-putar. Tapi kemampuan Ruan Nazhu dalam mengobservasi sekelilingnya amat luar biasa, dan ia bisa mengatakan dengan percaya diri, “Kita tidak berputar-putar. Kita berjalan maju, meski sekeliling kita kelihatannya sama saja …”

“Berapa lama lagi sampai kita tiba disana?” Lin Qiushi menatap langit. Matahari hampir mencapai puncaknya—mereka telah berjalan sepanjang pagi.  xVeSEm

“Entah.” Ruan Nanzhu berkata, “Yang penting kita punya payung, jadi tidak perlu khawatir.” 

Untungnya Lin Qiushi telah melewati begitu banyak pintu, sehingga fisiknya menjadi tidak biasa, Kalau tidak, jalan gunung yang panjang tentu akan melelahkan. Contohnya sekarang, bahkan dengan Ruan Nanzhu di punggungnya, ia sama sekali tidak merasa lelah. 

Keduanya terus berjalan, dan berjalan. Mereka mengobrol sambil berjalan, hingga seluruh topik perbincangan habis dan Ruan Nanzhu mengeluh kalau mereka tidak segera tiba di tempat itu, ia akan mulai menceritakan kisahnya di taman kanak-kanak.  Baru saat itulah, mereka melihat pemandangan yang berbeda—jalan di depan mereka dan berbelok. 

“Akhirnya kita sampai juga!” Ruan Nanzhu menghela napas, katanya, “Kalau tidak aku benar-benar akan menceritakan soal aku yang berebutan permen dengan seorang bocah di TK dan dimarahi oleh guru.”  vcF0Nz

Lin Qiushi berpikir, sebenarnya aku ingin mendengarnya … tapi ia tidak mengatakannya keras-keras. Mengikuti jalan yang menikung, tanpa diduga, merupakan sebuah kuil terpencil.

Dari penampilannya saja, kuil itu sepertinya sudah lama tidak dikunjungi. Kuil itu bobrok, dengan sumur yang tampaknya sudah bertahun-tahun tidak disentuh di sampingnya, kemungkinan sudah kering. 

Lin Qiushi berjalan menuju pintu masuknya dan mendorong ringan pintu kuil. 

Klak. Pintu terbuka, menampilkan pemandangan remang di dalamnya. Lin Qiushi mendongak dan tidak bisa tidak terkesiap.  f6z9u1

Karena, segerombol boneka penangkal hujan tergantung di langit-langit kuil. Para boneka ini bergoyang tertiup angin, jumlah kepala yang tergantung di sana tak terhitung banyaknya, tersenyum janggal pada Lin Qiushi dengan mulut yang digambar melengkung. 

Lin Qiushi ingin berbohong pada dirinya sendiri dan mengatakan bahwa mereka ini hanya boneka penangkal hujan biasa. Tapi, menilai dari ukuran mereka, tidak mungkin benda-benda ini hanya teru teru bozu biasa. Mereka kemungkinan sejenis dengan yang berada di dalam kediaman—semuanya terbuat dari kepala manusia. 

“Ck.” Ruan Nanzhu yang berada di sisi Lin Qiushi perlahan memasuki ruangan. “Masa dengan boneka sebanyak ini masih juga turun hujan?” 

Lin Qiushi menjawab, “Mungkin para boneka ini hanya bisa digunakan sehari saja? Setelah itu … mereka kehilangan kekuatannya …” Ini akan menjelaskan kurangnya informasi batas waktu dalam pintu ini—sebenarnya ada satu batas. Hanya saja tersembunyi.  q6m dQ

Dalam pintu ini, setiap teru teru bozu berarti sebuah kehidupan. Kalau mereka ingin hari itu cerah, maka mereka harus membuat sebuah boneka dari kepala orang mati. Kalau mereka tidak bisa menemukan payung, dan cuaca tidak cerah, maka bukankah itu berarti mereka tidak akan pernah bisa sampai di kuil ini ….? Hanya satu orang beruntung yang bisa bertahan di dalam pintu. 

Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu memasuki kuil lebih dalam dan melihat sebuah patung ditempatkan di atas altar. 

Patung itu sudah tua dan babak belur, bahkan ia tidak punya kepala. 

Lin Qiushi memeriksa patung itu, menemukan palung untuk dupa di bagian depannya, sementara patung itu sendiri berpakaian sedikit seperti biksu kuno—sekilas, semuanya normal saja.  poRkHY

Ruan Nanzhu berkata, “Kepalanya hilang.”

Lin Qiushi, “Apa menurutmu kepalanya ada di dalam kuil?” 

Story translated by Langit Bieru.

Ruan Nanzhu, “Coba kita cari.” 

Kuil itu tidak besar. Satu putaran kemudian, Ruan Nanzhu dan Lin Qiushi masih tidak bisa menemukan kepala yang hilang. Kemudian, Ruan Nanzhu menatap patung tersebut dan tiba-tiba bertanya, “Bagaimana kalau kita asal ambil kepala dan tempelkan di atasnya.” O6bzIc

Lin Qiushi, “ … yang benar saja kau?” Lalu setelahnya ia menambahkan, “Oke, aku tahu kau bercanda.” 

Sebelum kata-kata ini bisa keluar dari mulut Ruan Nanzhu, Lin Qiushi sudah mencurinya. Jadi Ruan Nanzhu yang tidak senang memelototi Lin Qiushi. 

Lin Qiushi menggendikan bahu, menandakan bahwa ia tidak sengaja. 

Ruan Nanzhu berkata, “Linlin, kau sekarang jahat.”  eAW386

Lin Qiushi, “…” 

Ruan Nanzhu, “Tapi bahkan meski kau sekarang jahat, aku masih menyukainya.” 

Lin Qiushi, “…” Ia menatap wajah Ruan Nanzhu dan sejujurnya mulai merindukan penampilan Ruan Nanzhu di luar. 

Keduanya keluar dari kuil dan lanjut memeriksa sekitar mereka. Lin Qiushi teringat sumur di samping kuil dan mendekat. Ia tidak berani terlalu dekat, pertama-tama ia hanya menjulurkan kepalanya.  dCeqHS

Tapi sumur kering itu terlalu gelap, ia tidak bisa melihat apapun. Setelah menyipitkan mata sejenak, Lin Qiushi menyalakan senter ponsel dan menyinari sumur tersebut. 

Namun ketika cahaya terang itu jatuh, dan saat Lin Qiushi bisa melihat apa yang berada di dasar sumur dengan jelas, ia terjingkat sampai ponselnya hampir terjatuh. 

Oalah asu.” Lin Qiushi mengumpat pelan, berbalik dan memanggil Ruan Nanzhu, “Kesini, lihat!” 

Ruan Nanzhu, “Ada apa?” Ia mendekati sisi Lin Qiushi dan ikut melihat ke dalam—lalu menuturkan kesimpulan yang sama: “Oalah asu.”  p0D9NI

Dasar sumur itu ditutupi dengan tumpukan mayat seluruhnya. Mayat-mayat itu telah lama menjadi kerangka, namun tanpa pengecualian, semuanya tidak punya kepala. 

Hal yang mengagetkan Lin Qiushi merupakan posisi mayatnya. 

Sewajarnya, mayat yang dilempar ke sumur akan bertumpuk di tanah. Tapi, tubuh-tubuh ini malah menempel di dinding sumur, dengan tangan terangkat—seolah mereka akan merangkak keluar sumur kapan saja. Tidak diragukan lagi, saat para mayat ini dilempar, mereka masih bisa bergerak …

Lin Qiushi tertawa kering. “Mereka tidak akan mendadak hidup lagi, kan?”  naL3mr

Ruan Nanzhu mengusap dagunya dan dengan tenang menganalisa, “Jangan khawatir. Kalaupun iya, mereka tidak begitu kuat. Mereka hanya sekelompok kerangka, akan hancur dengan sekali tendang.” 

Tepat ketika ia selesai bicara, muncul kertakan dari dalam sumur. Lin Qiushi melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sebuah kerangka yang tadinya berada di dinding jatuh ke dasar sumur. 

Langit Bieru.

Lin Qiushi, “ … hus. Tuh yang itu bisa mendengarmu.” 

Ruan Nanzhu, “Mereka bisa mendengarku sesuka mereka. Kalau mereka bisa, mereka sudah balas dendam sendiri—mana ada waktu untuk menakuti kita.”  V 74SQ

Lin Qiushi benar-benar mengagumi otak Ruan Nanzhu … sempurna, tanpa cela. 

Lin Qiushi menatap langit dan bertanya, “Apa kita bisa pulang malam ini?” 

“Harus bisa. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kita bermalam di sini? Tidak aman.” Ruan Nanzhu berkata, “Kemarikan ponselmu.” 

Lin Qiushi memberikan ponselnya, tidak tahu apa yang ingin ia lakukan. Ia melihat Ruan Nanzhu membuka kamera, lalu memotret kuil beberapa kali.  2npOBb

“Untuk apa kau foto?” Lin Qiushi tidak paham. 

“Untuk memberi kita beberapa boneka lagi, lah.” Ruan Nanzhu mulai tersenyum. “Yuk, pulang.” 

“Oke.” Lin Qiushi mengangguk. 

Jadi keduanya kembali menyusuri jalan itu sekali lagi.  ucQrEx

Seperti yang diduga Ruan Nanzhu, pada saat mereka sudah setengah jalan, langit menggelap. Keduanya mengeluarkan payung dan tidak lama kemudian, tetesan hujan sebesar kacang polong jatuh dari langit, mendarat di kertas minyak. Payung itu membuka celah di sekitarnya. Ruan Nanzhu bersandar di punggung Lin Qiushi, memegang payung. Lin Qiushi lanjut berjalan maju. 

Sekitar pukul delapan, keduanya kembali ke kediaman. 

Tidak usah ditanya, Lin Xingping pasti sudah girang sendiri ketika melihat bahwa kelompok Lin Qiushi belum kembali. Entah akan seberapa panjang dagu mereka menganga besok pagi, ketika mereka melihat Ruan Nanzhu dan Lin Qiushi sehat sentosa.

Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu kembali ke kamar, mandi sekedarnya lalu pergi tidur, menunggu datangnya hari esok.  JBgoxi

Malam itu mereka juga mendengar jeritan teru teru bozu. Mereka sudah bersiap dari hari sebelumnya, jadi mereka tidak terlalu kaget. 

Hari berikutnya, Ruan Nanzhu mengeluarkan sebuah buku catatan dari tasnya sebelum pergi ke ruang makan. Ia merobek sebuah kertas membentuk potongan kecil, lalu menulis beberapa kata di atasnya: hujan akan turun sepanjang siang ini, jangan keluar dari kediaman. 

Lin Qiushi awalnya memiliki beberapa pertanyaan, namun digabungkan dengan foto yang kemarin diambil Ruan Nanzhu, ia sudah paham. Ia memuji, “Sangat cerdas.” 

Ruan Nanzhu menjawab, “Oh iyalah—medali perunggu, setidaknya. Kau mau memberiku hadiah tidak?”  h7oKdd

Lin Qiushi, “Hadiah seperti apa?” 

Ruan Nanzhu, “Sebuah ciuman atau apalah?’ 

Read more BL at langitbieru (dot) com

Lin Qiushi menatap Ruan Nanzhu, lalu menunjuk wajahnya. “Kau yakin mau kucium dengan wajah ini?” 

Ruan Nanzhu menatap Lin Qiushi dan terdiam, sebelum akhirnya berkata, “Ya sudahlah, lupakan saja. Simpan saja untuk nanti saat kita sudah di luar.”  xVP IN

Keduanya mengambil potongan kertas itu dan pergi ke aula makan. Saat ia melihat mereka, Lin Xingping tersenyum, meski ekspresi Gu Yuansi sedikit gugup.  Lin Xingping berkata, “Kalian di sini! Bagaimana kemarin?” 

“Lumayan bagus! Kami menemukan sesuatu yang hebat.” Ruan Nanzhu berkata, “Kami akan memberitahumu nanti!” 

Lalu Ruan Nanzhu dengan gembira memakan makanannya, ia pergi ke kamar mandi beberapa kali dan mengobrol sedikit dengan yang lain. 

Pada waktu Ruan Nanzhu kembali, potongan-potongan kertas di sakunya sudah habis—saat ini, ia tidak tahu bagaimana ia melakukannya.  ywXSAE

Setelah makan, kelompok tersebut mencari tempat yang lebih sepi. Ruan Nanzhu terlihat bersemangat saat ia berkata, “Kami benar-benar menemukan sesuatu di ujung jalan kemarin.” 

Sejurus keterkejutan muncul dalam mata Lin Xingping, tapi ia segera menutupinya. Katanya, “Ya! Sudah kami bilang ada sesuatu di ujung hutan itu.” 

“Benar, dan kami juga mengambil foto.” Suara Ruan Nanzhu bersemangat, “Untung saja kalian memberitahu kami soal ini, kalian benar-benar orang baik!” 

Lin Qiushi melihat dengan jelas, ketika Ruan Nanzhu mengatakan ini, ekspresi Cue Xueyi berkedut.  a6wO8n

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

4 comments

  1. Beuhh Lin Xingping gk tau aja penampilan mereka di luar pintu kayak apa cakepnya..
    Kalian bisa gk semanis ini klo di luar pintu gemes bgt kalian manja2 gini..

  2. Ehh gimana? “Mengecup ujing mulut, merindukan penampilan Ruan Nanzhu di luar…” keluar pintu jadian aja udahhh..