English

Kaleidoskop KematianCh91 - Teru Teru Bozu

9 Comments

Penerjemah: SelirChu

Editor: feiyourarthur F2dRgt


Ruan Nanzhu terlihat serius, seolah ia sama sekali tidak bercanda. Ia perlahan menempatkan teru teru bozu tersebut di sebuah bangku batu terdekat, kemudian melepas benang kain yang mengikat bagian bawah kain putih. Benang itu terlepas dan menampilkan benda yang terbungkus di dalam kain—Lin Qiushi melihat sebuah kepala manusia, putih pucat karena basah.

Kepala tersebut sepertinya sudah berada di dalam air untuk waktu yang lama, kulit yang basah terlihat amat putih seperti ikan mati. Matanya melotot ngeri tak percaya, seolah mereka akan segera melompat dari rongganya.

Please visit langitbieru (dot) com

Saat Ruan Nanzhu melepas pegangannya, kepala itu menggelinding dari bangku hingga menubruk dinding dan terhenti.

Lin Qiushi menatap kepala tersebut dan bertanya, “Ada yang mati?” u2dGof

“Bisa jadi.” Ruan Nanzhu menjawab, “Apa kau sudah mendengar legenda teru teru bozu?”

Lin Qiushi, “Ya, tapi hanya sedikit.” Ia tahu kisah rakyat sejenis baik yang dari Tiongkok maupun Jepang, tapi si ‘boneka hari cerah’ atau ‘gadis penghenti hujan’ agak sedikit berbeda dari teru teru bozu milik Jepang.

Ruan Nanzhu berbicara perlahan, “Di Jepang, ada sebuah legenda soal teru teru bozu. Seorang biksu melewati sebuah kota dan memberitahu warga bahwa ia bisa menghentikan hujan. Tapi ketika ia membacakan sutranya, hujan tidak berhenti, jadi warga kota yang marah memotong kepalanya, membungkusnya dengan kain putih dan menggantungnya tinggi-tinggi … setelahnya, hujan berhenti.”

Lin Qiushi menatap kepala yang dibasahi air dan terdiam. QwiJMH

“Sebenarnya ada sebuah lagu rakyat Jepang mengenai boneka itu …” Ruan Nanzhu berkata pelan, “Teru teru bou, teru bozu, cerahkanlah hari esok. Seperti langit dalam mimpiku, jika besok cerah maka aku akan memberimu lonceng emas. Teru teru bozu, teru bozu, cerahkanlah hari esok. Jika kau mengabulkan permintaanku, kita akan minum banyak sake manis. Teru teru bozu, teru bozu, cerahkanlah hari esok. Tapi, jika besok awan masih menangis, aku akan memotong kepalamu.”

Setelah Ruan Nanzhu selesai membacakan sajak tersebut, Lin Qiushi mendengar sesuatu menderu. Ia melihat keluar halaman, dimana rintik hujan menetes sebesar kacang polong. Hujan turun menyerupai tirai, sepenuhnya memisahkan halaman dari tempat mereka berada.

“Jadi itu fungsi kepalanya.” Ruan Nanzhu berkata, “Benar-benar boneka cuaca yang baik.”

Karena bonekanya diturunkan, langit yang cerah kembali hujan lagi dalam sekejap. Lin Qiushi menatapnya, sedikit jengkel dan berkata, “Apa benda ini masih bisa dipakai kalau kita gantung lagi?” ELPGdt

Ruan Nanzhu, “Bisa dicoba.” Jadi Ruan Nanzhu kembali membungkus kepala itu dengan kain putih, kembali mengikat benang katun, lalu mengembalikannya ke tempatnya semula. Sesuai prediksi mereka, tidak lama kemudian langit di luar kembali cerah. Awan petir yang tebal di luar hampir seluruhnya menghilang dalam sesaat.

“Menarik,” kata Ruan Nanzhu sambil menatap boneka yang terbuat dari kepala manusia.

“Ayo cari tahu siapa yang mati duluan,” ucap Lin Qiushi sambil melihat jam tangannya.

“Oke.” Ruan Nanzhu mengangguk. fsLY5R

Keduanya lalu pergi ke aula makan.

Saat ini, hampir semua orang sedang makan di dalamnya. Lin Qiushi melihat Lin Xingping dan teman-temannya. Hanya dalam kurang dari sehari, ia sudah berteman baik dengan Wang Ronghua, si pemula yang baru mereka temui. Dan tampaknya Wang Ronghua menganggap Lin Xingping sebagai orang paling terpercaya sedunia.

Lin Xingping melihat mereka masuk dan menyapa mereka dengan bersemangat, mengundang mereka untuk makan.

Ruan Nanzhu kembali menempelkan dirinya senatural mungkin pada Lin Qiushi, merengek, “Linlin, perutku berbunyi.” Kalau ia setinggi di luar pintu, godaan sejenis ini akan terlihat salah. Tapi di sini, ia sudah menyusut pendek, jadi penampilannya bukan tidak bisa diterima. zyebYg

Lin Qiushi mengusap kepalanya, berkata, “Kalau begitu makanlah, manis.”

Tersenyum, Ruan Nanzhu mengangguk.

Read more BL at langitbieru (dot) com

Cue Xueyi menatap interaksi keduanya dengan tatapan jijik, dan sebagian besar waktu ia berpikir bahwa keduanya adalah orang yang benar-benar jelek. Lagi pula, riasan Lin Qiushi dari luar pintu masih belum menghilang di dalam, maka dirinya yang saat ini jelas masih lelaki jelek yang membuat Cheng Qianli tidak bisa makan.

Keduanya mencari tempat untuk makan dan menghitung sambil makan. Memang, mereka menemukan bahwa orang yang tadinya berjumlah empat belas menjadi tiga belas. 50CjIq

“Kok ada yang hilang?” Seseorang telah menyadari ini juga. “Apa ada yang belum keluar? Mungkinkah mereka masih tidur?”

“Teman … teman sekamarku semalam menghilang …” Seorang pria tergagap di sudut. “Ia pergi melakukan sesuatu saat tengah malam dan tidak kembali lagi.”

“Kenapa kau tidak bilang dari tadi?” Yang bertanya adalah seorang wanita yang menjadi marah karena jawabannya. “Pergi keluar dan keluyuran di tengah malam, matilah dia, iya kan?”

“Aku … aku juga tidak tahu. Aku sudah mengingatkannya, tapi ia bilang ia mendengar sesuatu.” Pria itu menjawab, “Mana ada yang tahu ia tidak akan kembali ….” FvxAdV

Wanita itu mendengus sekali, dan tidak mengatakan apapun lagi.

Aula makan juga hening, kerumunan itu terdiam.

“Sudah, sudah, kalian berdua berhenti bertengkar.” Lin Xingping berkata, “NPC tidak memberi batas waktu kali ini, dan peraturannya seharusnya cukup longgar. Jadi jangan gugup, semuanya akan baik-baik saja.” Ia sebenarnya lumayan cantik, dengan senyum lembut dan aura stabil yang bisa diandalkan. Dalam waktu kepanikan massa, ia menempatkan dirinya sebagai pemimpin dan dengan mudah memenangkan dominasi di dalam kelompok.

Tentu saja, ini hanya untuk dalam pintu berlevel rendah. Kalau ini pintu level tinggi, mana ada orang berpengalaman yang akan menggubris Lin Xingping. CJIDKd

“Kenapa kita tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat-lihat saat cuacanya bagus.” Lin Xingping berkata, “Kita belum mengelilingi area ini.”

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Tj, jsb qfgul yfgrjwj rfafijt xlaj wjxjc.” Jef Wefsl wfcjwyjtxjc vl rjwqlcucsj, “Dfxfgpj rjwj jujg ifylt mfqja wfcfwexjc qfaecpex vjc qlcae—lae mjgj sjcu yfcjg.”

Ajvl xfibwqbx afgrfyea wfweaerxjc ecaex xfiejg rfafijt wjxjc.

Kjql rjja wfgfxj alyj vl ibgbcu, rfrfbgjcu wfcfwexjc afge afge ybhe sjcu rjcuja yfrjg afgujcaecu vl epecu ibgbcu. i3F2Sk

“Apa itu?” tanya seseorang dari kerumunan.

“Sebuah boneka cuaca baik?” Lin Xingping mendekati boneka. “Wah, besar banget.”

Ia berjinjit, sepertinya ingin menurunkannya tapi tidak cukup tinggi. “Tolong turunkan itu, ayo kita lihat.”

Orang di sampingnya menghampiri dan menurunkan boneka tersebut untuknya. 4VdyOi

Melihat hal ini, Lin Qiushi tidak bisa tidak mengernyitkan alis. Si Lin Xingping ini memang pintar. Ia tidak tahu untuk apa boneka ini dan juga apa tidak masalah menyentuh boneka ini, tapi tindakannya kelihatan sangat natural, sampai-sampai ia dengan mudah membodohi orang yang belum berpengalaman dengan pintu.

Orang yang menurunkannya adalah seorang pria, dan ia langsung merasakan beratnya yang janggal, ekspresinya berubah saat ia tergagap, “Di dalam … sepertinya isinya kepala.”

Please visit langitbieru (dot) com

“Kepala?” Ekspresi kerumunan berubah. Lin Xingping juga takut, “B-buka?”

Pria yang menurunkan boneka dengan hati-hati kembali membuka kain putih, menampilkan kepala benyek bengkak di dalamnya. lCPLjr

Kerumunan tersebut melihat ini dan terkesiap kaget.

Orang yang tadi bilang bahwa teman sekamarnya tidak kembali lagi langsung mengenali kepalanya. “Ya, itu dia. Setelah keluar semalam, ia tidak pernah kembali.” Dan sepertinya ia memang tidak bisa kembali.

“Sayangnya ia sudah meninggal, ayo kubur ia di sini.” Lin Xingping mengumumkan dengan sedih. “Meski ini bukan di rumah, kita tidak bisa membiarkan ia tergantung begitu saja di sini.”

Beberapa setuju, beberapa tidak bicara. Tapi akhirnya kelompok itu tetap menggali sebuah lubang di halaman dan mengubur kepalanya. 1QmvBH

Apa yang dirasa aneh oleh Lin Qiushi adalah, ia mengira bahwa hujan akan langsung turun setelah teru teru bozu diturunkan. Tapi di luar langit masih sangat cerah dan tinggi, tanpa setitikpun tanda hujan.

Lin Qiushi sedikit terkejut, namun ia segera teringat bahwa ketika Ruan Nanzhu menurunkan boneka, sepertinya ia juga membacakan sajak panjang. Lin Qiushi mengalihkan pandangan dan tanpa sengaja bertatapan dengan Ruan Nanzhu.

Ruan Nanzhu bersandar di lengan Lin Qiushi, terasa seringan bulu. Ia menekankan pipinya pada dada Lin Qiushi dan bertanya pelan, “Sepertinya akan menarik kalau aku membacakannya sekarang?”

Boneka sudah diturunkan. Apabila Ruan Nanzhu membacakan sajak anak-anak itu sekali lagi, mungkin hujan petir tadi akan kembali membasahi halaman, akan membasahi siapapun yang berada di halaman. Tidak ada pengecualian, termasuk target balas dendam Lin Qisuhi: Cue Xueyi dan dua rekannya. ew5GuY

Jemari Lin Qiushi memainkan rambut Ruan Nanzhu. Ia melihat mereka yang sedang berlutut di halaman sambil menggali lubang untuk teman mereka yang meninggal, lalu dengan pasti menggelengkan kepalanya.

Ruan Nanzhu tertawa saat melihat Lin Qiushi. Ia berkata, “Aku paling menyukai Linlin.”

Lin Qiushi, “Aku juga menyukaimu.” Ia meminta pendapatnya dan menghargai sarannya.

Dengan terkuburnya kepala tersebut, kelompok tersebut mengelilingi kota. x5Rt8B

Kota tersebut tidak besar. Ada beberapa penduduk yang berlalu di jalan, dan suasananya cukup menyenangkan. Ada sakura tertanam dimana-mana. Juga ada sebuah taman kecil dengan aliran air jernih—intinya, jika ini bukan dunia di dalam pintu, tempat ini akan cukup nyaman ditinggali.

Lin Qiushi ingin mengunjungi beberapa tempat lagi, tapi langit mulai menggelap ketika siang.

Takut hujan, ia dan Ruan Nanzhu kembali ke rumah lebih dulu dan berdiri di aula.

Setelahnya, tetesan air hujan sebesar kacang polong jatuh dari langit—dalam sekejap menjadi deras, sekali lagi menyelimuti dunia dengan air. Yz1 Va

Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu kembali duluan dan sama sekali tidak basah. Sisanya, bagaimanapun, yang terlambat kembali, benar-benar basah.

Lin Xingping awalnya ingin berkeliling dengan Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu, tapi ujung-ujungnya tidak tahan melihat kedua orang jelek yang bucin ini, jadi di tengah jalan pamit permisi.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Ruan Nanzhu bahkan dengan nada pengertian berkata, “Lin-jie ah, kau tidak pernah jatuh cinta ya? Setelah kau menemukan seseorang yang kau suka, kau sama sekali tidak bisa menahan dirimu.” Ia mendekat pada Lin Qiushi dan mengecup dagunya.

Lin Qiushi menatapnya secara mendukung. D7XtQH

Wajah Lin Xingping jelas berkedut, susah payah mencoba menahan pilihan katanya. Akhirnya, ia hanya bilang, “Aku masih ingin mengunjungi beberapa tempat lagi. Kalian bersantailah.”

“Baiklah.” Ruan Nanzhu berkata, “Aku ingin mengobrol dengan Linlin-ku lagi.”

Lin Qiushi menjawab, “Sayang, ayo cari taman …”

Lalu mereka melihat Lin Xingping dengan penuh rasa jijik berlalu. 7lseVM

Saat ia pergi, Lin Qiushi sudah tidak bisa menahan tawanya, “Selera humormu jahat.”

Ruan Nanzhu mendengus, “Kukira ia bisa bertahan lebih lama. Mau jujur? Aku menyesal meriasmu begitu jelek. Mengatakan hal seperti itu pada wajah seperti ini sejujurnya menjijikan.”

Lin Qiushi, dengan ekspresi tak terbaca berpikir, bukankah wajah ini kerjaanmu … kenapa sekarang jadi salahku ….

Tidak lama setelah mereka kembali, hujan mulai turun. Lin Qiushi melihat beberapa yang terlambat kembali tergesa-gesa dari luar, basah mulai dari ujung kepala hingga kaki. fvoIJs

“Hujannya mendadak sekali.” Seseorang menggerutu saat ia masuk. Ia menyusuri lorong, tubuhnya yang basah meninggalkan jejak kaki di papan lantai kayu.

Lin Qiushi tiba-tiba menyadari bahwa ketika orang-orang ini masuk, pria tua yang menyambut mereka di hari pertama berdiri diam di pojok. Matanya sepertinya jatuh pada jejak kaki di lantai, dan terpaku. Untuk beberapa alasan, pandangannya membuat rambut di belakang leher Lin Qiushi berdiri.

“Dan mereka menyuruh kita membawa payung, mana payungnya? Yang benar saja ….” Orang-orang itu terus menggerutu sambil memasuki kamar mereka, suara-suara pun memudar.

Memang, mereka sudah mencari ruangan payung secara singkat sebelum pergi, tapi tidak bisa menemukannya. Semua orang mengira dengan cuaca sebagus tadi, hujan tidak akan turun, jadi mereka langsung pergi. Mana ada yang tahu bahwa hujan akan mendadak turun? Mereka yang tak siap basah sampai ke tulang. pPldDt

Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu selesai makan di luar dan kembali ke kamar mereka.

Di luar hujan lagi. Lin Qiushi duduk di ranjang sambil menunduk, bermain sudoku. Ruan Nanzhu duduk di sisinya, sepertinya berpikir.

Tiba-tiba, ia berkata, “Kurasa ada sesuatu yang salah.”

“Apa?” Lin Qiushi mendongak. 96WakZ

“Biasanya, ada batas waktu di dalam pintu. Pintu ini terlalu damai.” Ruan Nanzhu berkata, “Terlalu aneh.”

Lin Qiushi memikirkan ini dengan hati-hati. Memang, di dalam sebuah pintu, biasanya ada batas waktu yang jelas. Tapi kali ini, NPC tidak memberitahu batas waktu. Ini aneh. Ia bertanya, “Apa ada sesuatu yang belum dijelaskan?”

Langit Bieru.

“Kemungkinan.” Ruan Nanzhu berkata, “Tapi ini masih hari pertama, tak perlu terburu-buru.” Beberapa petunjuk perlu diuji dengan waktu. Ia punya dugaan saat ini, tapi itu saja—sebuah dugaan.

Tapi Lin Qiushi teringat lagu anak-anak yang ia dengar saat hujan kemarin malam. Katanya, “Aku … malam ini ingin melihat keluar ….” I0jvoc

Ruan Nanzhu mengerjap, “Apa kau tidak takut? Bagaimana kalau mereka adalah pemicu kematian?”

Lin Qiushi menggelengkan kepalanya, “Sepertinya bukan. Karena kemarin ada yang keluar dari kamar, yang lain pasti mendengar lagu itu juga, tapi tidak terjadi apa-apa pada mereka.”

“Masuk akal.” Ruan Nanzhu menjawab malas, “Kalau begitu bangunkan aku dan kita lihat bersama. Kalau terjadi sesuatu, setidaknya kita bisa saling membantu.”

“Oke.” Lin Qiushi menerima niat baik Ruan Nanzhu. SiOfLe

Hujan yang menderu, bagi Lin Qiushi dan pendengaran tajamnya adalah suatu hal yang amat menyiksa. Bahkan dengan berbaringnya Ruan Nanzhu di sisinya, rasanya masih cukup berisik untuk membuatnya terjaga. Ruan Nanzhu menyarankan agar ia menyumbat telinganya dengan kertas, tapi Lin Qiushi menolak.

“Lihat saja nanti,” Lin Qiushi berkata, “Tidak baik kalau aku tidur melewati tengah malam.”

“Baiklah.” Ruan Nanzhu juga tidak memaksa.

Keduanya meringkuk di kasur, Ruan Nanzhu segera terlelap. Lin Qiushi di sisi lain, setengah mengantuk dan memimpikan sesuatu yang aneh. 35bzTa

Mimpi itu berantakan dan tidak logis. Lin Qiushi bahkan entah kenapa memimpikan pernikahannya sendiri, hanya saja ketika cadar merah pengantinnya dibuka, ia melihat wajah Ruan Nanzhu di bawahnya. Saat ia melihat wajah Ruan Nanzhu, ia langsung terbangun. Agak terengah-engah, matanya melotot menatap langit-langit yang dilalap malam. Telinganya kembali mendengar suara nyanyian anak-anak itu lagi: anyaman bambu … anyaman bambu … burung di dalam sangkar …

Lin Qiushi duduk di ranjang dan mengguncang Ruan Nanzhu hingga terbangun.

Mata Ruan Nanzhu terbuka, masih sedikit mengantuk. Tapi rasa kantuknya segera memudar, ia bertanya pelan, “Sekarang?”

Lin Qiushi mengangguk dan menunjuk pintu. d360IK

Ruan Nanzhu, “Ayo pergi.”

Keduanya perlahan menuju pintu kayu, membukanya sedikit. Keduanya melihat pemandangan di luar.

Karena malam begitu gelap, Lin Qiushi tidak bisa melihat dengan jelas. Ia hanya samar-samar mengetahui bahwa di halaman, beberapa anak sedang bergandengan tangan, membentuk lingkaran mengelilingi sesuatu. Baru setelah diperhatikan dengan hati-hati, Lin Qiushi menyadari bahwa apa yang mereka kelilingi adalah seorang manusia yang gemetar.

“Anyaman bambu, anyaman bambu, burung di dalam sangkar, kapan oh kapan akan keluar, saat malam dini hari, burung jenjang dan penyu tergelincir, sekarang siapa yang ada di belakangmu?” … saat lagunya berakhir, anak-anak berhenti. Wajah mereka pucat, membengkak disana-sini seolah menggembung karena air. jQMzX7

Orang yang dikelilingi tidak bicara. Atau mungkin ia bicara, dan Lin Qiushi tidak mendengarnya.

lalu, ia mendengar dentingan ringan. Kepala dan tubuh orang itu terpisah, begitu saja.

Story translated by Langit Bieru.

Anak-anak terkikik dengan suara sejernih kristal. Mereka sepertinya sangat senang, tergelak, “Kau jaga, kau jaga.”

Jadi mayat tanpa kepala itu perlahan bangkit, lalu berbalik. Ia menggantikan tempat anak yang berada di belakangnya. elPq5B

Saat itulah Lin Qiushi melihat mayat tanpa kepala lainnya di antara mereka, dan saat ini tengah bergandengan tangan dengan dua anak.

Mereka yang terbunuh menggantikan tempat anak-anak itu dan … menjadi hantu.

Akhirnya semua menjadi jelas untuk Lin Qiushi.

Lagu itu sekali lagi dimulai. Makhluk di halaman berputar-putar gembira, hingga hujan mengaburkan sosok mereka dan pandangan Lin Qiushi dari mereka. Tapi, sambil bersandar di punggung Lin Qiushi, napas Ruan Nanzhu tiba-tiba semakin cepat. Ia bertanya, “Apa kau melihatnya?” OV1TFk

“Apa?” Lin Qiushi tidak paham.

“Di sana.” Ruan Nanzhu menunjuk pojok halaman.

Lin Qiushi melongok, namun tidak melihat apapun. Sudut itu terlalu gelap. Meski penglihatannya bagus, levelnya tetap seperti orang normal dan tidak bisa dibandingkan dengan Ruan Nanzhu. “Aku tidak bisa melihatnya ….”

Ruan Nanzhu, “Kau tidak bisa?” Alisnya naik. “Ya sudah. Lupakan saja kalau tidak bisa lihat.” WykVB0

“Apa itu?” tanya Lin Qiushi.

Ruan Nanzhu, “Tak usah dipikirkan, lupakan saja mereka. Ayo tidur, nanti keburu pagi.”

“Oke.” Lin Qiushi mengangguk.

Mereka menutup pintu dan kembali ke ranjang. Tapi tepat ketika mereka akan tidur, mereka mendengar suara pantulan di luar kamar. 3ZAEWx

Suara ini sangat familiar bagi Lin Qiushi, dan ekspresinya langsung berubah. “Aku mendengar suara bola.”

Ruan Nanzhu duduk di ranjang.

Bola karet tersebut menubruk kusen pintu mereka. Lin Qiushi dan Ruan Nanzhu tetap diam, hanya menatap sepasang tangan kecil yang menarik pintu di depan mereka—membuka sebuah celah. Lalu sebuah mata, segelap lubang, muncul di antara celah tersebut.

Suara renyah gadis kecil itu terdengar. Ia bertanya, “Apa kau melihat bolaku?” WznU Z

Baik Lin Qiushi maupun Ruan Nanzhu tidak menjawab.

Jadi gadis itu bertanya lagi: “Apa kau melihat bolaku?” Ia kembali membuka pintu sedikit lagi. Lin Qiushi bisa melihat wajahnya—pipi setengah busuk dengan gigi seputih tulang. Ia basah dari ujung kepala hingga ujung kaki, meneteskan genangan suram di lantai.

Story translated by Langit Bieru.

“Apa kau lihat …” Gadis itu akan mengulangi perkataannya untuk ketiga kalinya.

Tapi Ruan Nanzhu membuka mulutnya. Katanya, “Kau membasahi lantai.” PrFeR6

Gadis itu langsung membeku, seolah ia mendengar sesuatu yang menyeramkan. Lalu, ia kembali dan menghilang dari pintu mereka. Lin Qiushi mendengar suara pantulan itu lagi. Bola karet tersebut, seolah-olah hidup, berhenti tepat di depan ambang pintu mereka. Kemudian, sepasang tangan kecil mengambil bola itu dan pergi.

Semuanya kembali hening seperti semula.

“Sekarang kita bisa tidur.” Ruan Nanzhu berkata, “Tidur.”

“Mh.” Lin Qiushi bangun dan menutup pintu. Tidak ada kuncinya; menariknya hingga terbuka itu mudah sekali. Tapi tidak ada tempat lain yang lebih aman untuk tidur. PIdG1t

“Tidur.” Ruan Nanzhu meringkuk di lengan Lin Qiushi.

Lin Qiushi memeluknya, merasakan kedamaian yang aneh. Ia menyumbat telinganya dengan kertas, dan napasnya segera memelan. Keduanya tenggelam dalam mimpi.

Hari kedua, Lin Qiushi terbangun ketika matahari sudah tinggi.

Setelah bangun, ia melihat Ruan Nanzhu tengah menunduk sambil memainkan ponselnya. Lin Qiushi bangun, bertanya bingung, “Jam berapa ini?” jBhLkZ

“Sebelas.” Ruan Nanzhu menjawab, “Sudah bangun?”

Lin Qiushi terjingkat, “Sudah siang sekali. Kenapa kau tidak membangunkanku?”

“Kau kelelahan. Lebih baik tidur lebih lama.” Ruan Nanzhu berkata, “Bangunlah.”

Lin Qiushi mengangguk. Sambil ia berpakaian, ia mendengar Ruan Nanzhu menambahkan, “Mereka menemukan boneka cuaca baru yang bagus. Kepala orang yang mati semalam terbungkus di dalamnya.” LNmYpD

Ini sesuai dengan prediksi Lin Qiushi. Setelah mendengar ini, ia hanya bisa membuang napas pelan.


Translator note: 

Hai semua! Maaf karena slow updatenya … kuharap masih ada yang mau membaca terjemahan lelet ini *sobs*.

NAsvwY

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

9 comments