Penerjemah China-Indonesia : Momo
Pangkalan Pesisir juga disebut Pangkalan Binhai karena terletak di pesisir Kota Linhai. Dibandingkan dengan Pangkalan Barat Daya yang berada di antara Pegunungan Longmeng dan Sungai Lingjiang, kota-kota pesisir biasanya lebih padat penduduknya. Beberapa kota memiliki jutaan penduduk.
Sebelum akhir dunia, Pasukan Angkatan Darat XXX yang ditempatkan di Kota Hanghai memilih untuk membangun pangkalan di Kota Linhai yang berdekatan dengan laut. Pada awalnya, mereka pikir itu adalah keputusan yang bijaksana karena setidaknya zombie tidak bisa berenang atau datang dari laut. Tetapi, mereka segera menyesalinya. Tidak ada zombie yang datang dari laut, namun ada banyak makhluk laut yang bermutasi. Kepiting seukuran wastafel, udang setinggi manusia, gurita seukuran perahu nelayan, dll. Mereka semua mencoba naik ke pantai.
Gempa bumi beberapa hari lalu menyebabkan tsunami. Semua jenis kehidupan laut hanyut ke pantai. Seluruh Kota Linhai hampir kewalahan oleh binatang laut. Kepala Pangkalan Binhai, Tan Jinting meminta bantuan ke Pangkalan Ibu Kota dan memerintahkan cucunya, Tan Weiye mengatur tentara dan pemilik kemampuan untuk menangani binatang laut dan melindungi warga sipil.
Pangkalan Binhai hampir membantai semua binatang laut di Kota Linhai. Namun, ketika salju berhenti, mereka justru mengalami pengepungan zombie. Komandan Tan Jianting yang berusia 70 tahun secara pribadi memimpin pasukannya untuk menghentikan zombie.
Beberapa hari kemudian, tidak hanya Pangkalan Ibu Kota tidak mengirimkan bantuan, dia juga mendengar pangkalan-pangkalan terdekat pun enggan mengirimkan pasukannya untuk membantu mereka. Tan Jianting tampak sepuluh tahun lebih tua dalam semalam. Ketika bertarung melawan zombie, dia secara tidak sengaja terseret ke dalam kelompok zombie dan seluruh lengannya terkoyak.
Setelah lebih dari delapan jam, pesawat Yun Che akhirnya mencapai pinggiran Kota Linhai pada pukul empat sore. Tetapi, mereka tidak bisa mengendarai pesawat lagi karena ada zombie level tiga mulai menyerang mereka dengan kemampuannya dari tanah. Saat melihat panel udaranya, Yun Che sangat terkejut.
Di sana sangat padat, hampir semuanya berwarna merah, beberapa titik oranye bercampur di dalamnya.
“Apa?” Tanya Xing Feng saat melihat ekspresi tidak biasa di wajah Yun Che.
“Zombie. Setidaknya ada lebih dari satu juta.”
Ketika pandangan keduanya bertemu, suara Yun Che terdengar sedikit serak. Bahkan, ketika melakukan perjalanan mereka ke ibu kota provinsi, panel udaranya tidak pernah menunjukkan jumlah zombie sebesar ini. Pangkalan Pesisir benar-benar dikepung.
Apa yang dia katakan menyebabkan atmosfer di dalam kabin pesawat turun ke titik beku dalam sekejap. Sejuta zombie? Jika mereka tidak melawan, semuanya bisa terkubur hidup-hidup di dalamnya. Jumlah ini benar-benar mengejutkan mereka.
“Jiang Shan, kembalilah dan cari tempat untuk mendarat. Kita hanya bisa berjalan kaki.”
Tidak mungkin bagi mereka untuk menghadapi semua zombie ini secara langsung, jadi Xing Feng memberi perintah pada Jiang Shan dan Shen Rui yang sudah mengendalikan pesawat agar tetap terbang di udara. Setelah berputar beberapa kali, sekitar sepuluh menit kemudian, mereka menemukan lapangan golf dan bersiap untuk turun. Melihat beberapa zombie berkeliaran di sana, Xing Feng meminta Zhao Gang dan Fang Rui untuk membunuh mereka sebelum pesawat mendarat.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Bos, apakah kita akan memasuki Pangkalan Binhai dengan cara lama?”
Jte Ljbilcu yfgajcsj vfcujc rfgler. Ulwqlcjc Ujcuxjijc Dlctjl peuj wfgeqjxjc jajrjccsj veie. Kjc Qflsf wfgeqjxjc afwjc sjcu rfcjcu yfgrjlcu vfcujccsj rfijwj yfgjvj vl qjrexjc xterer. Vfxjgjcu wfgfxj vlxfqecu hbwylf, bgjcu-bgjcu Jtjbsjcu qjral jxjc wfgjrj xtjkjalg.
“Pae afgijie ijwyja.”
Tjcu vlrfyea mjgj ijwj jvjijt qjgj qfcuuecj xfwjwqejc ibujw jxjc wfwyjcuec ibgbcu qjcpjcu vjc Tec Jtf jxjc wfceaeql rfwej bgjcu vfcujc xfwjwqejc evjgjcsj. Pae ylrj yfxfgpj vl xbaj-xbaj yljrj xjgfcj pewijt hbwylfcsj wjrlt ylrj wfgfxj jajrl. Kjql rlaejrl Ujcuxjijc Dlctjl pfijr yfgyfvj. Gfcujc hbwylf ifylt vjgl rjae peaj, xfmfqjajc wfgfxj jxjc rfyjcvlcu vfcujc xfmfqjajc xegj-xegj.
Semua orang terdiam setelah mendengar ini. Langit terhalang, tanah pun tidak bisa dilewati. Bagaimana mereka akan sampai ke sana. Melawan sejuta zombie jelas juga tidak mungkin.
“Apakah kalian lupa Xiao Cheng?”
Melihat ekspresi semua orang, Yun Che yang memengang Chenchen di pelukannya tidak bisa menahan tawa. Bagaimana jika ada sejuta zombie? Ada Kaisar Zombie di sini, siapa yang berani melawannya? Adapun binatang zombie, mereka bisa membunuhnya satu per satu. Jumlahnya pasti tidak sebanyak zombie.
“Yah, betapa bodohnya kita? Kita membawa Xiao Cheng, apa yang perlu ditakutkan?!”
Zhou Zeyu adalah orang pertama yang bereaksi. Dia menampar dahinya dan bergegas memeluk lengan Yun Cheng. “Xiao Cheng, aku akan mengandalkanmu hari ini. Kamu harus melindungin kami. Kamu adalah pahlawan! Aku resmi menjadi penggemarmu mulai sekarang.”
“Pergi!” Yun Cheng masih bingung. Leng Yehan yang melihat itu segera menendang Zhou Zeyu pergi.
“Haha…”
Masalah terselesaikan! Kelompok itu tidak bisa menahan tawa mereka lagi. Zhou Zeyu tidak berani melawan Leng Yehan kembali karena hidup mereka tergantung pada menantu perempuannya.
“Xiao Cheng, ada banyak zombie di depan kita. Mereka semua takut padamu. Kamu akan melindungi saudaramu kali ini, oke?”
Detik berikutnya, Yun Che berjalan ke Yun Cheng dengan Chenchen di tangannya. Yun Cheng akhirnya mengerti dengan apa yang terjadi. “Oke, aku akan melindungi saudaraku dan Chenchen.”
Setelah berbicara, Yun Cheng berpikir sejenak dan menambahkan, “Aku juga akan melindungi Hanhan.”
“Hahaha…”
Leng Yehan yang sempat terlupakan, kembali senang. Yun Che tersenyum ringan, matanya menyapu seluruh tim. “Kalau begitu, ayo pergi.”
Dengan keberadaan Yun Cheng, suasana hati semua orang kembali terangkat. Yun Che tidak mengirim kembali Chenchen ke ruangnya, jadi Xing Feng mengambil alih Chenchen dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang Yun Che. Melihat itu, Leng Yehan membawa Yun Cheng ke depan.
Roaarrr….
“Jangan berisik!”
Setelah keluar dari lapangan golf, zombie di luar mencium bau daging manusia dan meraung untuk bergegas ke depan. Yun Cheng yang mendengar itu segera berteriak ke arah para zombie dan membuat mereka semua menggigil dan melangkah mundur. Yun Cheng mengabaikan mereka dan memberi tatapan jijik. Dia mencubit hidungnya dan mencoba menahan rasa ketidaknyamanan karena sindrom kebersihannya saat melihat zombie yang kotor dan bau.
“Sial, aku belum pernah mengalami ini sebelumnya. Xiao Cheng, kamu benar-benar idolaku!”
Di jalan, para zombie yang mencium bau Yun Cheng segera menjauh untuk menghindar. Melihat itu, semua orang merasa bersemangat dan akhirnya mengerti betapa kuatnya Yun Cheng.
“Begitu banyak, baunya sangat busuk!”
Sekitar setengah jam kemudian, Yun Cheng yang berjalan di depan tiba-tiba menoleh ke Yun Che dengan ekspresi sedih di wajahnya. Melihat banyaknya zombie jelek dan bau di depannya sana, dia benar-benar tidak tahan.
“Xiao Cheng, apakah kamu ingat apa yang kamu janjikan padaku? Kamu akan berusaha dengan keras untuk mengatasi kebiasaan terlalu bersihmu.”
Yun Che sebenarnya tidak bisa berkata-kata dengan kebiasaan kebersihan adiknya itu, tapi dia harus membujuknya dengan sabar. Semua zombie di depan berbalik karena mereka telah mencium bau orang yang hidup, tetapi mereka tidak berani bergerak karena Yun Cheng ada di sana. Jika Yun Cheng berhenti, mereka semua akan mati.
“Tetapi…”
Yun Cheng menatap Yun Che dengan sedih, lalu pada zombie-zombie kotor itu. Raut wajahnya berkata “tidak”. Chenchen tahu bahwa paman kecilnya tidak menyukai bau dan kotoran, dia menghiburnya dengan nada suaranya yang kekanak-kanakan, “Jangan khawatir, Paman kecil. Kita bisa pergi mandi di ruang nanti. Biarkan aku memberitahumu, ada sungai besar dan panjang di ruang Paman. Ada juga bak mandi besar di sana. Meskipun saat pertama kali mandi di sana Chenchen merasa sangat kesakitan, itu akan nyaman setelah selesai mandi!”.
Bak mandi yang disebut Chenchen adalah mata air spiritual. Chenchen paling suka mandi di dalamnya.
“Betulkah?”
Mendengar itu, Ye Xingchen dan yang lainnya yang selalu tertarik pada ruang Yun Che, menatapnya penuh semangat. Seolah bertanya kapan mereka bisa masuk dan melihatnya.”
“Ayo, seriuslah.”
Ada lebih dari satu juta zombie menghalangi jalan, ini bukan waktu yang tepat untuk membahas hal lain. Yun Che memberi mereka tatapan tajam dan berkata kepada Yun Cheng, “Xiao Cheng, lihatlah dengan baik. Apakah sekelompok zombie itu rasanya enak?”
Seharusnya ada beberapa yang level empat di antara sejuta zombie ini. Yun Cheng seharusnya menyukainya.
“Hah?”
Yun Cheng merasa bingung, tapi dia tetap mencoba merasakannya. Tiba-tiba wajahnya yang cantik dipenuhi dengan kegembiraan, dia memegang tangan Leng Yehan dan berkata dengan penuh semangat, “Hanhan, inti kristal level empat, level empat! Aku ingin memakannya!”
Mereka telah mengajari Yun Cheng tentang level inti kristal, jadi dia bisa tahu ada level empat begitu menciumnya. Dengan inti kristal level ini, keberadaan level tiga benar-benar tidak dipedulikan lagi oleh Yun Cheng.
“Baiklah, baiklah, kami akan mendapatkannya untukmu ketika memiliki kesempatan.”
Tidak peduli betapa sulitnya, Leng Yehan tetap akan menyetujuinya. Siapa yang membuatnya mencintai Yun Cheng.
“Tidak, aku menginginkannya sekarang.”
Yun Cheng merajuk tidak senang, seperti anak kecil yang tidak bisa memperoleh permen yang diinginkannya. Tepat sebelum Leng Yehan berbicara. Yun Che memberinya tatapan peringatan. Dia kemudian berkata kepada Yun Cheng dengan tatapan penuh penyesalan. “Kami juga ingin memberimu sesuatu yang lezat, tapi kamu juga dapat melihat ada begitu banyak zombie di sana? Kami tidak cukup baik untuk bisa membedakan mana yang level empat dan mana yang tidak. Jika kamu tidak ingin maju, bagaimana bisa kami mendapatkan inti kristal itu untukmu?”
Di sini Yun Che mulai membodohi Yun Cheng. Semua orang diam-diam membuang muka, berusaha sekeras mungkin untuk tetap diam.
“Oke, oke, aku akan terus bergerak.”
Setelah keheningan singkat, Yun Cheng mengguncang lengan Yun Che dengan cemberut. Yun Che diam-diam membuat tanda kemenangan di punggungnya, tapi senyum lembut di wajahnya tetap ada. “Itu benar, ayo pergi, hari sudah gelap. Jika kita mencoba masuk ke markas di malam hari, orang akan menganggap kita sebagai zombie.”
“Oke.” Mengangguk, Yun Cheng berbalik dan bergerak maju dengan kesal. Begitu melihat zombie mendekat, dia berlari dan mengarahkan jarinya ke arah zombie itu dan tangan lain bertumpu di pinggulnya. “Hei, kamu keluarkan inti kristal itu dari kepalamu dan berikan padaku!”
Permintaan kekanak-kanakannya dan kasar itu mengejutkan semua orang yang mendengarnya.
Roaarrr…
Namun, zombie yang akhirnya meringkuk, kembali bergabung dengan kawanan zombie yang meraung karena mereka mungkin tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan Yun Cheng.
“Jangan lari…”
“Xiao Chen!”
Yun Cheng yang akan mengejar mereka berhasil dihentikan oleh Leng Yehan yang dengan cepat menahannya, semua orang merasa lega. Bahkan Yun Cheng tidak bisa menahan godaan atas makanan, tidak heran Chu Haoling akan melakukan apa saja untuk satu gigitan kelezatan. Di masa depan, mereka tidak akan mengejeknya lagi.
“Hanhan…”
Yun Cheng berbalik dan terlihat tidak senang. Semua inti kristal level empatnya melarikan diri.
“………..”
Leng Yehan tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya, Yun Che tersenyum tak berdaya. “Baiklah, Xiao Cheng, ada banyak zombie level empat di sini. Apakah kamu masih takut tidak memiliki inti kristalnya? Anak baik, ayo pergi ke pangkalan dulu, aku akan menemukan zombie level empat bersamamu besok.”
Itu sebenarnya salah Leng Yehan. Yun Cheng tidak pilih-pilih sebelumnya, dia akan makan inti kristal di semua tingkatan seperti kacang jeli. Tapi sejak Yehan mengambil alih untuk merawatnya, Yun Cheng hanya menginginkan inti kristal kelas atas. Memang ada beberapa zombie level empat, tapi apakah semudah itu mendapatkan inti kristalnya?
“Oke, tapi kamu harus menepati janjimu!”
“Ya, tentu!”
Yun Cheng akhirnya tersenyum puas dan memimpin mereka ke kawanan zombie. Zombie bergerak menyebar ke kedua sisi dengan kecepatan yang aneh. Tim itu segera bergegas ke depan. Setelah mereka pergi, zombie kembali ke tempat mereka berada beberapa detik yang lalu seperti air pasang. Celah itu menghilang seolah-olah tidak pernah ada sebelumnya. Jika seseorang melihat ini, mereka akan ketakutan karena itu benar-benar menyeramkan.
***
