Penerjemah : Momo
“Saudara Che, bisakah kamu lebih jujur? Aku bukanlah orang bodoh.”
Gu Mingxuan menatap Yun Che dengan sedikit kebencian. Dia tahu bosnya tidak akan memberitahunya apa-apa, jadi dia sendiri yang akan mencari tahu kebenarannya.
“Aku benar-benar pergi untuk membantu daerah bencana. Mengapa aku harus berbohong padamu?”
Yun Che tidak mengubah jawabannya. Ketika Gu Mingxuan hendak mengatakan sesuatu, Yun Che melanjutkan perkataannya, “Baiklah, tidak akan menggodamu lagi. Sebenarnya, aku membutuhkan sesuatu dari Binhai. Ketika salju berhenti, semua jenis makhluk akan naik level, tetapi masih ada waktu sebelum mereka menjadi terlalu menakutkan. Jika aku tidak pergi ke sana sekarang, dikhawatirkan tidak akan ada lagi kesempatan di masa depan.”
Jawaban Yun Che masih seperti kebohongan. Sebenarnya, dia punya beberapa alasan untuk pergi. Pertama, area lautan di ruang dimensinya belum terbuka untuk waktu yang lama. Dia berencana pergi ke Binhai karena daerah Timur Laut memiliki lautan. Dengan memasukkan air laut dan beberapa kehidupan laut ke ruangnya, dia berharap bisa menerobos dan membuka area laut.
Kedua, dia penasaran dengan pasukan di Timur Laut. Saat hari akhir berlangsung lebi lama, semakin banyak pangkalan yang tidak setia kepada ibu kota. Tapi di kehidupan sebelumnya, Pangkalan Binhai adalah satu-satunya pangkalan yang secara terbuka memisahkan diri dari negara. Setidaknya, sebelum kematiannya dulu, Yun Che yakin hanya ada satu Pangkalan Binhai. Dia selalu berpikir untuk pergi ke sana dan melihatnya. Mungkin dia akan menemukan sesuatu yang tak terduga.
Terakhir, ada peralatan produksi cokelat batang yang diinginkan Hei Yu. Dia telah melakukan beberapa pemeriksaan di internet dan menemukan bahwa ada banyak pabrik kecil di seluruh negeri, tetapi hanya daerah pesisir yang memiliki pabrik produksi cokelat batang yang didanai oleh pihak asing. Dia ingin mendapatkan peralatan produksi cokelat terbaik, karena Hei Yu pantas mendapatkan yang terbaik.
“Pasukan XXX harus ditempatkan di Pangkalan Binhai. Siapa komandannya saat ini?”
Xing Feng telah mengetahui niat Yun Che dan mungkin bisa menebak tujuannya. Karena kekasihnya ingin pergi ke sana, dia secara alami akan menemaninya. Mereka sudah mengambil alih Asosiasi Kemampuan dan urusan lembaga penelitian hampir selesai. Sudah saatnya mengambil waktu untuk istirahat.
“Kamu mungkin tidak mempercayainya. Komandan Pangkalan Binhai adalah mantan pemimpin kita, Tan Jianting. Dan anak itu, Tan Weiye sekarang sudah menjadi mayor jenderal.”
Gu Mingxuan berhenti mendesak Yun Che dan berkata kepada Xing Feng. Laksamana Tan Jianting pernah menjadi pimpinan keduanya. Ketika mereka berusia delapan belas tahun, putra dan menantu perempuan Tan Jianting terbunuh dalam serangan teroris di luar negeri. Hatinya yang hancur membuat Tan Jinting meminta transfer ke Kota Hanghai. Cucu satu-satunya–Tan Weiye, juga ikut pergi ke sana bersamanya. Mereka sudah tidak bertemu keduanya selama enam atau tujuh tahun.
“Kalau begitu aku harus mengunjungi Laksamana Tan. Siapkan beberapa perlengkapan untukku. Aku ingin memberinya beberapa hadiah.” Xing Feng berkata sambil tersenyum.
Dia hanya menghormati beberapa orang di militer dan Tan Jianting adalah salah satunya. Tan Weiye bisa dihitung setengahnya. Dengan mereka berada di sana, Xing Feng percaya Pangkalan Binhai akan mampu melewati kesulitan ini.
“Baiklah, karena kalian sudah mengambil keputusan, aku tidak akan mencoba menghentikan lagi. Tapi, sebelum berangkat ke Binhai, kamu harus menyelesaikan masalah lembaga penelitian terlebih dahulu. Situasi sangat buruk sekarang, aku pikir di masa depan akan semakin sulit. Solusi nutrisi, penawar virus dan senjata inti kristal yang dikatakan Saudara Che harus diteliti sesegera mungkin. Juga, Kali ini, kamu tidak bisa membawa Wen Qing atau Fang Rui. Mereka harus tinggal untuk membantuku.”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Mengetahui bahwa Xing Feng akan memanjakan Yun Che apa pun yang terjadi, Gu Mingxuan bahkan tidak repot-repot mengeluh. Dia hanya mengajukan dua permintaan kecil. Yu Wenqing ahli teknologi elektronik dan Fang Rui pandai menggunakan segala jenis senjata. Dia akan membutuhkan keahlian keduanya setelah secara resmi mengambil alih lembaga penelitian.
“Ftw, jxe jxjc wfwyjkj bgjcu ijlc, afajql xlaj alvjx tjger wfweaerxjc rfxjgjcu.” Wlcu Mfcu yfgxjaj xfqjvj Xe Zlcuzejc rfyfiew vlj wfcbift xf Tec Jtf, “Cqjxjt xlaj jxjc afgyjcu rfcvlgl?”
Gjfgjt Djgja Gjsj jvjijt klijsjt qfvjijwjc sjcu pjet vjgl qjcajl. Ufgul xf rjcj vfcujc qfrjkja jvjijt rjae-rjaecsj qliltjc wfgfxj.
“Kfcae rjpj. Kjql jxe alvjx xfyfgjajc plxj xjwe lculc qfgul xf rjcj vfcujc wfcufcvjgjl wbyli.”
Badai salju akan berlangsung selama tiga hari dan salju di tanah paling tidak sedalam satu kaki. Di dalam pangkalan, itu akan baik-baik saja, tetapi di luar, tidak mungkin untuk berjalan apalagi mengemudikan mobil.
“Kalau begitu kita akan meminjam pesawat pengangkut barang dari Wenyang.”
Melihat penampilannya yang licik, Xing Feng tahu tidak ada gunanya bertaruh dengan Yun Che. Dia tidak keberatan kekasihnya itu bertindak sesuka hati, selama di tempat tidur tetap patuh.
“Tuan, apa yang sedang kamu bicarakan?”
Hei Yu yang muncul entah dari mana, melompat ke pangkuan Yun Che, dan masih mengunyah sesuatu di mulutnya. Mungkin dia baru memakan beberapa tusuk daging panggang.
“Menurutmu apa yang sedang kita bicarakan? Aku berencana mendapatkan beberapa peralatan produksi. Apakah kamu tidak menginginkannya?”
“Tentu saja, aku menginginkannya!”
Setelah mendengar itu, Hei Yu langsung senang, “Tuan, kamu adalah yang terbaik! Kapan kita akan pergi? Aku akan meminta Wen Qing untuk memeriksanya. Bahan baku cokelat bisa ditanam. Baru-baru ini aku menemukan beberapa di pegunungan. Semuanya sudah siap, tinggal menunggu peralatan produksi saja.”
Demi memenuhi kebutuhan cokelat batangnya di masa depan, Hei Yu telah mendesak Yu Wenqing untuk melakukan beberapa penelitian untuknya.
“Mari tunggu beberapa hari, setidaknya tunggu sampai salju berhenti.”
Sangat jarang melihat Yun Che melakukan percakapan serius dengan Hei Yu. Xing Feng tersenyum tanpa sadar sebelum menundukkan kepalanya, kembali membaca dokumen yang dibawa Gu Mingxuan sebelumnya.
Dokumen itu mencatat situasi beberapa pangkalan besar selama bencana secara terperinci. Pangkalan Ibu Kota, yang memiliki populasi terbesar, kehilangan beberapa ribu orang dalam sehari. Pangkalan Timur Laut juga memiliki banyak korban. Tampaknya hanya Pangkalan Barat Daya yang memiliki korban paling sedikit.
“Sudahkah kamu memberitahu lelaki tua itu tentang tanaman anggur darah?”
Di keluarganya, satu-satunya orang yang dipedulikan Xing Feng adalah kakeknya. Ketika Yun Che memutuskan untuk mempublikasikan fungsi anggur darah, Xing Feng meminta Gu Mingxuan untuk mengirim beberapa foto dan pengenalan terperinci rinci kepada kakeknya dengan izin Yun Che.”
“Yah, dia bertanya kepadaku, kapan kamu akan kembali. Jika tidak, dia akan datang langsung kepadamu.”
Berbicara tentang lelaki tua itu, Gu Mingxuan tersenyum tak berdaya. Hubungan antara Xing Feng dan kakeknya selalu canggung. Alih-alih berbicara langsung satu sama lain, mereka selalu memaksa Gu Mingxuan untuk menjadi perantara. Dia tidak keberatan, tetapi lelaki tua itu sering berbohong dengan mengatakan kalau dia sakit parah atau mengeluh tentang cucunya yang tidak berbakti dan peduli padanya.
Pada awalnya, baik Gu Mingxuan dan Xing Feng akan khawatir setelah mendengar kabar buruk itu. Namun, ketika keduanya bergegas kembali, mereka melihat seorang pria tua yang sehat dan energik sedang bersenang-senang dengan rekan-rekannya. Setelah hal yang sama terjadi beberapa kali, Xing Feng melarang Gu Mingxuan untuk melaporkan kabar kakeknya. Jadi dia hanya bisa mendengarkan omelan lelaki tua itu selama lebih dari setengah jam setiap kali menelepon. Berkat akhir dunia, lelaki tua itu kembali ke lapangan dan Gu Mingxuan akhirnya mendapatkan kedamaian.
“Jangan mengatakannya seolah dia benar-benar bisa datang ke sini. Keluarga itu tidak bisa hidup tanpanya.”
Ketika Xing Feng mengatakan itu, ekspresinya tampak seperti sedang berbicara tentang orang asing. Sebagai orang yang paling disukai Kakek Xing, situasi ini terlihat sangat aneh.
“Oke, ada satu hal lagi. Aku mendengar bahwa ayahmu ingin menikahkanmu dengan seorang wanita bermarga Zhou. Kakekmu tidak banyak bercerita padaku, tapi dari nada suaranya, kupikir dia membenci wanita itu.”
“Zhou?”
Yun Che yang sedang mengobrol dengan Hei Yu, segera menegakkan punggungnya. Nama keluarga ini terlalu sensitif untuk dia lewatkan. Seorang wanita bernama Zhou di ibu kota? Mungkinkah dia Zhou Ting?
Xing Feng awalnya tidak begitu tertarik dengan topik ini, tetapi ketika dia melihat ekspresi wajah Yun Che, dia tahu yang terakhir telah menghubungkannya dengan Zhou Zhijun. Xing Feng mengerutkan kening, tidak mengherankan jika ayahnya mencoba menjodohkannya dengan saudara perempuan Zhou Zhijun. Setelah Yun Che memberitahunya tentang hubungan Zhou Zhijun dengan Yun Yao, dia telah meminta seseorang untuk melakukan penyelidikan secara diam-diam.
Sebelum akhir dunia dimulai, Zhou Zhijun adalah seorang perwira kolonel. Ketika akhir dunia terjadi, dia memimpin resimennya untuk segera bergabung dalam pembangunan pangkalan dan memberikan banyak kontribusi. Begitu Pangkalan Ibu Kota didirikan, Departemen Militer segera mempromosikannya menjadi mayor jenderal. Belakangan, ada kabar yang mengatakan bahwa putri kepala negara menyukainya dan keluarga Zhou langsung naik ke tangga sosial yang lebih tinggi. Meskipun latar belakangnya tidak sekokoh keluarga bangsawan lama, Keluarga Zhou cukup menonjol di hari akhir ini.
Ayah Xing Feng adalah seorang pria oportunistik yang selalu melakukan hal-hal yang dia dan kakeknya benci. Tidak heran jika ayahnya mencoba bergaul dengan Keluarga Zhou yang saat ini memiliki status sosial yang menonjol. Namun, Xing Feng tidak berharap ayahnya menggunakan pernikahannya sebagai alat. Sepertinya ayahnya telah melupakan bagaimana dia membersihkan Keluarga Long di masa lalu.
“Periksa.”
“Hah?” Gu Mingxuan terkejut. Di masa lalu, bahkan jika kakeknya mencoba menjodohkannya dengan seseorang, Xing Feng tidak akan peduli.
“Zhou Zhijun adalah saudara iparku. Periksa saja apakah wanita itu adalah saudara perempuannya, Zhou Ting.”
Yun Che merendahkan suaranya, tatapannya tertuju pada Yun Yao yang sedang mengobrol bahagian dengan orang-orang dan Chenchen yang ada di pelukannya. Jika wanita itu adalah Zhou Ting, semuanya akan lebih menarik. Dalam kehidupan sebelumnya, Zhou Ting terhubung dengan Han Mingzhe di belakang punggungnya. Saat itu dia dibutakan oleh cinta dan hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena mempercayai orang yang salah. Namun, di kehidupan saat ini, jika wanita ini berani mendekati kekasihnya, Yun Che akan membuatnya membayar untuk apa yang telah dia lakukan.
“Serahkan padaku…”
Saudara ipar Yun Che. Dengan kata lain, dia adalah suami Yun Yao…
Gu Mingxuan menyipitkan matanya. Dia tahu siapa Zhou Zhijun, tetapi dia tidak tahu bahwa Zhou adalah suami Yun Yao. Sungguh sial! Semua informasi yang dia kumpulkan menggambarkan Zhou Zhijun sebagai pria berbakat dengan banyak jasa. Namun ternyata dia hanyalah pria brengsek yang telah menelantarkan istri dan anaknya. Yun Yao seharusnya tidak menikahinya.
“Terima kasih. Tolong beritahu Saudara Gu tentang apa yang terjadi.”
Menganggukan kepalanya, Yun Che bangkit dan berjalan menuju saudara perempuannya dengan Hei Yu di pelukannya. Melihat punggungnya, Xing Feng berkata dengan suara rendah, “Keluarga Zhou selalu memandang rendah Yun Yao. Setelah akhir dunia datang…”
Dia mengulangi apa yang Yun Che katakan padanya. Tentu saja, dia hanya mengulangi bagian yang berhubungan dengan Yun Yao dan Zhou Zhijun. Adapun bagian tentang Yun Che, dia percaya akan tiba saatnya dia memberitahu mereka semua dengan sendirinya.
“Brengsek!”
Gu Mingxuan bukanlah orang yang kasar. Sebaliknya, dia selalu berperilaku seperti pria terhormat, setidaknya terlihat seperti itu. Namun, ketika dia tahu bagaimana Zhou Zhijun dan keluarganya telah memperlakukan Yun Yao dan Chenchen di masa lalu, dia tidak bisa menahan diri untuk mengutuk dengan amarah di matanya. Dia selalu memperlakukan Yun Yao dengan hati-hati dan tidak berani memberinya tekanan sedikitpun, tapi ternyata orang-orang itu justru berani menyakitinya.
“Kamu terlihat seperti akan memakan orang. Tenanglah. Xiao Che ingin menyelesaikan masalah Keluarga Zhou sendiri. Sebaiknya kita tidak ikut campur tangan. Jangan khawatir, aku yakin mereka akan menyesal cepat atau lambat.”
Bersandar di kursi, Xing Feng melirik Gu Mingxuan dan berkata padanya. Dia kemudian menyipitkan matanya untuk melihat Yun Che. Bahkan jika Zhou Zhijun telah menikahi putri kepala negara, mereka pasti akan membuatnya menyesal suatu hari nanti.
“Ya.” Setelah terdiam beberapa saat, Gu Mingxuan mengangguk. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba memaksa dirinya untuk tenang, tetapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan tertekannya atas apa yang terjadi pada Yun Yao dan Chenchen. Di matanya, Yun Yao itu sempurna. Dan semua orang menyukai Chenchen yang menggemaskan. Awalnya dia mengira kalau ayah Chenchen sudah mati. Dia tidak pernah berpikir bahwa pria itu justru mengecewakan dan meninggalkan keduanya. Zhou Zhijun benar-benar pria brengsek!
***
