Luo XiaoLou terperanjat, dan malam itu bersiap bertindak seperti Sherlock Holmes untuk mengetahui siapa Restu. 125 ada di sana untuk membantunya setidaknya. Setelah analisis yang terperinci, Luo XiaoLou merasa pilihan yang paling mungkin adalah Mu Chen dan Luo ShaoTian.
Karakter Restu, yang pendiam dan memiliki semacam kebanggaan yang berasal dari tulangnya, menunjuk pada Mu Chen dan Luo ShaoTian yang karakternya sedikit mirip. Tentu saja, dalam hati Luo XiaoLou, Mu Chen lebih mungkin. Dia tak dapat membayangkan Luo ShaoTian yang arogan dan keras kepala akan mempelajari perakitan meka sendiri.
Namun, ada beberapa kemungkinan karena Luo ShaoTian tidak memilih pembuat meka.
Pikiran Luo ShaoTian yang arogan secara diam-diam mempelajari meka membuat Luo XiaoLou merasa canggung dan senang. Dia bahkan mengingatkan diri akan drama mengenai seorang tuan muda ningrat, yang orang tuanya tidak menyetujui hobi putranya dan tidak mendukungnya.
Tentunya, jika Restu tidak berkata begitu padanya pada akhirnya, mungkin dia akan menerka Yang Ke. Tapi dalam kenyataannya, Yang Ke akan langsung mengatakannya padanya.
Di sisi lain, 125 bersumpah lebih mungkin Yuan Xi atau Ling Xu. Luo XiaoLou hampir melompat mendengar argumen ini.
Malam itu, meskipun dia pikir 125 – jika suatu kecerdasan buatan diperhitungkan – tidak dapat diandalkan, dia bersiap untuk mengawasi setiap gerak Yuan Xi dengan cermat.
Malam itu, Yuan Xi melempar Tyrannosaurus rex hijau yang bermata cerah, yang sudah menyelinap masuk ke dalam kamar tidur utama dan berusaha tidur bersama Luo XiaoLou, ke dalam ranjang bayi dengan ekor di belakangnya. Sudah satu jam! Dia sudah kembali dari internet, kedua kepala ini masih sedang saling berbisik tentang apa yang terjadi!
Kemudian, saat Yuan Xi menarik Luo XiaoLou ke sana kemari, dia menyadari Luo XiaoLou, yang selalu merona karena posturnya dan hampir ketakutan memandanginya, sebenarnya mengawasinya diam-diam.
Yuan Xi terkejut melihat Luo XiaoLou melakukannya. Hatinya tergerak, dan hendak menyanjung si budak kecil dengan beberapa patah kata dan meminta lebih banyak manfaat ke depannya, ketika Luo XiaoLou mendadak bertanya, “Menurutmu… euh… bagaimana soal pembuat meka? Apa menurutmu Master Yan cocok untukku…?”
Yuan Xi seketika memucat, matanya dipenuhi ketidaksenangan, lalu berkata dengan dongkol, “Aku sudah katakan padamu, tak masalah siapa yang kau puja sebagai mastermu, bahkan meskipun kau tak lagi berguna dan tak seorang pun menginginkanmu, bukankah aku sudah dengan segan menerimamu?” Setelah berkata demikian, Yuan Xi menarik Luo XiaoLou dan dengan kasar mencium Luo XiaoLou, membungkamnya.
Saat Luo XiaoLou berjuang untuk membuka mulutnya lagi, tangan Yuan Xi mendadak mengelus dada Luo XiaoLou, dan mulai bergerak lebih bersemangat, kemudian bertanya dengan sengit sambil menyodok dalam-dalam, “Daripada mendiskusikan hal-hal yang tak ada artinya itu, kenapa kau tak beritahu aku apa yang sedang aku lakukan?”
Luo XiaoLou bodoh sepenuhnya. Kakak, kau membaca terlalu dalam! Menanyakan hal-hal – seperti ini terlalu sulit menjawabnya!
Melihat Luo XiaoLou belum menjawab, Yuan Xi mendorongnya sambil mendesak, “Bicara.”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Euh…ah…aku tidak…” Luo XiaoLou merona merah menyala dan hanya memeluk Yuan Xi, membenamkan kepala di dadanya.
Yuan Xi memicingkan mata dan menyodok lebih hebat. Efeknya terlihat jelas juga, hal berikutnya yang mereka tahu, Luo XiaoLou mendesah, membiarkannya melakukan apapun, dan membiarkannya mengatakan apapun yang diinginkannya, tanpa punya energi untuk membuatnya terdistraksi dari memikirkan apapun lagi.
Ketika terbangun keesokan harinya, Luo XiaoLou dengan sedih merefleksi kesalahan kemarin, memutuskan Yuan Xi tak mungkin Restu…
Namun, sore itu sepulang sekolah, Luo XiaoLou menyadari bahwa surga telah berbaik hati padanya.
Saat Yuan Xi mengemudi ke Mol Sungai Bintang seperti yang diminta Luo XiaoLou, dia berkata, “Aku mendaftar kompetisi meka, jadi mulai besok, aku akan pergi ke klub meka untuk praktik, dan tidak akan kembali sampai setengah delapan setiap harinya, saat aku pulang untuk makan malam.”
Luo XiaoLou tertegun, kemudian tak dapat mengendalikan mulutnya yang menganga, “Kontes meka? Setengah delapan? Sungguh, itu – kerja keras.” Luo XiaoLou menelan kata-kata ‘terlalu bagus untuk menjadi kenyataan’ sambil batuk-batuk pada saat yang sama, berusaha mengubah nada terkejutnya menjadi menyemangati dan perhatian. Menjadi terlalu arogan malah akan membuat Yuan Xi meledak.
Yuan Xi melirik padanya, tak memperhatikannya lagi.
Luo XiaoLou sungguh-sungguh merasa bersalah, menyangka Yuan Xi telah membaca pikirannya – Jadinya jauh lebih sedikit waktu untuk lelaki ini ‘berpraktik’ – dan memutuskan menebusnya dengan bertanya, “Jadi, kapan kompetisi meka itu dimulai?”
“Enam bulan. Kualifikasinya di musim panas.” Yuan Xi menatap Luo XiaoLou lagi dan akhirnya mengatakan, “Aku akan membawamu bersamaku saat bertanding, dan kau sebaiknya punya kesadaran diri bahwa kau pembuat mekaku.”
“… Tentu saja, bagaimana mungkin aku lupa?” Nada bersemangat Luo XiaoLou jatuh beberapa derajat seketika.
125 yang sedang tenggelam dalam permainan videonya di kursi belakang mobil layang, langsung mengangkat kepalanya dan menatap kedua tuan dengan mata membesar, menepuk kursi Luo XiaoLou dengan ekornya, “Aku juga pergi.”
“Iya, aku berjanji akan membawamu,” kata Luo XiaoLou, sambil menghibur diri dengan pemikiran dia hanya akan menonton kompetisi meka dengan gratis.
Malam itu, setelah makan besar, 125 yang menggigiti ekor mengikuti Luo XiaoLou ke lab. Setelah melihat Yuan Xi tidak mengikuti, dia menundukkan kepala lalu meraba-raba di saku bajunya sebelum menarik keluar selembar surat dan menyerahkannya pada Luo XiaoLou.
“Dikirim padaku?” tanya Luo XiaoLou dengan bingung, kemudian membuka sakunya. Di dalamnya terdapat mikrocip tersegel, dan di luar sampul terdapat sebaris kalimat: undangan untuk kontes meka, penerima – 521.
“521? Ada apa ini? Jangan bilang, kontes meka akan mengirim surat seperti itu untukmu. Lagipula, ini bukan namamu. Apa mereka sedang bergurau?” Luo XiaoLou memandang tak percaya pada surat itu.
“Tentu saja mereka tak akan mengundangku. Sebenarnya, ini dikirim untukmu. Aku mendaftarkanmu tanpa nama untuk kompetisi meka.” 125, yang sedang berdiri di meja lab, memundukkan kepalanya dan bertumpu dengan kaki kiri kemudian kaki kanan, mencuri-curi pandang pada Luo XiaoLou sambil berkata, “Aku bahkan menggunakan alias agar tidak mengungkap identitasmu. Bukankah itu nama yang bagus?”
Luo XiaoLou berubah biru, kemudian sambil menggeretakkan gigi dia berkata, “Aku rasa tidak bagus sama sekali membalikkan namamu. Dan aku tak mengatakan berencana berpartisipasi dalam kompetisi meka.”
Setelah menyingkirkan undangannya, Luo XiaoLou mengeluarkan keping memori bahannya dan bersiap untuk melanjutkan belajar.
125 membelalak tak senang dan berteriak, “Hei, angka 125, semuanya hebat, oke! Kau tak boleh memburukkan namaku hanya karena kau marah. Selain itu, tak ada yang perlu membuatmu marah. Kau tahu aku melakukannya untuk kebaikanmu sendiri.”
“Aku tahu aku perlu meningkatkan kemampuan mengoperasikan meka, lagipula, aku harus menyelamatkan tuanmu. Tapi kau mendaftarkan aku untuk turnamen meka sehingga kontestan lain bisa mendapatkan keberadaannya, bukan? Apa kau kira merupakan kejayaan aku naik ke sana kemudian disingkirkan?” Luo XiaoLou berkata asal-asalan, “Yah, aku akan sibuk, jadi kau bisa bermain di samping.”
“Jadi kau merasa rendah diri. Jangan khawatir.” Sambil menangkupkan tangan ke dadanya, mata 125 berbinar, dan dengan isyarat gerakan seperti ‘Aku memahami rasa sakitmu,’ dia berkata, “Aku sudah memikirkan semuanya! Jadi, aku juga mendaftarkanmu untuk klub meka. Klub meka terbaik di seluruh Federasi, Klub Cahaya. Selama setengah tahun, kau akan bisa berlatih di cabang Planet Anse.”
“Aku benar-benar tak yakin soal – tunggu – Klub Cahaya?” Luo XiaoLou mengernyit, kalau tak salah ingat, ini klub yang dimasuki Yuan Xi.
“Kau tak perlu khawatir bertemu Yuan Xi, aku sudah bertanya-tanya. Dalam Klub Cahaya, para pejuang meka akan berlatih dalam divisi pemula, menengah, dan lanjutan menurut tingkat dan kemampuan individu mereka. Aku rasa kau dan Yuan Xi tidak akan saling bertemu. Tak perlu berterima kasih terlalu banyak padaku,” kata 125 dengan bangga.
Luo XiaoLou menatap 125 yang sedang mengangkat kepalanya tinggi menunggu dipuji, dan mendadak dia merasakan firasat buruk. Setelah menaruh informasi di tangannya, dengan tenang Luo XiaoLou bertanya, “Jadi, berapa banyak yang kau habiskan untuk mendaftarkan aku di klub meka terbaik di seluruh Federasi?”
125 perlahan menggerakkan tubuh gemuknya selangkah mundur dan berkata selirih mungkin, “Tak banyak. Kau tahu, tempat seperti Klub Meka memerlukan banyak uang, tapi pasti sebanding. Dapat memberimu hal-hal yang tak bisa dibeli oleh uang, seperti perkembangan cepat untuk kemampuanmu dan lain-lain…” beberapa kalimat terakhir terdengar seperti iklan.
Luo XiaoLou menarik napas dalam-dalam, segera mengangkat pergelangan tangannya untuk memeriksa saldo tabungannya. Kemudian mulut Luo XiaoLou menganga dan dia hampir melarikan diri. Luo XiaoLou menyeret 125 ke arahnya dan berteriak ke arah komunikatornya, “Jelaskan padaku kenapa aku hanya punya lima ribu dalam tabunganku! Jangan bilang butuh 53 juta untuk bergabung dengan klub!”
125 meronta hebat, “Tenang, oke? Atau lepaskan aku dulu! Butuh 200 juta koin Federal untuk mengajukan keanggotaan emas Klub Cahaya, 100 juta untuk keanggotaan perak, dan hanya kartu reguler yang 50 juta. Aku bermaksud mendaftarkan keanggotaan emas untukmu – hei – kalau kau punya lebih banyak uang bagus sekali.”
Luo XiaoLou menarik napas dalam-dalam lagi, memberitahu diri sendiri tak bijak bertengkar terlalu banyak dengan satu kecerdasan buatan, sebelum berteriak, “Beri aku pengembalian dananya cepat! Kalau berlatih, aku bisa mendaftar di klub rata-rata lainnya!” Dia belum cukup besar untuk membuang uang padanya, oke? Berbeda dari membeli material, setidaknya material dapat dilihat dalam kehidupan nyata.
Dia sekarang sedikit mengerti tentang orang tua yang memukuli anak-anak mereka, pada intinya kekuatan menghancurkan anak-anak yang tak patuh itu hampir tak seburuk 125. Sangat membuat terpukul. Intinya dia masih belum dapat melakukan apa-apa dengan kecerdasan buatan yang dapat dengan mudah meretas komunikator dan jejaring virtualnya, dan dengan senang menggunakan akunnya.
“Tapi – tapi – klub itu tak bisa mengembalikan dana.” 125 terbata sambil memegang lengannya.
Luo XiaoLou memejamkan mata dan mengendalikan dorongan hati untuk memukulnya. Dia tahu 125 merasa resah untuk meningkatkan kemampuannya, dan sudah menunggu terlalu lama sendirian. Sudahlah, dia akan berpura-pura telah mendaftar untuk kompetisi meka, ini pasti hukuman Tuhan untuk ketamakannya diam-diam pagi ini soal Yuan Xi tak ada…
Luo XiaoLou menaruh keping memorinya dan berbalik untuk berjalan keluar.
“Aku sudah mengaku padamu, kau bisa menghukum aku. Apa kau- apa kau mau pergi?” 125 berteriak dengan gemetar pada punggungnya.
“Aku akan pergi ke turnamen meka dan akan pergi ke klub, tapi kalau kau menyentuh akunku lagi tanpa berbicara padaku dulu, aku tidak akan pernah membuatkan kotak energi lagi untukmu, aku berjanji padamu,” kata Luo XiaoLou tanpa menengok ke belakang.
“… Aku berjanji,” terdengar suara lemah dari belakang.
Luo XiaoLou langsung kembali ke kamar tidurnya. Dia perlu merumuskan kembali rencananya untuk enam bulan berikutnya, karena dia sudah mendaftar untuk klub meka dan menghabiskan begitu banyak uang untuk berpartisipasi dalam kompetisi meka. Dia perlu mempersiapkan diri dengan baik.
Meskipun memikirkan saldo tabungannya masih terasa sakit, kabar baiknya adalah mencari uang untuk menghidupi keluarganya bukan masalah sekarang, dan hanya ketika uang dihabiskan dia dapat menghasilkan lebih banyak.
Dari perspektif lain, berpartisipasi dalam kompetisi meka benar-benar mengasyikkan. Dia dengar selama seseorang memasuki lima puluh teratas, mereka akan diberi hadiah.
Penulis ingin mengatakan:
Bab ini agak pendek, dan dengan rasa bersalah, saya mempertimbangkan mempercepat kisahnya dalam bab berikutnya.
