Luo XiaoLou berbaring di tempat tidurnya, memikirkan kompetisi meka yang akan dimasukinya enam bulan mendatang, tapi dia tak dapat berhenti berguling-guling dan tertidur. Dia orang yang memilih merencanakan atau mempersiapkan lebih dulu untuk segala sesuatu. Seperti di masa lalu ketika akan ujian, dia akan membaca seluruh buku dalam dua hari dan kemudian dengan tenang memasuki ruang ujian tanpa tertekan sama sekali. Tapi jika dia belum membaca seluruh buku, dia akan menggaruk-garuk kepala dan merasa sangat tak nyaman.
Sekarang dia mutlak tak punya pengalaman dalam operasi meka yang sesungguhnya dan hanya berlatih dengan Yuan Xi di dalam kamar virtual. Secara teori, praktik dalam simulator dapat separuhnya diaplikasikan dalam kenyataan, tapi tingkat pengalaman itu tidak dapat menandingi seseorang yang pernah bertarung dalam meka sesungguhnya saat di arena.
Jika dia memutuskan untuk memasuki kompetisi, dia harus bergegas praktik dari sekarang, dan dalam setengah tahun, dia seharusnya dapat berlatih sedikit.
Meskipun – meskipun dia hanya dapat berkompetisi untuk beberapa pertandingan, masih bisa memenuhi mimpinya.
Berpikir demikian, kegelisahan karena khawatir semalaman ternyata lumayan berkurang. Yah, Luo XiaoLou secara diam-diam menetapkan hati bahwa lelaki memang dimaksudkan untuk berlatih bertarung. Kalau begitu, tujuannya adalah – tidak disingkirkan dalam pertandingan pertama! Kalau tidak, dia akan muntah darah. Sial, 50 juta!
Dia memutuskan untuk pergi ke klub meka hari Senin sampai Jumat, dan menemui Master Yan pada hari Sabtu dan Minggu. Malam harinya juga dapat dihabiskan di atas dalam lab merakit bagian-bagian. Pembuatan meka tidak pernah boleh ditinggalkan, karena di mata Luo XiaoLou, menjadi pembuat meka adalah pekerjaan utama dan menjadi pejuang meka hanyalah pekerjaan sampingan untuk sekarang.
Sudah larut malam ketika Yuan Xi keluar dari jejaring virtual, tapi menemukan Luo XiaoLou masih memegang selimut dengan mata masih terbuka lebar melihat ke sana kemari. Setelah memperhatikan Luo XiaoLou beberapa saat, Yuan Xi menyelimuti seluruh tubuhnya rapat-rapat dari belakang lalu menyeretnya ke arahnya.
Lamput di dalam rumah meredup, dan 125, yang sedang memandangi dengan tatapan kosong ke arah pintu kamar itu, pergi dengan kepala menunduk, memanjat ke dalam ranjang, memandang dua kali pada boneka Tyrannosaurus rex merah, mendadak membuka mulut dan menggigitnya beberapa kali, sebelum akhirnya tertidur meringkuk.
Keesokan harinya, Luo XiaoLou bangun pagi untuk memasak di dapur, dan ketika rumah sudah dipenuhi aroma telur goreng dan susu panas, Yuan Xi juga berjalan keluar dari kamar tidur.
“Menakjubkan sekali kau selalu tepat pada waktunya,” Luo XiaoLou berseru sambil membawa sarapan ke meja.
“Yah, aku sudah terbiasa bangun pagi sejak tinggal denganmu,” kata Yuan Xi dengan sangat wajar sambil menyentuh perutnya, yang digoda oleh aromanya.
Luo XiaoLou memandangi Yuan Xi, sesaat tak tahu apa yang harus dikatakan. Namun, seperti yang bisa diketahuinya dari setiap akhir pekan, orang ini memang senang tidur lama, dan pastinya tertidur larut malam.
Menyadari Luo XiaoLou terus memandanginya, Yuan Xi ragu sesaat dan bertanya, “Haruskah aku membeli robot rumah? Katanya robot rumah tangga selalu hangat dan bertele-tele, tapi cepat dalam bekerja, tapi memang selalu ada kekecualian.” Saat berkata demikian, Yuan Xi memandang berkeliling tapi tak melihat Tyrannosaurus rex hijau yang biasanya menghalangi jalan setiap hari.
Luo XiaoLou tertawa sambil menggelengkan kepalanya, “Ini tidak butuh lebih dari beberapa menit, dan robot tidak memasak seenak seharusnya.” Betapa langkanya Yuan Xi akan memperhatikan hal seperti itu.
Yuan Xi memakan omelet dan dagingnya, kemudian mengambil gelas sambil menatapnya dengan alis diangkat, “Apa kau tak akan memperbaiki setelan robot rumahmu yang berselera aneh itu? Dia pasti punya kegunaan.”
Luo XiaoLou memandangi pintu kamar, mengedikkan bahu, sambil mengatakan, “Dia masih punya kegunaan…” Dia pecundang, tapi banyak membantu.
“Maksudmu berkeliaran sepanjang hari mencari keberadaan?” balas Yuan Xi, sambil mendorong gelas ke arahnya, mengisyaratkan minta ditambah.
“…Rasanya seperti punya anak di rumah.” Meskipun Luo XiaoLou masih merasa marah pada 125, dia tetap mulai membelanya ketika dikritik oleh perkataan orang lain.
Susu di mulut Yuan Xi menyembur. Ini pertama kalinya dia begitu bingung di meja makan. Yuan Xi membelalak pada Luo XiaoLou sambil terbata-bata, “Anak – anak? Kau – kau berpikir terlalu jauh!”
Luo XiaoLou menatap Yuan Xi yang berwajah merah dengan bingung, lalu berkata dengan kurang senang, “… Aku sekadar bicara.” Sial, Yuan Xi tak akan mengharapkannya menikah dan punya anak sendiri dan kemudian membantu mengasuhnya, bukan?!
Yuan Xi memandang Luo XiaoLou dengan tatapan aneh, tapi ketika dia hendak berbicara, komunikator di pergelangan tangannya berbunyi. Yuan Xi melihatnya, mengernyit, dan mengklik koneksinya.
Luo XiaoLou membenahi barang-barangnya lalu keluar. Dia melongok ke dalam tasnya, menemukan sebutir batu hijau tergeletak diam di dalam, dan dengan tenang menaruh batu itu di dalam saku jaketnya, kemudian berjalan keluar bersama Yuan Xi.
Yuan Xi sedang berbicara dengan wajah gelap.
“Bisakah kau tolong biarkan aku sendiri.”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“…Iya, kau bilang tidak malam hari, tapi aku tak bilang setelah sarapan.”
“Aku mengontakmu tengah malam, karena itu penting dan tentu saja kau harus membantuku…”
Luo XiaoLou mendengarkan dengan satu telinga diarahkan padanya dan mau tak mau merasakan simpati pada orang di sisi lain komunikator. Tampaknya dia jauh dari hanya satu-satunya yang ditindas oleh Yuan Xi.
Ketika Yuan Xi selesai berbicara dan mematikan komunikator, Luo XiaoLou tak tahan untuk bertanya pada orang di sebelahnya, “Apa kau pernah diberitahu kau terlalu menguasai dan otoriter?”
Yuan Xi terdiam sejenak, tampaknya teringat sesuatu lalu berkata seolah itu kebenarannya, “Bukankah mereka seharusnya memberiku ide, meskipun ide-ide itu bodoh……?” dengan pandangan di wajahnya menyatakan apa lagi yang bisa mereka lakukan.
Luo XiaoLou mengangkat tangan menyerah, “Baiklah, Yang Mulia Yuan Xi.” Kita semua harus sadar diri di sekitar kucing yang penuh kebanggaan itu, dan tak punya kehendak.
Yuan Xi melirik pada Luo XiaoLou, mendengus, lalu berjalan keluar dulu.
Di tengah hari, meskipun ramai, Luo XiaoLou dan Yuan Xi bertemu untuk makan siang bersama di kafetaria sekolah seperti biasa. Mereka berdua sekarang menyerupai pejuang meka dan pembuat meka yang sudah lama bermitra.
“Aku mulai latihan hari ini, jadi aku akan mengantarmu pulang dulu.” Yuan Xi bergerak dengan anggun saat makan, lalu menatap Luo XiaoLou.
Luo XiaoLou, yang makan cepat-cepat tanpa mempedulikan citranya, melakukan satu gerakan, berusaha menelan nasi di mulutnya sambil berkata, “Tidak, aku juga harus melakukan sesuatu hari ini.”
Yuan Xi berkata, “Tidak apa-apa. Aku akan berusaha tetap menyalakan komunikator selama berlatih, jadi hubungi aku kalau kau perlu apa-apa.”
Sekitar jam empat sore itu, Luo XiaoLou meninggalkan sekolah setelah melihat mobil layang Yuan Xi menghilang di kejauhan. Dia menundukkan kepala sambil bergegas ke stasiun mobil layang gratis.
Ketika tiba di bis, Luo XiaoLou mengeluarkan dua helai kertas dan mempelajarinya. Yang pertama adalah catatannya, yang kedua adalah rute menuju Klub Cahaya.
Luo XiaoLou turun dari bus separuh jalan kemudian memasuki satu pusat perbelanjaan besar. Ketika keluar dari toilet, dia sudah mengganti pakaian dengan setelan santai biasa, rambutnya juga menjadi lebih terang warnanya, dan selembar topeng tipis menempel di wajahnya.
Dalam masyarakat masa depan yang teknologinya canggih ini, mengubah penampilan seseorang sama sekali bukan masalah, hanya komunikator di pergelangan tangannya yang tak tergantikan, seperti bukti identitasnya sendiri.
Luo XiaoLou mengendarai mobil layang umum kemudian turun di dekat Klub Cahaya.
Klub meka terbaik di Federasi sebenarnya sangat mudah ditemukan. Setelah turun dari bis, Luo XiaoLou melihat logo Cahaya tergantung di sejumlah bangunan tinggi dekat situ.
Tanpa suara Luo XiaoLou menyeka keringatnya dan memilih bangunan yang terlihat paling tidak menyolok untuk dimasukinya, setidaknya dia merasa Yuan Xi tidak akan pernah memilih tempat seperti itu. Meskipun penampilannya telah berubah, bijaksana untuk menghindari setiap kemungkinan pertemuan.
Saat memasuki pintu depan, Luo XiaoLou mengeluarkan kartu berwarna tembaga yang telah membuatnya menghabiskan lima puluh juta koin federal dan menggeseknya di pintu.
Seorang anggota staf menghampirinya sambil tersenyum dan berkata, “Silakan menunggu di ruang tamu. Kami sudah memberikan informasi Anda, dan pelatih eksklusif Anda akan datang sesegera mungkin.”
“Pelatih eksklusif?”
“Iya, Anda adalah anggota Tembaga Klub Cahaya dengan pelatih pribadi sendiri, yang akan menjahit rencana latihan Anda dan menemani untuk memandu Anda saat Anda butuhkan,” Staf itu menjelaskan sambil membawakan minuman untuk Luo XiaoLou.
Luo XiaoLou menyadari bahwa uangnya telah digunakan dengan baik, dan memang pelayanannya kualitas terbaik. Dalam dua menit, terdengar ketukan di pintu, lalu seorang lelaki paruh baya dengan wajah serius masuk.
Luo XiaoLou bangkit, dan lelaki itu mengangguk pada Luo XiaoLou, “521, benar? Saya instruktur Anda, Rocky.”1 Sambil memperkenalkan diri, Rocky mengamati calon siswanya yang membutuhkan panduannya.
Penampilannya biasa saja dan sedikit kurus, siapapun akan meragukan kekuatan fisiknya.
Dia mengenakan kaus abu pucat dan celana panjang hitam, pakaian sederhana yang hampir tak akan dikenakan seseorang yang dapat menjangkau keanggotaan klub seperti ini. Namun, anak muda itu tampaknya memancarkan aura lemah lembut tak berbahaya yang mudah untuk mendapatkan pegangan.
Luo XiaoLou tersenyum, “Halo Pelatih Rocky, Saya… 521. Saya baru pertama kalinya di sini hari ini, jadi tolong urus saya nanti.”
Rocky mengangguk dengan puas. Siswa yang tak sulit berteman baik. Kemudian dia berkata, “Anda ikut dengan saya, meskipun Anda sudah memilih pelatihan pemula, saya akan menguji peringkat umum Anda dulu.”
Peringkat yang dimaksud Rocky tingkat pengendalian meka, sementara soal peringkat genetik, klub meka tak pernah menguji untuk para anggotanya, itu sudah merupakan persoalan pribadi. Lagipula 521 sudah pasti alias pada pandangan pertama, jadi sudah jelas siswa ini tidak ingin mengungkap identitas.
Luo XiaoLou mengikuti pelatih ke ruang latihan virtual. Latihan semacam ini pernah dilakukannya ketika berlatih bersama Yuan Xi, dan tak sulit menguasainya.
Luo XiaoLou melakukan dua rangkaian latihan sederhana menurut permintaan Rocky. Ketika dia keluar dari ruang latiha virtual, dia melihat Pelatih Rocky memandangi kartu laporan di tangannya sambil mengernyit.
Setelah merenung sesaat, Rocky berkata, “Sangat… biasa. Memang benar-benar terutama latihan pemula. Tapi kecepatannya tidak buruk. Ini bisa menjadi keuntungan bagi Anda nanti.”
Luo XiaoLou tersenyum, “Saya kira bahkan tak bisa mencapai yang biasa, tapi saya akan berusaha meningkatkannya.”
Wajah serius Rocky tetap tanpa ekspresi, tapi terlihat tanda persetujuan di matanya, “Yah, pondasinya tidak bagus, hanya latihan yang rajin akan meningkatkannya. Jadi, mari kita lihat Anda beraksi sekarang.”
Setelah berkata demikian, dia berbalik dan membuka pintu di sebelahnya. Di dalamnya terlihat lapang latihan meka yang sangat luas.
“Apa Anda ingin menggunakan meka yang disediakan klub atau akan menggunakan meka sendiri?” Rocky bertanya.
Luo XiaoLou tertegun dan melongok ke dalam sakunya. Dia tak bisa menggunakan meka lain, hanya 125. Tapi, mungkin merasa dia masih belum memaafkannya, secara mengejutkan, 125 begitu pendiam hari ini.
Begitu jemarinya menyentuh batu hijau, Luo XiaoLou memperhatikan batunya mulai berubah biru, kemudian cahaya redup berkilat di tangannya. Meka setinggi sepuluh meter berdiri di hadapannya.
Melihat meka di hadapannya, Luo XiaoLou dan Rocky tidak berbicara lama sekali. Luo XiaoLou akhirnya mengerti ke mana tiga juta sisanya menghilang. Mirip dengan pemikiran Luo XiaoLou untuk mengenakan penyamaran, 125 ternyata mendandani dirinya sendiri…
Momentum yang menarik dan keindahan aslinya telah tersembunyi. Biru laut berubah menjadi biru gelap, dan bentuk rampingnya juga berubah. Dia menambahkan tinggi dan…… ketebalan pada dirinya sendiri. Sekarang 125 lebih dari sepuluh meter tingginya. Pada saat yang sama, lingkar keliling atas dan bawahnya tampaknya memiliki tambahan otot binaraga, seolah selapis tebal baju zirah telah dipasangkan di bagian luarnya. Meskipun garisnya masih halus dan anggun, sekarang dia terlihat seperti meka tipe kekuatan berotot.
Seperti ini tak apa, setidaknya masih membuat orang merasa terintimidasi. Tapi yang tak bisa dipahami Luo XiaoLou, ada apa dengan helm Tyrannosaurus bertanduk itu! Apa dia kira itu hebat?
Tuhan, ini terlalu memalukan.
Rocky menatap tanpa suara juga. Meskipun wajahnya tetap serius, hatinya menggeram: proporsinya, penampilannya, – konfigurasinya! Semuanya terlalu sempurna! Meskipun helm itu sedikit aneh, secara keseluruhan ini meka yang patut diimpikan!
Dan ukurannya, benar-benar tak sesuai dengan si pemilik…
Aku tak menyangka pemula selemah ini akan memiliki meka sesempurna ini.
Luo XiaoLou merasa lega ketika meka biru gelap itu separuh berlutut. Si brengsek kecerdasan buatan ini cukup peka. Jika 125 tetap berdiri tegak, mungkin dia akan kesulitan naik. Luo XiaoLou berusaha membuat dirinya terlihat tidak begitu canggung saat memasuki kokpit, tapi pose dan gerakannya yang sedikit canggung masih membuat Rocky mengernyit.
Ini pertama kalinya Luo XiaoLou duduk di kursi pengemudi utama meka. Perasaannya sepenuhnya berbeda dari duduk di kursi penumpang, tak lagi merupakan perasaan tak berdaya, tapi semangat bergelora.
Dia memang mencintai perakitan meka, tapi cinta itu semula berdasar pada hasratnya untuk menjadi pejuang meka. Dia tak pernah menyerahkan mimpinya membangun meka untuk dirinya sendiri.
Meskipun dia sedikit – yah – waspada, satu kata yang sangat diyakini Luo XiaoLou lebih cocok untuknya daripada tak bertulang belakang. Dia benar-benar bukan orang tak berguna yang hanya menunggu seseorang mengantunginya, seperti yang dirumorkan di awal sekolah.
Itu hal yang paling tak disetujui Luo XiaoLou, tak peduli apa yang dipikirkan Yuan Xi. Dia seorang laki-laki! Apa dia berharap disimpan seperti perempuan dan tak mampu bertelur?
Cinta tulennya untuk meka tak pernah berubah. Dia ingin mengemudikannya.
Luo XiaoLou memandang berkeliling dengan penuh semangat, kokpit 125 tampaknya jauh lebih luas daripada Langit Berawan. Warnanya biru muda yang menyenangkan dan ditaburi awan putih gemuk, seperti langit. Luo XiaoLou merasa sedikit lapar melihatnya.
Tak terasa sedikitpun ketidaknyamanan mendudukinya, tapi dia merasa terguncang secara mental saat melihat konsol utama di hadapannya. Sebagian besar tombol fungsinya tak asing, tapi ada terlalu banyak tombol di sekitar yang belum pernah dilihatnya.
Pada saat itu, layar di hadapannya mulai menyala, dan kemudian sebaris kalimat muncul, [Tolong pilih: pengendalian manual ATAU pengendalian kekuatan Sumber Kesadaran?]
Luo XiaoLou tercengang. 125 ternyata dapat dikendalikan dengan kekuatan Sumber Kesadaran? Tak heran katanya hanya binatang buas eksotik yang dapat mengendalikannya.
Saat ini terjadi, layar pilihan secara otomatis memilih pengendalian manual dan kemudian mempelihatkan beragam setelan untuk pilot manual. Luo XiaoLou segera berhenti melihat-lihat sekeliling kokpit dan mulai menyetel parameter dengan konsentrasi tinggi.
Parameter dasar sudah disetel, sistem pertahanan, sistem pemeriksaan diri, sistem pemindaian… sistem senjata…
Tangan Luo XiaoLou hampir menekan tombol yang salah ketika melihat konfigurasi senjata… meriam foton jarak jauh? Ini – ini – meskipun dia hanya pembuat meka yang sedang berkembang, dia menyadari senjata ini bukan hanya canggih, tapi juga melampaui waktunya!
Meriam partikel yang dikagumi orang biasa itu lemah dibandingkan dengannya!
Senapan runduk partikel ganda jarak jauh! Luo XiaoLou dipaksa untuk mengekang kekagetannya. Konfigurasi senjata meka ini dapat digambarkan OP (c.t. overpowered atau terlalu kuat) luar biasa…
Luo XiaoLou menekan tangan di atas jantungnya yang berdebar tak karuan, lalu memandangi konfigurasi senjatanya. Kompartemen pertama untuk senjata jarak dekat kosong di dalamnya! Luo XiaoLou terperangah, senjata dalam kompartemen pertama seringkali senjata yang paling penting dan paling siap digunakan untuk pemilik. Kenapa kosong?
Melewati kotak pertama, Luo XiaoLou terus melihat ke bawahnya, matanya membelalak lagi.
Belati logam campuran titanium biru – titanium biru yang sesungguhnya! Itu material Kelas 12 yang legendaris. Katanya bahkan di planet-planet Kelas A, material Kelas 12 harganya selangit.
……
……
Luo XiaoLou merasa kebas saat melanjutkan memeriksa sampai akhir, dan akhirnya menyadari senjata yang masuk akal muncul terakhir: Belati logam campuran tinta. Yang ini dibuat dari bijih Giok Hitam. Giok Hitam sangat keras, material Kelas 5, dan jika dia tak salah ingat, Giok Hitam ada di antara material yang dibawanya kembali dari planet itu.
“125, ternyata kau masih punya sesuatu yang bisa kau beli di Planet Anse,” Luo XiaoLou menghela napas tak percaya.
“Sekarang, tolong panggil aku Alfa. Dua senjata tingkat terendah, Belati Logam Campuran Tinta dan Pistol Partikel Jarak Jauh dibuat khusus untukmu, sisanya belum dapat kau gunakan sekarang,” terdengar suara logam dingin 125.
Luo XiaoLou berhenti sejenak, kecerdasan buatan ini menyadari dirinya belum dimaafkan dan sedang tantrum. Yah, meskipun dia sedang berusaha memberinya pelajaran, dia tak dapat mengabaikannya terlalu lama. Kita tunggu saja dua hari, beri 125 kesempatan untuk memikirkan kesalahan apa yang dilakukannya baru kemudian dia akan memaafkannya.
Meskipun merasa marah soal kejadian kemarin, Luo XiaoLou sedikit merindukan suara bising 125.
Luo XiaoLou mulai mengoperasikan meka, dan hampir seburuk kuis virtual, tapi masih ada banyak ruang untuk perbaikan, Luo XiaoLou tanpa suara menghibur diri.
Catatan penerjemah ExR:
1 Cukup yakin penulisnya melakukan hal ini sebagai lelucon. 洛奇 atau Luo Qi atau dalam ejaan bahasa Inggris, Rocky. Dia juga pelatih. Dan sekarang kalian akan melihatnya sebagai Sylvester Stallone sampai ke depannya, terima kasih kembali.
