Lin Han ditawan dalam pelukannya, dan tak seorang pun dari mereka berbicara untuk beberapa saat. Meskipun aksi He YunTing terlihat ganas, tangannya yang diletakkan di pinggangnya, di luar dugaan, terasa hangat.
Tak seperti kekikukkan keduanya pada saat makan malam terakhir, kehangatan telapak tangan He YunTing lebih tinggi kali ini, dan lebih bersikeras, tak bersedia melepas bahkan sejenak pun.
Posisi Lin Han sedikit canggung, lengannya digenggam olehnya, dan dia terkurung di satu sisi rangkulannya. Dia hanya berusaha mengeluarkan tangannya, tapi tampaknya He YunTing segera merasakan sesuatu dan memeluknya lebih erat.
“Jangan bergerak,” terdengar suara He YunTing rendah dan teredam, dengan aroma kayu hitam.
Lin Han sedikit tertegun, kelima jarinya bergelung sesaat, dengan sia-sia mengepal, lalu disimpan di dada He YunTing bersama pipinya sendiri. Bulu matanya sangat panjang, mengusap kain seragamnya yang bertekstur, dan beraroma sedikit berbeda karena feromonnya, yang hanya menjadi aroma asap dan api He YunTing sendiri.
Sambil memikirkan perkataan Lu AnHe, dia tak dapat membayangkan orang ini duduk dalam meka selama tiga hari. Hati Lin Han seketika melunak.
He YunTing memintanya untuk tidak bergerak, jadi Lin Han benar-benar mempertahankan posisinya, hampir sepenuhnya patuh. Pada saat yang sama, Lin Han, yang merasakan getaran di dada He YunTing, dengan canggung dan hati-hati melepas sedikit feromon.
Aroma manis karamel berangsur-angsur membaur, dan perlahan-lahan larut ke dalam aroma kayu hitam yang berat. Lin Han sebenarnya sedikit gugup, tapi tetap melakukannya.
Bukannya kau menyukai aroma karamel, apakah ini akan membuatmu merasa lebih baik?
Napasnya sangat dekat. Lin Han dapat dengan jelas merasakan perubahan dalam diri He YunTing. Dia tak tahu berapa lama, sedemikian lama sehingga Lin Han merasa tangannya sedikit kebas, tubuh He YunTing bergerak, dan emosinya menjadi stabil.
Lin Han mengambil kesempatan untuk membebaskan tangannya, tapi seluruh tubuhnya masih berada dalam pelukannya, dan He YunTing mengeratkan tubuh mereka bersama. He YunTing bertubuh tinggi, sepenuhnya melingkupi Lin Han, tapi gerakannya sedikit mengandung penghargaan.
Mereka saling bersandar, sebegitu dekatnya sehingga bayangan mereka saling bertumpuk, terbungkus dalam bayangan yang penuh kasih.
“Jenderal?” Setelah lama, Lin Han akhirnya berbicara.
Gerakan He YunTing tampaknya menjadi sedikit lamban, setelah mendengar Lin Han memanggilnya, tangan di pinggangnya bergerak dengan ragu, dagunya membenam lebih dalam di belakang leher Lin Han, memberikan tarikan dan hembusan napas yang dalam dan berat.
Mungkin akhirnya feromon Lin Han memberi pengaruh, karena tiba-tiba hidung He YunTing berkedut, seolah sudah mengendus sesuatu yang menarik perhatiannya.
Lengannya sedikit mengerat, Lin Han tak tahu apa yang sedang terjadi, dan hanya dapat menggerakkan tangannya, secara tentatif memeluk He YunTing.
Lin Han, yang mengenakan sarung tangan putih, menepuk-nepuk punggung He YunTing dengan sangat lembut. Dia jelas seseorang yang namanya dapat menggetarkan seluruh galaksi, tapi sekarang seperti seorang anak yang tak berdaya, yang mendapatkan rasa aman dari gerakannya yang lembut.
Setelah beberapa saat, He YunTing tampaknya akhirnya menjadi jauh lebih tenang. Namun, bukannya berdiri tegak seperti yang diinginkan Lin Han, dia malah meraba-raba mendekati kelenjar omega itu, hidung mancungnya mengelus kulit dekat kelenjar itu, napasnya panik dan gemetar saat menimpa kelenjar Lin Han.
Lokasi itu alaminya memang terlalu sensitif. Ketika He YunTing menyentuhnya dengan tangannya, Lin Han tak dapat menahannya dan dapat merasakan napasnya keluar dari hidungnya. Tubuh Lin Han menegang, nalurinya membuatnya ingin mendorong tangannya menjauh, tapi akhirnya memasrahkan diri dalam pelukan kuat He YunTing.
Jika He YunTing ingin menggigitnya, meskipun Lin Han memutar koneksi darurat Lu AnHe sekarang, tetap akan terlambat. Jika He YunTing hanya ingin memperoleh sedikit kehangatan… Tak apalah membiarkannya memeluknya beberapa saat lagi.
Lin Han tak dapat mengatakan layanan apa yang diberikannya. Jelas dia telah menemukan kemarin bahwa lelaki ini telah melakukan sesuatu yang berlebihan. Lin Han bahkan dapat merasakan gatal yang samar pada kulitnya saat garis rahang He YunTing menjejaki sisi lehernya.
Tetap saja, saat bibir alfa itu menyentuh kelenjarnya, dengan ketakutan Lin Han memejamkan mata.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Bibir He YunTing sedikit kering, dengan rasa sakit yang ditekan agak tak tertahankan, menekan kelenjarnya.
Lin Han menahan napas karena masih dapat merasakan jakun yang bergeser. Dia bahkan merasakan He YunTing membuka bibirnya, dan ujung lidahnya yang basah dan panas menyapu titik itu, dan secara tentatif menyentuh ringan kelenjar omega itu dengan giginya yang tajam lagi—
Lin Han akhirnya merasa masih belum siap, jemarinya dengan gugup mencengkeram baju di dada He YunTing, berusaha untuk tidak bersuara, tapi tubuhnya sudah mulai gemetar tanpa dapat dikendalikan.
Dia bergidik, dan karena ketakutan tak ertahankan mengeluarkan suara.
Namun suara yang halus dan kecil ini tampaknya membangunkan alfa itu pada saat itu juga.
Tak sampai sedetik, He YunTing berhenti di belakang lehernya.
Bibir dan gigi yang membuatnya takut menjauh, dengan perjuangan berkasih sayang tapi harus terpisah—
“Tak boleh menandai,” Suara He YunTing lebih rendah dari biasanya, seolah berusaha mengekang dorongan untuk bertindak lebih jauh, memadamkan pemikiran penuh dosa di hadapan bunga yang lembut mekar, dan berkata pada diri sendiri, “Akan menyakiti.”
He YunTing akhirnya menjatuhkan kepalanya, mengendus-endus aroma manis yang begitu disukainya, tapi tidak bergerak lebih jauh lagi, hanya lengannya masih menolak untuk melepasnya, seolah ingin merekam dekapan ini dengan tulang dan ototnya, dan kemudian mengukirnya dengan tegas ke dalam pikirannya.
Gerakannya menjadi semakin ringan, dan akhirnya berhenti.
Satu-satunya yang tersisa di kamar itu adalah belaian Lin Han di punggungnya dan aroma manis yang berangsur semakin kuat. Samar-samar Lin Han berpikir adegan ini mengingatkannya pada hari itu, saat dirinya sedang duduk di kokpit kedua dalam masa berahinya, He YunTing melepas feromon yang merembes melalui pintu dan bertanya apakah dia merasa lebih baik.
Mungkin ada lebih dari sekadar dominasi dan kepatuhan di antara alfa dan omega.
Ada juga kehangatan yang saling menentramkan hati satu sama lain.
Pada kenyataannya, He YunTing berdiri di sebelah sofa dan di belakangnya adalah tempat tidur besar, tapi tampaknya dia khawatir jika mengubah posisinya, Lin Han tidak akan bisa memeluknya seperti ini. Tapi feromon alfa ini tidak agresif, Lin Han tidak merasa letih, dan untuk sementara ada kehangatan yang menakjubkan dan harmonis di antara keduanya.
Di saat berikutnya, Lin Han melirik ke samping dengan sangat hati-hati agar tidak mengganggunya.
Rambut perak He YunTing agak basah. Matanya agak tertutup, dan napasnya teratur dan panjang. Hati Lin Han mendadak tergerak saat ini.
Apa yang sedang dipikirkannya sekarang?
Di masa lalu, dia benci mendengarkan suara hati orang lain secara pasif. Tapi sekarang kemunculan He YunTing membuatnya penasaran ingin mengetahui apa yang dipikirkan orang ini pada saat ini.
Lin Han tahu itu tak benar.
Mungkin karena suasananya terlalu baik, dan He YunTing yang tanpa pertahanan saat ini, memeluknya dengan sepenuh hati, akhirnya Lin Han tak tahan lagi dan memperlambat gerakan tangannya, kemudian melepas sarung tangannya satu demi satu.
Dengarkan saja….
Dengarkan apa yang melintas di benaknya saat ini.
Jika ada ketidaknyamanan, dan He YunTing tidak mengatakannya, jika Lin Han mendengarnya, dia juga dapat membantunya.
Jika dia mendengar sesuatu…
Wajah Lin Han sedikit menampakkan malu, tapi dia masih tetap mengangkat tangan dan menaruhnya di punggung He YunTing.
——Keheningan memenuhi telinganya.
Lin Han sedikit terpana, dan tangannya yang lain juga menyentuhnya, tapi masih tetap sama. Dia tak mendengar pikiran He YunTing pada saat ini. Satu-satunya suara adalah napasnya yang teratur, mengalir dengan ringan di antara mereka.
Lin Han tertegun.
Hanya ada satu alasan tak mendengar apapun selain detak jantungnya.
Artinya He YunTing tidak memikirkan apapun saat ini. Pikirannya kosong. Tak ada tanda pemikiran cabul dan tak ada pikiran yang mengganggu. Jadi hari-hari sulit periode rentan berlalu tanpa terjadi apa-apa, seolah dia memberitahu Lin Han…
Aku sudah memasrahkan segala penderitaan dan pemikiran. Aku tak punya apa-apa saat ini.
Aku hanya menginginkan pelukanmu.
Dan pada akhirnya, Lin Han yang duluan tertidur.
Lin Han sendiri tak tahu kapan dia mulai merasa mengantuk, atau mungkin konvergensi feromon alfa berubah menjadi hipnotik, dan ketika terbangun dengan linglung, ternyata dirinya terbaring di tempat tidur He YunTing.
Secara mengejutkan, tidurnya sekarang lebih nyenyak daripada tidur semalam di kamarnya sendiri.
Lin Han mengangkat selimutnya, tapi He YunTing sudah pergi, dan hanya tersisa sedikit aroma kayu hitam yang tak dapat menghilang dalam kamar itu. Dia melihat waktunya sekarang sudah malam.
Kamar He YunTing sangat tertib dan rapi, begitu rapinya sehingga tak ada aura kembang api, sama dengan stereotipe yang dipancarkannya, membosankan dan menjemukan. Tentunya, setelah mengetahui kesannya sebagai “tidak stereotipe”, dari sudut pandang Lin Han, ada gambaran yang berbeda.
Semua barang diatur dengan rapi, hanya barang-barang yang paling sering digunakan yang terlihat jejak penggunaannya, yang lainnya seperti hiasan, berduka saat dipajang.
Hari ini pada tengah hari tadi, dia dipanggil Lu AnHe, jadi masih belum mendapatkan nutrisi sedikit pun, maupun makan malam. Meskipun tertidur dengan nyaman, dia tak dapat menyembunyikan fakta dirinya sedikit lemah. Lin Han memaksa diri bangun untuk membantu He YunTing membenahi tempat tidurnya, dan memungut sarung tangan yang telah dilepasnya dari sofa lalu mengenakannya kembali.
Dia baru saja bangkit ketika mendengar suara pintu terbuka, dan menoleh untuk melihat kembalinya He YunTing.
He YunTing telah mandi. Rambutnya sedikit kusut dan terlihat lebih halus daripada sebelumnya, beberapa helai rambut perak yang bandel menempel di keningnya hingga alisnya, hawa dingin dan berjarak yang dipancarkannya berkurang. Dia mengenakan jaketnya yang biasa tapi kemejanya telah diganti. Dia telah kembali menguasai diri.
He YunTing berwajah tenang dan membawa makan malamnya beserta suplemen nutrisi yang dibawanya dari tim urusan dalam. Sejenak keheningan meliputi saat mata mereka bersibobrok, tapi Lin Han segera berkedip dulu dan memanggilnya, “Jenderal.”
“Iya,” He YunTing mendekat, menaruh makan malam di meja, dan menyerahkan suplemen pada Lin Han, “Ini.”
“Terima kasih.” Lin Han dengan patuh mengambilnya dan menemukan tutupnya telah dibukakan oleh He YunTing. Dia bahkan tak perlu mengeluarkan tenaga.
Dia tidak begitu menyukai rasa nutrisinya kali ini — tak ada yang perlu dikatakan soal rasa dalam hal-hal seperti nutrisi, yang sulit untuk ditelan, ditambah lagi Lin Han baru saja bangun. Tenggorokannya kering, jadi menelan sulit dilakukan, dan perasaan tak nyaman itu membuat Lin Han mengernyit.
Ketika He YunTing melihatnya, dia termangu sejenak sebelum dengan canggungnya menuangkan segelas air lalu menaruhnya di dekat Lin Han.
Lin Han meneguknya untuk membasahi tenggorokannya, yang hampir tak dapat menelan, lalu melemparkan bungkus suplemen nutrisi ke dalam tempat sampah. Dia melirik He YunTing di sampingnya, yang memperlihatkan keraguan di matanya, tak tahu apa yang ingin ditanyakan, dan dalam sekali pandang terlihat agak bimbang dan kikuk.
Lin Han mengambil inisiatif untuk menjelaskan, “Kesehatanku tidak baik. Kalau tidak mengonsumsi nutrisi, tubuhku akan lemah sepanjang waktu, dan bahkan akan mempengaruhi pekerjaanku.”
Bibir kaku He YunTing sedikit mengendur setelah mendapatkan jawaban, kemudian mengangguk, “Oh.”
Setelah dua detik, He YunTing khawatir Lin Han akan kedinginan saat baru saja terbangun. Jadi dia menyalakan pemanas dalam kamar, melonggarkan kancing disiplin seragamnya, melepas jaketnya dan menggantungkannya, lalu membuka satu lagi kancingnya sebelum duduk lagi. Dia masih terlihat kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang di depannya, bahkan setelah apa yang terjadi pada mereka berdua beberapa jam yang lalu.
“Aku tidak menandaimu,” suara He YunTing tidak terdengar teredam seperti sebelumnya, “Jangan khawatir. Jangan takut.” Dia menambahkan, “Kau baik-baik saja?”
Lin Han menatapnya dan kehilangan senyumnya, jelas dialah yang seharusnya tidak dalam kondisi yang baik sekarang, tapi dalam kesempatan pertama dia langsung ingin menghiburnya untuk tidak takut.
“Aku baik-baik saja. Aku tertidur dengan nyenyak,” kata Lin Han, “Dan Jenderal?” tanyanya, “Bagaimana denganmu?”
Lin Han sebenarnya ingin menanyakan apakah periode rentannya benar-benar membaik. Lu AnHe mengatakan terakhir kali dia mengurung diri sendirian selama tiga hari. Apakah kali ini akan selama itu juga?
Meskipun dirinya tahu seorang omega melepas feromonnya dapat membuat periode rentan seorang alfa membaik, bagaimanapun juga, ini pertama kalinya dia menghadapi hal semacam ini. Seberapa banyak melepasnya atau seberapa lama berlangsungnya, Lin Han tidak tahu.
Dia sudah mendengar bahwa semakin tinggi tingkat kecocokan feromonnya, semakin baik baik efeknya antara alfa dan omega, tapi hal-hal seperti itu membutuhkan data untuk menentukannya dan Lin Han tidak punya satupun, jadi tidak baik menanyakannya.
“Jauh lebih baik,” He YunTing menoleh ke arahnya. Rambut yang berjatuhan di depan keningnya membuat manik matanya tampak berbeda dan lembut saat ini, hampir tidak seperti Jenderal Kekaisaran yang posisinya tinggi dan sikapnya sedingin es.
“Sebenarnya Tn. Lin tidak perlu datang. Aku akan baik-baik saja,” Alis He YunTing mengerut, dan cahaya di matanya kemudian menutupi separuhnya, dan hampir dengan segan mengatakan, “Aku akan baik-baik saja dalam satu atau dua hari.”
Tapi He YunTing aslinya memang tak dapat berbicara, dan jika harus berbicara pun, dia akan menyembunyikan emosinya, sehingga Lin Han benar-benar mendengar kejengkelan dalam kata-katanya. Pemahaman ini membuat matanya melengkung, “Letnan Kolonel Lu tidak memaksaku untuk datang kemari. Aku bersedia melakukannya sendiri.”
“Oh. Terima kasih,” He YunTing berterima kasih dengan cepat.
He YunTing berpikir sejenak kemudian menambahkan, “Kecocokan feromonku dengan Tn. Lin sepertinya tinggi.”
Kelopak mata Lin Han berkedut dan membeku sesaat. Meskipun dia baru memikirkan isu yang berkaitan dengan kesesuaian, semua ini dianggap topik pribadi dan bukan hal yang biasa dibicarakan antara dua orang yang kurang akrab sebagai alfa dan omega. Dan biasanya untuk menentukan kecocokan feromon pasangan alfa dan omega, sebagian besar merupakan kekasih yang telah menikah, atau yang saling menandai.
Hubungan mereka tidak terlalu baik maupun terlalu buruk, tapi He YunTing ternyata mengatakannya begitu terus terang…
Lin Han dulu mengira dirinya tidak begitu pandai bergaul, tapi sekarang dibandingkan dengan He YunTing, dia tampak normal saja.
“Mungkin,” kata Lin Han.
He YunTing tidak menjawab, mungkin karena tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya menunjuk pada makan malam di meja.
Lin Han mengangguk, “Membawakannya untuk saya?”
