English

Aku Dapat Mendengar Pikiran tapi Tak Mau DitandaiCh62 - Aku Mencintaimu, Aku Mencintaimu, Aku Mencintaimu

0 Comments

He YunTing biasanya mengesankan dingin dan kaku, dengan bibir rata dan aura apatis. Tapi ketika bertindak, dia hampir gegabah dan impulsif, seolah telah menahannya lama sekali, sampai cintanya tak dapat disembunyikan dan melanda orang di depannya.

Dasinya disambar Lin Han, separuh menggantung. Pakaiannya tak lagi rapi tanpa kusut sedikit pun, dan sekarang gerakannya menjadi ganas, tapi dia masih terlihat sangat tampan, dan alis matanya mengernyit dengan emosi mendalam kesedihan yang kuat. 4PBbcu

Semua orang merasa bangga padanya. Berita menyanyikan sanjungan padanya dikumandangkan sepanjang hari. Dia seperti matahari yang tidak akan pernah berdebu, selalu heroik dan kuat, tak pernah gagal. Tapi tak seorang pun tahu kerapuhannya, tak seorang pun mengira matahari mereka bisa juga merasa sedih, bisa juga berdiam diri dalam kamar yang ditinggalkan, bimbang, tenggelam dalam hatinya, sebelum memasang wajah tenang dan menguasai diri.

Lin Han bertanya-tanya jika dia tidak kebetulan datang, dan He YunTing tidak punya kesempatan untuk mengatakan kata-kata itu setelah penolakan hebat seperti itu — apakah dia akan memperoleh respon seperti itu.

Please visit langitbieru (dot) com

Orang-orang hanya mencintai matahari, tapi mereka tidak peduli bahwa bahkan matahari bisa takut-takut dan tak pasti di hadapan kekasihnya.

Lin Han dipeluk begitu erat olehnya untuk pertama kalinya sehingga tak ingin memikirkan hal lain untuk sementara waktu, hanya merasakan napasnya dari hidung dan bibirnya yang gemetar. CNrePh

Ini tak bisa dikatakan ciuman, karena He YunTing langsung menggigitnya — dia menggigit bibir bawah Lin Han. Karena tindakannya terlalu tak sabar, gigi mereka bahkan berbenturan, tapi dia tak berhenti. Dia menggigiti bibirnya yang manis beberapa kali sebelum perlahan-lahan berusaha menenangkan diri, tapi karena tak ada aturan, dia sibuk terus menekan bibirnya pada bibir Lin Han. Selama satu detik, dia tidak terus bergerak.

Lin Han dipeluk dengan punggung bersandar di pintu, dan bahkan lupa meneteskan air mata. Benaknya akhirnya memikirkan situasi saat ini setelah kosong sejenak. Tapi dia baru menangis sedikit terlalu mendalam, sehingga meskipun berusaha untuk tidak merasa malu, isakannya tidak segera berhenti. Sehingga pundak Lin Han sedikit turun naik karena isakannya, saat bibir mereka saling menyapu, dan menyapu dagu He YunTing.

He YunTing kemudian sedikit bergerak menjauh seolah baru terbangun dari mimpi.

Mereka berdua saling berpandangan. 1sOkdo

Lin Han melihat wajahnya sendiri di mata biru He YunTing. Dia sekarang terlihat sedikit bodoh, sudut mata dan pipinya dihiasi jejak air mata. Tubuh omega sudah lebih rentan dari normal, dan bibir bawahnya mejadi lebih merah dari warna di sekitarnya karena digigit oleh He YunTing. Lin Han berkedip sambil menahan napasnya.

Dia tidak mengulang pertanyaan yang baru saja dilontarkannya, mungkin sudah mempelajari jawabannya dari tindakan He YunTing, mungkin kesedihan di mata lelaki itu begitu berat sehingga Lin Han bahkan tak dapat mengatakan apa-apa. Dia bukan tak bersedia mencintainya, dan juga bukan tak bersedia menciumnya.

Hati Lin Han tercubit keras, ketika dia, pada saat ini, memahami segala ketidaktenangan dan kebimbangannya. Dia dengan patuh tidak meronta, hanya mengulurkan tangan dan melingkarkannya di punggungnya, menghiburnya seperti yang pernah mereka lakukan dalam pelukan pertama mereka.

Jangan menangis,” He YunTing akhirnya berbicara. Suaranya lebih dalam dari malam, kering dan rendah, “Maafkan aku.” 2rbYcO

Lengan Lin Han yang memeluknya terhenti sebentar, kemudian menambahkan kekuatannya.

Bahkan sekarang, He YunTing masih meminta maaf padanya.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Meskipun Lin Han hampir secara brutal tanpa alasan mengatakan apa yang pernah terlintas dalam pikirannya, meskipun He YunTing tidak melakukan kesalahan apapun sama sekali, dia masih tidak merasa percaya diri dan meminta maaf pada Lin Han.

He YunTing merasa percaya diri dan angkuh dalam berbagai peristiwa, tapi menjadi rendah hati dan waspada saat menghadapinya. Lin Han tak tahu apa yang telah dilalui He YunTing selama ini sampai menjadi dirinya yang sekarang, menahan semua emosi di dalam hatinya, jauh di dalam. Dia tak pernah berutang pada siapapun, tapi pada akhirnya bahkan tak bisa mendapatkan cinta. iUqrfL

Lin Han benar-benar ingin menangis, dan semakin pekat emosi semakin menekan kelenjar air mata, membuatnya hanya memandang He YunTing, tak bersedia mengeluarkan setetes pun air mata.

Kau tak perlu meminta maaf,” katanya dengan suara gemetar, “Tapi aku ingin kau mencintaiku.”

Bulu matanya masih digantungi air mata yang separuh kering, melekatkannya satu sama lain, tapi matanya masih seindah saat mereka pertama kali bertemu.

He YunTing,” Lin Han memanggil namanya, mengulurkan tangan untuk merasakan kehangatan pelukannya dan menempelkan kepala di bahunya, suaranya lembut. “Kau punya aku. Jangan takut,” katanya, “Kau boleh menciumku, tidak apa-apa.” eDktgq

Setelah mendengarnya, emosi tegang He YunTing sepenuhnya mengendur, tapi dia masih tak bersuara. Dia memegang tangan Lin Han dengan sedikit lebih kuat, mengangkatnya di udara, kemudian mengunci kembali bibir mereka.

Kali ini, He YunTing akhirnya mengerti bagaimana melakukannya. Bibirnya sedikit kering, hampir sedikit kasar untuk dicium. Tangannya panas dan cepat saat mencubit pinggang Lin Han, tak lagi secara serampangna mengisap dan menggigit. Setelah waktu singkat bibir mereka bersatu, ada aksi yang lebih jauh.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Lin Han sebenarnya gugup, tapi masih berusaha keras meresponnya, dan bahkan bekerja sama dengan mengambil inisiatif untuk membuka bibirnya dan mengundangnya menciumnya. Bibir dan lidahnya sangat manis, dan bahkan napasnya ketika ujung hidungnya disentuh aroma samar. Dia lahir untuk dicintai, tak perlu dikunci dalam ruang kaca, dia sempurna dan harta karun yang manis dengan sendirinya.

Segera He YunTing menjadi lebih baik dengan panduannya, menemukan respon yang hanya miliknya di kedalaman dan penjelajahan, seperti rahasia tak terungkapkan di antara mereka. InQ2Zl

Bibir Lin Han meluapkan air liur dari ciuman-ciuman He YunTing, dan sudut-sudut matanya masih merah. He YunTing bergerak ke atas tanpa bantuan, menjilati air matanya sedikit demi sedikit, kemudian turun perlahan, menjilati dan menciumi jakunnya.

Kulit Lin Han halus dan putih, seolah cubitan lembut akan meninggalkan tanda merah yang mengukir namanya. Dan Lin Han pasrah menerima gerakan rakusnya, membiarkannya sesukanya, dan bahkan terkadang mengeratkan lengan di tubuhnya untuk mendorongnya, hanya untuk mengeluarkan suara lirih bisikan memohon ketika ciumannya hampir tak tertahankan.

Saat mereka berdua pulih, Lin Han telah dibawa dari pintu oleh He YunTing ditekan ke tempat tidur yang jaraknya dekat.

Ada semacam reaksi yang menggelora di antara mereka, dan meskipun He YunTing tidak merasa malu seperti saat di dalam meka sebelumnya, dia masih merasa sedikit tak nyaman; terlalu tergoda oleh orang di depannya untuk melepasnya. op0grw

Lin Han sadar, dia bahkan sedikit mengendus feromon kayu hitam yang sangat samar.

Dia tampaknya telah melihat semuanya, dan meskipun masih sedikit malu, dengan sengaja dia tidak menolak. He YunTing terlalu menderita, Lin Han hanya ingin memeluknya seperti ini. Selama dapat tinggal bersamanya, selama dapat memberinya cinta, maka bercumbu dan bercinta sudah sewajarnya.

Selama dia menginginkannya, dia akan memberinya segalanya.

Lelaki ini membawanya kemari tanpa terlalu banyak gerakan. Lin Han ditindih di tempat tidur dan diciumi, dan sekarang kemejanya berantakan, dua kancingnya terlepas entah kapan, dan kulit lembutnya putih yang membutakan, dengan bintang-bintang merah muda di atas putih salju. ufdCV

He YunTing akhirnya berhenti.

Perlahan dia bangkit dari tempat tidur, separuh berlutut di pinggir, dadanya terengah mencari udara saat menatap Lin Han. Dia tahu Lin Han tidak akan menolaknya, tapi tak peduli apa, sekarang bukan waktunya.

Lin Han tidak berkata apa-apa lagi dan memahami pemikiran He YunTing. Tapi dia masih mengulurkan tangan dan menarik He YunTing ke arahnya. He YunTing tertegun sejenak kemudian menempel lagi pada Lin Han.

Detak jantung mereka bersahutan, tapi mereka tidak bergerak lebih jauh lagi. Pye6gi

Lin Han menepuk punggungnya untuk menghiburnya. Kalau kau masih punya kekhawatiran, peluk aku.

He YunTing,” kata Lin Han di telinganya sambil melingkarkan lengan di lehernya, “Aku juga ingin meminta maaf. Aku benar-benar pembaca pikiran, aku tak berbohong padamu.”

Sekarang setelah mereka membuka diri pada satu sama lain, tak ada lagi yang bisa disembunyikan. Suara Lin Han lembut, dengan sedikit parau setelah menangis, saat memberitahu He YunTing segala tentang dirinya sendiri.

Karena itulah aku sedikit tertutup saat kau datang ke Institut,” kata Lin Han, “Alasan aku mengenakan sarung tangan juga karena ini. Begitu juga untuk Wen TianYao,” Lin Han menceritakan kembali pada He YunTing mengenai pertemuan dengan orang lain di perpustakaan meka hari itu, “Aku mendengarnya berusaha menggunakan aku untuk mendapatkanmu, dan karena itulah aku memberitahumu.” 0bmA1o

He YunTing mengangguk dan mendengarkan tanpa suara.

Tak ada apapun saat itu, aku hanya berpikir kau sedikit… aneh.” Lin Han menimbang kata-katanya, “Aku tidak menyangka kau akan begitu berbeda dari yang terlihat.”

Please support our translators at langitbieru (dot) com

He YunTing membenamkan diri di lekukan leher Lin Han dan menyeka sudut bibirnya, mengisyaratkan padanya untuk melanjutkan.

Aku juga meminta maaf sudah menyentuh tanganmu karena terkadang ingin tahu apa yang sedang kau bicarakan.” Lin Han merasa sedikit gugup saat mengatakannya. “Tapi kemudian di daerah perbatasan, kemampuanku menghilang. Sekarang, aku pikir alasannya karena konsumsi energi mental yang berlebihan,” kenang Lin Han, “Dan… Beberapa hari yang lalu, ketika kau datang padaku, kemampuanku masih belum pulih.” oeXwDP

Wajah Lin Han sedikit memanas ketika memikirkan demamnya hari itu, dan dia tak tahan untuk bertanya, “Apa aku mengatakan sesuatu hari itu? Aku tertidur kemudian dan tak bisa mengingat.”

Bibir He YunTing berkedut dan tanpa sadar berkata, “Tidak.”

Menyebut aku pengecut.

Lin Han menaruh tangannya di tangan He YunTing dan cepat-cepat melepasnya, setelah mendengar kata-kata ini. Dia tak tahan tertawa kecil, “Sebenarnya, aku juga pengecut.” K9rPMg

Ketika He YunTing mendengarnya, dia menyadari pikirannya baru didengarkan.

Maafkan aku,” Lin Han meminta maaf dulu, “Kalau kau tak mau aku mendengarmu ke depannya, beritahu saja, dan aku akan mengenakan sarung tangan dulu.”

Tak perlu.” He YunTing cepat-cepat menjawab kali ini, “Tak perlu mengenakannya.” Dia mengangkat kepala dari Lin Han, mengambil inisiatif untuk menaruh tangan di depannya sambil bertanya, “Kalau begitu Tn. Lin tahu yang sedang aku pikirkan sekarang.”

Lin Han berpikir sejenak dan berkata, “Jangan panggil aku Tn. Lin.” tW8jiJ

He YunTing berkata, “Oke. Kalau begitu aku akan mengatakannya.” Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Lin Han,” kata He YunTing dengan nada rendah, dengan kedalaman perasaan yang sepenuhnya, menaruh tangannya sambil berkata, “Aku mencintaimu.”

Aku mencintaimu.

Aku mencintaimu.

Aku mencintaimu. zX5DTO

Dia menatap matanya, pikiran dan ucapannya bertumpang-tindih, dan terus mengutarakan padanya, “Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu.”

Lin Han merasa ingin menangis lagi.

Ketika akhirnya di ujung meneteskan air mata, dia dicium lagi oleh He YunTing. Dia masih memegang tangannya, sehingga pengakuan itu tak dicegah dari disampaikan hanya karena bibir dan lidah mereka terkunci. Semuanya menghantam hatinya satu demi satu, menimbulkan guncangan.

Aku mencintaimu. 42A1sR

Aku mencintaimu.” Ciuman He YunTing kali ini posesif dan tidak lembut. Tapi di ujung ciuman, ada jenis kelembutan yang sangat berbeda berlawanan dengannya. Kelembutan ini berubah menjadi kabut yang bergabung dengan tetesan-tetesan air, yang kemudian dengan lembut jatuh di hatinya.

Story translated by Langit Bieru.

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!