English

Rumah Penganan - Sarang Kecil ~Ch28 - Kucing yang Manja

0 Comments

Hanya sesaat sebelum musim panas, pertama kalinya dia melihat kucing itu melalui kaca depan toko di suatu sore yang cerah.

Seekor kucing hitam yang besar dengan mantel yang terlihat kasar. Kucing itu orang yang sepenuhnya dewasa, tapi terlihat seperti anak kucing kecil yang kurus. Yang memberinya kesan mendalam adalah matanya. Keduanya menatap penuh ancaman padanya—itu pikiran pertamanya. Tetapi, kucing itu hanya menatap lekat ke dalam toko roti. mbHPiw

Mata tajam yang miring ke atas itu lekat menyaksikan dengan rasa iri dan terpesona pada ibu-ibu dan anak-anak yang hilir mudik di dalam toko yang menjajarkan roti dan kue-kue kering baru.

Dia pernah kenal dengan seekor kucing yang bermata serupa, dulu. Kucing itu dianiaya dengan mengerikan ketika masih anak-anak dan kehilangan rasa percaya pada orang-orang. Kucing itu akan mencakarnya dengan kukunya lalu melarikan diri jika dia mencoba untuk mendekatinya sedikit pun. Tapi sesungguhnya dia hanya kucing kesepian yang ingin dimanjakan. Saat sudah mempercayainya, kucing itu mengikutinya ke manapun dia pergi. Dia memanjakan kucing itu, yang sudah mati cukup lama.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Tergerak oleh ingatan itu, dia pergi membuka pintu kaca tanpa berpikir panjang. Itulah awalnya.

Sudah setahun sejak saat itu. Kucing tak ramah dengan mata mengancam itu akan memukul tangan yang menawarkan apapun padanya lalu melarikan diri. Namun ia akan diam-diam mengintipnya dari balik sudut. Kucing yang tak lucu. Tapi sekarang— KuJpal

~~~~~

Ini hari liburnya di pagi yang cerah di bulan Juni, persis sebelum makan siang. Agi sudah selesai mengantarkan satu pesanan yang menjadi tugasnya dan mengembalikan mobil van ke toko roti. Apa makan siang hari ini? Apa yang akan dibuat Hiroaki? Minum anggur sempurna di hari seperti ini. Mereka juga bisa keluar untuk mendapatkan makanan Italia, kalau mereka mau.

Agi berjalan santai saat pulang sambil memikirkan sembarang hal-hal kecil. Dia naik lift ke lantai sebelas. Apartemen di ujung lorong itu adalah rumah baginya. Sekarang rumah mereka. Sampai setengah tahun yang lalu, hanya tertempel secarik kertas bertuliskan tangan “Agi” di tempat papan nama. Sekarang sudah berubah menjadi papan nama yang tebal dan dipelitur. Bukan hanya satu nama yang tertera di situ, ada dua sekarang—tambah satu binatang peliharaan.

Agi Hitoshi, Kase Hiroaki, dan Croissant. 3knVPB

Nama terakhir adalah nama kucing jalanan itu yang rencananya hanya dirawat sementara tapi si kucing malah mau menetap. Si kucing dan Hiroaki itu sama situasinya. Nama lengkap kucing itu Kase Croissant. Mereka biasanya memanggilnya Kuro, karena dia memiliki bulu hitam, dan mereka semua bekerja di toko roti, jadilah Croissant. Rio yang menamainya. Kenapa nama belakangnya Kase? Kuro hanya menerima Hiroaki sebagai pemiliknya. Kucing itu sangat berat sebelah dengan kasih sayangnya. Persis seperti pemiliknya.

Ketika Agi membuka pintu depan, tercium aroma segar roti yang baru dipanggang. Bibirnya tersenyum tanpa disadari. Mereka sudah hidup bersama sebagai kekasih selama setengah tahun sekarang. Indera pengecap Hiroaki sudah pulih kembali. Beberapa waktu sebelumnya, dia bahkan sudah mulai belajar memanggang roti dari Chise, yang telah memberi segel persetujuannya—dia sudah memiliki keterampilan memasak yang bagus, dan diam-diam melempar diri ke dalam pekerjaannya. Chise yakin dia akan segera memiliki kecakapan itu.

“Aku pulang.”

Tak ada jawaban untuk salamnya. Ada keranjang anyaman dengan tumpukan roti manis lembut yang bundar di atas meja ruang keluarga. Mungkin roti manis isi kacang merah atau krim puding susu. Tapi, Hiroaki tak ada di situ. Agi mencari sekeliling ruangan lalu melihat kursi lipat ditempatkan di teras. 1ORvuk

Agi berjalan ke teras. Kuro, yang tertidur di perut Hiroaki, merasakan kehadirannya dan melirik ke arah Agi. Dia tampaknya berkata, Oh, kau, lalu dia menguap dan kembali tidur. Tak lucu.

Agi menatap kekasihnya yang duduk di teras luas dalam apartemen mereka yang berada di lantai sebelas, dekat stasiun kereta.

Angin yang dipenuhi pertanda musim panas menyapu poni panjang kekasihnya. Agi membungkuk mencium rambutnya tanpa membangunkannya. Aroma manis puding susu menggelitik hidungnya. Tampaknya makan siang mereka hari ini adalah roti manis isi krim puding susu. Agi tertawa lirih dan mengawasi wajah tertidur kekasihnya. Tinggi Hiroaki yang hampir mencapai 180 sentimeter tidak terpaut jauh dari tingginya. Pandangan mengancam di matanya membuatnya terlihat seperti penjahat.

Tapi dia lucu juga n9RlT4

Agi tanpa sadar memasang wajah bodoh ketika teringat satu pertemuan ramah-tamah beberapa hari yang lalu untuk asosiasi bisnis stasiun kereta lokal. Ada banyak pemilik toko muda di wilayah itu yang menjalankan bar dan cafe untuk pelanggan muda. Ketika mereka sedikit mabuk, percakapannya berubah ke arah cinta dan asmara. Agi ditanyai tentang kehidupan cintanya. Dia membualkan diri tinggal bersama kekasihnya, tanpa secara spesifik mengatakan kekasihnya adalah seorang laki-laki. Pemilik BBQ Futaba berdiri di tengah-tengah percakapan itu.

Kenapa para pemuda zaman sekarang semuanya tersandera oleh istri-istri dan perempuan-perempuannya, hah? Dan kau bilang kau seorang laki-laki!?

Orang itu lalu menyeret Agi ke sebuah bar hostes, yang dia tahu tempatnya bagus. Tapi gagal total. Ada banyak pinggul yang bahenol. Pundak yang melandai. Kuku-kuku yang dicat dengan cantik. Tentu saja, ada beberapa wanita cantik di bar itu, tapi Agi masih berpikir Hiroaki jauh lebih manis. Pemilik Futuba mengeluh dia tak bisa diselamatkan. Orang tua itu hanya tidak tahu betapa manisnya kucing yang hanya bisa menempel padanya saja.

“…Mmm, Agi-san?” SrxBWM

Hiroaki terbangun. Dia menatap Agi yang berdiri di sebelahnya. Dengan suara mengantuk dia berkata, “Selamat datang,” lalu mengulurkan kedua tangannya ke arah Agi. Agi menciumnya sambil berkata, “Aku pulang,” dan menarik tangan Hiroaki untuk membantunya bangkit. Mereka kembali ke ruang keluarga bergandengan tangan, sementara Kuro mengikuti mereka dan menggeram tak senang.

~~~~~

Story translated by Langit Bieru.

“Ini pertama kalinya kau memanggang di rumah.”

Mereka tiba di meja, dan Agi mengambil salah satu roti manis bulat yang lembut. Hiroaki menuangkan kopi ke dalam mug dan menggumam dengan gugup, “Karena aku belum pernah membuatnya sendiri sebelumnya…” uxhnpP

“Tapi semua yang kau buat enak, lho.”

Agi merobek roti manis itu jadi dua bagian sama besar. Dia senang melihat krim puding susu yang berwarna kekuningan. Dia benar-benar tidak pernah mengatakan pada orang-orang soal dirinya yang sangat menyukai roti manis isi krim puding susu. Hiroaki memandang Agi dengan lekat. Dia mungkin mengkhawatirkan rasanya. Agi tidak berlama-lama dan langsung menggigit roti manisnya.

“Oh, hebat.”

Dia mengatakannya bukan sekadar menyanjungnya. Agi mengambil dua, tiga gigitan dan memiringkan kepalanya dengan bingung. 0wfqaO

“Enak, tapi rasanya berbeda dengan roti manis isi puding susu yang di toko.”

Roti manis dan puding susunya dibuat sesuai dengan resep un petit nid, tapi ada begitu banyak puding susu di dalam roti manisnya sehingga dia sangat keheranan. Rasio puding susu dan roti manisnya tidak seimbang.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Karena kau pernah memberi tahu Rio, kau suka banyak krim puding susu.”

“Begitukah?” 5qIoNQ

“Dan roti manis krim puding susu adalah favoritmu.”

Agi menatap lekat roti manis yang dipenuhi puding susu. Dia tidak ingat pernah mengatakannya. Mungkin hanya percakapan sambil lalu entah kapan. Hiroaki mengingatnya setelah selama ini dan secara khusus membuat roti manis itu untuknya. Ketidakseimbangan yang begitu besar antara perilaku seperti ini dengan kegalakannya terlalu menggemaskan. Agi tersenyum bodoh pada dirinya sendiri.

“Iya, benar-benar sangat enak.”

Kelegaan menyeruak di wajah Hiroaki. Hiroaki juga menggigit roti manisnya dan menganggukkan kepalanya seolah sedang memverifikasi pekerjaannya sendiri. Dia terlihat begitu lucu sehingga Agi berpikir, Aku ingin memakanmu. Tapi dia tidak mengatakannya dengan keras. Dia hanya mengambil roti manisnya yang kedua. f2VXdY

“Jika kau tetap mempertahankan seperti ini, tak akan lama lagi kita bisa membuka un petit nid yang kedua.”

“Yang kedua?”

“Saat kau menjadi tukang roti yang sepenuhnya berkualifikasi. Penjualan kita sudah cukup stabil akhir-akhir ini, tahu.”

Hiroaki menggantungkan kepalanya dengan roti manis masih di tangannya ketika Agi mengatakan ini. X27Yrz

“Ada apa?”

“…Kau ingin aku bekerja di toko kedua?”

Langit Bieru.

“Iyalah, pastinya. Kenapa lagi kau jadi muridnya Chise?”

Hiroaki mengembalikan roti manis yang baru dimakan sebagian ke piringnya. 47Rprm

“Kalau begitu aku tak mau belajar lagi.”

“Hah?”

“Aku tidak ingin terpisah darimu,” Hiroaki berbisik sambil tertunduk menatap lantai.

Agi ternganga heran, “Tunggu, kenapa kau berpikir begitu? Kau dan aku akan bekerja di toko kedua bersama. Kau tidak tahu bagaimana menjalankan bisnis dan tak mungkin aku meninggalkanmu sendiri dengan sikap kasarmu. Aku berencana meninggalkan toko yang sekarang kepada Chise.” XdmQ1U

Tapi, Hiroaki menyipitkan matanya penuh keraguan.

“Hei, dengar aku baik-baik. Sebelum berpikir untuk membuka toko kedua, dari dulu aku sudah berencana untuk memberikan toko roti dan tanahnya kepada Chise. Dan kalau itu terjadi, aku berniat berhenti sepenuhnya dari bisnis toko roti.”

Hiroaki menyentakkan kepalanya untuk menatapnya.

“Kalau kau berencana untuk berhenti, aku juga akan berhenti. Tapi aku memang suka memanggang sebenarnya—” LMWr2a

“Tunggu, tunggu, tunggu. Dengarkan aku dulu.”

Agi menghentikan Hiroaki yang sudah mulai berpikir sendiri.

“Aku, dulu, berencana berhenti, tapi karena sekarang kau ada di sini, aku sudahmempertimbangkannya lagi.”

Agi bekerja di bidang ini murni untuk membantu menyokong Chise sampai dia dapat berdiri sendiri. Setelah dia membantunya menjadi mandiri, dia berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak sekaku itu, seperti menjalankan bar. JFA71P

Tapi, masa depan tidak pernah berjalan seperti yang diharapkan. Dia bertemu Hiroaki. Sejak kehilangan Yuzuru karena kebodohannya sendiri, Agi merasa seolah telah kehilangan semua ambisinya, semua keinginan untuk mendambakan sesuatu yang kuat untuk dirinya sendiri. Karena itulah dia bertahan begitu lama—demi Chise, demi Rio. Tapi…

Kau harus menemukan kebahagiaan, Agi-san. Aku tak bisa tenang kecuali kau bahagia.

Itu yang dikatakan Chise padanya ketika Hiroaki dirawat di rumah sakit. Agi kemudian menyadari dirinya telah membuat orang yang ingin dilindunginya merasa terkuras dan letih. Pasti Chise merasa sangat terbebani karena menjadi alasan hidup seseorang.

Dia masih akan merasa bersalah di masa depan. Namun, dia harus membuat dirinya sendiri bangkit dan akhirnya melangkah maju. Dia tidak pernah bermimpi dalam satu juta tahun pasangannya adalah laki-laki murung tak ramah yang ada di hadapannya sekarang. Tapi yah, tak mungkin meramalkan apa yang akan dibawa oleh kehidupan. Agi memakan roti manis krim puding susu sambil menatap dalam-dalam kekasihnya. JqMtd4

Matanya sangat mirip dengan teman masa kecilnya yang sudah meninggal.

Itu satu-satunya alasan Agi mengundang kucing yang dilihatnya. Mulanya, kucing itu sangat bermusuhan pada segala yang ada di sekitarnya, dan ada hal-hal yang membuat Agi heran tentang dirinya. Tapi Agi tidak pernah berpikir untuk mengganggu ruangnya. Sampai pada satu hari, kucing itu tiba-tiba menghamburkan dirinya sendiri ke dada Agi, yang membuat Agi ingin bertanya ke mana lapisan demi lapisan ketakutan itu hilang. Lalu kucing itu mengikuti Agi kemana pun dia pergi dan menempel terus padanya.

Langit Bieru.

Agi benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat itu. Kucing itu mempercayainya sedalam itu, tapi apa yang akan terjadi jika ada racun di dalam makanannya? Dan sekarang kucing itu sudah tanpa pertahanan sama sekali. Bisakah dia selamat berada di luar lagi sebagai kucing jalanan? Agi sempat merasa tersesat sama sekali mengenai apa yang sudah dilakukannya.

Tetapi, kucing itu peka terhadap rasa waswas Agi. uZ2yX9

Ketika Agi mengetahui di balik perilaku yang terus menempelinya, kucing itu mengawasinya dengan cermat dan berusaha untuk tidak menimbulkan masalah baginya, dia merasa tidak ada gunanya lagi menentang perasaannya. Agi ingin memeluk kucing itu dan memberitahunya segalanya baik-baik saja, dan dia tidak perlu khawatir lagi. Agi mungkin sudah mencintainya saat itu. Cinta adalah sesuatu yang sama sekali di luar kendali setiap orang.

Agi menyesap kopinya yang sangat harum.

“Walaupun begitu, aku belum membuat keputusan akhir mengenai toko kedua itu. Aku tidak akan membuatmu melakukan apapun yang tak kau sukai, jadi jangan terlalu khawatir. Aku hanya ingin kau tahu pilihannya ada di atas meja, itu saja.”

Ketika Agi menatapnya untuk memperoleh klarifikasi, Hiroaki mengangguk padanya. uYGbqW

“…Aku senang. Aku pikir mungkin aku menghalangi jalanmu.”

“Dengar, kau ini, cobalah untuk melihat sisi baiknya dari segala sesuatu.”

Agi menertawakan kekasihnya yang terkadang berpikir negatif dengan berlebihan. Namun, Hiroaki mempertahankan ekspresi gelap di wajahnya dan menarik sesuatu dari saku dada kemejanya.

Agi membeku ketika dia melihat benda yang ditaruh di atas meja. Sebuah pemantik berwarna merah tua dengan nama Bar Hostes Amaryllis dan selembar kartu bisnis dengan nama seorang perempuan tertera di atasnya. Pada kartu itu terdapat pesan dengan tulisan tangan bulat-bulat bergaya feminin, Ajak aku makan malam lain kali, dengan nomor telepon genggam. DQp7O

“Apa ini?” Agi berpura-pura mengacuhkannya. Dia tidak punya pilihan selain bertingkah seperti itu.

“Aku sedang mencuci dan menemukannya dalam saku bajumu.”

Agi berpikir, Mati aku, tapi tidak memperlihatkannya di wajahnya. Hiroaki menatap lekat Agi yang berhasil mempertahankan ketenangannya. Cukup menakutkan ditatap oleh mata gelap yang menusuk dan dibingkai oleh poni yang agak panjang seperti ini.

“Aku dibawa ke tempat itu oleh bos tua Futaba.” OMmPgx

Tak ada yang perlu disembunyikan, jadi dia mengaku padanya. Tapi Hiroaki memalingkan mukanya.

“Hei, kau tahu tempat barbekyu dekat stasiun. Itu disebut Futaba. Si bos tuanya menyeretku ke bar itu waktu aku ikut pertemuan beberapa hari lalu. Aku tidak ingin pergi sama sekali.”

Itu kebenarannya, tapi entah bagaimana kedengarannya seperti hanya beralasan. Lagipula, kenapa dia harus mempertahankan diri hanya karena pergi ke sebuah bar hostess? Dia seperti suami yang tidak cocok untuk istrinya. Dia tidak merasa nyaman. Dia ingin membalas tidak ingin dicereweti soal pergi ke bar hostes yang tak berarti.

“…Sebenarnya,” Hiroaki bergumam sehingga Agi mengkeret lagi. x4sNb3

“Aku tidak mengritikmu. Kau bisa pergi ke tempat apapun yang kau mau. Aku yakin kadang-kadang kau ingin melihat perempuan cantik. Jika ada yang menarik perhatianmu, kau boleh mengajaknya. Kau dapat memintanya menemanimu di luar, atau bahkan meminta layanan di luar jam kerja, kalau kau suka. Kau punya hak untuk melakukan apapun yang kau mau.”

Meskipun berkata demikian, nada suaranya agak gelap dan murung. Dan kenapa Hiroaki begitu berpengalaman dengan sistem bar hostes? Agi kemudian teringat dua hari setelah pertemuan itu, Hiroaki terobsesi membaca buku petunjuk mengenai bisnis hiburan malam. Agi pikir itu buku yang aneh untuk dia baca. Ternyata ini alasannya.

Story translated by Langit Bieru.

“Apa kau menemukan perempuan yang kau suka?” Hiroaki bertanya dengan mata yang terlihat tertekan.

Agi dengan sadar memperkeras ekspresinya. “Kalau iya, apa yang akan kau lakukan?” BYvTlk

Dia tidak bisa bertindak segan pada saat seperti ini. Jika dia tidak melawan balik setiap poin penting sekarang, dia akan tersandera selamanya. Posisi yang menyedihkan itu tidak akan terjadi dalam pengawasannya.

“Apa yang akan kau lakukan kalau aku menemukan seorang perempuan?” Agi mengerutkan dahinya dan menyilangkan lengannya. “Apa kau akan memberitahuku ingin putus? Apa aku sesederhana itu bagimu?”

Hiroaki menggantungkan kepalanya dengan sedih. Bagus, ini yang seharusnya terjadi. Setelah tongkat akan datang wortel. Agi akan melunakkannya untuk menebusnya. Tapi dengan begini ada perbedaan besar karena sudah bertindak sejak awal.

“Ya ampun, kau memang idiot. Dengar. Aku benar-benar setengah mati mencintai—” tXhjdu

“Kalau itu terjadi, aku akan berhenti bekerja dan pindah dari sini.”

Apaaa? Apa dia benar-benar mengatakannya?

Agi memucat di dalam hatinya.

“Apa yang akan kau lakukan saat kau pergi?” 0y9Nmn

“Aku akan menyewa apartemen dekat sini.”

“?”

“Dan aku akan menunggumu mengunjungi aku di sana,” Hiroaki bergumam dengan kepala masih tertunduk. “Tak apa-apa kalau kau punya seorang perempuan yang kau suka. Tapi saat kau punya waktu, aku ingin bertemu denganmu.”

Agi ternganga lagi. Pikiran negatif Hiroaki mengalami revolusi sepenuhnya, dan entah bagaimana menjadi positif ke arah yang sangat aneh. Agi ingin memberitahunya pemikirannya sudah melampaui terpuji pada titik ini dan ada sesuatu yang salah dengan kepalanya. Tapi mereka masing-masing tumbuh dalam lingkungan yang keras, sehingga ada bagian diri Agi yang dapat memahaminya. QRIWgk

Dia tidak pernah memperoleh hal-hal yang diinginkannya. Dia tidak ingin tersakiti lagi. Dan sebelum sempat menyadarinya, dia sudah menyembunyikan diri di dalam cangkang yang sangat keras. Dia akan mengurus sendiri seluruh kebutuhannya dalam cangkang itu. Namun, pada saat yang sama, dia adalah orang yang sangat ingin keluar dari cangkang itu.

Agi memandang ke seberang meja, ke arah Hiroaki, yang tetap menundukkan kepalanya. Kekasihnya ini benar-benar menyita seluruh perhatiannya. Dia tidak pernah memahami betapa dalamnya Agi telah jatuh padanya— Tapi, ini juga yang membuatnya benar-benar lucu sehingga Agi tidak dapat menelantarkannya. Agi teringat bagaimana bos tua dari Futaba meratapi betapa menyedihkan seorang laki-laki yang tersandera oleh istrinya. Agi menghela napas dan sepenuhnya setuju dengannya.

“Hiroaki, kemarilah.”

Hiroaki melirik dari balik poninya ketika mendengar Agi memanggilnya. nKeqvj

“Ayo, cepat kemari.”

Ketika Agi mendesaknya lagi, seperti kucing yang dimarahi, Hiroaki membungkukkan tubuhnya yang besar dan perlahan berjalan menghampirinya.

Please visit langitbieru (dot) com

“Duduk di sini.”

Agi menepuk pelan pangkuannya. Hiroaki berpikir sesaat sebelum duduk dengan hati-hati di lutut Agi. Menggelikan, dia berusaha untuk tidak menumpukan berat badannya. Agi memerintahkannya untuk duduk dengan benar, memeluk pinggangnya, dan menariknya tanpa ragu. 0wEmZd

“Lebih dari semua perempuan cantik di luar sana, kau yang paling manis di mataku.”

Agi membisikkan perasaan sesungguhnya ke telinga Hiroaki, dengan suara manis yang membuat meleleh.

Tetapi, Hiroaki malah memperlihatkan wajah ketakutan. “Kau berbohong. Tak mungkin seorang laki-laki seperti aku manis.”

“Aku tidak peduli apa yang dipikirkan seisi dunia. Tapi bagiku, kau sangat manis.” mzkcXb

Hiroaki merapatkan bibirnya sambil menghembuskan napas. Ya Tuhan, dia begitu keras kepala dengan pikiran negatifnya.

“Aku tak berbohong. Bahkan dengan kepribadianmu yang murung, bahkan dengan tubuhmu yang besar, bahkan jika kau berat ketika aku berusaha untuk menggendongmu, bahkan meskipun kau tidak mengesankan, dan bahkan meskipun matamu lebih mengancam dibandingkan setiap penjahat yang dapat kau temukan di jalanan.”

“Kau cuma memburuk-burukkan aku.”

“Tapi kau jauh, sangat jauh, lebih manis daripada setiap perempuan di bar hostes. Aku membualkan kau ke semua orang di pertemuan itu, tahu. Kau kucing kecilku.” jPZIJo

“…Nghh, siapa yang kau panggil kucing kecil?”

Hiroaki dengan panik memalingkan wajahnya. Pipinya perlahan memerah.

“Serius, kau manis sekali.”

Agi mengacak-acak rambut Hiroaki dan mencium pipinya yang merah membara. Di kanan, di kiri, dan di ujung hidungnya. Dan di bibirnya juga, tentunya. Hiroaki membiarkan Agi melakukan yang disukainya. Kapanpun dia diperlakukan dengan baik, kapanpun dia senang, kucing ini tidak tahu apa yang harus dilakukan dan hanya terdiam. Ini membuatnya lebih menggemaskan lagi. IJmVWn

“Kau akan memanggang lagi untukku nanti?” Agi meminta dan mencoba untuk membujuknya. Hiroaki memasang wajah serius.

“Kau ingin aku memanggang apa?”

“Apapun, sepanjang kau yang memanggangnya untukku.”

“Katakan apa yang kau inginkan. Aku akan memanggang sesuatu yang khusus hanya untukmu, sesuatu yang berbeda dari yang di toko.” NR3VQp

Dia harus mengatakan sesuatu yang begitu lucu lagi. Agi membenamkan wajahnya ke dalam kemeja Hiroaki dan berbisik, “Hmm, coba kita lihat.”

Roti manis dengan isi krim puding susu yang sangat banyak. Danish buah-buahan. Stroberi di musim semi, ceri di musim panas, dan apel di musim gugur. Roti keju dan pain de mie dengan kulit jeruk. Yang mana pun pasti enak, tapi…

Please visit langitbieru (dot) com

“Untuk sekarang, aku ingin memakanmu.”

Wajah Hiroaki memperlihatkan ekspresi yang tak dapat dijelaskan. Mungkin malu; mungkin marah. UlAuNg

“Tapi sekarang masih siang.”

Tapi kekasihnya melingkarkan lengannya di leher Agi saat mengatakannya, lalu Agi memeluknya erat.

Menjelang sore di hari libur mereka, dia dapat mencium aroma kue yang manis dari tubuh kekasihnya.

Catatan terjemah: dUvfLl

Kuro memiliki dua karakter untuk kata croissant dalam bahasa Jepang, yang juga merupakan terjemahan untuk warna hitam.

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!