English

Rumah Penganan - Sarang Kecil ~Chapter 27

0 Comments

Peringatan: Berhubungan seksual

Setelah Kase diperbolehkan keluar dari rumah sakit, dia masih harus memulihkan diri di rumah. Sekitar sebulan setengah kemudian, baru Kase kembali ke toko roti. Dia ingin masuk kerja lebih cepat dari itu sebenarnya, tapi Agi tidak mengizinkannya dan memberitahunya untuk tidak memaksakan diri. EUJYMH

Ketika Kase memasuki dapur dan menghirup aroma roti yang sedang dipanggang di oven, anehnya suasana hatinya menjadi lebih baik.

“Akhirnya semuanya akan lebih mudah sekarang,” Chise berkata. Rio bergelantungan pada lengan Kase dan berkata, “Selamat datang.”

Langit Bieru.

Sebelum sempat menyadarinya, Kase sudah menemukan tempat yang membuatnya merasa menjadi bagian di dalamnya.

Sore itu, berkas cahaya matahari yang lembut bersinar melalui jendela, suara tawa dapat terdengar dari tempat makan. Kase biasanya merasa tak nyaman di situ, tapi sekarang rasanya menjadi nostalgia baginya. Ketika kelompok wanita yang sudah berumah tangga itu memanggilnya dan menanyakan kabar kesembuhannya, Kase tercengang, tapi dia berhasil mengulas senyum di wajahnya. Rasanya membingungkan baginya. 4bZ0DO

Di hari pertamanya kembali, toko tutup lebih awal untuk merayakan kesembuhannya dengan semua orang yang ada di situ. Kase terkejut saat Agi dan Chise bersulang anggur dengannya dan Rio bersulang jus. Dia tidak mendengar apapun soal ini sebelumnya.

“Hey, Hiro-kun, tungku itu apa?” Rio bertanya, mulut dan tangannya berlepotan pizza nanas.

“Tungku?”

“Kau mengatakannya sewaktu bangun di rumah sakit. ‘Aku senang tidak melemparkan mereka ke dalam tungku’.” eplg92

Kase merasakan hatinya terguncang. Itu mimpi menakutkan yang membuat dirinya melemparkan Chise dan Rio ke dalam api tungku. Dia teringat pada saat itu merasa senang mimpinya tidak menjadi kenyataan; namun—

“Hmm, aku tak yakin. Mungkin aku bermimpi tentang pekerjaan.”

Kase mengabaikan pertanyaannya, sementara Chise tertawa sambil menyeka tangan Rio. “Ada dongeng tentang melemparkan penyihir ke dalam tungku. Hansel dan Gretel, kan? Ada seorang penyihir jahat yang tinggal di dalam sebuah rumah terbuat dari gula-gula di dalam hutan, dan kakak beradik itu mendorongnya ke dalam tungku untuk membunuhnya.”

“Itu dongeng yang menakut-nakuti anak-anak, mendorong seseorang, yang sudah cukup baik memberi mereka naungan, ke dalam tungku,” Agi berkomentar. hwf1Z

Chise tertawa, “Tapi dia penyihir.”

“Hmm, kalau dipikir-pikir,” Agi berkata, “waktu kita pertama kali memutuskan nama untuk tempat ini, bukankah salah satu gagasannya adalah rumah gula-gula?”

“Ya, ya. Maison en gateau. Tapi kedengarannya terlalu seperti toko keik, jadi kami memutuskan untuk menamainya un petit nid. Aku pikir kedengarannya lebih lucu juga.”

“Mama, apa artinya ungpetinii?” vd 9As

“Hmm, bukannya aku pernah memberitahumu?”

“Iya, tapi aku lupa,” Rio menjawab dengan polos.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Anak ini,” dia menghela napas sambil meletakkan tangan di pinggulnya. “Baiklah, jangan lupakan lagi, ya? Un petit nid artinya sarang kecil. Itu rumah kecil tempat tinggal burung-burung dan binatang-binatang favoritmu sebagai satu keluarga bahagia.”

“Oh iya, sekarang aku ingat. Dan aku pikir rumah penguin lebih baik.” A8SFg6

Wajah Rio seketika menyala, sementara di sebelahnya, Agi memiringkan kepala sambil berpikir.

“Penguin kan burung juga… Tapi apa mereka membangun sarang?”

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Aku membayangkan mereka melompat-lompat di es untuk tidur.”

“Tak mungkin, terlalu dingin untuk itu. Kau benar-benar dungu.” h8Ic5w

“Tak apa-apa. Setidaknya aku tidak sedungu Agi-san. Betul kan, Rio?”

Chise mengangkat Rio ke dalam gendongannya. Rio berbalik menatap Agi dan bertanya, “Paman, apa kau dungu?”

Agi menjawab, “Aku lebih cerdas daripada ayahmu, Rio,” dan Chise menggodanya kembali, “Aku cukup yakin kalian berdua sama saja,” yang malah memulai argumen konyol di antara mereka bertiga.

Sarang kecil. swnS m

Gambaran yang sempurna untuk tempat ini, diciptakan oleh orang-orang yang berkumpul di sini, masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Keluarga yang dibentuk ini tidak terhubung oleh darah tapi tempat ini lebih hangat daripada rumah manapun yang dimiliki oleh kerabat yang Kase kenal.

Kase menyaksikan mereka bertiga, begitu mirip dengan keluarga biologis, dan seulas senyum terbentuk di bibirnya dengan wajar. Adegan keluarga bahagia ini tidak lagi membuat hatinya mengkerut.

Karena ada sebuah tempat untuknya di dalam sarang kecil ini bersama mereka.

Chise telah memberitahu Kase tentang Yuzuru ketika dia mengunjunginya di rumah sakit. Dia selalu menggali lubang untuk dirinya sendiri setiap kali jatuh cinta. Yuzuru adalah laki-laki pertama yang dengan serius mengangkatnya keluar dari dalam lubang itu. T4FRdY

Aku pikir aku tidak akan pernah melupakan Yuzuru. Terkadang aku merasa kesepian, tapi aku baik-baik saja karena dia sudah membuatku sangat merasa berharga. Kenangan tak pernah berkarat. Malah sepertinya semakin jelas seiring dengan berlalunya waktu. Aku merasa dia selalu bersamaku.”

Dia menambahkan, “Ditambah lagi aku mendapatkan hadiah tak terduga ini darinya,” memperlihatkan jari manis tangan kirinya.

Kalau aku mau jujur, aku lebih khawatir tentang Agi-san.”

Chise punya Yuzuru dan Rio. Dia ingin Agi memiliki seseorang seperti itu juga karena Agi tidak pernah menyadari dirinya kesepian. 8yfj5D

“Kase-kun, maukah kau membuat Agi-san bahagia, untuk kami?”

~~~~~

Mungkin karena anggur yang diminumnya, kakinya sedikit gemetar di perjalanan pulang. Kase tidak tahan alkohol, tapi dia ingin mencoba sedikit malam ini. Alkohol berwarna air lemon yang jernih baunya enak, hampir seperti buah-buahan. Pipinya memerah dan hangat. Ketika dia mengangkat matanya untuk melihat langit, bintang-bintang tampak seperti berjatuhan ketika berkelap-kelip. Ada bulan yang sendirian dan bintang yang tak terhitung jumlahnya.

“…Indah.” 4dDcsw

Kase menggumamkan kesan pertama yang pernah dia rasakan dalam hidupnya. Agi memandang ke arahnya dan tertawa lunak.

Ketika tiba di apartemen, mereka langsung menuju dapur bersama. Kase mengeluarkan sekaleng makanan kucing dari lemari es, dan di sebelahnya, Agi menarik keluar mangkuk si kucing. Agi mengangkat mangkuk itu saat Kase membuka kaleng lalu mengisinya. Mereka pulang terlambat malam ini, dan kucing yang sudah kelaparan itu mengeong pada mereka. Cepat, cepat.

Story translated by Langit Bieru.

“Oke, makanlah.”

Agi menaruh mangkuknya, lalu kucing itu mulai melahap makanannya. Biasanya mereka akan tinggal sampai dia selesai, tapi malam ini Agi menarik tangan Kase untuk menyelinap keluar dari dapur. Kucing itu terlalu sibuk makan sehingga tidak peduli mereka berdua sudah meloloskan diri secara diam-diam. 8riTzS

Mereka menutup pintu kamar di belakang mereka, saling memeluk, dan berciuman.

Agi belum melakukan apapun dengan Kase selama dia memulihkan diri di rumah. Kase akan berkeras dirinya baik-baik saja, tapi Agi akan dengan keras kepala menolaknya. Kase khawatir Agi tidak benar-benar menyukainya seperti itu, tapi setiap kali, Agi akan mengulang perkataannya bahwa dia hanya mengkhawatirkannya. Setelah beberapa kali, Kase akhirnya mengerti. Agi selalu terlihat terasing dari dunia, tapi dia seorang laki-laki yang sangat penakut bila berkenaan dengan hal-hal yang benar-benar berharga baginya.

Mungkinkah aku benar-benar bisa membuat laki-laki ini bahagia?

Pertanyaan itu terlintas di pikirannya saat mereka bertukar ciuman. Kase ingin selalu ada di sisinya. Dia menginginkan Agi untuk mengusap kepalanya. Dia menginginkan Agi untuk menyentuhnya. Dia ingin menyentuh Agi. Dia selalu menginginkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sampai sekarang tidak tahu apa yang bisa dia berikan. Apa yang bisa dilakukan Kase untuk Agi? Apa ada yang bisa dia lakukan untuknya? Dia tidak memiliki kepercayaan diri dirinya bisa melakukan sesuatu. DI76 x

“… Kau benar-benar tak apa-apa bersamaku?” Kase bertanya.

Agi tertawa dari sisi lain dalam kegelapan yang menyamarkan. Tanpa menjawab, Agi memeluk Kase erat-erat dan menarik mereka berdua ke tempat tidur sambil berciuman. Kata-kata tak ada artinya ketika mereka tidak dapat berpikir dengan jernih. Mereka melepas pakaian dan saling menghimpit tubuh bersama. Kulit telanjang bertemu kulit telanjang semakin memanas sehingga cukup untuk membuat mereka meleleh menjadi genangan. Agi menciumi bekas-bekas luka di bahunya dan Kase merasakan pening yang dalam menguasainya.

Dia berusaha untuk tidak melihat bekas-bekas luka itu—kapan pun dia mengganti pakaian, kapan pun dia mandi.

Tapi ketika Agi menyentuhnya, luka-luka itu terasa seperti dicelup ke dalam sesuatu yang hangat. sW2zxT

Agi menjelajah bibir Kase, lehernya, dadanya, dan bekas-bekas luka bakar di samping perutnya. Dia bahkan menciumi kening Kase dan rambutnya juga. Tubuhnya terbaring di atas Kase dan tampaknya merampok seluruh kemampuan bergeraknya. Rasa panas semakin berat di ruang di antara mereka. Bulir-bulir keringat membasahi kulit saat mereka saling menggesekkan tubuh satu sama lain. Kase bahkan merasakan otaknya telah meleleh.

“…Ngh.”

Napas Kase tertahan. Satu jari menyentuh kuncup kecil di pantatnya. Dia merasakan tekanan yang lembut, lalu ujung jari itu mengusap sepanjang pinggirannya. Tempat itu baru terbuka sekali sebelumnya dan saat ini dengan keras kepala tetap tertutup.

“Kau tidak perlu melonggarkan aku.” u6hnUO

Kase merasa kesal karena badannya yang tidak memberi Agi sesuai keinginannya.

“Biarkan aku bersikap lemah lembut denganmu.”

Agi tertawa kecil dan mencium kening Kase dalam-dalam. Dia duduk untuk mengeluarkan pelumas yang pernah mereka gunakan sebelumnya dari meja nakas. Dengan bantuan cairan itu, satu jari menggelincir masuk ke dalam Kase. Dia menggigit bibirnya saat merasakan jari itu memasukinya semakin dalam.

Saat dia menahan sensasi asing di dalamnya, jari kedua masuk diikuti dengan yang lainnya. Semuanya bergerak di dalamnya dengan gerakan yang sedikit berbeda dari sebelumnya, membuat gerakan menggunting untuk memperlebar saluran sempit itu dari dalam. SVM089

“…Nnh, ngh.”

Tubuhnya berguncang dan menyentak. Dari pengalaman sebelumnya, dia mempersiapkan diri terhadap yang akan datang selanjutnya, tapi tidak membantu. Setiap kali Agi menyentuh titik itu, sejumlah tak terhitung api menyala di bawah kulitnya.

Read more BL at langitbieru (dot) com

“Ngh, ah, ah, aaah…”

Agi menyerang titik itu, terkadang keras, terkadang lembut, sementara suara Kase meleleh seperti lapisan gula, manis dan memanjakan. SNOP4j

Kase mencoba untuk menyembunyikan wajahnya, tapi Agi menangkap pergelangan tangannya dan menghalanginya untuk melakukannya. Pandangannya mengabur karena kenikmatan itu, tapi Agi menempatkan wajahnya sehingga tepat berada di hadapannya. Mata yang panas menatapnya dengan intens. Kase tahu keduanya mengawasinya dengan cermat, memastikan dia merasa enak, dan tidak merasakan sakit sedikit pun.

“Agi-san, cepat, aku tak bisa menunggu lagi…”

Kase melingkarkan lengan di tubuh Agi, menggelantung padanya. Agi membuka lebar kaki Kase, menekan ujung kontolnya ke tempat itu, panas dan licin. Agi mendorong masuk ke dalamnya perlahan dan menjelajahi kedalamannya sambil menciumnya.

Bahkan ketika mereka sudah sepenuhnya terhubung, ciumannya tak pernah berakhir. Kase hampir tidak dapat bernapas, tapi dia juga tidak ingin berhenti. Dia ingin terhubung dengan Agi, di atas, di bawah, di mana pun. 0Xln1q

“…Maaf, aku tak bisa menahan diri.”

Bisikannya terdengar menahan sakit. Dari situ, Kase tenggelam di bawah belas kasihan Agi. Tak peduli sedalam apapun dia tenggelam, tampaknya tak ada akhirnya. Tak peduli seberapa jauh naik, dia tidak dapat menerobos permukaan. Hanya Agi yang ada di sana untuk tempatnya berpegangan. Dengan putus asa dia berpegangan padanya, meracaukan kata-kata igauan seperti Ya, Enak sekali, dan Aku cinta kamu.

Dia sama sekali tidak punya ruang untuk pikiran-pikiran lain dalam kepalanya. Lalu dia keluar, dengan terengah-engah.

Di tengah kenikmatan yang sepertinya merampok seluruh tenaganya, Kase merasa semprotan panas di dalam tubuhnya. Fvn79O

Agi ambruk di atasnya, seolah telah menguras seluruh kekuatannya. Mereka saling berpelukan dengan erat sambil memejamkan mata, menunggu napas mereka kembali normal.

Sedikit demi sedikit, napasnya menjadi lebih mudah. Perlahan Kase merasa seolah dirinya naik kembali ke permukaan. Dia akhirnya menerobos permukaan untuk mengambil napas dalam-dalam dan berciuman lagi dengan Agi.

Tak ada sesuatupun yang tak cukup. Ataupun terlalu banyak. Dia terbungkus di dalam pelukan Agi dan dia membungkus Agi dalam pelukannya.

Dia tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Kase bahagia, tapi dia juga agak cemas. Mungkin ini benar-benar mimpi dan ketika dia terbangun, tak seorang pun benar-benar ada di sampingnya. Saat Kase tenggelam dalam lamunan, Agi menatap lekat ke dalam matanya. Tak ada kata-kata, tapi mata yang menatapnya luar biasa lembut. aw8fJV

Aku cinta kamu.

Bisikan Kase sehalus bernapas. Agi menarik kepalanya ke dalam pelukannya.

Ini posisi mereka yang biasanya. Kepala Kase pas di dada Agi. Benar-benar sempurna, pikirnya, dan dalam tiga menit, seperti yang sudah diduganya, terdengar suara napas seseorang yang tertidur. Kase tertawa kecil.

Di tempat ini, Kase terbungkus dalam lengan Agi, yang terasa seperti sarang yang hangat dan nyaman. Ketika Kase membelitkan lengan dan kaki di tubuh Agi, air naik lagi ke kepalanya, menenggelamkannya. MOpfXN

Lautan ini manis dan hangat seperti sirup. Tanpa suara, Kase memejamkan mata di dalamnya.

Read more BL at langitbieru (dot) com

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!