English

Kaleidoskop KematianCh76 - Meninggalkan Pintu

2 Comments

Penerjemah: SelirChu

Editor: feiyourarthur 8ilMRG


Kenyataan bahwa Luo Qianshui bukan manusia membuat Lin Qiushi terkejut. Tapi jika diperhatikan, baik Ruan Nanzhu maupun Cheng Yixie tidak terlihat kaget, seolah mereka sudah sangat terbiasa dengan hal seperti ini. 

Ruan Nanzhu kembali ke tempat mereka dan melapor, “Kami berbincang sedikit, dan itu tidak akan menjadi masalah. Luo Qianshui mati di pintu lain.” 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Lin Qiushi menatapnya dan bertanya, “Apa hal seperti ini biasa?” 

Ruan Nanzhu menjawabnya cuek, “Tentu tidak biasa.”  kmtwpA

Lin Qiushi, “Tapi kalau Luo Qianshui mati di pintu lain, kenapa dia …” 

Ruan Nanzhu memotongnya, suaranya dingin seolah ia tidak mau Lin Qiushi terus memikirkan subjek ini, dan lebih baik untuk tidak bertanya sama sekali: “Itu tidak penting—setidaknya, tidak saat kita berada di pintu ini.” 

Mendengarnya, Lin Qiushi hanya mengangguk, meski ia merasa sikap Ruan Nanzhu agak aneh. Tapi toh Ruan Nanzhu bukannya tidak memiliki maksud; Luo Qianshui memang tidak ada hubungannya dengan pintu ini. 

Setelah memastikan identitas Luo Qianshui, Ruan Nanzhu setuju untuk bekerja sama. Mereka mulai mendiskusikan bagaimana caranya menemukan kunci malam itu.  WXbnaC

Ruan Nanzhu berkata, “Kita tidak bisa masuk sekaligus. Kalian berdua tunggu di luar.” 

Lin Qiushi tidak setuju dengan saran ini, “Kurasa lebih baik kalau aku pergi.” Ia menjeda sebentar, lalu berkata dari hati, “Lagi pula, kita masih tidak tahu apakah Luo Qianshan dan Luo Qianshui berada di sisi kita atau tidak. Kalau terjadi sesuatu padaku di sana, kau bisa melakukan sesuatu.”

Tapi, jika sesuatu terjadi pada Ruan Nanzhu, ia takut dirinya dan Cheng Yixie tidak bisa berbuat apa-apa. 

Ruan Nanzhu terdiam enggan.  A1cprL

Cheng Yixie berkata pelan, “Ruan-ge, kau tidak bisa melindungi Qiushi selamanya.” 

Mendengarnya, Lin Qiushi terkejut dan menatap Cheng Yixie. Sepertinya ada maksud lain dari ucapannya. 

Wajah Ruan Nanzhu datar: “Bagaimana kau tahu aku tidak bisa?” 

Cheng Yixie tidak menjawab.  QR2hF9

Dengan suasana yang menegang di antara keduanya, Lin Qiushi hanya berkata, “Nanzhu, biarkan aku pergi. Aku akan baik-baik saja.” 

Mengetukkan jari di meja, Ruan Nanzhu akhirnya menyetujui rencana Lin Qiushi untuk masuk ke dalam kamar dan mengambil kunci. Ia dan Cheng Yixie akan menjaga Luo Qianshan dan Luo Qianshui di luar untuk mencegah terjadinya sesuatu di luar rencana. 

Hanya butuh beberapa hari yang pendek untuk membunuh banyak orang dalam kelompok mereka. 

Perbedaan pintu ini dari yang lainnya adalah bahwa tanpa alat bantu yang sesuai, kau tidak punya cara untuk membedakan apakah orang yang berada di sebelahmu mati atau hidup. Bahkan orang yang berbagi ranjang denganmu bisa jadi sudah mati berhari-hari.  Mycw1h

Sekitar pukul tiga sore, Ruan Nanzhu berbicara lagi pada Luo Qianshan untuk mendiskusikan detail pengambilan kunci. 

“Saat tiba waktunya, aku akan memasuki cermin dan mengalihkan ibu dan anak itu dari pintu. Aku bisa menjauhkan mereka selama lima menit.” Luo Qianshui kelihatan tenang soal fakta mengenai kematiannya sendiri dan dengan kalem berkata, “Jadi itulah batas waktu kalian. Kalian harus keluar sebelum lima menit berakhir.” 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Mh.” Ruan Nanzhu bertanya, “Apa kau sudah menemukan pintunya?” 

“Belum.” Bahkan sejak pagi saat Ruan Nanzhu mengetahui kematian Luo Qianshui, sikap hangat Luo Qianshan sepenuhnya sirna. Yang menggantikannya adalah seseorang yang datar, yang tidak bisa lagi berpura-pura. Ia melanjutkan, “Tapi pasti ada di lantai tiga puluh empat.”  CNuidB

“Bagaimana denganmu? Siapa yang akan masuk?” tanya Luo Qianshan. 

“Aku.” Lin Qiushi melaporkan hasil diskusi mereka. 

“Kau? Siapa yang memutuskan itu? Temanmu?” Ketika mendengar jawaban Lin Qiushi, tatapan Luo Qianshan berpindah pada Ruan Nanzhu. 

Lin Qiushi berkata, “Bukan. Itu ideku. Ada masalah?” wykEBP

Luo Qianshan kelihatan kaget mendengar jawaban Lin Qiushi—sewajarnya begitu, karena siapa yang akan menempatkan dirinya dalam bahaya seperti dia? Sesuatu yang lain muncul pada matanya, “Kau tidak takut?” 

Lin Qiushi bertanya, “Takut apa?” 

Luo Qianshan tertawa, “Mati, tentu saja.” 

Lin Qiushi merasa pertanyaan ini aneh. “Jelas semua orang takut mati.”  l2OIXZ

Luo Qianshan menggelengkan kepalanya. “Tidak, kau hanya belum melihat orang yang benar-benar takut mati.” 

Mereka yang takut mati dikalahkan oleh ketakutan mereka sendiri. Beberapa bahkan melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka tarik kembali akibat rasa takut di pintu pertama mereka. Tapi tentu saja, ini bukan sesuatu yang perlu Luo Qianshan repot jelaskan pada Lin Qiushi. Hanya saja pria bernama Yu Linlin di depannya, menurutnya menarik. 

Begitulah masalah ini selesai dan kelimanya menunggu datangnya malam dengan tenang. 

Saat pukul delapan, aroma terbakar yang pekat dan meresahkan itu kembali muncul di lorong.  j4bUcv

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Lin Qiushi berjalan ke lorong sesuai rencana, lalu melihat Luo Qianshan dan Luo Qianshui sudah menunggu. 

Oeb Hljcrtjc wfcujcuxja ajcujccsj vjc wfcjajq pjwcsj, “Vjja qexei 8:40, Oeb Hljcrtel jxjc wfwjrexl mfgwlc vjc wfcujiltxjc wfgfxj. Bje tjger xfiejg rjja 8:45. Becmlcsj afgujcaecu afqja vl vlcvlcu afcujt, rjcuja wevjt ecaex vlafwexjc.” 

Eejc Rjchte yfgajcsj, “Oeb Hljcrtel peuj wfiltjacsj wfijiel mfgwlc?”

Oeb Hljcrtjc wfcjajq Eejc Rjchte vjc wfcujcuuex.  8TqVlM

Vfqfgal sjcu vlveuj, wfgfxj yfgybtbcu qlcaecsj veie afgyexj; xjxjx yfgjvlx lae ylrj wfiltja ibxjrl xecmlcsj xjgfcj Oeb Hljcrtel ylrj yfgqfguljc wfijiel mfgwlc. 

Masih ada sekitar tiga menit sebelum 8:40. Ruan Nanzhu memberikan sebuah gelang merah darah pada Lin Qiushi. 

Langit Bieru.

Tanpa mengatakan apapun, Lin Qiushi mengambil gelangnya dengan penuh pemahaman dan memakainya di pergelangan tangannya. 

“Prioritaskan hidup dan keamananmu.” Ruan Nanzhu menahan suaranya tetap pelan, “Kalau kau tidak bisa mendapat kuncinya, lupakan. Keluar saja.”  qfKWXh

Lin Qiushi mengangguk. 

Sebentar lagi, sudah pukul 8:40. Luo Qianshui beralih pada cermin di sampingnya. Lin Qiushi melihat sebuah benang merah tipis sepertinya terhubung antara tubuhnya dan Luo Qianshan.

Ibu dan anak yang hangus berdiri di ujung lorong lalu bereaksi. Setelah beralih pada cermin di samping mereka, keduanya memang bergerak seperti ucapan Luo Qianshui dan memasuki cermin. 

Lin Qiushi bergegas, dengan cepat berlari ke kamar gosong di bagian terujung aula dengan sekuat tenaga.  d8 mT7

Bau hangus memasuki hidungnya, dan dengan satu tangan menekan handuk basah di wajahnya, ia membuka pintu yang memuai karena panas dengan tangan sebelahnya. 

Kamar di depannya tidak lagi terlihat sebagaimana yang nampak saat siang. 

Tempat itu sudah gosong sepenuhnya; dari furnitur hingga dinding, semuanya memuai dan terbakar karena panas yang ekstrim. Tapi yang paling mencolok adalah cerminnya—cermin demi cermin yang tergantung di tiap permukaan. 

Mereka tidak rusak sama sekali. Hampir setiap sudut ruangan direfleksikan dalam cermin.  fdpixs

Lin Qiushi tahu lebih baik tidak berlama-lama dan dengan segera masuk. Ia memindai ruangan untuk mencari tembok dengan kunci yang dijelaskan Luo Qianshan. 

Tidak ada hasil setelah dilihat sekilas, hingga saat ia masuk ke kamar tidur yang ada di kirilah Lin Qiushi menemukan apa yang ia cari. 

“Sial.” Setelah melihat apa yang berada di dalam kamar tidur, Lin Qiushi menyebutkan umpatan yang langka. 

Seluruh dinding dalam kamar tidur ditutupi dengan kunci, dan setiap kuncinya terlihat sama persis—tembaga hijau, untuk membuka pintu.  pyxHjK

Dilihat sekilas, setidaknya ada seratus atau dua ratus buah kunci. 

Lin Qiushi menatap jamnya. Ia punya tiga setengah menit lagi—bagaimana caranya supaya ia bisa menemukan kunci yang ia butuhkan diantara semua kunci ini? Saat butiran keringat mulai menitik di dahinya, Lin Qiushi memaksa dirinya untuk tenang. 

Klak … Namun, saat Lin Qiushi tengah menimbang masalahnya, muncul sebuah suara ketukan pada kaca di belakangnya. Lin Qiushi berbalik dan melihat dengan kaget orang dari cermin. Meski pakaiannya berubah, dan setengah tubuhnya sudah hangus, Lin Qiushi masih bisa mengenalinya sebagai pelayan dari hotel. 

Berdiri di dalam cermin, ia melotot menghina pada Lin Qiushi.  5EWnj8

Klak, klak … Pria di dalam cermin memukul kaca di depannya dengan kencang dan retakan mulai muncul dengan jelas pada permukaannya, seolah cermin itu bisa pecah kapan saja. 

Pria itu berjalan ke ujung cermin dan menekankan wajahnya yang separuh bengkok pada cermin, menggeramkan kutukan. 

Read more BL at langitbieru (dot) com

Lin Qiushi bertatapan dengannya.

Pupil hitamnya sangat aneh dengan penampilannya yang mengerikan. Mereka seperti air danau yang dalam, benar-benar tenang dan memancarkan cahaya gelap.  gcJXjI

Melihat kedua mata itu, Lin Qiushi tiba-tiba merasa sedikit terpikat. Ia merasa ia bisa mendengar wanita itu terisak dan seorang anak menangis. 

“Maka keluar saja, keluar, jangan pernah kembali,” ucap wanita itu. “Aku membencimu, aku membencimu—” 

“Kau membenciku? Kau membenciku?” balas pria itu. “Kau pikir kau siapa!” 

Aaah!” Sesuatu pecah, dan api merah mulai menjilat jalan keluar mereka.  N6ipVF

Wanita itu meratap kencang dan sedih, tapi suaranya mulai hilang bersama pecahnya kaca. 

Begitulah tangisan anak kecil itu mengikuti, seolah sesuatu mengambil kemampuan mereka untuk berteriak dan meraung … bukan, seolah sesuatu membawa hidup mereka semua. 

Lalu terdengar suara bantingan pada pintu dan suara langkah kaki yang terhuyung. 

Masih terpesona, Lin Qiushi mengira pemandangannya berubah. Ia melihat sebuah cermin besar merefleksikan pria itu seutuhnya, dan tepat saat pria itu berbalik untuk pergi, sepasang tangan yang terbakar hingga sehitam arang muncul dari tengah cermin. Mereka terulur hingga menangkap kakinya, lalu dengan paksa menarik pria itu kembali ke dalam cermin.  hOwqU7

Itulah saat Lin Qiushi mendadak merasakan sakit yang tajam di pergelangan tangannya. Ia merinding sata ia menyadari entah bagaimana ia berjalan ke depan cermin—satu langkah lagu dan ia akan menyentuhnya. 

Dan di dalam cermin itu, terdapat seorang pria yang matanya dipenuhi kebencian. 

Terbatuk beberapa kali, Lin Qiushi akhirnya menarik dirinya keluar dari ilusi dan menatap jamnya. 8:44—ia hanya punya sisa satu menit! 

Kunci, kunci, kunci, mana kunci yang asli?  WhSYXb

Lin Qiushi sejenak merasa ia benar-benar berada di lautan api. Dengan telinganya yang tajam, Lin Qiushi mendengar langkah pelan dari dalam cermin … waktu hampir habis, ibu dan anak itu kembali. 

Masa krisis membuat kepala Lin Qiushi lebih jernih. Pikirannya membayangkannya tiga baris kalimat dari petunjuk mereka: dengan perunggu sebagai cermin, seseorang dapat memperbaiki pakaian mereka; dengan sejarah sebagai cermin, seseorang dapat memahami gelombang keberuntungan; dengan orang-orang sebagai cermin, seseorang bisa memperoleh keuntungan dari kerugian. 

Mereka menemukan cermin perunggu dan sejarah cermin. Jadi bagaimana dengan manusia cermin? 

Sebenarnya apa maksud ‘dengan manusia sebagai cermin, seseorang bisa memperoleh keuntungan dari kerugian’?  WTj2p9

Menatap pria dalam cermin, Lin Qiushi segera teringat perkataan Ruan Nanzhu, bahwa para pintu memiliki petunjuk, dan pintu berarti kelahiran kembali, bukan kematian—jarang sekali pintu menyebabkan mereka mengalami akhir buntu. 

Jadi mungkin, pria yang terperangkap dalam cermin memiliki tujuan yang lain? 

Please visit langitbieru (dot) com

Lin Qiushi menghampiri pria itu dan mulai memeriksanya. 

Ia berdiri di cermin, mengawasi Lin Qiushi dengan penuh kebencian. Lin Qiushi balik menatapnya, lalu menyadari sesuatu—sebuah gambar kecil di pupilnya.  0TRltZ

Gambar itu bukan refleksi dari kamar, tapi sesuatu yang sepenuhnya berbeda. 

Sebuah rak di kepala tempat tidur, dimana sebuah foto keluarga beranggotakan tiga orang berada. Lin Qiushi akhirnya paham. 

Ia berbalik dan berlari menuju ranjang, membalik foto keluarga yang terbakar dan menemukan sebuah kunci perunggu kehijauan yang cantik di balik foto.

Lin Qiushi akhirnya memahami makna dari ‘mengambil keuntungan dari kerugian’.  2G5eJI

Dengan hanya beberapa saat tersisa, Lin Qiushi merambet kunci dan berlari, takut membuang waktu lebih lama lagi. 

Lima detik, empat, tiga … dengan terlihatnya pintu, Lin Qiushi mulai tersenyum. Tapi senyum itu langsung membeku kala dua orang muncul dalam pandangannya. 

Satu tinggi, satu pendek. Yang tinggi menggenggam tangan yang kecil. Sekujur tubuh mereka berwarna hitam. Si tinggi menggandeng anaknya dengan satu tangan dan pintu dengan yang lainnya, serta senyumnya yang miring untuk Lin Qiushi. 

Ia akan menutup pintu—Lin Qiushi segera bereaksi dan melempar kunci melewati ambang pintu.  5YBt1d

Dan dengan sebuah ‘klik’, pintu tertutup dengan berat. 

Lin Qiushi jatuh berlutut dan mulai terbatuk keras. 

Temperatur di dalam kamar meninggi bersama dengan banyaknya kadar asap yang berbahaya. Lin Qiushi merasa kesadarannya memudar, dan tahu dengan jelas bahwa ia akan mati. 

Dihadapkan dengan kematian, Lin Qiushi dapat mempertahankan ketenangan diri yang tidak bisa dijelaskan. Pipinya menekan tanah, dan ia menatap tembok yang menghitam; gulungan adegan tanpa batas dimainkan dalam benaknya.  xo16tv

Ada dirinya, dan Chestnut, dan teman-temannya. Dan … Ruan Nanzhu. 

Ah, Ruan Nanzhu dalam benaknya memang menawan. Sebelum ia menutup matanya, Lin Qiushi merasa dirinya menyedihkan, berbaring sekarat seperti ini dan memikirkan seorang pria …

Kegelapan menutupi Lin Qiushi, dan ia merasakan raganya pergi. 

*** ph4gAu

Tes, tes. Ia bisa mendengar suara air. 

Lin Qiushi merasa sangat haus dan ia membuka bibirnya, hampir tidak bisa menyuarakan sebuah kata: “Air …” 

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Lalu sesuatu yang basah dan lembut menyapu bibirnya. Lin Qiushi perlahan membuka matanya, merasakan cahaya samar. 

“Kau sudah bangun?” Muncul sebuah suara.  Ar0ND1

Lin Qiushi terbatuk keras beberapa kali sebelum orang di depannya akhirnya terlihat. Dia Cheng Yixie. 

Cheng Yixie memegang kapas yang dibasahi dengan air. 

“Yixie?” Melihatnya, Lin Qiushi kebingungan. “Aku, aku tidak mati?” Ia masih mengingat segala hal sebelum ia pingsan. 

Logikanya, dari titik ia berada, tidak mungkin ada rute lain selain kematian.  Rq9tJ0

“Aku Qianli.” Si kembar ini menatapnya dengan mata besar yang menawan. “Qiushi, aku tidak percaya kau tidak mengenaliku. Kau hanya mengingat kakakku dalam benakmu.” 

Lin Qiushi, “…” Kenapa kejadian yang sangat normal terdengar begitu janggal kalau dikatakan olehmu? 

“Aku keluar?” Setiap inci tubuhnya sakit, dan bahkan suaranya lemah. “Aku benar-benar berpikir aku akan mati …” 

“Bukan kau,” kata Cheng Qianli. “Ruan-ge yang hampir mati.”  P2DiTq

Lin Qiushi terkejut, dan segera duduk di ranjangnya. “Apa?!” 

Cheng Qianli berkata, “Yah … tapi ia baik-baik saja sekarang. Jangan khawatir, selama tidak mati di tempat, tubuh kita bangkit cukup cepat.”

Lin Qiushi, “Tidak, tidak, tidak, kenapa terjadi sesuatu pada Nanzhu?” Ia ingat ia melemparkan kuncinya keluar. 

Cheng Qianli, “Kalau itu aku tidak tahu. Ia masih tidak sadarkan diri.”  ckwY6A

Lin Qiushi mengusap kepalanya, “Sudah berapa lama?” 

Cheng Qianli, “Dua hari.” 

Lin Qiushi menghela napas, “Dan kakakmu? Apa dia baik-baik saja?” 

“Ia baik-baik saja,” ucap Cheng Qianli. “Ia akan berada disini saat siang, nanti kau bisa tanya sendiri padanya.”  K6aDx5

Saat siang, Cheng Yixie tiba dengan makanan untuk Cheng Qianli. 

“Kau sadar?” tanya Cheng Yixie. “Bagaimana perasaanmu?” 

Story translated by Langit Bieru.

Berbaring di ranjang, Lin Qiushi menatap tetesan infus di lengannya. “Baiklah, apa yang salah denganku?” 

Cheng Yixie menjawab, “Sama seperti Ruan-ge, kehilangan banyak darah.”  QcoCkT

Lin Qiushi, “Oh.” Selain kekurangan darah, Lin Qiushi tidak menderita penyakit lain. Faktanya, selain rasa pusing yang melanda, tidak ada yang salah dengan dirinya. 

“Apa Nanzhu baik-baik saja?” Lin Qiushi masih sangat khawatir. “Bagaimana bisa aku keluar …” 

Cheng Yixie berkata, “Ia baik-baik saja. Ia mungkin akan dipulangkan setelah beberapa hari istirahat.” Ia menjeda sebentar, lalu melanjutkan lebih pelan. “Penyebabnya adalah Ruan-ge membuka pintunya lagi dan mengeluarkanmu.” 

“Membuka pintunya lagi?” Lin Qiushi bertanya, “Tapi bukankah ibu dan anak itu menjaganya?”  8yGM1Q

Cheng Yixie, “Ceritanya panjang.” 

Lin Qiushi, “Santai saja, aku tidak terburu-buru.” 

Cheng Yixie mengangguk dan memberitahu kembali kejadian mengerikan tersebut dengan kata-kata yang rapi dan runut. Setelah melihat ibu dan anak itu menutup pintu lebih awal, Ruan Nanzhu menggila. Ia sama sekali tidak ragu untuk meyandera Luo Qianshan dengan senjata dan memaksa Luo Qianshui kembali ke dalam cermin. Dan saat ibu dan anak itu dialihkan kembali, ia berlari untuk mengeluarkan Lin Qiushi. 

Seluruh aula tengah terbakar saat itu. Ketika ia membawa kembali Lin Qiushi, Ruan Nanzhu lebih seperti api daripada manusia, dengan lebih dari separuh kulitnya terbakar.  vuhyan

Untungnya luka ini berasal dari dalam pintu, kalau tidak mereka akan benar-benar kehilangan Ruan Nanzhu. 

Apinya lalu terus menyebar. Sebelum mereka terbakar hingga mati, mereka menemukan pintu keluar dan meninggalkan dunia itu dengan kunci. 

Tentu saja, tindakan Ruan Nanzhu berarti perjanjian mereka dengan kakak-beradik Luo dibatalkan saat itu juga. Cheng Yixie hanya mendengus dan berkata bahwa di dalam pintu, tidak ada teman yang permanen, hanya rasa tertarik. 

Mendengar ini membuat Lin Qiushi tersenyum, “Lalu apakah kita teman permanen?”  qLfSaj

Cheng Yixie terdiam, dan meski ada sedikit ekspresi di wajahnya, ia masih tetap terlihat jengkel. Kemudian ia mengangguk dengan sangat singkat. 

Lin Qiushi merasa seolah ia tengah menggoda anak kecil dan mulai tertawa. 

Sekitar tengah malam, Ruan Nanzhu juga terbangun. Meski ia dirawat karena kehilangan darah seperti Lin Qiushi, ia memiliki luka fisik nyata yang terlihat seolah ia telah dilukai oleh sesuatu seperti potongan cermin. Dokter bahkan bertanya apakah ia ingin memanggil polisi atau tidak. 

Cheng Yixie mengantar Lin Qiushi ke sana dengan kursi roda untuk mengunjungi Ruan Nanzhu.  Bk56cP

Ruan Nanzhu berbaring di ranjang; tidak ada darah pada wajahnya yang indah dan ia bahkan diintubasi. Ia terlihat amat begitu rapuh. Tapi mata gelapnya cukup cerah hingga menakutkan, seperti langit malam yang diisi bintang-bintang, mampu menelan seluruh jiwa. 

Lin Qiushi memangil, “Nanzhu.” 

Story translated by Langit Bieru.

Bibirnya sedikit membuka, Ruan Nanzhu bergumam ‘hm’. 

Lin Qiushi berkata, “Terima kasih.” Tapi mengatakan itu terasa tidak benar. Semua orang berkata bahwa kasih karunia sejati tidak dapat disyukuri, dan jika bukan karena Ruan Nanzhu, ia sudah melompat dari gedung atau malah menemukan cara lain untuk mati.  osY7 h

“Seharusnya aku yang berterima kasih padamu.” Suara Ruan Nanzhu sangat pelan, seolah mengambang di udara. 

Lin Qiushi berkata, “Jangan bicara lagi. Istirahatlah, kami akan  menunggumu keluar.” Ruan Nanzhu sangat lemah saat ini hingga beberapa patah kata membuatnya kehabisan seluruh energinya. 

Pandangan Lin Qiushi menangkap tangan Ruan Nanzhu. Tangan Ruan Nanzhu cantik, dengan jemari yang putih nan ramping. Saat disandarkan di ranjang, seluruh tulang dan ototnya menonjol dengan rapi. Tapi tangan indahnya itu kini diperban. Kelihatannya seolah luka pada Ruan Nanzhu hanyalah ilusi; sulit untuk membayangkan berapa banyak lagi luka yang tersembunyi di balik gaun rumah sakit tersebut. 

Lin Qiushi mengalihkan pandangan dan membiarkan Cheng Yixie membawanya keluar dari kamar.  XjwV3C

Di belakangmya, napas Ruan Nanzhu perlahan menenang. Ia kelihatannya sekali lagi jatuh tertidur. 

Lin Qiushi mendengarkannya sebentar di pintu, sebelum tiba-tiba bertanya pelan, “Apakah sepadan?” 

Cheng Yixie berdiri di belakang Lin Qiushi. Dan meski ucapannya muncul mendadak, ia masih memahami apa yang ditanya oleh Lin Qiushi. 

Katanya, “Asalkan dia menginginkannya, maka itu sepadan.”  sRdgbq

Lin Qiushi tersenyum, “Kau benar.” 

“Ayo pergi,” Cheng Yixie berkata, “Kau harus menjaga dirimu juga dan segera membaik.” 

Lin Qiushi mengangguk dan Cheng Yixie kembali mendorong kursi rodanya ke kamar rumah sakit. 

POISnU

Translator's Note

Kutipan dari Book of Tang

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!

2 comments

  1. Kebayang gmna perasaan Nanzhu pas tau pintunya ditutup duluan sebelum batas yg dikasih habis tpi bener kata Qiushi klo tadi yg masuk nanzhu ntah gmna qiushi sama yixie nolongnya.. walaupun sama2 terluka.. pasti tenang skrg nanzhu pas liat qiushi jenguk dia gitu..