Malam harinya Hou Yong mengantar Su Jinli ke sebuah hotel.
Hotel ini cukup terkenal di kota, hanya orang-orang ternama dan berduit yang bisa memesan tempat ini, karena mereka menawarkan tingkat keamanan yang bagus dan privasi yang terjamin.
Alhasil, kebanyakan yang melakuka reservasi tempat ini adalah selebriti.
Hou Yong sangat terkejut ketika mendengar Su Jinli diundang makan malam di hotel ini. Tapi dia tidak bertanya lebih jauh, terlebih artisnya juga tidak menyembunyikan ini darinya. Tidak perlu mencari sampai akar masalah kalau Su Jinli tidak ingin mengatakan padanya. Karena kau juga perlu menghormati privasi si Artis.
Su Jinli masih belum terkenal sekarang. Jadi dia tidak perlu sembunyi-sembunyi takut mencoreng popularitasnya. Tidak perlu takut bertemu fans, dia masih bisa pergi kemana saja.
Sesampainya di hotel, Hou Yong membawa Su Jinli ke ruang VIP. Tak disangka yang mengundang Su Jinli adalah Yula. Langkahnya sempat terhenti, namun Hou Yong memutuskan untuk tak terlalu memikirkannya dan langsung menyapa Yula.
“Kau agen yang menipu anak ini?” Yula bertanya tanpa basa-basi, agaknya artis wanita ini menaruh curiga padanya.
Jika kau termasuk dalam lingkaran dunia hiburan, kau pasti tahu kenapa Yula menanyakan itu. Tapi Hou Yong tidak malu untuk mengatakan sejujurnya tentang agensi yang menaungi Su Jinli, dan segala visi misinya kepada Yula.
Setelah Xiao Mi dan Yula selesai mendengarkan penjelasan Hou Yong, Xiao Mi berdiri dan berkata kepada Hou Yong, “Hou Ge, ayo pergi dan pesan makan.”
“Oh..Oh…” Hou Yong segera mengikutinya, meskipun agak ragu-ragu, dia menyimpan pertanyaannya dalam hati.
Setelah Su Jinli duduk, dia sebenarnya mengantisipasi makanan yang akan disajikan. Hanya saja dia pura-pura tenang. Setelah Xiao Mi keluar, Su Jinli mengeluarkan kartu dari sakunya dan meletakkannya di atas meja: “Aku masih belum butuh uang, jadi aku tidak menggunakan uang di kartu ini.”
Yula menatap kartu atm milikknya yang tergeletak di atas meja, tidak bermaksud mengambilnya kembali.
“Apa maksudmu dengan satu rotasi bumi?” Sejak Su Jinli mengatakan padanya soal ini, dia terus memikirkan artinya sejak ia mendengarnya.
“Oh, itu maksudnya satu kali bumi berputar.” Jawab Su Jinli.
” Satu hari?” Tanya Yula yang masih penasaran.
“En.” Kata Su Jinli singkat. Dia tidak menjelaskan lebih banyak lagi.
Yula mengangguk, mengambil air mineral dari depannya dan menyesapnya. Kemudian dia bertanya, “Kenapa kau mengatakan bahwa keberuntunganku akan berubah?”
“Karena kau orang baik.”
“Jangan ceroboh. Apa kau ahli ilmu metafisika atau semacamnya?” Tanya Yula.
Belakangan ini, Yula sibuk memikirkan tentang hal-hal ini. Mengingat pengalaman anehnya dalam beberapa hari terakhir, dan kemudian mencocokkan arti dari kata-kata Su Jinli, dia perlahan-lahan merasakan sesuatu yang salah.
Apa benar ada energi Yang di dalam dirinya? Su Jinli bisa melihatnya?
Bagaimana Su Jinli tahu bahwa nasibnya akan berubah? Apakah itu suatu kebetulan?
Su Jinli mengangguk: “Kakekku mahir Feng Shui. Sebelum aku pergi, dia memberiku ramalan.”
“Apa yang dia katakan?” Yula tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
“Dia bilang perjalananku penuh halangan dan rintangan. Namun, aku akan bertemu dengan beberapa orang berbudi baik, dan nasib mereka juga akan berubah.”
“Orang berhati baik?” Yula sedikit mengernyit, bahkan bertanya-tanya apakah dia sendiri bisa dinilai berhati baik, atau Si Hou Yong juga sebenarnya orang baik?
Yula bertanya lagi, “Ada lagi?”
Su Jinli juga tidak menyembunyikan apa pun. Selama dia tidak secara langsung mengatakan bahwa dia adalah iblis. Selain itu ia ceritakan semua kepada Yula: “Tetapi kakekku mengatakan bahwa orang-orang mulia yang akan aku temui bukanlah orang-orang baik pada awalnya. Mereka bisa menjadi orang yang mulia hanya setelah aku membantu mereka. ”
Yula mengangkat alisnya dan merasa lebih tertarik ketika mendengar ini. Dia terus bertanya, “Apa ada yang lain?”
“Tidak ada lagi.”
Yula tidak percaya.
Namun setelah memasuki dunia hiburan, lambat laun ia percaya pada beberapa teori metafisika. Dia juga mendengar bahwa banyak artis membakar dupa dan menyembah Buddha, atau menyimpan benda aneh di rumahnya untuk merubah nasib.
Menurut rumor yang beredar, ada seorang artis wanita yang memelihara barang menjijikkan di rumahnya, dan rela menukar umurnya dengan kepopuleran yang hanya bertahan beberapa tahun.
Setelah bertemu Su Jinli, berita buruk dan dan gosip terbarunya menghilang secara ajaib dalam semalam.
Dia awalnya mengira bahwa itu adalah mantan suaminya yang sedang menyusun rencana baru yang lebih besar untuk menjatuhkan reputasinya, tetapi setelah memikirkannya dirasa tidak mungkin dia mampu menarik semuanya dalam waktu semalam.
Setelah berita itu dihapus, orang-orang dari pihak mantan suaminya bahkan menghubunginya dan marah besar, mengatakan kepadanya jangan senang dulu berita-berita itu dihapus.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Cqjxjt xje lcuja ifijxl aej sjcu xlaj rfijwjaxjc afgjxtlg xjil?” Teij alvjx ijul yfgajcsj afcajcu gjwjijc cjrly Ve Alcil. Djge-yjge lcl vlj wfcfwel rfrejae sjcu pjcuuji, vjc wfweaerxjc wfwylmjgjxjccsj vfcujc Ve Alcil.
“Cqjxjt vlj revjt qeilt?”
“Cxe alvjx ajte vfajlicsj, afajql xfiejguj rl Ujx Kej wfcmjglxe vjc wfcpfijrxjc rfrejae xfqjvjxe.”
Su Jinli mendengarkan ini dengan serius: “Lalu?”
“Setelah kita menyelamatkan si Pak Tua dan meninggalkan rumah sakit, pihak keluarga mengunjungi rumah sakit dan kemudian memindahkannya ke rumah sakit lain. Dengan bantuan polisi, keluarganya menghubungiku lalu mengatakan bahwa kecelakaan tidak boleh tersebar ke publik, dan beritanya perlu diblokir, karena aku yang menyelamatkannya, jadi mereka juga menghapus semua berita negatif milikku”
Su Jinli mengangguk setelah mendengarkan, dan berkata dengan polos: “Aku masih tidak mengerti.”
“Aku punya banyak berita negatif, tapi karena keluarga si Pak Tua itu ingin menyembunyikan kecelakaan ini, dan karena aku yang menyelamatkannya, jadi mereka menghapus semua berita milikku. Sekarang kau paham?” Tanya Yula.
“Ohh, aku paham.”
“Yah, mereka juga mengganti semua biaya pengobatan yang kita bayarkan, dan bertanya apakah aku membutuhkan bantuan mereka. Saat itu, aku bertanya apakah aku bisa mendapatkan peran yang aku inginkan sepanjang waktu. Ah, padahal aku tidak serius mengatakannya. Tapi tak bisa dipercaya mereka benar-benar memberikan peran itu untukku. ”
“Itu sangat bagus. Aku selalu mengatakan bahwa orang baik akan selalu mendapat balasan atas kebaikannya.”
Namun, Yura masih tidak tenang dan menggelengkan kepalanya.
“Aku takut orang-orang yang mau memblokir berita mungkin mereka yang ingin menyakiti si Pak Tua. Aku terlalu bersemangat saat itu, langsung setuju untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan. Tapi sekarang, setelah aku pikirkan baik-baik, aku merasa bersalah. Setiap hari gelisah, takut aku memanfaatkan kebaikan mereka. ”
Su Jinli tahu apa yang dialami Yula dan berkata, “Yu Jie, kau harus berpikir seperti ini. Kau kebetulan sedang ada di tempat kecelakaan lalu lintas. Kau menyelamatkan orang dan mengirim mereka ke rumah sakit. Untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka, anggota keluarga akan mengganti biaya pengobatan yang sudah dulu dibayar olehmu dan mereka juga memberikan hadiah terima kasih yang luar biasa. ”
“Yah, aku juga sudah memikirkannya.”
“Tidak ada yang bisa kau lakukan, meskipun kau curiga itu tidak sesederhana itu. Dan kau orang luar. Terlebih lagi, kita juga sudah melaporkan kecelakaan itu kepada polisi. Polisi mewakili keadilan. Mereka sudah tahu keanehan kecelakaan itu. Mereka yang ingin menyakiti si Pak Tua tidak berani melakukannya dengan mudah. Jika terjadi sesuatu lagi, mereka yang akan jadi tersangka utamanya. ”
Setelah mendengar ini, Yula mau tidak mau menatap Su Jinli: “Aku selalu mengira kau bodoh.”
Yula dihantui rasa bersalah. Tidak tahu harus bercerita kepada siapa tentang kegelisahannya. Jadi dia hanya bisa menceritakannya pada Su Jinli.
“Memang bodoh sehingga tidak berani turun gunung. Aku tak banyak tahu. Ketika aku tahu segalanya, aku tidak akan seperti ini.”
“Singkatnya, dungu.”
“Bisa juga disebut begitu.” Su Jinli tersenyum malu.
Yula sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, dan dia melanjutkan obrolan dengan Su Jinli tentang drama barunya.
Peran itu sudah ia idam-idamkan sejak lama, walaupun bukan sebagai peran utama tetapi karakter yang akan dimainkannya adalah peran pendukung tokoh utama.
Dalam drama itu, karakter wanita nomor dua itu digambarkan sebagai gadis cantik tapi suka berbuat onar, tunangan aktor utama, dengan kepribadian yang agresif. Dia adalah tokoh antagonis dalam drama ini.
Di episode selanjutnya, si Wanita yang diperankan Yula itu memiliki perasaan dengan peran pria ketiga dan melepaskan pria pertama dan hidup bahagia selamanya.
Pemeran utamanya adalah bintang kelas atas, dan sutradaranya juga sutradara terkenal. Investornya adalah perusahaan terkemuka.
“Karakter ini agak penuh kebencian di awal, tapi akan berubah menjadi baik hati di episode selanjutnya. Aku sudah membaca scenario dari awal sampai akhir, dan aku menyukai peran ini. Di usiaku yang sekarang, sangat sulit untuk mendapatkan peran dalam sebuah drama. Apalagi aku tidak terkenal.”
“Yu Jie sangat cantik.” Kata Su Jinli sungguh-sungguh.
“Kecantikan tidak bisa untuk membeli beras.”
“Tapi aku makan nasi setiap hari. Aku belum pernah melihat seseorang secantik Yu Jie.”
Yula benar-benar terhibur oleh Su Jinli dan bertanya kepadanya, “Kau sedikit berubah, heh?”
“Ah, waktu itu kan kita baru bertemu.”
“Yah, aku lebih nyaman mengobrol seperti ini.”
Keduanya berbincang ringan sebentar, dan kemudian mereka mendengar pertengkaran di luar ruang VIP.
Setelah mendengarkan sebentar, Yula mengenali pemilik suara itu, dan wajahnya muram.
Orang yang berada di luar ruangan berusaha menerobos masuk dan menimbulkan kegaduhan yang mengusik mood Yula.
Yang pertama masuk adalah seorang pemuda yang kelihatannya berumur dua puluhan. Wajahnya lonjong dan dagunya ramping. Rambutnya dikuncir. Dia memakai baju merk ‘pembuat pakaian olahraga’.
Ketika dia masuk, dia sengaja memblokir pintu VIP dan membiarkan seorang wanita masuk.
Wanita juga terlihat seperti berusia dua puluhan. Dengan temperamen yang mendominasi. Sengaja mengangkat dagu tinggi-tinggi ketika berpapasan dengan orang lain. Setelah wanita itu masuk, dia pertama kali melirik Su Jinli, dan kemudian mengeluarkan suara “Yo” yang terdengar aneh.
Yula memandang wanita itu, mencibir, lalu bertanya dengan nada jengkel, “Kenapa, ada apa?”
Tenang di permukaan, sebenarnya mengepalkan tinjunya secara diam-diam.
“Tidak ada. Aku baru saja melihat asisten kecilmu. Kupikir kau ada di sini, jadi aku ingin menyapamu. Aku tidak menyangka akan mengganggu kencanmu.” Wanita itu mengejeknya.
Yula bosan untuk menanggapi omongannya, ia menyandarkan dagunya pada dua tangannya, terlalu malas untuk menjawab. Sebenarnya setelah mengalami beberapa kejadian aneh beberapa hari yang lalu, semangatnya untuk membalas argumen dari wanita ini menurun drastis.
Ditambah lagi, dia baru-baru ini mengambil peran dalam sebuah drama dan tidak ingin membuat berita apa pun yang akan memengaruhi perannya.
“Yu Jie baru saja bertemu dengan aktor muda untuk membahas drama baru. Aku harap kau tidak merusak diskusi mereka.” Xiao Mi tidak dapat menghentikan mereka di pintu, jadi dia hanya dapat mencoba menjelaskan kepada Yula, tetapi wanita gemuk itu tidak mau minggir dari pintu VIP.
“Pria dan wanita menyewa ruang VIP, bukankan ini terlalu mencurigakan?
“Karena banyak orang yang mengantisipasi drama ini.” Perkataan Xiao Mi justru mengejek wanita ini.
Benar saja, tiba-tiba wanita muda itu langsung marah dan menghujat Xiao Mi : “Siapa kau sampai bernai bicara seperti itu padaku, hah?”
“Na Jie!” Hou Yong dengan cepat datang, dan ingin membantu menghentikannya perang mulut yang baru saja mulai. “Tenanglah. aku yang membawa artis ini untuk melihat Yu Jie. Karena aku sangat berharap Yu Jie dapat membantu generasi muda untuk mendapat kesempatan berperan.”
Wu Na, melihat Hou Yong, sepertinya berusaha keras mengingat pria gemuk di depannya ini beberapa saat, dan kemudian dia merasa adegan itu menjadi menarik.
“Bukankah kau sudah keluar? Kenapa kau kembali merekrut artis?”
“Umm..Ya.” Hou Yong masih tersenyum dan menjawab, sepertinya sudah terbiasa dengan hal semacam ini.
“Cocok memang. Artis sampah ketemu wadahnya!” Wu Na sangat marah, semua yang keluar dari mulutnya adalah umpatan dan makian. Bahkan Su Jinli tak terlewat, ikut dimaki-maki.
Akhirnya, Yula tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya kepada Hou Yong, “Kau mengundurkan diri?”
“Oh, bukankah kamu hebat sebelumnya? Ya kan? Benarkan?” Wu Na tak berhenti mengata-ngatai Hou Yong.
“Apakah kau tidak melihat hidangan mulai disajikan? Jika kau tidak pergi, makanannya akan dingin.” Yula semakin kesal dengan tingkah wanita ini. Tak tahu malu dan bicaranya kasar.
Wu Na menoleh dan melihat, Benar saja, seorang pelayan yang mendorong troli berisi makanan berhenti di depan pintu karena terhalang olehnya.
Dia mengulurkan tangan dan mengambil makanan dari rak dan masuk dan langsung pergi ke meja Yula. “Makan selagi panas.” Katanya ketus.
Su Jinli sejak tadi duduk dengan tenang walaupun dimaki-maki wanita itu, tidak berniat untuk menyela pertengakaran yang ada di depannya.
Tetapi melihat Wu Na mengangkat piring dan mendekati meja Yula, ia berjaga-jaga. Saat Wu Na mengangkat piring, dia melindungi tubuh Yula dan membiarkan isi dalam piring itu tumpah ke tubuhnya.
Untungnya, ini bukan sup….
“Ohh… berlagak sok jadi pahlawan …” Wu Na kembali menyindir.
Yula sangat marah. Tapi belum sempat ia mengumpat, seseorang menghampiri ruangannya.
“Ada apa dengan restoranmu? Pelayanan terbaik? Omong kosong. Kenapa ada yang membawa hewan peliharaan?” pria yang bicara ini tipikal tuan muda , yang suaranya khas dan nadanya juga sinis.
Dia berjalan perlahan, melihat ke dalam ruangan, dan kemudian tertawa, “Oh, aku kira gonggongan anjing.”
Wu Na pun melihat bocah itu dan langsung bertanya, “An Zihan, siapa maksudmu?”
“Dengarkan baik-baik. Moodku sedang tidak baik. Aku datang ke sini untuk makan, dan mendengarkanmu berdebat tanpa henti. Bukankah itu menjengkelkan? Suaramu itu sangat menjijikkan.”
Ketika An Zihan bicara, dia memiliki sedikit aksennya sendiri, yang membuat para pendengar mau tak mau mendengarkan omongannya.
Su Jinli mengibaskan sayuran di pakaiannya. Ketika dia mendongak, dia melihat seorang anak laki-laki diselimuti energi Yang yang sangat banyak berdiri di pintu, Su Jinli hampir duduk di tanah karena ketakutan.
An Zihan berdarah campuran. Garis wajah halus, kontur jelas, dan pangkal hidung merupakan ciri terbesar dari wajah. Wajahnya kecil, ditambah dengan sosok yang tinggi, menunjukkan proporsi tubuh orang tersebut luar biasa.
Berbanding terbalik dengan wajah tampannya, pakaiannya terlalu berlebihan. Bajunya agak kebesaran, di tengahnya ada gambar bibir merah menyala yang disulam dari payet, di sekelilingnya gambar-gambar aneh dan vulgar, sangat berlebihan.
Mengenakan celana robek di bagian lutut, jika bukan karena sisa sedikit di bagian betis, Su Jinli akan mengira jika pria muda itu pakai celana dalam.
Kalau sepatunya biasa. Sepasang sepatu kets warna biru. Orang yang paham merk dan model sepatu akan sangat menyukainya. Tapi bagi orang awam yang tidak tahu jika model itu edisi terbatas, mereka hanya akan menganggap sepatu itu sangat bagus.
“Kenapa kau tidak tahu malu?” Wu Na ditanya oleh An Zihan, sangat marah sehingga seluruh orang gemetar.
“Apa menurutmu aku tidak bisa menghajarmu, hah!”
Wu Na juga ingin membalas ancaman An Zihan, tapi dihentikan oleh anak muda berbaju olahraga: “Na Jie, tidak perlu bertengkar dengannya. Siapa sih yang tidak tahu sikapnya?”
“Kau anjing yang baik. Bawa majikanmu pergi.” An Zihan melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa orang-orang ini harus keluar dari restoran, dan kemudian masuk ke ruang VIP dimana Su Jinli berada.
Wu Na benar-benar pergi, dia sepertinya tahu bahwa jika dia terus adu argumen dengan An Zihan, dia akan kalah.
“Terima kasih,” kata Yula pada An Zihan.
“Terima kasih apa ah, aku hanya penonton.” An Zihan masuk sambil tersenyum, melihat sekeliling, lalu bertanya, “Bau apa ini? Aku menciumnya saat aku membuka pintu.”
“Tidak ada kok.” Yula melirik Su Jinli, yang mundur sedikit demi sedikit.
“Enak sekali. Sangat harum. Saat kau menciumnnya, nafsu makanmu akan bertambah.” Kata An Zihan, hidungnya mengikuti sumber bau, kemudian ia mencondongkan tubuhnya, dan mendekati tubuh Su Jinli, berseru, “Ya, hanya bau ini!”
“Aku, aku tidak mencium bau …” Su Jinli sangat takut hingga dia tergagap.
“Apa nama hidangannya?”
Saat ini, pelayan di pintu dengan hati-hati melaporkan nama hidangan.
Setelah mendengar ini, An Zihan mengangguk dan berkata, “Berikan aku sepiring hidangan ini di mejaku.”
Dengan itu, dia berencana untuk pergi.
“An Zihan!” Sebuah suara terdengar di koridor dan tanpa sadar An Zihan mengerutkan pundaknya takut.
Kemudian, dia melihat seorang pria jangkung masuk, melihat kekacauan di ruang VIP itu, langsung menemui An Zihan, dan bertanya, “Apa yang kau lakukan? Kau buat masalah lagi?”
“Tidak, aku kebetulan lewat. Hey, aku baru saja melakukan sebuah kebaikan” An Zihan menjelaskan dengan cepat.
An Ziyan tidak begitu saja percaya dengan saudaranya yang biasa berbuat ulah, dia kemudian menarik kerah An Zihan dan berkata: “Perbuatan baik seperti apa hah? Katakan padaku! Apa perlu aku memanggil para wartawan dan mengadakan konferensi pers?”
Ketika An Zihan melihat An Ziyan, dia menoleh ke Yula dan berkata, “Aku sudah membantumu kan?”
Yura berdiri dan menjelaskan, “Dia benar-benar datang untuk membantuku.”
An Ziyan melepaskan An Zihan dan menatap Yula. Pada saat yang sama, matanya bertemu dengan sosok Su Jinli. Dia sedikit terkejut, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
“Sampai jumpa.” An Ziyan membawa Zihan pergi dan mengangguk ke Yula.
Yula memperhatikan sepasang kakak-beradik itu pergi dari hadapannya. Entah kenapa dia tiba-tiba ada yang aneh. Dia selalu memiliki kesan buruk tentang An Ziyan sebelumnya. Mengapa sekarang sedikit berbeda?
Untungnya, setelah An Ziyan pergi, dia merasa jauh lebih baik.
Rumor tetang An Ziyan memang benar sepertinya.
Di sisi lain, Su Jinli akhirnya menghela nafas lega dan menyaksikan dua pria berenergi Yang muncul di hadapannya. Dia mengira kiamat akan datang.
Untungnya, mereka langsung pergi.
***
An Zihan menggigit makanan yang dia minta sebelumnya, lalu mencium baunya. Tiba-tiba dia bingung: “Baunya tidak seenak tadi, dan rasanya tidak enak.”
“Kau ingin okra memiliki rasa apa?” Tanya An Zihan sedikit mengejek kebodohan adiknya.
An Zihan lalu memindahkan sayuran yang baru digigitnya ke piring An Ziyan: “Gege, kau makan yang banyak, ku dengar okra menyehatkan organ reproduksi.”
“Keluar dari sini!”
“Eit… kau harus memakannya. Biarkan barangmu sehat dan bisa dipakai lebih awal, kalau tidak nanti cuma jadi hiasan …”
Begitu dia berhenti bicara, terdengar suara An Zihan yang menangis seperti lolongan anjing.
Mohon maaf telat up ya,
Adek yg kurang ajar emang