English

PenawarCh4 - Dia akan mengingat tebasan tidak beralasan Jiang Yu Duo.

0 Comments

Original by Wu Zhe

English by JustBLThings r7zZPe

Indonesian by CloudyRin

***********************************************

Read more BL at langitbieru (dot) com

Donghua BL “Antidote” diadaptasi dari novel ini.

*********************************************** rgOMEi

Cheng Ke berdiri sebelum peta stasiun kereta, menghabiskan beberapa menit untuk menemukan kereta mana yang harus ia ambil, dan di pemberhentian mana ia harus turun untuk berganti kereta.

Ini adalah pertama kali dalam hidupnya ia menaiki kereta, dan meski pun ada begitu banyak orang—sialan, dia beruntung ia dapat mengenali landmark dekat apartemen Xu Ding, jika tidak ia bahkan tidak akan tahu pemberhentian mana ia harus turun.

Mengikuti keramaian untuk menyelip ke dalam gerbong kereta, Cheng Ke tertekan dan tertahan di sebuah tiang, perutnya menjepit tangan seorang wanita tua di tiang. Di bawah tatapan wanita tua yang mengatakan “Bagaimana kau bisa begitu tidak sopan untuk memegang tiang dan menjepit tangan orang namun tidak bisa pergi”, dia membiarkan dirinya bersandar, meninggalkan tiang.

Setelah melewati penyiksaan panjang, jumlah orang-orang yang naik ke kereta akhirnya berkurang ketika hanya ada satu pemberhentian tersisa sebelum ia dapat turun. uJXEkg

Saat Cheng Ke keluar dari stasiun kereta, ia menunduk dan menarik bajunya, dua gumpalan bulu putih kecil melayang melewati matanya.

Baru saat itu ia sadar ia telah berjalan-jalan dengan sebuah robekan, beludru di jaketnya telah robek, dan mungkin dua gumpalan bulu itu adalah yang terakhir.

Cheng Ke menekan ke lubang, luka pisau di pinggangnya mulai sakit lagi.

Cheng Ke sebenarnya pernah ke apartemen Xu Ding dua kali, namun ia hanya tinggal sebentar setiap klai ia berkunjung. Mungkin karena bajunya terlihat menyedihkan ketika ia mengambil kunci dari resepsionis, hal itu membuat sang resepsionis ragu dan menelitinya sebentar sebelum menelpon Xu Ding, memastikan bahwa ia adalah orang yang seharusnya mengambil kunci. H8RidT

Cheng Ke mengambil kunci itu dan memasuki rumah, melepaskan jaketnya dan tumbang di atas sofa, tidak ingin bergerak lagi.

Dia telah hidup lebih dari 20 tahun, dan meski pun ia tidak punya apa pun untuk dilakukan dan tidak meraih apa pun, dia tidak perlu khawatir tentang makanan dan minuman dan tidak pernah merasakan atau berpikir entang konsep ‘tidak punya uang’.

Atau mungkin bisa dikatakan bahwa ia tidak pernah berpikir bahwa ia akan tidak punya uang seperti sekarang.

Sekarang, ia abhkan tidak bisa membeli sebuah bento. yM9gux

Sial!

Meski pun ia tidak ingin makan bento.

Ia merenungkan apa yang harus ia lakukan setelah ini, beristirahat sebentar sebelum memakai salah satu jaket Xu Ding untuk keluar dan mengisi ulang kartunya untuk membeli sebah ponsel.

Namun ketika ia berpikir bahwa satu-satunya pilihan transportasinya adalah bus dan kereta, ia tidak punya keinginan untuk bergerak, merasa sangat kesal. Iq9S5i

Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa tiba-tiba semuanya menjadi seperti ini?

Cheng Ke tidak ingin memikirkan pertanyaan tak berarti, namun pikirannya mulai tinggal di pertanyaan itu.

Story translated by Langit Bieru.

Dia terbaring di atas sofa sampai waktu makan siang, ketika ia perlahan duduk dan perlahan berjalan ke kamar mandi untuk melihat ke dirinya sendiri di cermin.

Dari segi batin, ia masih baik-baik saja, ia tidak dianggap tidak berprinsip, lagi pula, ia telah berurusan dengan para penyakit mental selama dua hari terakhir. am4dW

Dia membalikkan tubuhnya ke samping, mengangkat lengan kanannya, melihat sayatan pisau di kaosnya. Tidak ada banyak bercak darah seperti apa yang telah ia bayangkan, namun ketika ia mengangkat kaosnya lagi, saat itu ia melihat sayatan merah gelap sekitar dua atau tiga inchi.

Cheng Ke menyalakan keran, menggunakan tangannya untuk menampung air untuk membersihkanukanya, menghapus darah kering itu. Luka itu telah teresktravasi di dalam dan di luar, itu hangat, tidak brutal sama sekali.

Cheng Ke bukan seseorang yang pendendam, namun sayatan tidak berasalan Jiang Yu Duo, ia akan ingat.

Ia pasti akan menemukannya. MXhTdw

Jiang Yu Duo berbaling di sisi kasur, yang terbaring dalam buntalan di depan wajahnya adalah seekor kucing yang tertidur pulas. Karena itu terlalu kecil dan ia tidak yakin jika ia bisa merawatnya, Jiang Yu Duo tidak pernah memberinya nama, hanya memanggilnya Miao.

Apakah Miao yang berjalan-jalan di keramaian akan mendapatkan nama atau tidak, paling tidak, sebuah nama bukanlah apa yang ia butuhkan, satu-satunya yang ia butuhkan adalah bertahan hidup.

Nama.

Jiang Yu Duo selalu berpikir nama itu adalah seseuatu yang misterius. bpCXBA

Ketika seseorang meninggal, versus orang asing sekarat, mereka adalah perasaan yang berbeda.

Tujuan sebuah nama adalah untuk membuktikan bahwa orang yang telah meninggal itu, pernah hidup.

Hidungnya sedikit gatal, mungkin karena bulu kucing, namun Jiang Yu Duo tidak dapat memalingkan kepalanya di waktu yang tepat, bersin tepat ke kucing di depannya.

Kucing itu sedang tidur nyenyak, bahkan tidak sempat memberikan serangkaian reaksi untuk bangun tiba-tiba, dan hanya langsung melompat dari kasur, merangkak ke bawah kabinet. VbGEZ1

“Anak nakal,” Jiang Yu Duo mengusap hidungnya dan berbalik untuk terlentang di atas kasur, menutup matanya.

Sinar matahari mengalir dari dinding pekarangan menuju kasur, seluruh wajahnya bermandikan hangatnya cahaya. Cahaya itu menari di matanya dalam bintik-bintik dan merah terang di belakang bintik-bintik terang itu.

Jiang Yu Duo mengangkat tangannya dan melambaikannya di depan wajahnya. Saat tangannya menahan cahaya matahari, bintik-bintik itu perlahan menghilang, lalu berpindah, bintik-bintik caya itu menari-nari, sebelum tertutup lagi.

Bintik-bintik terang itu perlahan menghilang, latar merah terang itu juga mulai mengelap, merembes melalui warna darah. cl hdO

Jiang Yu Duo langsung membuka matanya, duduk dengan tergesa-gesa.

Miao, yang baru saja meraih sprei untuk memanjat ke kasur, terkejut akan aksinya yang tiba-tiba dan jatuh ke ke lantai, merangkak ke bawah kabinet sekali lagi.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Jiang Yu Duo duduk di ujung kasur dan menatap, ponselnya berbunyi selama setengah hari sebelum ia mengangkatnya.

“Apakah kau akan mengambil uang sewa dari penyewa di gedung 2 dalam dua hari?” Suara Lu Qian terdengar frustasi. “Penyewa di lantai dua, empat, dan lima di gedung satu, tiga idiot itu belum membayar, kan.” 87CB16

“Aku pikir mereka belum membayar sejak bulan kemarin.” Jiang Yu Duo mengeluarkan sebatang rokok.

“Lantai dua belum membayar dua bulan terakhir, biarkan dia pergi jika ia tidak membayarnya bulan ini!” Ujar Lu Qian, “Aku mengasihani mereka, membiarkan mereka tinggal dengan nyaman, namun, oh ya, siapa yang akan mengasihani aku, sialan.”

“Aku mengasihanimu,” Jaing Yu Duo menyalakan rokok, melirik jam alar kecil di samping ranjang, “Aku akan membawa seseorang ke sana untuk melihat-lihat.”

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

“Bje alvjx qfgie afgijie xjrjg xf bgjcu vl ijcajl vej, xje alvjx jxjc ylrj wfwfgjr ejcu rfqfrfg qec vjgl wfgfxj plxj wfgfxj wjal, jcjx lae wjrlt wevj,” lcragerxl Oe Hljc, “ijcajl fwqja vjc ilwj afgrfgjt xje rjpj, jxe afijt ifijt vfcujc vej bgjcu vl ijcajl ilwj lae, plxj wfgfxj alvjx ylrj yjsjg, xlglw wfgfxj xfiejg.” 2m8bwr

“Lalu, langsung usir mereka saja.” Ujar Jiang Yu Duo.

“Tidak!” Suara Lu Qian naik beberapa oktaf, “Kau masih harus mengambil uangnya meski pun mereka pergi!”

“Dimengerti.” Jiang Yu Duo tersenyum.

“Pulang saat makan malam nanti,” ujar Lu Qian, “Aku memasak satu pot besar iga babi asam manis, favoritmu, bawa beer ketika kau datang nanti. QOl9BU

“Mm.” Jawab Jiang Yu Duo.

Sekitar pukul empat sore, Jiang Yu Duo menyuruh Chen Wing menelpon dua orang untuk pergi ke gedung satu bersama.

Gedung 1234 semuanya adalah ruang sewa milik Lu Qian di kota, setiap gedung punya tujuh lantai, sewanya kebanyakan tunai bulanan dan dikumpulkan oleh Jiang Yu Duo.

Dia telah memanggil Lu Qian ‘kakak’ selama sepuluh tahun, dari gedung 1 sampai gedung 4, dia melihatnya sejak mereka dibangun. JCLM5c

Dia telah tinggal di gedung 1 untuk bertahun-tahun, namun sejak Lu Qian membeli gedungnya, ia membiarkan ia tinggal dirumah tua tempat ia tinggal sekarang. Ia sedikit tidak rela ketika ia pindah.

Pada awalnya, selalu ada rasa sedih mengunjungi tempat itu ketika ia mengumpulkan uang sewa, tapi seiring waktu berjalan, perasaan itu menghilang. Lagi pula, mengunjungi tempat itu puluhan kali setahun, setiap bulan selalu ada ketidaknyamanan, betapa menyebalkan.

“Mau kasar atau lembut?” Chen Qing mengikut di sampignya, berjalan dalam langkah yang mendominasi. Jiang Yu Duo harus menghindarinya, Chen Qing bisa menginjak kakinya delapan kali setiap sepuluh langkah yang ia ambil.

“Lurus.” Ujar Jiang Yu Duo. Cfqn94

“Lurus apa?” Chen Qing menepuk pipa besi yang menempel di celananya. “Pipa besi ini lurus.”

“Minggir,” Jiang Yu Duo meliriknya. Dalam rangka menjaga imej Chen Qing di mata para adik laiki-lkinya, ia harus bekerja keras mengontrol dirinya dari kehilangan tempramennya. “Berjalan dalam garis lurus. Jika kau menunjukkan kaki sialanmu itu di depanku lagi, aku akan mematahkannya untukmu.”

Story translated by Langit Bieru.

Chen Qing membeku, lalu bercanda, “Itu tidak seperti kau baru mengetahui hari ini bahwa aku berjalan dengan kaki bebek.”

“Kau sebut ini kaki bebek?” Jiang Yu Duo berkata. “Apa yang kau lakukan adalah sapuan kaki.” U34tGf

“Aku membantumu membangun imej!” Ujar Chen Qing. “Membangun imej, mengerti?”

“Simpan itu,” Jiang Yu Duo menghela nafas, “Kita di sini untuk mengumpulkan uang sewa, bukan membajak.”

Setelah setengah jam, Jiang Yu Duo merasa hari ini memang lebih terlihat seperti pembajakan.”

“Jika kau tidak membuka pintu, kami akan menghancurkanny!” Chen Qing mengetuk pintu 502. “Buka!” r79Bnd

“Kita punya kuncinya,” Jiang Yu Duo melambaikan tangannya di belakang punggungnya dan seorang pemuda di belakangnya meletakkan sebuntal kunci di tangannya, bahkan memilihkan kunci nomor 502. Dia melihat anak itu, “siapa namamu?”

“Panggil aku Da Bin saja, Kakak Ketiga.” Anak itu tersenyum.”

Jiang Yu Duo mengangguk, mengambil kunci itu untuk membuka pintu.

Memutarnya dua kali, kunci pintu itu tidak bereaksi. Mungkin dikunci dari dalam. 3N1TcJ

“Kau punya sepuluh detik untuk membuka pintu,” Jiang Yu Duo melempar kunci itu ke tangan Da Bin dan meraba sakunya, mengeluarkan sebuah buku akun. Dia melepaskan paper clip di atasnya, menghabiskan waktunya untuk meluruskan mereka, “Ketika aku harus membuka pintu ini sendiri, mengumpulkan uang sewa tidak akan semudah itu.”

Masih tidak ada pergerakan dari dalam. Jiang Yu Duo mengerutkan alisnya dengan sebuah dengusan, menggunakan dua penjepit kertas untuk dimasukkanke dalam lubang kunci. Jari-jarinya berputar beberapa kali perlahan, membuka kunci pintu itu.

What the hell!” Chen Qing mendorong pintu.

Kejadian di balik pintu sedikit mengejutkan. Lagi pula, Chen Qing membeku di tempat saat ia melangkah masuk. 01STO

Penyewa kamar 502 adalah sepasang kekasih. Sang wanita sangat kurus, dan karena makeupnya tebal, Jiang Yu Duo tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Sang pria bertubuh kekar, di wajahnya terdapat janggut dan suka untuk bertelanjang dada tanpa alasan. Area di bawah leher hingga atas pinggangnya ditutupi tato dan apakah bokongnya ada juga, dia tidak tahu. Lagipula, dia tidak pernah melihatnya telanjang.

Pria kekar itu memamerkan lehernya sambil duduk di kursi yang menghadap pintu, tangannya memegang sebuah pisau di lehernya. Pacar kurusnya duduk di kasur di sampingnya, menangis.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Chen Qing syok namun tidak lupa imejnya, menambah kalimat lain ketika ia selesai terkejut, “Sialan!”

“Kami tidak punya uang yang kau inginkan,” suara pria itu rendah dan tegas, “jika kau berani, kemari dan ambil nyawa kami.” ws8Ndx

Jiang Yu Duo tidak mengatakan apa pun dan mengambil dua langkah. Ketika tatapan pria itu pada Chen Qing berpindah ke padanya, dia mendorong siku pria itu dalam satu gerakan.

Pria itu mendorongnya dan berakhir dalam posisi memeluk diri sendiri dengan satu tangan, dan tangan yang sedang memegang pisau ke lehernya telah berpindah. Jiang Yu Duo tidak merilekskan genggamannya di siku pria itu, meraihnya untuk memutar pisau tu dari tangannya.

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Sangat rileks.

Sangat rileks hingga Jiang Yu Duo mulai meragukan fisik dari pria kekaritu. diJdnX

“Apakah otot tubuhmu didapatkan dari mengambil bayangan mata ibumu?” Dia melempar pisau itu ke Chen Qing.

“Pisaunya asli.” Chen Qing melempar-lempar pisau itu di tangannya.

“Apa yang kau inginkan?!” Pria itu melompat dari kursi, merasa geram. “Masih mau merebut uang?!”

Jiang Yu Duo menekan pisau itu rata di wajahnya, lalu dengan biasa menjambak rambutnya dan menekannya ke kasur.”Kau pikir kau sedang syuting film?” j8ACYr

“Kau…” Pria itu memberontak, ingin bangun, namun tiba-tiba berhenti.

Jiang Yu Duo mengeluarkan sebuah pisau dari lengannya, tak menggunakan jari-jarinya untuk menangkapnya, membiarkan ujung pisau itu dengan lembut menusuk janggut pria itu.

Janggut itu cukup tebal, pisau itu bahkan bisa saja tidak menyentuh dagingnya, namun itu cukup untuk membuat pria itu langsung terdiam.

“Bayar.” Ujar Jiang Yu Duo. 7wUsOa

“Bayar!” Chen Qing melambaikan satu tangan dan beberapa orang mulai menggeledah tempatitu.

Pacarny yang sedari tadi menangis di pinggiran akhirnya berhenti menangis, menghapus air mata. “Dari mana kami akan mendapatkan uangnya?! Jika kami punya, apakah kami akan mebiarkanmu menggertak kami seperti ini?!”

“Siapa yang menggertak siapa?” Chen Qing memelototinya. “Uang sewa sialanmu belum dibayar selama dua bulan, jadi siapa yang membully siapa?”

“Tidak ada uang!” Perempuan itu menendang kakinya dan terbaring kembali ke ranjang, berteriak ke Jiang Yu Duo, “jika kau berani, tidur denganku! Aku akan membayar dengan tubuhku!” pHxXwi

Beberapa orang di rumah itu tertegun.

Jiang Yu Duo tertegun untuk beberapa detik sebelum sadar, menghela nafas. “Harapanmu, sialan.”

Dibandingkan dengan pria kekar itu, pacarnya lebih susah untuk diurus. Ketika Chen Qing membawa dua adik laki-lakinya untuk mencari uang di rumah itu, Jiang Yu Duo terus menerus berlari dalam lingkaran di dalam rumah, berusaha kabur dari perempuan itu yang bersikeras membayarnya dengan tubuhnya.

Pada akhirnya, dia tidak tahan lagi. Dia mengangkat perempuan kurus itu dan melemparnya ke atas tubuh pria kekar, menunjuknya. “Pegang dia dengan benar. Lepas peganganmu dan aku akan mengebirimu. hjSFTz

Pria itu memeluk pacarnya dengan erat.

Chen Qing mengacak-acak lemari beberapa kali, tersentak ke belakang, “Kakak Ketiga!”

Please visit langitbieru (dot) com

Jiang Yu Duo mengampirinya dan melihat dia menggenggam sebuah botol kecil yang tersegel di tangannya, di dalamnya terisi dengan sesuatu yang mirip dengan tembakau.

“Pria ini masih seorang pilot,” ujar Chen Qing. 2uefb4

“Panggil polisi,” ujar Jiang Yu Duo santai.

Pria itu, yang telah melihat mereka mengacak-acak lemari itu dalam diam dan patuh akhirnya meledak, mengayunkan kekasihnya ke kasur dan melompat ke arah mereka.

Jiang Yu Duo berbalik dan menendangnya di dada. Dia dihimpit oleh Chen Qing dan Da Bin setelah jatuh ke lantai, ketika anak lainnya mengambil celana dalam perempuan kurus itu untuk mengikat tangannya dengan erat.

“Kakak ketiga, kakak ketiga!” Pria itu panik, menggeliat di lantai, “mainan itu bukan punyaku, penyewa terakhir yang meletakkannya di sana! Jangan panggil polisi, jangan panggil polisi!” xWKSFf

Jiang Yu Duo tidak berbicara dan melirik Chen Qing. Chen Qing mengeluarkan ponselnya dan berbalik, berjalan keluar.

Setelah menyelesaikan semuanya, panggilan ketiga Lu Qian datang, Jiang Yu Duo menghela nafas. “Aku harusnya tidak perlu memanggilnya kakak, harusnya kupanggil ibu.”

“Kak Qian akan memukulmu.” Chen Qing tertawa.

“Bagaimana?” Lu Qian bertanya di ujung telepon. fL3Ccu

“Aku akan datang untuk makan sekarang,” ujar Jiang Yu Duo. “Semua sudah beres.”

“Apakah kau meninjunya?!” Suara Lu Qian naik, “Melakukan hal seperti itu di rumahku! Bajingan!”

“Tertinju.” Ujar Jiang Yu Duo.

“Itu cukup, lebih baik kau cepat ke sini, langsung datang saja, aku sudah beli birnya.” Ujar Lu Qian. EA5F1C

“Mm.” Jawab Jiang Yu Duo, memutuskan sambungan telepon.

“Aku akan makan di sana juga.” Chen Qing melihatnya.

“Kau bawa mereka berdua untuk makan malam,” Jiang Yu Duo mengeluarkan dompetnya dari sakunya, “Hari ini sulit bagi mereka, besok masih ada dua rumah.”

“Aku ada uang di sini.” Chen Qing menekan tangannya. 7iNOy6

“Ambil,” Jiang Yu Duo mengerutkan alisnya, “Kau sangat miskin, kau akan merampok seorang pemulung.”

“…Jaeger-LeCoultre juga seorang pemulung,” Chen Qing mengambil kartu yang diberikan olehnya (JYD), “Mengenakan jam tangan seharga ratusan ribu yuan…Tapi tetap saja, kau hebat, kau bilang kau akan mengambil jam tangan itu dan kau mendapatkannya.”

Langit Bieru.

“Aku tidak bilang aku ingin mengambil jam tangannya,” Jiang Yu Duo menggertakkan giginya, “Enyahlah.”

Rumah baru Lu Qian cukup besar, hanya dia dan empat Alaskan Malamutesnya yang tinggal di sana. VlcSA3

Ketika Jiang Yu Duo memasuki pintu, Lu Qan telah menyajikan makanan dan menempatkan enam alat, yang mana sisa satu kosong.

“Menjauhlah dariku.” Jiang Yu Duo duduk dan menunjuk pada anjing-anjing yang duduk di kedua sisi.

Dua anjing bergeser ke samping dengan patuh.

“Apakah kau masih harus pergi besok? Kau baru mengurus satu rumah di lantai lima hari ini?” Lu Qian menyendokkan dia semangkuk sup dan menuangkan bir. q bMIC

“Mm.” Jiang Yu Duo mengangguk.

“Temani aku untuk menyerahkan uang untuk rumah paginya.” Ujar Lu Qian.

“Beli lagi?” Jiang Yu Duo meliriknya, “Bukankah kau sudah punya satu yang kosong?”

“Itu untuk disewakan, kau harus pergi ke agensi lagi dua hari kedepan,” Lu Qian mengambil sepotong iga babi untuknya, “Lagipula itu sudah ada perabotannya, taruh saja, sewa, jual, apa saja boleh.” FDTmIk

“Mm,” Jiang Yu Duo bergumam, “Lokasinya bagus.”

“Beritahu si agen, jangan sewakan itu ke siapa pun, cari orang yang bersih dan layak,” Lu Qian mengerutkan alisnya, “Aku tidak ingin ada orang seperti yang di lantai lima hari ini masuk ke rumah itu.

“Lalu kau tidak akan pernah bisa menyewakan rumahmu itu.” Jian Yu Duo tertawa.

Ketika Cheng Ke bermeditasi di rumah Xu Ding di hari ketiga, telepon Lu Tian Chen datang. WkJZS

Cheng Ke menatap ponsel; itu berbuny selama hampir 30 detik sebelum ia mengangkatnya. “Halo.”

“Dimana kau?” Lu Tian Cheng bertanya, “Bagaimana?”

“Pembukaan jembatan,” ujar Cheng Ke, “Baru saja memungut setengah kotak makanan sisa.”

Lu Tian Cheng tertawa. “Ayolah, kau bahkan tidak secara resmi tidak diakui, jika kau minta uang ke ayahmu, kau tidak akan kekurangan uang. w8aWet

Cheng Ke tertawa, tapi tidak berbicara.

“Kau dimana? Aku akan menjemputmu, malam ini aku akan memanggil mereka untuk memberimu kejutan.” Ujar Liu Tian Cheng.

Langit Bieru.

“Sudahkah kau tanya Cheng Yi?” Cheng Ke menguap, “Lagipula, tanpa persetujuannya, kejutan ini tidak bisa dilakukan.”

“Kau, jika kau bilang begitu, hal ini tidak ada artinya lagi,” Liu Tian Cheng tertawa kering dua kali, rasa canggung terasa ditawanya, “Aku benar-benar tidak mendengar suara telepon hari itu, setelahnya, ketika aku tidak bisa menelpon balik.” ND7WPi

“Aku tidak membawa ponselku ketika aku meninggalkan rumah, meminjam punya orang lain untuk menelpon,” Cheng Ke tidak ingin meletakkan Liu Tian Cheng di suatu tempat, “Kalian bersenang-senang sendiri saja malam ini, aku tidak akan pergi lagi.”

“Jangan seperti itu, jika kau tidak ada di sana, kesenangan kami tidak ada artinya,” ujar Liu Tian Cheng.

Cheng Ke menghela nafas pelan. “Aku benar-benar tidak akan pergi lag, aku masih harus mencari tempat untuk ditinggali, beberapa hari ini sangat sibuk dan melelahkan, kita akan membicarakan ini lagi di masa depan.”

“Itu…Baiklah, aku rasa kau cukup sibuk. Memulai toko adalah pekerjaan berat.” Ujar Liu Tian Cheng. CWULAI

Toko? Cheng Ke membeku, tidak berbicara.

“Aku dengar ini dari orang lain, namun bukankah Cheng Yi memberikan toko yang dia beli untuk senang-senang padamu?” Liu Tian Cheng berkata, “Urus itu dulu, meski pun itu sedikit kecil, itu telah terurus. Setelah kau membiasakan dirimu dalam beberapa hari, kau tidak perlu mengurusnya lagi…”

“Ah.” Cheng Ke menjawab.

Liu Tian Cheng juga tidak lanjut berbicara, jadi mereka berdua dengan santai melontarkan beberapa kalimat sebelum mematikan telepon. RPdzX

Cheng Ke duduk tegap, menatap pohon di luar jendela untuk waktu yang lama.

Apa pun yang Liu Tian Cheng katakan, dia baru mulai bereaksi sekarang.

Cheng Yi mungkin membayar lunas, namun tidak mengurusnya sama sekali setelah membayarnya, selain sesekali datang ke sana dengan beberapa temannya untuk mengobrol. Tidak sekali pun Cheng Ke pergike sana, dia bahkan tidak tahu alamatnya, namun sekarang itu tiba-tiba menjadi miliknua?

Poinnya adalah tidak ada seorang pun yang mengatakan toko ini akan diberikan padanya. nwkxVf

Cheng Ke tidak tahu darimana Liu Tian Cheng mendengarnya, namun berpikir setelah hidup dengan Cheng Yi lebih dari 20 tahun, dia (CK) masih tidak bisa mengerti isi pikirannya (CY) hingga sekarang.

Kegigilan tiba-tiba datang ke tulang belakangnya.

Xu Ding kembali setelah tengah malam, ketika ia membuka pintu dan melangkah masuk ke rumah, Cheng Ke masih terbaring di sofa, menatap televisi. Apa yang sedang tayang, dia bahkan tidak tahu.

Setelah Xu Ding masuk ke rumah, mereka berdua terkejut. Oazfhe

“Ini sudah tengah malam, kau tidak tidur?” Xu Ding menatapnya dengan syok.

“Kau menakutiku,” Cheng Ke duduk, “Aku pikir seorang perampok masuk.”

Story translated by Langit Bieru.

“Tidak ada apa pun untuk dicuri di rumah ini,” Xu Ding tertawa, “Lagipula, jika seorang perampok benar-benar masuk, tidak akan ada masalah untuk berurusan dengan satu atau dua dirimu.”

“Kau tidak pulang ke rumah?” Tanya Cheng Ke. dOw18d

“Aku datang untuk melihat keadaanmu dulu,” ujar Xu Ding, “Kemarin, aku dengar kau berselisih dengan keluargau setelah Liu Tian Cheng menelponku.”

“Kau beritahu dia kalau aku ada di tempatmu?” Cheng Ke bertanya lagi dengan cepat.

“Tidak,” Xu Ding melempar koper dan jaketnya ke lantai, menuang segelas air dan duduk di sampingnya, “Aku rasa masalahmu tidak sesimpel itu, jadi aku tidak bilang.

“Terima kasih.” Cheng Ke menghela nafas. 3XG2pF

“Apakah kau berselisih dengan ayahmu atau Yi kecil?” Xu Ding meliriknya.

“Semuanya sama.” Respon Cheng Ke.

“Jika butuh bantuan, beri tahu aku saja.” Xu Ding tidak bertanya lebih jauh.

“Aku akan mencari rumah untuk dua hari ke depan,” Cheng Ke berbaring di sofa, “Aku akan tingal di sini untuk beberapa hari lagi.” Zxlrqo

“Yang mana yang ingin kau beli?” Tanya Xu Ding.

Cheng Ke melihat matanya. “Sewa.”

“Oh,” Xu Ding tertawa, “Mau aku membantumu bertanya?”

Cheng Ke ragu untuk beberapa detik sebelum menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, aku akan mengurusnya sendiri, aku baik-baik saja.” uv2ya6

“Oke, aku akan mandi,” ujar Xu Ding, “Aku akan pulang kerumah nanti.”

“Jangan,” Cheng Ke merasa malu, “Ini sudah lewat tengah malam, kau tidur kasur, untuk beberapa hari ke depan aku akan tidur di sofa.”

Xu Ding berdiri dan melihatnya. “Kau…”

Kau apa? xwv7h9

Xu Ding tidak lanjut berbicara, dan Cheng Ke tidak lanjut bertanya juga.

Dia hanya merasa teman-temannya ini, mau mereka dekat atau tidak, mereka semua mungkin berpikir bahwa dia cukup tidak berguna, bahkan hal semudah menyewa tempat Xu Ding dengan terbiasa  bertanya apakah dia butuh bantuan.

Please visit langitbieru (dot) com

Cheng Ke adalah seseorang yang bahka tidak bisa melakukan sesuatu seperti menyewa rumah dengan benar.

“Kau membeli barang-barang di kamar mandi?” Xu Ding berjalan-jalan dengan bertelanjang dada setelah mandi, bertanya sambil mengeringkan rambutnya dan berjalan keluar. DEMpRH

“Ah, iya.” Cheg Ke memindai tubuhnya (XD) dengan matanya (CK), dengan cepat mengembalikan tatapannya ke televisi.

Dia dan Xu Ding tidak bisa dianggap sangat dekat, mereka biasanya tidak berjalan-jalan. Ketika ia pertama kali bertemu Xu Ding, itu karena Xu Ding menemukanya dari Liu Tian Cheng, meintanya untuk membantu merekam sebuah video melukis pasir.

“Tidak mampu,” ujar Cheng Ke. “Terlalu kelas atas.”

Xu Ding tertawa keras. “Aku masih tidak terbiasa mendengarmu bilang begitu.” h5mqBj

“Jangan khawatir,” ujar Cheng Ke. “Aku tidak akan terbiasa tinggal di sini.”

“Tidak apa.” Xu Ding mengangguk, memasuki kamar tidur.

Cheng Ke lanjut menatap televisi. Dia tidak ingin tinggal di tempat Xu Ding terlalu lama. Bukan hanya mereka tidak dekat, dia juga tidak ingin menarik Xu Ding ke urusan keluarga hancurnya.

Dia menatap ke nomor agen real estate di ponselnya. Dia akan melihat-lihat rumah besok. wdG24

almost forget to post…

Translator's Note

Membicarakan Cheng Ke, Jaeger adalah nama jam tangannya.

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!