Penerjemah : Momo
“Kamu bahkan tidak bisa mengatur pasukanmu sendiri? Mayor Jenderal Lin, apakah kamu benar-benar seorang Mayor Jenderal?”
Orang yang paling bodoh pun tahu bahwa Lin Xian sedang bercanda, tetapi Yun Che menggelengkan kepalanya dan menanggapinya dengan serius.
Ye Xingchen yang duduk di sebelahnya tersenyum dan berkata, “Maaf, Kapten Yun memang suka berkata apa adanya. Yang dia maksud adalah karena Mayor Jenderal Lin tidak dapat mengatur pasukannya sendiri, dia jelas tidak cocok memimpin pasukan dalam misi gabungan ini. Jadi, hanya tinggal Mayor Jenderal Mo dan Mayor Jenderal Wang yang bisa menjadi pilihan. Tim Puncak kami tentu saja lebih condong ke Mayor Jenderal Mo.”
Sebelum hari kiamat, Ye Xingchen adalah seorang bintang ternama yang memainkan berbagai peran. Bahkan ketika dia berada dalam satu ruangan dengan semua orang penting di pangkalan ini, sosoknya masih tetap menonjol. Yun Che juga tidak mencoba untuk memotong perkataannya yang berarti memang itulah yang dia maksudkan. Akan tetapi bagi orang-orang tertentu, penjelasan tersebut terdengar lebih menghina.
“Sejauh yang aku tahu, Tuan Ye adalah salah satu anggota reguler Tim Puncak, kan? Apakah perkataanmu tidak melewati Kapten Yun?”
Lin Xian akan menahan diri jika itu Yun Che, tetapi itu tidak berarti bahwa seorang aktor sebelum kiamat bisa melangkahinya juga. Senyum palsu di wajahnya segera berganti dengan kemuraman.
“Hahaha… Mayor Jenderal Lin sepertinya sudah menemukan target yang salah untuk perbandingan. Tim Puncak kami adalah sebuah tim kecil, tapi itu juga adalah sebuah keluarga. Aku menghormati dan mengagumi kaptenku, tetapi di satu sisi dia juga salah satu dari keluarga kami. Tidak ada batasan dalam keluarga kami. Siapapun dapat berbicara mewakili tim selama apa yang dia katakan itu masuk akal. Bukankah begitu, Kakak Che?”
Menghadapi kesulitan Ye Xingchen tetap tersenyum, dia tidak lupa menoleh ke arah Yun Che yang membalasnya dengan anggukan kepala. “Ya. Kami adalah keluarga, hal semacam itu tidak menjadi masalah. Xingchen, katakan saja apa yang ingin kamu katakan. Aku akan mendukungmu.”
Apa yang dikatakan Yun Che membungkam seluruh ruangan. Tidak ada kapten lain di ruangan ini yang akan melakukan hal seperti itu, apalagi pihak militer.
“Haha…”
Wajah Ye Xingchen menjadi cerah, tetapi ketika dia menoleh ke Lin Xian, senyumnya memudar.
“Bagaimanapun, tidak peduli sekuat apapun Tim Puncak, kami tetaplah tim biasa yang tidak dapat dibandingkan dengan Tentara Keluarga Wei yang merupakan prajurit negara. Jika kamu memandang prajurit sebagai keluarga semuanya akan kacau. Jadi, tidak ada gunanya Mayor Jenderal Lin membandingkan pasukan kalian dengan kami.”
Dia mengerti betapa buruk perasaan Lin Xian setelah diejek dan dipermainkan lagi dan lagi oleh Yun Che. Tapi sayangnya, Lin Xian telah memilih cara yang salah dalam menghadapi penghinaan seperti itu. Dia seharusnya bisa menerima semua itu dengan lebih terbuka, bukannya menjadi orang yang sombong. Berdiri melawan Yun Che yang mendapat dukungan dari semua pemilik kekuatan di sisinya hanyalah hal yang sia-sia.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Kamu..!”
Zjaj Olc Wljc sjcu afgrfwyecsl vl yjilx xjmjwjaj lae wfibaba wjgjt wfcjajq Tf Wlcumtfc, rfbijt jxjc wfcfijccsj tlveq-tlveq. Alxj yexjc xjgfcj bgjcu-bgjcu vl rfxlajgcsj sjcu wfcjtjccsj afqja kjxae, jwjgjtcsj qjral revjt wfifvjx.
“Zjjo, Zjsbg Afcvfgji xjwl tjcsj yfgmjcvj. Kjql rfqfgalcsj wfwjcu alvjx qjcajr yjul Zjsbg Afcvfgji Zb ecaex wfwlwqlc rfwej qjrexjc. Cxe gjrj ifylt yjlx rfaljq qlwqlcjc qjrexjc ylrj wfcvlrxerlxjccsj veie. Djujlwjcj wfcegea xjiljc?”
Mereka harus melunakkan sikap mereka saat ini. Seorang letnan kolonel yang berdiri di samping Lin Xian menyampaikan sarannya. Mereka tidak bisa agresif, tetapi juga tidak bisa menyaksikan Tentara Mo tumbuh lebih besar dan kuat.
“Dalam misi sebesar ini, apa menurutmu tidak apa-apa tanpa pemimpin yang memiliki kontrol mutlak?”
Xing Feng memasang wajah tegas dan tatapannya terpaku pada letnan kolonel itu. Yang ditatap hanya merasakan punggungnya menjadi dingin dan berkeringat. Meskipun Xing Feng telah meninggalkan militer selama 5 tahun, keberadaannya yang mendominasi tetap dapat dirasakan oleh semua orang.
“Kapten Xing benar. Harus ada pemimpin yang bertanggung jawab. Tapi setahuku, Mayor Jenderal Mo adalah pemilik kekuatan air. Meski dia sudah level 3, kita semua tahu bahwa air tidak memiliki efektivitas tempur yang tinggi. Itu hanya mampu memberikan persediaan air bersih untuk pasukan. Jika ini adalah misi biasa, tidak akan menjadi masalah, tetapi misi kali ini sangat sulit dan berbahaya. Mayor Jenderal Mo sepertinya bukanlah pemimpin yang cocok. Menurutku, kita membutuhkan seorang komandan yang mempunyai kemampuan tempur yang tinggi.”
Wang Guoan yang sejal awal diam, tiba-tiba mengutarakan pendapatnya. Dari kata-katanya, niatnya terlihat sangat jelas. Dia ingin menggunakan kesempatan yang diciptakan oleh Xing Feng dan Yun Che untuk menggantikan posisi Mo Wenyang menjadi komandan. Dia orang yang sangat licik.
Tapi, apa yang dia katakan telah mempengaruhi beberapa orang. Itu adalah fakta yang diketahui secara luas kalau kemampuan air memang tidak cocok untuk pertempuran. Dan misi kali ini memang sulit, hanya tim yang memiliki anggota kuatlah yang bisa pergi dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk kembali hidup-hidup.
“Aku tidak berharap Mayor Jenderal Wang sangat peduli padaku. Bahkan mengetahui kalau kemampuanku berada di level 3 sekarang. Haruskah aku berterima kasih karena Mayor Jenderal menghentikanku untuk pergi dalam misi bunuh diri ini?”
Memang benar bahwa atribut kekuatan Mo Wenyang adalah satu-satunya titik lemah yang diketahui semua orang. Tapi bukankah terlalu naif jika Wang Guoan berpikir untuk menggantikannya?
“Tidak masalah, Mayor Jenderal Mo, kita adalah perwira militer yang mengabdi untuk negara. Tapi yang lebih membuatku khawatir adalah misi kali ini dan keselamatan semua orang.”
Menghadapi sarkasme dari Mo Wenyang, Wang Guoan memasang wajah tanpa ekspresi, menggunakan kepentingan publik untuk menekan Mo Wenyang dan mengangkat citranya sendiri.
“Oh, benarkah? Jadi jika aku tidak menyerah, itu berarti aku tidak peduli tentang misi dan keselamatan semua orang? Yah, itu memang tanggung jawab yang berat, tapi…”
Pada titik ini Mo Wenyang tiba-tiba berhenti. Dia menatap Wang Guoan dengan satu tangan berpegangan dagunya dan menjentikkan jarinya hingga sekelompok api kecil menari-nari di ujungnya jarinya. “Siapa yang memberitahumu bahwa aku hanyalah pengguna kekuatan air?”
Ini merupakan hal yang sangat mengejutkan. Mata Wang Guoan terbelalak tidak percaya. “Bagaimana… bagaimana mungkin?”
Mo Wenyang dikenal sebagai pemilik kemampuan air, kenapa dia bisa menjadi pemilik kekuatan ganda, air dan api?
“Tidak ada yang mustahil. Bukankah menurutmu aku mudah dipahami?”
Mo Wenyang memadamkan kekuatan apinya dan menatap Wang Guoan dengan pandangan mencemooh. Selama bertahun-tahun menjadi prajurit, bagaimana bisa dia menyelesaikan semua misi sulitnya dengan sempurna jika dia tidak memiliki kemampuan? Terlebih sebagai anggota keluarga besar seperti Keluarga Mo dan Keluarga Xing, dia ditakdirkan untuk menjadi fokus perhatian semua orang. Mo Wenyang akan mati berkali-kali jika semua orang bisa dengan mudah melihatnya begitu saja. Dalam dua dekade terakhir hidupnya, dia hanya benar-benar terbuka dan jujur pada satu orang. Bahkan Xing Feng tidak 100% mengenalnya. Jadi dari mana mereka mendapatkan kepercayaan diri bisa begitu mudah memahaminya?
“Baiklah, bahkan jika memang kamu adalah pemilik kekuatan elemen air dan api, keputusannya tidak boleh dibuat dengan tergesa-gesa. Dan aku juga tidak berpikir lebih lemah darimu.”
Setelah Wang Guoan pulih dari keterkejutannya, dia hanya bisa menggertakkan giginya, tidak menyangka akan kehilangan sebanyak ini. Sepertinya Mo Wenyang sudah merencanakan semuanya sejak lama, jika tidak dia tidak mungkin menyembunyikan kalau dirinya adalah pemilik kekuatan ganda.
Harus dikatakan bahwa Wang Guoan mungkin berpikir terlalu berlebihan. Menyembunyikan kekuatan miliknya sendiri adalah kebiasaan yang secara naluriah sudah Mo Wenyang kembangkan selama bertahun-tahun. Dia bukanlah seorang pemalas yang bodoh.
“Siapa yang membuat keputusan dengan tergesa-gesa? Bukankah kita sedang membahasnya? Harus aku katakan, Mayor Jenderal Wang bertindak kotor. Pada awalnya tidak ada yang menyebutkan persaingan. Saat aku mengatakan ingin menunjukkan ketulusan atas nama militer, kamulah satu-satunya yang melompat untuk menghentikan. Mereka yang tida tahu akan berpikir kalau kamu sengaja mengincarku.”
Sekali lagi, Mo Wenyang berbicara. Tetapi pilihan kata-katanya masih tajam dan langsung. Sindirannya memukul keras citra baik yang coba dibangun oleh Wang Guoan.
“Maaf, aku orang yang kasar. Yang bisa aku lakukan hanyalah memimpin pasukan dalam pertempuran. Aku tidak secerdas kamu, Mayor Jenderal Mo. Aku tidak tahu kalau kamu adalah pengguna kekuatan api juga. Karena ingin mengungkapkan ketulusan atas nama militer pada misi yang sulit ini, kita tentunya harus memilih seorang pemimpin yang kuat.”
Tampaknya Wang Guoan memang memiliki niat tersembunyi. Dia pandai mengelak dan mencoba mengubah citra dirinya lagi.
“Jadi Mayor Jenderal Wang merasa lebih baik dariku?”
“Aku tidak tahu. Kita akan mencari tahu melalui pertarungan. Walaupun kamu adalah pemilik kekuatan ganda, kekuatan elemen airmu tidak banyak membantu dalam pertempuran, jadi yang kamu hanya bisa menggunakan kekuatan api.”
“Itu memang benar. Tapi Mayor Jenderal Wang adalah hanya pemilik kekuatan tunggal, bukan?”
“Ya, aku adalah pengguna elemen tanah…”
Untuk memperjuangkan hak menjadi pemimpin pasukan, konflik di antara mereka resmi pecah. Tentara Wei kesal karena mereka yang pertama tersingkir dari kompetisi. Bisa dikatakan siapapun yang menang bukanlah hal baik bagi mereka. Hanya dengan mengembalikan ke situasi awallah, mereka bisa mempertahankan keseimbangan antara ketiga kekuatan militer utama.
“Wah, wah, hati manusia memang lebih menakutkan daripada zombie.”
Yun Che yang tidak terganggu dengan situasi yang ada meletakkan tangannya di bahu Xing Feng dan berbisik.
“Apakah itu menakutkan?”
Menatap Yun Che yang ada di sampingnya, bibir Xing Feng membentuk senyuman lembut. Dia diam-diam melingkarkan satu tangan di pinggang Yun Che. Untungnya, tidak seperti regu lain, mereka tidak membawa terlalu banyak orang ke sini. Jika tidak hubungan mereka akan terungkap. Walaupun bisa dikatakan mereka sebenarnya tidak ingin menyembunyikannya kecuali pada Yun Yao.
“Apa yang kamu tahu? Itu disebut membunuh tanpa melihat darah. Aku sebenarnya lebih suka pertarungan yang sebenarnya, dengan darah yang mengalir. Lihatlah mereka, jauh di dalam ingin saling membunuh namun mereka harus berpura-pura bersikap sopan. Ini cukup menjijikkan.”
Sementara semua perhatian tertuju pada Mo Wenyang dan Wang Guoan, Yun Che bersemangat mencubit pipi Xing Feng. Yang terakhir hanya mencubit sisi pinggang Yun Che sebagai balasan.
“Kamu tidak menyukainya? Kalau begitu, bagaimana kalau kita turun tangan?” Tanya Xing Feng.
Alasan mengapa mereka tidak turun tangan adalah karena mereka ingin menyerahkan panggung kepada Mo Wenyang. Bagaimanapun dialah yang akan mengambil alih Asosiasi Kekuatan di masa depan dan orang yang akan menjadi perantara antara militer dan semua regu pengguna kekuatan. Hanya dengan begitu para pengguna kekuatan lainnya akan memiliki rasa hormat yang tulus padanya.
“Kamu atau aku?” Yun Che menyukai saran Xing Feng karena dia benar-benar merasa bosan.
“Kamu melakukannya. Aku rasa itu leboh cocok untukmu.” Faktanya, Xing Feng menyukai momen-momen ketika Yun Che menendang orang-orang bodoh itu. Dia terlihat sangat mempesona.
“Baiklah.”
Mereka membuat keputusan dengan sangat cepat. Yun Che tiba-tiba berdiri dan menguap dengan dramatis. Seperti yang diduga, dia berhasil menarik perhatian sebagian besar orang, termasuk keduanya mayor jenderal yang sedang berseteru. Yun Che mendengus. Dengan satu tangan di atas meja, Yun Che memandang Wang Guoan dengan senyum mengejek di wajahnya. “Siapa yang bilang kalau kekuatan elemen air tidak dapat digunakan dalam pertempuran?”
Sayang sekali orang gila pengguna elemen air yang dia temui di kehidupan sebelumnya belum sampai ke Pangkalan Barat Daya. Jika tidak, orang-orang ini tidak akan berani berpikiran sebodoh ini. Sungguh sebuah lelucon besar, mengatakan kalau kekuatan elemen air tidak berguna dalam pertempuran. Sebenarnya itu justru hal yang sangat menakutkan jika seseorang bisa menguasai metode yang benar.
Yun Che sebenarnya ingin melatih saudara perempuannya itu, tetapi melihat bahwa kakaknya itu sangat menikmati kehidupan saat ini, dia tidak ingin memaksanya. Yun Che hanya menasihatinya untuk tidak berhenti berlatih demi menaikan level kekuatannya, agar setidaknya, Yun Yao punya kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Sekarang, Mo Wenyang menjadi orang yang beruntung. Yun Che sangat sadar bahwa Mo Wenyang memiliki beberapa hal yang tidak disukai tentang dirinya. Jika bisa, dia juga tidak ingin mengajari mayor jenderal itu.
***
