Penginapan Kota Tulang Putih sederhana dan seadanya. Ketika mereka tiba dan berjalan-jalan di sekitar kota, ini satu-satunya penginapan yang mereka temukan cukup bersih. Kamarnya tidak diklasifikasi berdasarkan kualitas. Satu malam harganya lima permata roh, tak peduli baik atau buruk. Untungnya tempat tidurnya cukup besar dan layananannya dapat dikatakan penuh perhatian.
Alasan You XiaoMo mengeluh, karena kamarnya semahal kamar kelas satu di hotel di Kota Pusat. Dia benar-benar ingin tawar-menawar dengan pemilik penginapan, tapi Ling Xiao tidak ingin dia mempermalukan diri.
Kembali ke kamar, You XiaoMo melepas sepatunya lalu naik ke tempat tidur.
Tempat tidur di penginapan itu merupakan tempat tidur panggung kayu gaya lama. Tanpa dekorasi, tanpa tirai kanopi. Bagi seseorang yang terbiasa tidur di tempat tidur lembut, dia sedikit tak bisa beradaptasi pada mulanya.
Setelah itu, You XiaoMo mengeluarkan kristal kehidupan binatang buas iblis yang dia dapat dari pertukaran di pameran dagang ZhongTing.
Dia memiliki empat kristal kehidupan, tapi hanya punya satu kristal kehidupan binatang buas iblis tingkat sebelas. Kecuali yang satu ini, dia berencana memberikan yang lainnya pada PiQiu dan yang lainnya.
Ling Xiao memasang penghalang di sekeliling kamar untuk mencegah aura kristal kehidupan keluar, karena dapat memikat binatang buas iblis yang dahaga. Kristal kehidupan binatang buas iblis tingkat sebelas merupakan godaan besar bagi binatang buas iblis tingkat yang sama.
Kristal kehidupan itu berwarna merah dan ukurannya separuh kepalan tangan You XiaoMo.
Ketika dia mengeluarkan kristal kehidupan dari dalam botol, aura binatang buas iblis yang kuat dengan cepat meliputi kamar, seolah benar-benar ada binatang buas iblis yang sedang mengincar mangsanya.
Untungnya ada penghalang. Kalau tidak, aura binatang buas iblis yang kuat ini akan menyapu seluruh kota Tulang Putih.
You XiaoMo duduk bersila sambil memegang kristal kehidupan dengan satu tangan, sebelum menaruhnya di lutut. Setelah menginformasikan Ling Xiao, dia mulai menyerap energi kristal kehidupan. Energi yang terkandung di dalam kristal kehidupan itu sangat kuat, seperti Harimau Ilahiah Bersayap Enam di Alam Firdaus dulu, kultivasinya hanya tingkat sembilan, tapi putranya hanya membutuhkan kristal kehidupannya agar kultivasinya naik tingkat dengan cepat.
Tapi situasinya masih berbeda.
Tingkat Harimau Ilahiah Bersayap Enam kecil itu sangat rendah, karena itu dia dapat melompat beberapa tingkat sekaligus. Tapi You XiaoMo tak sama. Kultivasinya sekarang tingkat sepuluh menengah, setiap taraf kenaikan membutuhkan jumlah energi yang massif.
Energi kristal kehidupan merah itu diserap tanpa terganggu. Warnanya memudar seiring waktu. Di dalam benaknya ada pusaran yang terlihat seperti galaksi. Fragmen bercahaya yang mengelilingi bagian tengahnya mulai berubah menjadi ungu gelap. Ini tanda naik tingkat ke tingkat sepuluh tinggi.
Saat energinya terus mengisi kembali, kecepatan rotasi fragmen-fragmen bercahaya mulai meningkat. Lapis demi lapis, warnanya berangsur berubah dari ungu menjadi warna yang lebih gelap, dan ketika fragmen-fragmen bercahaya itu sepenuhnya berubah menjadi warna violet gelap, kristal di tengah pusaran mulai bergetar.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Tubuh You XiaoMo juga bergetar hebat.
Ling Xiao mendadak berdiri. Pada saat yang sama, tanahnya juga bergetar seolah gempa bumi, diikuti oleh teriakan membahana yang terdengar di seluruh kota kecil Tulang Putih.
Pada saat ini, terdengar ketukan di pintu.
Ling Xiao membuka pintu. Di luar berdiri pemilik penginapan. Dia tidak menunggunya berbicara dan cepat-cepat berkata, “Tamuku, saya lupa memberitahu Anda. Pegunungan Makam Hantu seringkali terdapat pertarungan di malam hari, jadi Anda tidak boleh keluar malam hari untuk menghindari terlibat.”
“Pertarungan apa?”
“Saya sendiri tidak yakin. Tapi saya dengar, pertarungan antara dua tokoh kuat tingkat sebelas. Meskipun tidak terjadi setiap malam, setidaknya ada tujuh sampai delapan pertarungan setiap bulannya. Lama masing-masing pertarungan berbeda.”
“Berapa lama biasanya?”
“Mungkin akan berakhir sebelum fajar.”
Ling Xiao menutup pintu. Sebelum fajar, ya? Merepotkan!
Meskipun dua tokoh kuat misterius itu tidak bertarung satu sama lain di dalam kota Tulang Putih, kota itu masih tetap terpengaruh, karena terkadang getaran keras di tanah akan terjadi. Orang-orang Kota Tulang Putih sudah terbiasa. Tapi orang-orang yang baru datang, tidak. Karenanya terdengar sumpah serapah dari waktu ke waktu.
Situasi ini berlangsung selama sekitar tiga jam, saat matahari mulai terbit.
Semua orang berpikiran sama. Apakah akhirnya berhenti?
Tapi hanya tenang sekitar lima belas menit ketika tiba-tiba terdengar ledakan besar di selatan kota Tulang Putih, diikuti getaran yang lebih keras daripada sebelumnya, yang dapat meruntuhkan rumah.
Para tamu penginapan mulai berlarian satu demi satu ke jalan.
Ling Xiao membuka jendela untuk melihat ke luar. Dia segera melihat langit yang berkobar di selatan, sepuluh meter jauhnya dari Kota Tulang Putih. Dua aura kuat berkumpul di arah itu; ini yang menyebabkan gempa bumi.
Kecuali mereka berdua, tamu-tamu lain telah berlarian ke jalan, bahkan pemilik penginapan juga panik.
“Dewaku, kenapa mereka datang begitu dekat ke kota Tulang Putih untuk bertarung? Kalau mereka lebih dekat lagi, seluruh kota Tulang Putih ini bisa sangat terpengaruh.”
“Agak tidak biasa kali ini. Aku ingat sebelumnya mereka jelas tidak pernah menginjakkan kaki di dekat kota Tulang Putih. Apa ada peristiwa tak terduga kali ini?”
“Semuanya harus berusaha mencari tempat bersembunyi dulu.”
Menurut kebiasaan sebelumnya, dua tokoh kuat itu hanya akan bertarung di Pegunungan Makam Hantu. Tapi kali ini, tanpa diduga mereka keluar dari Pegunungan Makam Hantu untuk bertarung. Semua orang tidak dapat menjamin keduanya tidak akan pindah ke kota Tulang Putih. Karena semua orang menghargai nyawa sendiri, mereka cepat-cepat mengevakuasi dan berlari ke arah yang berlawanan dengan pertarungan.
Pada saat ini, pemilik penginapan mendadak berhenti. Dia memandang ke arah jendela Ling Xiao, “Tamuku, Anda juga harus cepat-cepat evakuasi. Kalau tidak, masalah akan muncul saat pertarungan mereka sampai kemari.”
Ling Xiao tidak merespon.
Pemilik penginapan melihat dia tidak merespon. Dia menggelengkan kepala dan melarikan diri sekuat tenaga. Dia hanya bersikap baik memperingatkannya, jika lelaki itu tidak mendengarkannya, itu bukan masalahnya.
Seperti dugaan semua orang, kedua tokoh kuat itu membawa pertarungan mereka dari selatan ke kota Tulang Putih yang sudah dikosongkan. Setiap ayunan tangan dan gerakan kaki mereka seperti surga jatuh dan bumi terbelah. Kedua sosok itu, satu hitam dan yang lainnya putih, bergerak secepat kilat, seperti Kefanaan Hitam dan Putih melakukan pekerjaan mereka mencabut nyawa. (c.t.: Heibai Wuchang, secara harfiah ‘Kefanaan Hitam dan Putih’, adalah dua dewa dalam agama rakyat China yang bertanggung jawab menemani roh orang mati ke dunia akhirat. Sesuai nama mereka, mereka masing-masing berpakaian hitam dan putih)
Dua baris rumah-rumah tua yang berdiri tanpa suara di jalan itu juga terjebak dalam pertarungan mereka; satu demi satu rumah-rumah itu runtuh menjadi tumpukan puing. Jika You XiaoMo dalam keadaan sadar saat ini, dia pasti akan memberi pujian pada ramalan orang-orang kota Tulang Putih.
Setelah itu, kedua sosok itu mendadak terpisah.
Kebetulan, di antara mereka berdiri penginapan yang ditinggali Ling Xiao dan You XiaoMo. Jika mereka berdua bergerak, penginapan ini sangat mungkin akan runtuh juga.
“Kau gila, kenapa kau begitu heboh hari ini?” Lelaki berpakaian putih dengan tak acuh melirik kota Tulang Putih yang telah berubah menjadi puing dalam satu malam. Mataya tidak memperlihatkan tanda-tanda sentimental. Dia menatap lelaki berpakaian hitam yang berdiri di hadapannya; suaranya dingin tapi terasa akrab.
Lelaki berpakaian hitam mengangkat belati di tangannya untuk menjilat darah di ujung pisaunya. Wajahnya yang pucat memperlihatkan pandangan beralamat buruk. Darahya dari lelaki berpakaian putih, tetapi lelaki berpakaian hitam sendiri juga terluka. Lengan kirinya terdapat luka sepanjang 10cm dan darah mengalir deras.
“Apa? Kau tak tahan lagi?” Lelaki berpakaian hitam tertawa dengan suara serak.
Lelaki berpakaian putih membuka kipasnya. Kipasnya itu bukan sekadar hiasan, ini senjatanya. Sebelumnya dia menggunakan pangkal kipas untuk menyebabkan luka di lengan lelaki berpakaian hitam. “Ah, kau seharusnya mempedulikan dirimu sendiri dulu.”
“Luka kecil ini bukan apa-apa. Kalau kau masih bisa bertingkah setenang itu, terima lagi satu pukulan dariku.” Lelaki berpakaian hitam mengabaikan lengannya yang berdarah. Belati di tangannya berkilat dalam cahaya diiringi tawa jahatnya.
Wajah lelaki berpakaian putih menjadi serius. Dia memegang kipas berwarna putih keperakan di depan dadanya. Mendadak seberkas cahaya terang menyemburat dari kipas, terlihat mirip dengan cincin cahaya dari gerhana matahari. Sejenak kemudian, dia mengibaskan kipasnya dan badai hebat bergerak ke arah lelaki berpakaian hitam sebelum menyapunya.
Energi rohani di dalam tubuh lelaki berpakaian hitam dengan cepat bergelora. Belati di tangannya tampak memiliki intelijensi rohani, saat belati itu juga segera menyemburatkan cahaya terang yang tidak kalah dari kipas itu. Namun, cahayanya gelap, meskipun masih bisa terlihat di dalam kegelapan malam. Satu ayunan energi pedang dalam bentuk separuh bulan menghantam badai itu.
Saat dua kekuatan bertemu, seluruh kota Tulang Putih pasti akan menjadi musnah.
Saat dua kekuatan hendak berbenturan, cahaya emas seperti lingkaran cahaya mendadak muncul dari penginapan yang masih utuh di bawah, merintangi kedua kekuatan itu.
Ketika badai dan kibasan energi pedang menghantam lingkaran cahaya itu, lingkaran cahaya itu meledak menjadi percikan emas yang intens. Rotasi badai yang brutal seketika terhenti dan menghilang dalam detik berikutnya. Kibasan energi pedang juga kehilangan intelijensi rohaninya dan meledak menjadi potongan-potongan kecil.
Setelah menghentikan bahaya, cahaya emas itu kembali ke penginapan.
Mereka berdua kaget, “Siapa itu?”
“Tiga detik, enyah atau mati!” Terdengar suara dingin keluar dari penginapan, nadanya muram dan tak acuh, namun bergema di seluruh kota Tulang Putih.
Mereka berdua marah sekaligus takut. Mereka telah berkuasa atas Pegunungan Makam Hantu selama ribuan tahun. Ini pertama kalimya mereka bertemu seseorang yang berani memerintahkan mereka untuk enyah. Mengatakan mereka tidak marah tak mungkin, tapi mereka pasti merasa sedikit ketakutan.
Merintangi serangan mereka hanya dengan satu gebrakan bukan sesuatu yang bisa dilakukan orang biasa.
“Boleh saya bertanya siapa Anda, Tuan?” Lelaki berpakaian putih tidak sekeras kepala lelaki berpakaian hitam. Dia cepat-cepat merendahkan perilakunya. Tanpa menghiraukan kekuatan pihak lain, dapat menghentikan serangan mereka semudah itu, kekuatan orang itu pasti di atas mereka. Karena identitas orang itu tidak jelas, mengambil lagkah mundur merupakan gerakan yang lebih cerdas.
Suara di dalam penginapan tidak menjawab.
Lelaki berpakaian putih itu kesal. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia berbalik pergi. Meskipun lelaki berpakaian hitam tidak senang, dia tetap pergi bersamanya.
