Editor ExR: Sulo tak bisa — ┬─┬ノ( ͡° ͜ʖ ͡°ノ)
***
Yuan Xi sepenuhnya merasa ketakutan. Dia memandanginya sampai Luo XiaoLou menyadari ada sesuatu yang salah dan mulai mundur. Kemudian dia mencengkeram kerah baju Luo XiaoLou sambil menggeram, “Apa yang barusan kau bilang?!”
Luo XiaoLou tercekat. Dia telah merencanakan rute memutar dan menggerakkan hati! Tapi dia juga mengatakan yang sejujurnya! Dia tak bisa disalahkan karenanya. Hanya saja Yuan Xi memberinya terlalu banyak rangsangan!
“Kau sebenarnya berusaha membatalkan kontrak?!” Yuan Xi berkata dengan muram. Kemarahan dalam matanya begitu mencengangkan. “Kau — kau bertin sdakejauh ini hanya untuk menggodaku agar memutuskan kontrak?”
Luo XiaoLou berusaha menggelengkan kepalanya. Sambil terbata-bata, dia mengatakan, “Bukan, bukan. Aku melakukan semua ini sepenuh hatiku. Ini hari ulang tahunmu. Aku mempersiapkan hadiah untukmu. Aku tidak bermaksud membuat pengakuan. Ini hanya salah paham. Sungguh. Maksudku, kau lihat betapa dekatnya kita sekarang ini. Kenapa kau tidak mengakomodir saja? Bagaimanapun, semua orang mencintai kebebasan — Hei. Hei! Kalau kau tak setuju, lupakan saja. Kita bicarakan saja…”
Yesus. Yuan Xi akan membunuhnya!
Yuan Xi mendorong Luo XiaoLou ke dinding sekuat tenaganya. Ekspresi di wajahnya begitu mengerikan sehingga membuat jiwa seseorang gemetar. Dia berteriak dengan sengit, “Kau berkhayal! Aku tidak akan memperbolehkannya! Tak peduli apapun yang kau lakukan, aku tak akan memutuskan kontraknya. Dan tak ada cara untuk memutuskannya! Kalau kau benar-benar ingin bebas —”
Tangan Yuan Xi yang menggenggam kerah Luo XiaoLou bergerak ke tenggorokannya, bagian paling rapuh dari manusia. Dengan sedikit tekanan, lelaki di tangannya, yang sudah membuatnya begitu marah, akan menghilang.
Yuan Xi perlahan mulai menekan. Wajah Luo XiaoLou berubah merah. Matanya mulai memutar ke belakang. Hampir tamat! Pikiran Yuan Xi melayang kembali pada Luo XiaoLou yang sibuk di dapur. Bagaimana dia mengerut dalam pelukannya di tempat tidur. Betapa merah wajahnya tapi masih tetap membantunya… Gerakan Yuan Xi mendadak berhenti. Merah yang begitu marah di matanya juga memudar. Yang tertinggal adalah tanda kebingungan dan keheranan.
Apa aku tadi hendak membunuhnya?
Lelaki bodoh dan lemah ini. Tak ada artinya marah padanya. Bahkan memberikan sedikit emosi — keluarganya akan menertawainya setengah mati jika mereka tahu dia memiliki budak yang begitu tak patuh dan penuh angan-angan, yang bertekad meninggalkannya.
Sepatutnya begitu. Dan dia tidak ada artinya untuk membuat tangannya kotor. Meskipun dia hidup, tak akan mempengaruhinya sama sekali! Dia hanya bisa masak, mencuci pakaian, merawat apartemen, berbincang dengannya, dan tidur dengannya, merawatnya sesekali, membelikan keik untuk ulang tahunnya, dan sebagainya. Tak ada yang patut dipuji sama sekali…
Tapi… dia hanya diurus dengan baik! Sedemikian rupa hingga pada satu titik, dia begitu panas kepala sampai ingin membawa manusia busuk dan kotor ini pulang dan memamerkannya!!
Yuan Xi menemukan kemurkaannya tak dapat diredakan karena memikirkan Luo XiaoLou hanya menggodanya untuk mencapai keinginannya. Dia tak dapat mengendalikan diri. Dia menggeretakkan gigi, mengepalkan tangannya yang masih gemetar, kemudian melayangkannya keras-keras.
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
Luo XiaoLou, yang harus menghadapi angkaranya langsung, kosong pikirannya untuk sesaat. Kemudian mendengar suara keras di samping telinganya.
Luo XiaoLou gemetar tak terkendali. Pada saat yang sama, dia merasa senang masih hidup. Untuk sesaat, dia tahu Yuan Xi benar-benar berencana membunuhnya tadi.
Kemudian Yuan Xi memandang dengan tatapan kosong pada Luo XiaoLou. Ketika Luo XiaoLou merasa sudah hampir seabad lamanya, dengan nada sedingin es Yuan Xi berkata, “Kalau ada lain kali, aku akan memutuskan kontrak untukmu dengan tanganku sendiri. Kau akan menemukan kebebasanmu di neraka.” Kemudian Yuan Xi mendorong keras-keras Luo XiaoLou, memalingkan kepalanya dan berjalan keluar pintu depan tanpa menoleh lagi.
Pintunya dibanting tertutup dengan kekuatan hebat. Kamar depan yang baru saja begitu nyaman sekarang kacau balau.
Yuan Xi yang marah begitu mengerikan, tapi caranya pergi membuat Luo XiaoLou merasa lelaki yang angkuh dan menyebalkan itu merasa sakit hati.
Kenapa begitu?
Dia jelas berusaha membantu Yuan Xi untuk ulang tahunnya. Meskipun sekadar teman, dia akan melakukan yang terbaik. Apalagi Yuan Xi pada praktisnya adalah orang pertama yang berhubungan dengannya dalam dunia masa depan ini — seseorang yang seperti teman sekaligus anggota keluarga. Meskipun sifatnya paksaan, Yuan Xi pada dasarnya bukan orang yang buruk, dia dapat mengetahuinya.
Tapi sekarang kacau-balau. Lebih dari sekadar kesalahan baginya menginginkan memutus kontrak agar bisa bebas. Mungkin hanya persoalan caranya mengungkapkan dan kecanggungan Yuan Xi yang tak dapat dijelaskan.
Luo XiaoLou bangkit perlahan-lahan, bersiap-siap untuk membenahi ruangan. Dia bergidik merasakan hawa dingin merayap sepanjang tulang punggung saat berbalik. Syarafnya yang rentan sekali lagi terangsang.
Dinding yang terbuat dari baja campuran berkekuatan tinggi diselimuti retakan-retakan besar. Jika kepalan tangan itu menghantam tubuhnya, dia benar-benar akan pergi ke neraka untuk minum teh. Sepertinya dia perlu menghubungi perusahaan renovasi lagi besok.
Luo XiaoLou memandangi meja yang dipenuhi makanan dan keik besar itu. Dengan murung, dia mulai membersihkannya, tidak lagi merasa ingin makan.
“Apa ini kekerasan dalam rumah tangga?” 125 bertanya dengan suara gemetar yang terdengar dari sakunya. Dia mungkin memindai penderitaan dinding. Dia terdiam dua detik sebelum meyakinkan dengan simpatik, “Jangan merasa tak enak hati. Aku pernah menonton dokumenter atau film atau apapun di internet yang memperlihatkan orang-orang yang lebih menderita daripada ini. Biasanya lelakinya kasar, dan menghancurkan barang-barang setelah memukuli istrinya. Kemudian dia akan membawa istrinya ke tempat tidur — kau tahu lah urusannya.”
Kekerasan dalam rumah tangga, pantatku! Bawa dia ke tempat tidur denganmu!
Luo XiaoLou merasakan dorongan untuk memunggungi langit. Sebenarnya, terkadang dia memikirkan kehidupannya sekarang ini cukup ceria atau sesuatu seperti ilusi!
Luo XiaoLou sudah mengira Yuan Xi tidak akan pulang. Tapi Yuan Xi pulang tengah malam, karena keesokan paginya, Luo XiaoLou melihat wajah yang sudah akrab itu di tempat tidurnya lagi. Dia sedikit mengernyit dalam tidurnya dan tampaknya mengekspresikan ketidakpuasan.
Luo XiaoLou merasa lega alang kepalang. Lagipula, kau tak bisa memutus kontraknya. Kehidupan sekarang ini lebih dapat diterimanya daripada kembali ke masa lalu.
Saat Luo XiaoLou mempersiapkan sarapan, Yuan Xi berjalan keluar dari kamar tidur dengan wajah dingin. Dia bahkan tidak memandang ke arah Luo XiaoLou sebelum duduk di depan meja untuk memakan sarapannya.
Luo XiaoLou memikirkan kotak nomor sepuluh yang diberikannya semalam. Dia mengeluarkannya lalu menaruhnya di sebelah keik sebelum berbicara pada Yuan Xi. Dengan ragu-ragu, Luo XiaoLou bertanya, “Apa kau lihat kotak itu kemarin — Aku, yang aku berikan padamu untuk ulang tahunmu?”
Yuan Xi langsung meledak. Dia mengangkat pandangan matanya yang dingin sambil bertanya dengan sarkastik, “Apa? Apa kau menginginkannya kembali?”
Luo XiaoLou berteriak, “Tentu saja tidak. Itu maksudnya memang untukmu.” Tapi setidaknya beri isyarat padaku! Bukankah pemberi hadiah akan mengharapkan penerimanya merasakan hal yang sama?!
Tapi karena Yuan Xi memperlihatkan dengan jelas dia tak mau bekerja sama, tak mungkin lagi melanjutkan percakapannya.
Sejak hari itu, Yuan Xi tidak berbicara padanya selama tiga hari. Sabtu yang seharusnya menjadi cutinya, mereka habiskan berdua di rumah saja sepanjang hari. Bahkan saat Luo XiaoLou berbicara, Yuan Xi hanya akan memberi jawaban sarkastik. Atau hanya mengamuk.
Kucing memang lucu. Tapi mereka pendendam. Bulu-bulunya yang berdiri dan giginya yang diperlihatkan saat dirinya mendekat begitu mengesalkan!
Luo XiaoLou menggambar di tabletnya sambil memikirkan masalah terakhir.
Meskipun Yuan Xi marah, mereka masih makan bersama, pergi ke sekolah bersama, masih berbagi tempat tidur yang sama juga. Bahkan ketika dia pergi ke kamar mandi di tengah malam, Yuan Xi akan memandanginya dengan wajah dingin. Luo XiaoLou tak akan berani mengusulkan tidur di tempat yang terpisah.
Tapi… Setelah memikirkan kembali hari itu, Yuan Xi mengatakan menerima perasaannya. Apa maksudnya membawanya pulang ke rumah? Dan dia bahkan menciumnya. Maafkan dirinya karena tidak menghiraukan ciuman yang terasa nikmat karena bahaya antara hidup dan mati — Tuhan. Apa yang dipikirkannya?
Wajah Luo XiaoLou berubah hijau. Baru enam bulan. Apa dia sudah mengubah orientasi seksnya? Tapi… Meskipun demikian, apa maksud Yuan Xi? Dia… dia sesungguhnya menerimanya?
Luo XiaoLou seketika merasa kawan serumahnya yang angkuh itu satu juta kali lebih polos. Meskipun dia memberikan hadiah ulang tahun yang berharga, itu bukan tanda cinta! Memikirkan sirkulasi energi dua puluh dua kali itu hati Luo XiaoLou menjadi lebih terbelah.
“Hei! Kenapa kau begitu murung? Apa kau dengar? Jurusan kita akan mulai berlatih dengan Departemen Meka. Dalam satu bulan lagi, kita akan membentuk tim. Sial. Kalau kelas kita tertinggal, kita akan ditugaskan dengan pasangan yang ditetapkan sekolah. Itu terlalu memalukan,” kata Tian Le dengan marah di sampingnya. Sambil berbicara, dia mengeluarkan tablet Luo XiaoLou dan mulai menyalin catatan dalam kelas.
Ketika pertama kali Luo XiaoLou masuk sekolah, dia memiliki pondasi yang buruk seperti kebanyakan orang. Namun, selama beberapa bulan ini, dia jelas sudah berkembang. Akhirnya, Tian Le juga sedikit lebih baik. Ayahnya, yang sibuk dengan bisnisnya, sangat senang. Luo XiaoLou jadi memiliki lebih banyak ruang untuk semua ‘sampah’ itu terakhir kali ketika dia memperluas labnya lagi.
“Latihan apa?” Luo XiaoLou mengernyit. Jurusan-jurusan sudah berlatih untuk kumpulan lapangan. Tidak terpikirkan sama sekali olehnya akan ada latihan koordinasi juga.
“Hmm. Aku tidak tahu apakah kita akan dapat menemukan siapapun selama latihan.” Tian Le berkata lagi. Kemudian, “Ah. Panggil si Yates itu untuk berlatih bersama kita.”
Omong-omong soal Yates, Luo XiaoLou teringat rencana lain yang dipikirkannya selain kotak energi. Dia juga ingin membantu Yates membangun meka. Tapi dia harus mempersiapkannya dulu. Jika tak bisa… Jika tak bisa, dia bisa memikirkan hal lain.
Bukannya Luo XiaoLou tidak memikirkan soal mesin yang rusak itu dan mesin Kelas 1 yang sudah dibelinya sendiri. Tapi satu, membuat mesin lebih rumit daripada kotak energi. Mungkin lebih baik bagi Yates mengajukan menggunakan meka sekolah.
Keesokan harinya, Jurusan Perakitan Meka benar-benar mulai berlatih dengan Jurusan Meka.
Luo XiaoLou memikirkan kelompok orang yang mengantarkan Yuan Xi pulang terakhir kali.
Sore itu, selesai kelas, sekelompok siswa Jurusan Perakitan Meka memasuki Pusat Latihan Jurusan Meka. Banyak di antara mereka yang ada di sini untuk pertama kalinya dan dengan rasa ingin tahu melihat-lihat sekeliling.
Luo XiaoLou menyentuh kartu Yuan Xi di dalam sakunya. Meskipun sedang bertengkar, Yuan Xi tidak mengatakan apa-apa soal ini.
Pada saat itu, kesepuluh teratas Jurusan Perakitan Meka memisahkan diri dari mereka dan berjalan ke arah pintu di dalam. Banyak siswa yang menyaksikan dengan pandangan iri. Meskipun banyak juga yang tidak mempedulikan para siswa yang angkuh dan luar biasa itu, dapat berlatih dengan para pejuang meka yang hebat masih sangat diinginkan.
Luo XiaoLou menatap gadis itu, yang membantu Yuan Xi beberapa malam yang lalu, yang ada di baris kedua.
Mendadak dia merasakan ketidaknyamanan dalam hati.
***
Penulis ingin mengatakan:
Yuan Xi adalah kucing yang marah. Tapi tak bisa menahan diri dari godaan makanan.
