Luo XiaoLou memandangi pemandangan hijau subur di hadapannya; rumput yang lembut di bawah kakinya; pohon-pohon tinggi di kejauhan. Untuk pertama kalinya, dia merasakan sedikit bayangan Bumi. Dia tersenyum. Seolah sesuatu yang telah terpendam jauh di dalam hatinya menghilang seketika.
Dia tahu peluang kembali ke empat ribu tahun yang lalu sangat tipis. Tapi setidaknya dia berusaha untuk hidup… di manapun dia berada. Dia akan berusaha untuk tetap hidup.
Setiap ketua kelompok akan menerima roket riset yang membuat mereka dapat mendeteksi lokasi pengumpul data. Begitu turun dari kapal, para ketua kelompok akan mendistribusikan persediaan kapal kemudian berkumpul untuk rapat. Mulai sekarang, tidak akan ada guru yang menemani mereka.
Luo XiaoLou tidak sendirian dalam ketakjubannya. Banyak siswa lain yang melakukan perjalanan keluar Planet Anse untuk pertama kalinya, keluar dari tempat yang dikelilingi pencakar langit. Tidak seperti kota yang dipenuhi teknologi tinggi dan upah tinggi, yang dilihat di sini adalah suasana alam liar yang tua dan sederhana.
Tak ada kesibukan lalu lintas, tak ada lampu-lampu — hanya ladang, hutan, sungai, atau bahkan pasir kuning. Tapi penuh dengan kehidupan yang menakjubkan. Pemandangannya kuat; damai dan indah, tanpa disadari membuat mereka terpana.
Setelah pulih dari keterkejutan, para siswa mulai berjalan-jalan dan banyak yang mulai dengan cermat mengumpulkan spesimen tumbuh-tumbuhan, sementara yang lainnya merekam video.
Luo XiaoLou mengetuk komunikatornya dan merekam pemandangan di sekelilingnya. Dia melihat satu sungai kecil, tak jauh, di pinggiran hutan. Airnya yang berwarna hijau, mudah terlewatkan.
Luo XiaoLou mengangkat kakinya dan berjalan ke sungai. Pertama-tama dia mengambil sedikit air kemudian mengujinya dengan satu alat. Setelah menemukan airnya dapat diminum, Luo XiaoLou mencobanya. Ada rasa manis. Dia kemudian mengisi pelplesnya.
Tampaknya… meskipun tanpa makanan… Luo XiaoLou merenungi hutan itu. Makanan alami sulit untuk diperoleh, tapi pasti masih ada sesuatu yang dapat dimakan di sini. Apakah tanah tanpa penghuni lebih baik daripada kondisi kehidupan mereka di kota?
Saat itu, Luo XiaoLou mendadak merasakan sesuatu di kakinya.
Hangat.
Dia terperanjat dan ketika melihat ke bawah, terlihat seekor anjing kecil di kakinya. Warnanya kuning dan putih, matanya yang hitam menatapnya dengan menyenangkan. Anjing itu terus menjilati tumitnya dengan lidahnya.
Mulut Luo XiaoLou berkedut. Dia menyukai binatang, tapi… Tapi sudah ada orang seperti kucing di rumah… dan 125. Terlalu membebani kalau punya satu lagi. Tapi… anjing itu begitu kikuk dan manis. Luo XiaoLou sudah memikirkan apa yang perlu dilakukan untuk mengadopsi seekor anjing.
Saat memikirkannya, dia mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala anjing itu. Pada saat itu, Luo XiaoLou mendengar teriakan dari arah belakangnya. Tian Li meneriakkan namanya.
Luo XiaoLou berbalik dengan terkejut. Dia segera menemukan orang-orang sedang memandanginya dengan tercengang. Dia bahkan melihat Yuan Xi mengeluarkan meka putihnya yang besar dan dalam beberapa detik, melompat masuk, kemudian berlari — ke sisinya.
Luo XiaoLou cukup lamban untuk menyadari ada sesuatu yang salah. Pada saat itulah dia melihat satu bayangan besar di tanah di hadapannya, yang meluas semakin cepat. Jelas tubuh sesungguhnya dari bayangan itu sedang berdiri di belakangnya.
Luo XiaoLou, meskipun terpana, sudah siap untuk maju beberapa langkah. Tapi meka Yuan Xi terlalu cepat dan segera sudah berada di hadapannya. Dia menangkap Luo XiaoLou dengan satu tangan; dengan kasar tapi tidak penuh kekuatan. Ketika Luo XiaoLou memejamkan matanya, hembusan angin melewatinya, dan tubuhnya sudah berada di udara.
Kemudian lengan meka Yuan Xi yang satu lagi menarik keluar belati energi berfrekuensi tinggi, dan garis-garis cahaya melesat naik. Belati itu seperti mengoyak udara dan setelah satu ayunan, meka putih itu dengan cepat bergerak ke belakang.
Luo XiaoLou tidak dilepas sampai kembali di area para siswa berkumpul. Kemudian Yuan Xi melompat turun dari meka dengan wajah dingin.
Luo XiaoLou bahkan tidak sempat melihat monster besar di belakangnya. Dia berdiri tegak di tanah dan baru saja tersadar dari kekagetan. Ketika memandang ke arah sungai, yang dapat dilihatnya hanyalah potongan-potongan daging berbau busuk yang berserakan di mana-mana. Semuanya seperti tentakel tebal.
Setelah keheningan beberapa saat… orang-orang di sekitarnya meledak dalam hiruk-pikuk.
Seseorang berseru, “Benar, dia nomor satu di Jurusan Meka! Kecepatan dan gerakan kakinya fantastis! Aku harap aku punya kecepatan semacam itu…”
“Jadi sepertinya binatang buas serangga tidak begitu menakutkan.”
We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.
“Ya ampun. Bagaimana mungkin memotong serangga sampai berkeping-keping hanya dengan satu tebasan?”
“Apa kau gila? Itu karena dia terlalu cepat. Kau hanya tak bisa melihatnya, tapi setidaknya ada selusin tebasan.”
“……!”
Yuan Xi tidak memperhatikan pujian-pujian itu. Dia murka, “Bukankah sudah aku katakan untuk tetap di belakangku?! Jangan berkeliaran ke mana-mana! Kalau ada yang terjadi, aku akan ada untuk membereskan kekacauan dan melindungimu!” Yuan Xi menghardiknya dengan wajah hitam. Saat dia melihat Luo XiaoLou hampir dimakan binatang buas serangga raksasa, jantungnya hampir berhenti. Sejak bertemu dengan budak idiot ini, dia sudah mengalami setiap emosi yang tidak begitu menyenangkan.
“Aku tidak memperhatikan… aku tidak memperhatikannya. Kelihatannya seperti seekor anak anjing. Apa itu sebenarnya?” Luo XiaoLou masih syok ketika membisikkan pertanyaannya.
Tuan yang penggerutu itu memandangi budak yang sedang ketakutan dengan mata berair. Dia tak dapat mengucapkan perkataan kasar sama sekali, dan hanya dengan penuh kebencian menjawab, “Itu binatang buas serangga. Makhluk lemah. Mungkin hanya bisa merisak orang bodoh sepertimu yang bahkan lebih lemah daripadanya.”
Yuan Xi meraih Luo XiaoLou dan menariknya berdiri. Karena ukurannya, Luo XiaoLou hampir sepenuhnya terbungkus dalam pelukannya. Kemudian Yuan Xi memungut dokumennya dan dengan dingin berkata pada semua orang di sekitarnya, “Lanjutkan.”
Hening sejenak sebelum para ketua tim mulai mendiskusikan rute yang harus mereka ambil dan juga masalah-masalah dalam menemukan pengumpul data.
Yuan Xi terbiasa dengan perasaan dan emosinya sendiri. Sementara Luo XiaoLou, sangat tidak nyaman. Dia terus bergerak dan berusaha melepaskan diri.
Luo XiaoLou bergeser sedikit mendekati Yuan Xi. Yuan Xi menatap telinga Luo XiaoLou yang memerah sehingga amarahnya berkurang. Sudahlah. Seorang tuan melindungi budaknya. Bukankah itu hal yang benar untuk dilakukan?
Para ketua kelompok telah menyelesaikan diskusi mereka dan semuanya berangkat ke arah yang berbeda.
Setelah kejadian dengan serangga itu, mereka menyadari alam liar yang indah dan sepi itu masih penuh bahaya. Tak seorang pun berani bepergian sendiri.
Yuan Xi memperhatikan roket risetnya. Sambil menunjuk ke arah timur, dia mengatakan, “Lurus ke sana, seharusnya tidak ada kejutan-kejutan. Kita akan berada di sekitar pengumpul data dalam waktu tujuh hari.”
Menimbang jumlah pejuang meka dengan pembuat meka…. Mereka harus berjalan kaki. Tidak terlalu buruk bagi seorang pejuang meka tapi bagi sebagian pembuat meka, yang secara fisik kurang mampu, mereka mengalami kesulitan.
Di zaman kendaraan layang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan, tak seorang pun pernah bepergian dengan berjalan kaki.
Luo XiaoLou hampir tidak punya beban di tangannya. Baru pada saat itulah 125 berani berbisik di telinganya, “Yuan Xi tidak perlu membunuh binatang buas serangga itu,” katanya. “Makhluk malang itu hanya mencoba memperlihatkan pengabdiannya. Lagipula gen-gen lebih rendah sudah sewajarnya mengabdi dan takut pada gen yang lebih tinggi. Kau tahu… garis keturunan Binatang Buas Eksotik Bintang Asal Biru hampir seperti Raja Binatang Buas.”
Mulut Luo XiaoLou ternganga. Kalau anjing, dia bisa menolerir. Seekor singa, macan tutul, atau apapun, juga akan keren dibawa berjalan-jalan. Tapi makhluk serangga? Tidak. Dia pasti tidak menginginkan adik kecil seperti itu! Lagipula, dia tidak seperti Raja Binatang Buas! Dan dia juga tak ingin menjadi Raja Binatang Buas! Apa dia terlihat seperti seekor harimau!?
“Jadi… Aku tidak memperingatkanmu. Kalau tidak, kalau memang berbahaya, aku sudah membantu.” 125 berkata dengan khidmat, seolah sudah bersumpah, dan dengan hati-hati bertanya, “Kau tidak akan berhenti membantuku menemukan bahan-bahan perbaikan karena hal ini, bukan?”
Sejak secara tak sengaja dia memberikan dua buku pada Yuan Xi… Luo XiaoLou, yang selalu baik suasana hatinya, berusaha untuk mencekiknya. Dia begitu sedih — kau tahu, dia hanya melakukan semua ini demi kebaikan mereka sendiri. Bahkan Yuan Xi tidak dapat menyangkalnya.
“Sudah seberapa banyak perbaikanmu?” Luo XiaoLou berbisik.
“Delapan puluh persen. Sisa perbaikanku tidak dapat mengandalkan energi saja. Masih ada beberapa bahan yang hilang.”
“Berapa banyak?” Luo XiaoLou mengangkat satu alisnya.
“Tidak terlalu banyak… hanya sembilan jenis. Selain bebatuan apung yang sulit ditemukan, karena binatang buas berbahaya mengawal daerahnya, yang lainnya mungkin tersedia,” kata 125 dengan mengkhawatirkan.
“…Aku rasa kau mengerti, aku hanya seorang pembuat meka yang kurang dilatih. Kalau aku harus bertarung dengan binatang buas untuk memperoleh bebatuan apung untukmu… aku khawatir itu sulit. Aku rasa aku tidak akan dapat mengendaraimu. Mungkin aku harus memikirkan untuk membuat mekaku sendiri, yang bisa dikendarai orang biasa,” kata Luo XiaoLou.
“Hei! Apa yang kau bicarakan?! Bagaimana mungkin kau… Kau, kau tuanku. Sejak kau mengadopsiku, kau bertanggung jawab atasku!” 125 berteriak tak percaya. Dia berteriak semakin keras karena tak bisa didengar olehnya.
“Nak, menurutmu kau ini apa, seekor anak anjing?” Luo XiaoLou hampir tertawa. Dia hanya berusaha menakut-nakuti meka yang selalu membuatnya dalam kesulitan. Bagaimanapun, lebih mudah menemukan semua bahan daripada melakukan penelitian untuk membangun meka sendiri.
“Kalau… kalau kau bisa menemukan semua bahan untukku… Aku akan… aku tidak akan keberatan menjadi binatang peliharaan,” 125 berteriak dalam perasaan terhina.
“……” Kau hanya kecerdasan buatan, tapi bisakah kau punya sedikit tulang punggung?
Kemudian Yuan Xi mengernyit dan berbalik pada Luo XiaoLou, yang tidak perlu berjuang untuk dapat tetap mengikuti. Namun, banyak pembuat meka lainnya mulai bernapas tidak teratur. Setelah memeriksa waktunya, Yuan Xi memerintahkan untuk beristirahat.
Kedua wakil ketua kelompok menemukan sebuah ruang terbuka. Tempat yang bagus untuk mengawasi bahaya yang mungkin mendekat.
Luo XiaoLou menghembuskan napas lega, kemudian duduk di sebelah Yuan Xi dan mulai mengeluarkan makanannya. Yuan Xi benar, kapal telah mempersiapkan makanan untuk sebulan bagi mereka dan sekarang telah didistribusikan pada semua orang.
Yuan Xi jelas tidak ingin memakan makanan yang disiapkan oleh sekolah. Dia hanya membiarkan Luo XiaoLou mengeluarkan yang sudah dipersiapkannya sendiri. Waktu maksimal kotak makan dapat terus segar adalah satu minggu, jadi Luo XiaoLou hanya mempersiapkan makanan untuk satu minggu. Sisanya semua pil nutrisi. Hanya satu pil kecil dapat membuat mereka bertahan seharian. Menakjubkan untuknya.
Nasinya sedikit dipanaskan di alat multifungsi sehingga aroma daging sapi rebus menguat.
Banyak orang melirik ke arah mereka dengan iri. Luo XiaoLou lebih berakal sehat daripada mereka. Mereka tahu sekolah akan mempersiapkan makanan sehingga tidak membawa banyak hal. Sebagian gadis membawa penganan. Tapi untuk makan siang… makanan yang dimasak lebih enak rasanya…
“Sial, masakan XiaoLou kelihatannya enak. Kita seharusnya membuatnya memasak untuk kita,” Yates benci mengatakannya tapi dia tidak akan mendatangi mereka dan makan di situ. Tak peduli seberapapun lambannya dia, tetap tak ingin mengambil daging dari mulut Yuan Xi.
“Tapi bukan berarti Luo XiaoLou membuatnya.” Pembuat meka Yates adalah seorang gadis dari Kelas 5 yang diminta kakak perempuannya untuk diurus olehnya. Dia mendengar perkataan Yates dan membalas dengan ekspresi masam.
Ah… Kenapa dia tidak terpikir membawa makanan untuk Yates? Oh, Tuhanku. Itu akan menjadi kesempatan besar. Kakak Yates bahkan bergurau dia mengharapkan kabar baik setelah latihan…
“Apa kau mengira Yuan Xi yang melakukannya?” Yates menatap dengan terkejut pada mitranya.
“…Tentunya bukan itu maksudku.”
Yuan Xi mulai menikmati kotak makan siangnya dengan puas. Lirikan-lirikan iri itu terlalu menyenangkan baginya. Senang sekali memiliki budak yang baik dan pekerja keras.
Setelah makan siang, Yuan Xi mengeluarkan sepotong keik kecil dari Miki, kue mangkuk paling portabel.
“Hah?” Luo XiaoLou memandang ke arah Yuan Xi dengan tercengang. Jadi dia telah mempersiapkan sesuatu untuk dirinya sendiri!
Yuan Xi menatap Luo XiaoLou. Dia ragu-ragu ketika melihat pandangan iri orang-orang di sekitarnya. Akhirnya, dia menyorongkan keik itu pada Luo XiaoLou dengan wajah masam. Dia berkata dengan sengit, “Kau memohon padaku setengah hari di malam terakhir. Aku hanya membawakan ini untukmu. Makan ini.”
Luo XiaoLou menahan diri dan memaksakan senyuman di wajahnya. Yuan Xi pasti khawatir orang-orang akan menertawakannya.
Luo XiaoLou mengambilnya, memotongnya dengan garpu, memberi separuhnya kembali pada Yuan Xi. “Terlalu banyak untukku,” katanya. “Kau makan sisanya untukku. Kau tak keberatan, kan?” Semoga ini tidak akan menyinggung martabat tuannya atau apapun itu.
Telinga Yuan Xi sedikit memerah. Dia mengambilnya dan berkata cepat-cepat, “Aku tak bisa berbuat apa-apa denganmu.”
Banyak orang menjerit dalam hatinya, Luo XiaoLou, kau brengsek. Jelas kau seorang perundung. Kau benar! Kita akan lihat. Kalau kau tak bisa memakan keik itu, kenapa kau memberikannya pada Yuan Xi untuk menghancurkan kesan Pejuang Meka Peringkat S? Kau seharusnya memberikannya pada kami! Keik Miki paling lezat dan mahal. Siapa… siapa yang tidak menyukainya!
Selama istirahat makan siang, Luo XiaoLou berjalan-jalan di sekitar zona aman. Karena 125 telah memberitahunya tidak apa-apa berjalan-jalan, Luo XiaoLou tidak begitu takut lagi.
Luo XiaoLou menemukan semua jenis tanaman hijau tapi semuanya tidak memiliki buah. Meskipun dia tak tahu banyak soal tumbuhan di masa depan ini, aneh sekali tidak ada tanaman yang memiliki buah.
Ternyata makanan alami benar-benar berharga. Tak heran makanan sangat mahal.
Yuan Xi tampaknya tidak perlu beristirahat untuk tetap berenergi. Dia duduk bersandar pada sebatang pohon dan memperhatikan sekitar. Dari sudut matanya, dia melirik pada Luo XiaoLou yang lewat.
Luo XiaoLou melenggang beberapa langkah, kemudian mengernyit dan dengan lirih bertanya pada 125, “Hei, apa kau tidak merasakan apa-apa?”
“Apa?” 125 menjawab dengan suara ketus. Dia tidak begitu senang.
“Aku merasa sedang diawasi. Aku sudah merasakannya ketika pertama datang ke sini, tapi tak bisa mengerti kenapa. Sekarang, aku dapat merasakannya lagi. Bisakah kau mendeteksi apapun?” Luo XiaoLou bertanya lirih.
Sejak mendarat di asteroid, dia telah merasakan sesuatu… Tapi karena jumlah orang di sekitarnya, dan Yuan Xi juga di sampingnya, tidak begitu jelas. Namun, semua orang sekarang sedang beristirahat. Dan sekarang suasananya sepi dan dia juga sedikit menjauh dari Yuan Xi, kegelisahannya menjadi lebih terasa.
“…Aku sudah memeriksa. Selain para siswa dari sekolahmu, tak ada manusia lain dalam radius sepuluh kilometer. Dan tak ada binatang yang dapat menjadi ancaman.”
“Oke,” kata Luo XiaoLou.
“Tapi… Kalau itu nalurimu, Binatang Buas Eksotik Bintang Asal Biru terlahir sebagai pemburu dan sangat sensitif pada bahaya,” kata 125.
Pada saat ini, Yuan Xi dan komando keduanya mulai memanggil semua orang. Waktunya perjalanan sore, dan Jurusan Meka telah memperlihatkan stamina yang luar biasa. Di penghujung hari, mereka mulai berbagi beban dengan para pembuat meka mereka.
Luo XiaoLou terkesan dan merasa yakin setelah latihan ini, Yuan Xi yang sinting tampaknya tidak akan mempertimbangkan melakukannya, karena mereka sekarang sedang dalam satu kelompok penuh petarung meka.
Setelah makan malam, sekujur tubuh Luo XiaoLou pegal-pegal. Dia bahkan tidak mempelajari bahan yang diberi Master Yan padanya. Dia malah masuk ke dalam tendanya dan beristirahat.
Setengah jam kemudian, ketua kelompok Luo XiaoLou, Yuan Xi, juga memasuki tenda. Dia melirik pada kantung tidur yang dipersiapkan Luo XiaoLou untuknya, mengabaikannya, kemudian memasuki kantung tidur Luo XiaoLou.
Malam di asteroid dingin. Luo XiaoLou sebaiknya tidur dengannya — dia tuan yang baik.
Luo XiaoLou terbangun oleh gerakannya dan merasa bingung. Setelah menemukan pelakunya Yuan Xi, dia tidak repot-repot berdebat dengannya. Lagipula dia sudah terbiasa.
Memikirkan perkataan 125 tadi, Luo XiaoLou memberitahu Yuan Xi bahaya yang dirasakannya.
Yuan Xi mengatakan, “Jangan khawatir. Aku di sini. Kau akan baik-baik saja.”
