English

Rumah Penganan - Sarang Kecil ~Chapter 22

0 Comments

Sebuah pesta ulang tahun yang meriah.

Chise memberi krayon pastel 24 warna yang dia inginkan dan Agi mendaftarkannya di kelas melukis anak-anak di dekat situ. Itu karena Rio selalu melihat anak-anak dengan tas peralatan seni mereka pergi ke kelas itu dan memandangi mereka dengan tatapan penuh keinginan. UdzoSD

“Mama, Paman, terima kasih. Lain kali, aku akan menggambar kalian berdua. Hiro-kun, terima kasih untuk tas peralatan seninya. Aku akan menjaganya baik-baik.”

Kase mengangguk dan mengusap kepala Rio.

Story translated by Langit Bieru.

“Dan ada hadiah dari Paman Mutou… Aku tak tahu apakah aku bisa memainkannya.”

Rio memiringkan kepalanya pada mobil kendali jarak jauh di tangannya. Mainan itu biasanya akan membuat anak laki-laki senang, tapi Rio lebih suka menggambar daripada mobil-mobilan. ZDJ6ak

“Mutou benar-benar tak bisa diharapkan. Bahkan anak-anak punya kesukaan dan ketidaksukaan masing-masing, dia tidak pernah mendengarkan permintaan Rio dan hanya membeli apapun yang dia mau.”

“Apapun tak apa-apa sepanjang dia memikirkannya. Rio, ingatlah untuk berterima kasih pada Paman Mutou nanti.” Chise menyangkal Agi dengan ringan dan tersenyum pada Rio.

Agi menundukkan kepalanya dan berkata, “Iya, iya, kau benar,” sementara Rio mengangguk dengan senang dan berkata “Oke!”

Seorang ibu, seorang ayah, dan seorang anak—gambaran yang sempurna. JoxkW7

“Baiklah! Waktunya untuk kau tahu apa~ Chise, matikan lampunya.”

Chise bangkit, dan Agi menyalakan lilin pada kuenya. Dalam toko roti yang gelap, sebuah ruang bercahaya jingga bersinar di sekitar kue yang dihiasi dengan stroberi merah dan krim kocok. Rio di tengah-tengah dengan Agi dan Chise di kedua sisinya. Hanya sejauh itu cahayanya dapat menjangkau.

“Rio, buat satu harapan.”

“Oke. Euh, euh, baiklah, aku berharap akan lebih baik dalam menggambar. Dan aku dapat tinggal dengan Mama dan Paman Agi selama-lamanya.” MjEUOf

Rio mengambil napas dalam-dalam dan meniup lilinnya. Apinya menghilang seperti dihisap entah ke mana. Harapan Rio sepertinya akan terkabul.

Chise menyalakan lampu dan Agi menyanyikan Happy Birthday. Pita-pita kertas dan hiasan berbentuk planet-planet dan bintang-bintang tergantung dari langit-langit, bersama balon-balon berwarna biru, hijau, dan merah muda menghiasi area itu. Kase sudah menolong membuatkan hiasannya juga. Makanan dan kue buatan Chise berjejer di meja.

Kase menatap adegan berbahagia ini dari luar lingkaran. Terus terang dia merasa iri. Kase tidak pernah mengalami ulang tahunnya dirayakan seperti ini. Dia bukan lagi anak-anak, dan dia berpikir dia aneh berpikir seperti itu.

Yang dalam melukai hatinya adalah adegan ini: cincin yang berkilauan di jari manis tangan kiri Chise. Kase telah memperhatikannya sejak kembali ke toko roti, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya. Cincin berlian yang indah, dan terkadang Chise akan mengusapnya dengan lembut. Mungkin itu dilakukannya tanpa sadar. Tapi itu adalah gerakan sambil lalu yang dipenuhi dengan cinta. ndXimy

Kase berpura-pura mencuci tangannya dan meninggalkan toko roti dari pintu belakang.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Matahari sudah sepenuhnya tenggelam ketika dia berjalan menembus kota yang gelap dan mengirimkan pesan pada Agi bahwa dia merasa sakit dan pulang ke rumah. Ini hari ulang tahun Rio, dan Kase membenci betapa kekanak-kanakkannya sikapnya.

Dia berjalan dengan kepala ditundukkan. Tidak butuh waktu terlalu lama baginya untuk tiba di bangunan apartemen, tapi dia tidak ingin kembali ke apartemen yang gelap. Kase berbalik kembali ke arah dia datang. Dia mencari tempat yang lebih terang dan akhirnya tiba di stasiun kereta. Tempat itu dipenuhi orang yang pulang ke rumah dari bekerja. Kase membeli tiket dan berjalan melalui gerbang tiket.

Peronnya juga penuh orang. Kase merasa agak lega di antara kerumunan dan mengikuti semua orang ke dalam kereta api. Namun, dia jadi sedih luar biasa saat memandangi pemandangan malam hari di luar jendela kereta. Ada semua orang itu di sini, tapi Kase tidak berhubungan dengan siapapun. 8u5Wki

Namun, jika dia ditanya apakah ingin berhubungan dengan orang di sebelahnya, jawabannya tidak.

Nama kota tempat Kase tinggal sebelumnya diumumkan lewat pengeras suara. Dia tiba-tiba teringat mantannya, dan ini mengejutkan baginya. Dulu Kase selalu merindukan mantannya, yang mengejutkannya adalah dia telah melupakan orang itu sampai dia berada di dekat kota ini. Keretanya melambat untuk berhenti.

Langit Bieru.

Ketika pintu terbuka, Kase tidak berpikir panjang dan turun dari kereta. Belum bertahun-tahun sejak dia pindah, dan tempat itu tidak banyak berubah. Saat dia berjalan sepanjang jalan yang ditumbuhi pohon ceri sepanjang pagar yang memisahkan jalur kereta api, Kase teringat pernah mengusulkan pada mantannya untuk menonton ceri berbunga pada waktu musin semi. Mereka putus tak lama setelah itu tanpa sempat pergi untuk menontonnya. Pepohonan ceri telah kehilangan kecerahannya di bulan Oktober ini. Yang tertinggal adalah dedaunan kering.

“Hiroaki?” yJDkW3

Kase sedang bersandar pada pagar untuk mendengarkan sambil melamun suara kereta yang lewat di belakangnya ketika mendengar suara lembut penuh kenangan memanggil namanya.

“Aku tidak pernah menyangka akan bertemu denganmu di sini. Aku pikir tadinya seseorang yang mirip denganmu… Sudah lumayan lama.”

Mantan Kase tersenyum padanya. Kase tidak tahu bagaimana harus bereaksi dan menunduk memandangi tanah. Dia tidak dapat berjalan menjauh, dan mereka tidak dalam situasi hubungan yang dapat membuatnya mengusulkan mereka minum kopi atau teh bersama. Mereka bersandar di pagar bersebelahan sambil memandangi kerumunan orang yang lalu lalang.

“Apakah kau baik-baik saja?” VzprId

“…Oh, euh, hmm, mungkin.”

Jawabannya terdengar agak bodoh. Kesehatannya tidak masalah, tapi secara emosi, dia tidak baik.

Kaname hanya tersenyum dan mengangguk, dan kesunyian menyelimuti mereka.

“Sedangkan aku, sekarang aku seorang guru di sebuah bimbingan belajar.” MObeRX

“Seorang guru?”

“Ya. Aku sudah beritahu kau sebelumnya, bukan? Bahwa aku ingin menjadi guru sewaktu di pendidikan tinggi. Hal-hal terjadi, dan keinginan itu tidak berjalan dengan baik, tapi akhir-akhir ini aku akhirnya mampu berpikir lebih banyak tentang diriku sendiri.”

“Aku pikir kau akan menjadi guru yang baik, Kaname.”

“Menurutmu begitu?” ygZHMN

Ada pantulan kebahagiaan dalam suara Kaname. Kase mengangguk. Kaname selalu tak pernah berhenti bersabar dengannya ketika mereka berkencan, pada saat Kase bertindak kasar atas hal-hal paling kecil sekalipun. Kaname memiliki masalahnya sendiri yang membuatnya berperilaku seperti itu, tapi meskipun demikian, Kaname adalah seseorang yang sangat baik dalam merawat orang lain.

“Bagaimana denganmu, Hiroaki? Apa yang kau lakukan sekarang?”

“…Aku bekerja dengan roti.”

“Roti?” 7th3E4

“Aku bekerja dalam dapur toko roti.”

“Oh? Itu bagus. Aku pikir itu cocok untukmu.”

Please support our translators at langitbieru (dot) com

Kase mengangkat kepalanya terhadap jawaban yang tak disangkanya. Dia merasa orang semuram dirinya tidak cocok dengan bayangan sebuah toko roti, lambang kehidupan yang damai dan bahagia. Namun, Kaname melanjutkan.

“Hiroaki, kau banyak memasak untuk kita ketika kita berkencan. Kau hanya memadukan apapun yang ada di lemari es. Aku pikir kau sangat baik dengan tanganmu. Jadi kau memang punya bakat untuk itu.” iJIaWT

“Siapapun dapat melakukan sesuatu seperti itu.”

“Tapi kita semua memiliki hal-hal yang baik kita lakukan dan tidak baik. Bahkan meskipun aku mempraktikkannya, hasilnya tidak pernah baik untukku. Kau baik dengan tanganmu, jadi aku selalu merasa kau cocok untuk pekerjaan keterampilan daripada pekerja kantoran.”

Apakah dia benar-benar berpikir demikian? Kase tidak berpikir begitu sama sekali, tapi jika Kaname mengatakan begitu, maka—

“Terima kasih.” 3Zqthi

Kaname membelalakkan matanya ketika Kase berterima kasih padanya.

“Apa?” Kase bertanya.

“Oh, tidak, maaf. Aku hanya sedikit terkejut.”

Pada apa? Kase pikir. Tapi saat dia teringat seperti apa dirinya di masa lalu, sepertinya dia mengerti. Semua orang di sekitarnya musuh, dan itu membuatnya ingin muntah pada orang-orang yang terlihat bahagia. Jika Kase adalah orang yang sama dengan dirinya yang dulu, dia mungkin akan meludah, Apa yang kau tahu tentang aku, pada kata-kata Kaname. 7nhgJV

“…Hiroaki, kau sudah berubah. Kau terlihat lebih lembut daripada sebelumnya.”

“Benarkah?”

“Ya. Aku senang melihatmu seperti ini. Aku pikir mungkin tempat kerjamu sekarang benar-benar cocok untukmu.”

Kase berpikir sebentar dan mengangguk. “Berada di sana itu mudah.” bIqYBx

“Di sana mudah?”

“Pemiliknya mantan yakuza. Boulangernya dulu istri yakuza juga. Anak laki-lakinya lucu, tapi anak-anak di sekolah memanggilnya kumbang pil, dan kadang-kadang ada yakuza yang sebenarnya akan datang berkunjung juga.”

Kaname mendengarkan Kase sambil tersenyum.

“Semua orang telah melalui banyak hal dalam hidup, tapi mereka menjalani setiap harinya dengan normal. Karena itulah aku pikir aku juga bisa…” Mfv61i

Karena itu aku juga bisa… apa? Berusaha sebisaku? Menjadi lebih jujur?

Kase merasa keduanya sepertinya agak tak sesuai, tapi keduanya sepertinya cocok juga. Dia tak yakin apa yang harus dikatakan saat menoleh ke sampingnya dan bertemu dengan mata Kaname.

Story translated by Langit Bieru.

“Iya, aku pikir aku mengerti apa yang ingin kau coba katakan.”

Kase merasa lega Kaname tersenyum padanya. Sebuah kebahagiaan menyebar ke seluruh dadanya. Or6xEd

Di masa lalu, Kase menginginkan senyuman ini sedemikian rupa sehingga dia menjadi nekat untuk meraihnya. Tapi dia tidak pernah bisa memegangnya, dan dia menyakiti Kaname. Sekarang ini, ternyata sesederhana ini untuk melihat senyum Kaname. Kase belum berkata banyak. Dan ini kejadian tak disengaja mereka bertemu di jalanan. Ada yang terasa aneh tentang ini semua.

Kereta melaju dengan kecepatan tinggi di belakang mereka saat mereka bersandar di pagar dan berbincang. Suara gemuruh yang menyentuh telinga mereka seperti aliran waktu. Bahkan jika dia ingin itu berhenti, waktu akan terus berjalan. Ada hal-hal yang menghilang saat mengalir, tapi ada hal-hal lainnya yang malah dapat dilihat.

“Aku harus berusaha sekeras mungkin juga,” Kaname bergumam, dan kesunyian menyelimuti mereka.

Mereka tidak memiliki hal khusus untuk dibicarakan, dan beberapa kereta lewat di belakang mereka. Waktu terus mengalir tanpa berhenti. 9fiWPL

“Baiklah, aku harus pergi.”

Kase lah yang mengatakannya.

“Oke,” Kaname berkata, meraih pegangan tasnya.

Mereka berkata pada satu sama lain untuk menjaga diri dan berbalik pergi ke arah yang berbeda. Kase tiba-tiba teringat sesuatu yang lupa dia tanyakan. 70V42t

“Kaname,” Kase memanggil.

Sosok yang ramping itu berbalik.

“Apakah kau bahagia sekarang?”

Kaname sedikit memiringkan kepalanya, dan ekspresinya perlahan berubah. BF17Vx

“Iya, sangat.”

Itu adalah senyuman yang jernih dan cerah yang belum pernah Kase lihat sebelumnya. Dia berdiri di sana terpukau untuk sesaat, sebelum tersenyum juga dan melambai. Tak ada emosi yang kuat seperti di masa lalu. Dia mungkin tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Dengan kesedihan yang samar dan nostalgia, Kase memandangi orang yang pernah dicintainya pergi.

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!