English

Rumah Penganan - Sarang Kecil ~Chapter 25

0 Comments

Peringatan: Tindakan kekerasan berdarah

Mereka tertidur saling memeluk. Kase dapat mendengar suara napas yang damai di sebelahnya. Sementara Kase tidak dapat tidur karena tidak ingin kehilangan waktunya yang berharga sekarang, Agi langsung jatuh tertidur. KHOjSB

Terdengar suara gemerisik halus. Ketika Kase menolehkan kepalanya ke arah suara, si kucing di atas meja sedang mencuri makanan. Kase melepaskan diri dari pelukan Agi lalu mengambil si kucing dari meja. Kucing itu menempel padanya ingin dimanja, jadi Kase duduk bersila dengan si kucing di pangkuannya dan memandangi meja itu.

Ada lilin yang telah dia tiup tanpa membuat permintaan. Ada rumah gula-gula dengan atap yang rusak.

Langit Bieru.

Kase meraih atap yang berlubang. Ada suara gemeretak pelan saat wafernya hancur dengan mudah. Dia mengunyah kukis yang datar itu, tapi tidak merasakan apa-apa. Pada dasarnya hanya menyerap air liur di mulutnya. Karena sudah rusak, mungkin dia seharusnya memakan semuanya saja. Telan semuanya dan jadikan bagian dari dirinya.

Agi akan menikahi Chise dan menjadi ayah Rio. dHBaX2

Kalau memang itu terjadi, dia tidak akan lagi memiliki tempat yang membuatnya merasa menjadi bagian darinya. Rasanya begitu sulit kehilangan tempat bernaung dari hujan dan angin yang akhirnya dia temukan. Dia ingin membuat alasan apapun bagi dirinya agar bisa tetap di sini. Namun, meskipun dia tantrum seperti anak yang menangis dan berteriak, mau itu, mau itu, mau itu, Agi telah memberi Kase sekian banyak waktunya untuk menemaninya. Karena itulah dia harus mengatakan tidak membutuhkannya lagi.

Kase teringat senyuman dan jawaban yang diberikan Kaname ketika ditanya apakah dia bahagia. Jika Kaname terus tinggal bersamanya, Kaname tidak akan pernah tersenyum seperti itu. Mungkin sekarang juga sama. Kehidupan Agi akan lebih baik jika Kase tidak ada di situ.

Kase memakan rumah gula-gula tanpa suara sambil memandangi telapak tangannya. Hal-hal yang dia inginkan selalu keluar menyelinap melalui celah-celah jarinya seperti pasir yang halus. Dia dipenuhi celah-celah. Dipenuhi lubang-lubang. Tangan-tangan ini tidak dapat memegang hal-hal yang dia inginkan. Apakah akan selalu seperti ini untuknya? Ketika dia menatap ujung jarinya yang berlumuran coklat, perasaan itu menguasai dirinya, yang belum pernah lagi dia rasakan selama beberapa waktu ini—seperti selaput tipis berawan dingin yang memisahkannya dari yang lainnya di dunia ini.

“…Hiroaki?” c9l3ep

Namanya dipanggil.

“…Apa yang kau lakukan? Sini.”

Agi mengulurkan tangannya ke arah Kase sambil setengah tertidur. Kase memeluk kucing di dadanya dan membaringkan tubuhnya di sebelah Agi. Agi menariknya lebih dekat, dan ketika mereka sudah berdempetan bersama dengan enak dan nyaman, dia menarik napas dalam-dalam dengan puas. Kase tetap membuka matanya dan memandangi wajah Agi yang tertidur. Jika dia tertidur, malam ini akan berakhir seketika. Waktu yang begitu singkat akan meleleh seperti permen di pagi hari. Kase ingin menikmati setiap detiknya saat dia masih memilikinya.

Rumah gula-gula di meja, setengah dimakan dan setengah rusak. 9nAdG

~~~~~

Mereka berdua bangun terlambat keesokan paginya. Mereka terbangun berpelukan di karpet. Setelah memeriksa waktunya, mereka melompat bangun. Saat tergesa-gesa bersiap untuk bekerja, Agi memberitahu Kase dia perlu berbicara dengannya saat mereka pulang nanti malam.

“Aku malah jatuh tertidur kemarin, jadi ayo bicara saat kita pulang nanti.”

Kase menganggukkan kepalanya. Mungkin tentang Chise dan toko rotinya. Dia tidak benar-benar ingin membicarakannya. Tapi dia dapat mempersiapkan diri untuk malam nanti, sehingga tidak akan hancur karenanya. RUmMNy

Dia takut diberitahu semua ini adalah selamat tinggal. Tapi jika memang ketidakbahagiaan akan terjadi, maka memang begitu kenyataannya. Lebih baik daripada memperpanjang waktu yang dia habiskan dengan menunggu dalam ketakutan. Dia memaksa diri untuk berpikir lebih baik seperti ini. Jika tidak, dia merasa ingin berlari ke bagian depan toko dan melemparkan dirinya sendiri di kaki Agi.

We’re sorry for MTLers or people who like using reading mode, but our translations keep getting stolen by aggregators so we’re going to bring back the copy protection. If you need to MTL please retype the gibberish parts.

Kase melakukan pekerjaannya seperti biasa di pagi hari, dan saat istirahat siang, dia pergi ke agen perumahan di dekat stasiun kereta. Dia sudah mengunjunginya dua kali sebelumnya dan memberitahu mereka apa yang sedang dicarinya. Tidak butuh waktu lama untuknya menjelaskan apa yang dia inginkan.

Dia tidak pernah berpikir untuk berhenti dari toko roti sebelumnya, jadi dia mencari tempat di lingkungan situ. Tapi sekarang dia ingin tempat yang jauhnya beberapa stasiun dari situ. Dia berencana untuk membawa si kucing bersamanya, jadi dia mencari bangunan apartemen yang mengizinkannya memelihara binatang. Mereka menemukan dua tempat yang cocok untuknya. Lalu Kase membuat perjanjian untuk melihatnya di hari bebas berikutnya. Setelah itu dia meninggalkan agen itu.

Kase berjalan tanpa tujuan selama perjalanan pendek menuju toko roti. Langit musim gugur berwarna biru gelap yang cerah, udaranya kering dan jernih. Dia membencinya karena membuatnya merasa lebih tertekan. Ketika dia tiba di toko, mobil pengiriman pesanan sudah pergi. Di jarak yang tak terlalu jauh di jalan itu terparkir Mercedes-Benz yang terlihat berkuasa. CnbU10

“Selamat datang kembali. Mutou-san di sini.”

Bahkan jika dia tidak berkata apa-apa pun, Kase dapat melihat laki-laki dengan setelan jas duduk di kursi dalam dapur.

Langit Bieru.

“Tampaknya pengumuman penerus keluarga jadinya besok. Sekarang tak ada tempat bagi calon letnan pertama untuk duduk dan meminum kopi. Kita sebaiknya waspada. Kita bisa terjebak dalam tembak-menembak jika bersamanya, kau tahu.”

“Jangan bodoh. Mereka memang tak berkelas, tapi mereka tahu lebih baik daripada menghancurkan toko roti yang terhormat di kota ini.” RWOdu7

Chise tertawa, “Seperti film yakuza,” dan Mutou mengerutkan kening, “Memang ini sesuatu yang patut ditertawai?”

“Aku tak yakin bagaimana kau bisa berurusan dengan soal ini kalau kau tidak menertawakannya. Oh, Kase-kun, ada pelanggan di depan, jadi bisakah kau mengambilkan kopi Mutou-san untuknya? Terima kasih. Agi-san akan segera kembali dari mengantar pesanan.”

“Aku bisa di depan—”

Tapi Chise meninggalkan dapur sebelum dia dapat menyelesaikan kata-katanya, dan Kase ditinggalkan bersama Mutou. Tak ada lagi yang bisa dia lakukan, jadi dia menuangkan kopi yang baru diseduh ke dalam cangkir dan memberikannya pada Mutou. P yNEH

“Maaf. Karena menggunakan tempat sebagai toko kopi.”

“…Tak apa-apa.”

Kase merasa canggung, jadi dia memutuskan untuk pergi dan mengatur ruang penyimpanan atau sesuatu.

“Jadi, berapa lama kau berencana untuk merepotkan Agi?” z8R9td

Pertanyaannya serius sekaligus seperti gurauan. Ketika Kase berbalik, dia bertemu pandang dengan Kase. Sudut-sudut mulutnya sedikit terangkat, Kase tahu Mutou mengganggunya. Ketika Kase menajamkan tatapannya, Mutou mendadak melemaskan matanya.

“…Kau benar-benar serupa.”

Dia tampaknya menggumam tanpa berpikir.

“Maksudmu Yuzuru?” 7fjiMa

Hening sesaat setelah Kase bertanya.

“Aku rasa Agi memberitahumu soal dia.”

Laki-laki itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, dan Kase ingin memberitahunya, Di matamu. Namun kegembiraannya hanya berlangsung sesaat, dan segera digantikan oleh kepahitan.

Kase melangkah menghadapi Mutou. “Kau tak perlu khawatir, aku akan berhenti dari tempat ini.” ZGFRrg

Dia terdengar seperti meluapkan kemarahannya. Namun, jika laki-laki ini tidak mengatakan hal-hal yang tak perlu, mungkin dia masih bisa tinggal bersama dengan Agi. Dia merasa sedikit lebih baik ketika berpikir ini semua adalah kesalahan laki-laki itu.

“Agi-san akan menikah dan kembali kepada keluargamu, bukan? Lalu tempat ini akan ditutup, aku tak diperlukan lagi di sini. Segalanya seperti yang kau inginkan.”

Please support our translators at langitbieru (dot) com

“Agi akan menikahi Chise?”

Ketika Mutou memicingkan mata, pintu belakang terbuka. SybVKk

“Aku pulang~ Oh! Paman Mutou!”

Rio pulang. Dia melihat Mutou dan melompat ke pangkuannya sekaligus dengan tas punggungnya. Ini bukan percakapan yang bisa mereka lakukan dengan kehadiran anak-anak, jadi percakapannya tak terselesaikan.

“Paman, terima kasih hadiah ulang tahunnya.”

“Kau menyukainya? Itu edisi terbatas Lamborghini Murcielago, tahu.” HKhJ1Z

“Lambo?”

“Itu mobil sport Italia.”

Nama itu terlalu sulit untuknya, dan Rio memiringkan kepalanya dengan bingung. “Hmm?”

“Mungkin masih terlalu dini untukmu.” yDBEUI

“Tidak apa-apa, aku senang. Oh, oh, tapi aku tidak begitu baik menggunakan pengendalinya, jadi bisakah kau mengendalikannya untukku? Aku ingin melihat Lambo itu bergerak berputar-putar.”

“Hmm? Oh, oke… Tapi sekarang ini…”

Mutou memasang wajah seperti berpikir sejenak, tapi kemudian dia berkata, “Yah, mungkin tidak apa-apa sebentar,” lalu bangkit berdiri. Laki-laki ini juga memanjakannya. Rio dengan senang berlari ke atas untuk mengambil mobil kendali jarak jauh. Ketika turun, dia menarik tangan Kase dan berkata, “Hiro-kun, ikut bersama kami juga.” Kase tidak punya pekerjaan yang mendesak yang harus dia lakukan, jadi dia memutuskan untuk menemani mereka.

Sudah lewat pukul 3, jadi tidak banyak orang di jalanan depan toko roti. Sempurna untuk bermain dengan mobil kendali jarak jauh. Chise melayani pelanggan di dalam toko roti, tapi dia melihat mereka di luar melalui jendela dan melambaikan tangannya sambil tersenyum. dDdlQy

“Kau harus terbiasa menggunakan benda ini. Kau bisa melakukannya lebih baik kalau kau mempraktikkannya.”

Mutou mengendalikan tuas di pengendali jarak jauhnya. Mobil yang dibuat begitu indah itu tidak terlihat seperti mainan saat Mutou mengendalikannya dan membuatnya meluncur ke toko. Sebelum menabrak dinding, dia membuat mobil itu berputar balik.

“Paman hebat!”

“Karena aku sudah menyukai mobil sejak masih anak-anak.” M9J3La

Kase menonton mereka berdua dari dekat. Mutou kasar pada Kase, tapi bersama Rio, dia memasang wajah lembut yang membuatnya tidak seperti yakuza. Tak ada seorang pun yang selalu dingin atau selalu baik pada semua orang. Semua orang punya seseorang yang penting bagi mereka. Dapatkah dia menemukan seseorang seperti itu juga?

Pada saat itulah dia mendengar suara raungan mesin. Sebuah mobil meluncur miring di jalan dengan kecepatan tinggi. Memang tak banyak orang di sekitar situ, tetap saja itu berbahaya. Mutou juga melihat mobil itu lalu menggendong Rio.

Story translated by Langit Bieru.

Hah?

Bukannya melambat, mobil itu malah melaju cepat ke arah Mutou. YV1Stq

Mobil itu akan menabrak mereka. Saat dia memejamkan mata tanpa berpikir, terdengar suara decitan ban di sebelahnya.

Ketika Kase membuka matanya, Mutou terbaring di tanah dengan Rio di pelukannya. Napasnya terhenti sejenak, tapi Mutou segera bangun. Tampaknya dia terjatuh di tanah saat menghindari mobil itu. Kase merasa lega melihat Rio juga baik-baik saja.

Mobil itu berhenti sesaat, tapi mulai bergerak lagi. Kali ini mendesak mereka dengan dorongan penuh. Jelas mobil itu menargetkan Mutou, yang menjatuhkan diri ke tanah sambil memeluk Rio lalu berguling menjauh. Mobil itu mengubah arah rodanya dan melanjutkan pengejarannya yang mengerikan.

“Mutou-san!” By8Ile

Beberapa laki-laki dari Mercedes-Benz yang diparkir berlari ke arah mereka. Chise berlari keluar dari toko roti, wajahnya dipenuhi rasa takut. Saat orang-orang berkumpul untuk melihat kegaduhan itu, kaca jendela mobil itu diturunkan. Seorang laki-laki yang menyembunyikan wajahnya dengan topi dan kacamata hitam mengeluarkan badannya dari jendela itu. Dia memegang pistol di tangannya dan mengarahkannya pada Mutou, yang masih memeluk Rio di dadanya. Kase melompat secara refleks.

“Rio!”

Dia tidak punya waktu untuk berpikir. Ketika Kase menemukan dirinya berada di depan Mutou, dia merasakan sentakan yang menghujam bahunya. Napasnya terhenti sesaat. Ketika dia menarik napas lagi, rasa sakit yang menusuk menyebar ke seluruh tubuhnya.

Dia dapat mendengar suara jeritan di sana-sini. Suara Rio bercampur dengan teriakan itu, memanggilnya “Hiro-kun.” Kase merasa lega menyadari Rio baik-baik saja. Dia tidak dapat berkata apa-apa karena rasa sakitnya, lalu terjatuh berlutut ke tanah. e7g4Ob

“Hiroaki!”

Terdengar suara Agi di kejauhan. Kase dapat melihatnya meloncat keluar dari mobil van dan berlari ke arahnya. Kase kehilangan seluruh kekuatan dalam tubuhnya dan perlahan-lahan kesadarannya menghilang.

“Hiroaki, Hiroaki!”

Terdengar suara jeritan dan pekikan. Tapi Kase hanya bisa menangkap suara Agi di antara kebisingan itu. Dia terdengar putus asa saat memanggil namanya. Kase ingin memberitahunya dia baik-baik saja, tapi suaranya tidak berhasil keluar. Pandangannya buram dan wajah Agi menjadi kabur. XR59T3

“Hei! Jangan tutup matamu! Jawab aku!”

Kelopak matanya berat. Tepat sebelum kehilangan kesadaran, dia mendengar Agi memanggil namanya.

Leave a Comment

For an easier time commenting, login/register to our site!